1. Skala Nominal
Contoh pertama, contoh yang paling umum digunakan yaitu variabel jenis kelamin.
Jenis kelamin akan dibedakan menjadi Laki-laki dan Perempuan. Dalam hal ini, hasil
pengukuran tidak memiliki tingkatan tertentu. Artinya laki-laki tidak lebih tinggi
daripada perempuan, atau sebaliknya.
Di dalam sebuah penelitian, biasanya akan diberi simbol angka sebagai pembeda,
misal jenis kelamin laki-laki diberi simbol angka 1, jenis kelamin perempuan diberi
simbol 0. Simbol angka disini hanya untuk membedakan saja, tidak menunjukkan
bahwa 1 lebih besar dari 0 dan sebagainya.
Contoh kedua, misal nama kota lahir. Ada yang Bandung, Jakarta, Surabaya, Bogor,
dan lain lain. Hal ini hanya untuk pembeda saja, tidak menunjukkan tingkatan
tertentu. Dengan kata lain, orang yang lahir di Bandung bukan berarti lebih baik dari
Bogor atau yang lainnya.
Contoh ketiga, misalnya menjelaskan agama, ada Islam, Kristen, Hindu, Budha,
Katolik. Ini hanya bersifat membedakan saja.
2. Skala Ordinal
Contoh pertama, contoh pada variabel sikap seseorang terhadap suatu pernyataan,
sikap tersebut berupa sangat setuju, setuju, biasa saja, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Pada variabel sikap ini dari sangat setuju ke sangat tidak setuju menunjukkan kategori
dan memiliki tingkatan. Di dalam sebuah penelitian, kategori tersebut bisa
disimbolkan dengan angka, misal angka 5 untuk sangat setuju, angka 4 untuk setuju,
angka 3 untuk biasa saja, angka 2 untuk tidak setuju, dan angka 1 untuk sangat tidak
setuju.
Contoh kedua, misal dalam variabel nilai huruf mutu pada perkuliahan, yaitu nilai A,
B, C, D, dan E. Pada nilai ini menunjukkan tingkatan bahwa nilai A lebih besar dari
B, dan seterusnya.
Contoh Ketiga, Misalnya tingkat kepuasan seseorang terhadap produk. Bisa kita beri
angka dengan 5 = sangat puas, 4 = puas, 3 = kurang puas, 2 = tidak puas, dan 1 =
sangat tidak puas. Atau misalnya dalam suatu lomba, pemenangnya diberi peringkat 1,
2, 3, dst. Dalam skala ordinal, tidak seperti skala nominal, ketika kita ingin mengganti
angka-angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar ke kecil atau dari kecil ke
besar. Jadi, tidak boleh kita buat 1 = sangat puas, 2 = tidak puas, 3 = puas, dst. Yang
boleh adalah 1 = sangat puas, 2 = puas, 3 = kurang puas, dst.
Selain itu, yang perlu diperhatikan dari karakteristik skala ordinal adalah
meskipun nilainya sudah memiliki batas yang jelas tetapi belum memiliki jarak
(selisih). Kita tidak tahu berapa jarak kepuasan dari tidak puas ke kurang puas.
Dengan kata lain juga, walaupun sangat puas kita beri angka 5 dan sangat tidak puas
kita beri angka 1, kita tidak bisa mengatakan bahwa kepuasan yang sangat puas lima
kali lebih tinggi dibandingkan yang sangat tidak puas. Sebagaimana halnya pada pada
skala nominal, pada skala ordinal kita juga tidak dapat menerapkan operasi
matematika standar (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan
lainnya. Peralatan statistik yang sesuai dengan skala ordinal juga adalah peralatan
statistik yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proposisi seperti modus,
distribusi frekuensi, Chi Square dan beberapa peralatan statistik non-parametik
lainnya.
3. Skala Interval
Skala interval ini bisa dikatakan berada diatas skala ordinal dan nominal.
Besar interval atau jarak satu data dengan data yang lainnya memiliki bobot nilai yang
sama. Besar interval ini bisa saja di tambah atau dikurang.
Contoh pertama, contoh yang paling umum pada skala interval adalah suhu.
Misalkan suatu ruangan memiliki suhu 0 C, ini bukan berarti bahwa ruangan tersebut
tidak ada suhunya. Angka 0 C disini merupakan suhu, hal ini dikarena pada skala
interval 0 (nol) bukanlah nilai yang mutlak.
Contoh kedua, jam 00.00 bukan berarti waktunya kosong atau tidak ada nilainya,
karena jam 00.00 sendiri masih menunjukkan waktu dimana jam 00.00 sama dengan
jam 12 malam.
4. Skala Rasio
Skala rasio adalah skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran
yang bisa dibedakan, diurutkan, memiliki jarak tertentu, dan bisa dibandingkan.
Skala rasio merupakan tingkatan skala paling tinggi dan paling lengkap
dibanding skala-skala lainnya. Jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas, dan
memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak. Nilai nol mutlak berarti benar-benar menyatakan
tidak ada. Tes yang digunakan adalah tes statistik parametik. Skala rasio adalah skala
data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio, terdapat semua karakteristik skala
nominal, ordinal, dan skala interval ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang
bersifat adanya nilai nol bersifat mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar
yang tidak bisa diubah meskipun menggunakan skala yang lain. Oleh karenanya, pada
skala ratio, pengukuran sudah mempunyai nilai perbandingan/rasio. Pengukuran-
pengukuran dalam skala rasio yang sering digunakan adalah pengukuran tinggi dan
berat. Misalnya berat benda A adalah 30 kg, sedangkan benda B adalah 60 kg, maka
dapat dikatakan bahwa benda B lebih berat dua kali dibandingkan benda A.
Contoh kedua, misalkan nilai ujian matematika Tono adalah 50, sedangkan nilai
Toni adalah 100. Ukuran rasionya dapat dinyatakan bahwa nilai Toni adalah 2 kali
nilai Tono.