NPM : 19012010028
Kelas : Metodologi Penelitian Bisnis C
Tugas Skala Pengukuran
Skala Sikap
Skala sikap merupakan salah satu bentuk dari tipe skala pengukuran yang digunakan untuk
mengukur sikap. Jenis skala sikap:
1. Skala Likert
Nama skala likert diambil dari nama penciptanya, yakni Rensis Likert yang
merupakan seorang ahli psikologi sosial dari Amerika Serikat. Likert scale atau skala
likert merupakan skala penelitian yang dipakai untuk mengukur sikap dan pendapat.
Skala ini digunakan untuk melengkapi kuesioner yang mengharuskan responden
menunjukkan tingkat persetujuan terhadap serangkaian pertanyaan. Biasanya
pertanyaan yang dipakai untuk penelitian disebut variabel penelitian dan ditetapkan
secara spesifik.
Tingkat persetujuan yang dimaksud adalah skala likert 1-5 pilihan, dengan gradasi
dari Sangat Setuju (SS) hingga Sangat Tidak Setuju (STS), berikut ini tingkatannya:
Sangat Setuju (SS).
Setuju (S).
Ragu-ragu (RG).
Tidak Setuju (TS).
Sangat Tidak Setuju (STS).
Secara umum, bahan penelitian yang memakai skala likert dibuat berdasarkan bentuk
kuesioner atau angket dengan pilihan ganda, atau juga bisa menggunakan checklist.
Contoh:
N0. Pertanyaan SS S RG TS STS
1. Apakah Anda setuju √
dengan peraturan
perusahaan yang
mengharuskan semua
karyawan mengenakan
sepatu kulit hitam saat
kerja?
dst.
Guna menentukan jumlah responden yang diteliti, bisa menggunakan beberapa teknik
penentuan jumlah sampel. Salah satunya adalah teknik menentukan sampel dengan
rumus slovin, misalnya mendapatkan 100 orang responden, jawaban dari 100 orang
ini akan dianalisis dengan melakukan perhitungan seperti berikut:
5 (SS).
15 (S).
20 (RG).
30(TS).
30 (STS).
Berdasarkan data itu, ada 60 responden atau 60 persen yang menjawab tidak setuju
dan sangat tidak setuju, hasil ini sekaligus dapat menarik kesimpulan bahwa mayoritas
karyawan di perusahaan tidak setuju dengan peraturan yang diberikan perusahaan.
2. Skala Guttman
Menurut Sugiyono (2014:139) “Skala Guttman adalah skala yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban tegas dari responden, yaitu hanya terdapat dua interval seperti
“setuju-tidak setuju”; “ya-tidak”; “benar-salah”; “positif-negatif”; “pernah-tidak
pernah” dan lain-lain”.
Skala Guttman sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari
sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut isi universal (universe of content)
atau atribut universal (universe attribute). Skala ini dikembangkan oleh Louis
Guttman.
Skala ini memiliki ciri penting, yaitu merupakan skala kumulatif dan skala ini
digunakan untuk mengukur satu dimensi saja dari satu variabel yang multi dimensi,
sehingga skala ini termasuk mempunyai sifat undimensional.
Contoh:
a. Yakin atau tidakkah Anda, pergantian Menteri Kabinet Indonesia Bersatu akan
dapat mengatasi persoalan bangsa.
1. Yakin
2. Tidak
b. Pernahkah pimpinan saudara mengajak diskusi bersama?
1. Setuju
2. Tidak Setuju
Contoh:
Contoh penggunaan skala diferensial semantik mengenai gaya kepemimpinan Ketua
OSIS suatu sekolah
1. Cerdas 7 6 5 4 3 2 1 Bodoh
2. Demokrasi 7 6 5 4 3 2 1 Otoriter
3. Tidak Ramah 7 6 5 4 3 2 1 Ramah
4. dan pertanyaan-pertanyaan lainnya….
Pada contoh di atas, responden memberikan tanda (x) pada nilai yang sesuai dengan
persepsinya. Skala Diferensial Semantik digunakan untuk memberikan penilaian
terhadap suatu konsep atau objek tertentu, misalnya kinerja pegawai, gaya
kepemimpinan, penilaian suatu pelajaran dan sebagainya.