Anda di halaman 1dari 2

Pengukuran mempunyai fungsi klasifikasi artinya dapat mengklasifikasikan benda kelompok tertentu

sehingga akan dapat memilah variabel. Maka dari itu pengukuran dari suatu variabel sangat penting
dilakukan untuk menjelaskan secara pasti instrumen yang digunakan untuk menjelaskan variabel
tersebut sehingga menjadi terukur.

Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti dan
Syarifudin (2011) adalah: a) Pemberian angka terhadap sejumlah obyek, peristiwa, atau orang
berdasarkan aturan tertentu (Steven: 1951), b) Korelasi sejumlah satuan yang bukan angka (Cohen
dan Nagel: 1934), c) Merujuk pada sejumlah prosedur yang memungkinkan dilakukan observasi
empiris untuk menunjukkan gejala simbolik dan mengkonseptualisasikan apa yang akan dijelaskan
(Renso:1966), d) Pemberian angka secara nominal terhadap perangkat sosial dan perangkat
psikologis individu/kelompok yang sesuai dengan aturan menetapkan korelasi diantara keduanya
secara simbolik (Champion: 1992).

Macam-Macam Skala Pengukuran

Jika seorang peneliti akan meneliti sebuah fenomena, maka peneliti tersebut harus menentukan cara
pengukuran dari fenomena yang hendak ditelitinya. Cara pengukuran variabel yang digunakan oleh
peneliti akan menentukan alat analisis (teknik statistik) yang digunakan dalam penelitiannya. Dalam
suatu pengukuran akan dibentuk suatu skala dan kemudian ditransfer pengamatan terhadap ciri-ciri
kepada skala tersebut. Ada berbagai kemungkinan skala, dimana pilihan yang sesuai tergantung
pada amatan mengenai aturan pemetaan, pengelompokan skala memakai sistem bilangan nyata.
Dasar paling umum yang digunakan untuk membuat skala mempunyai tiga ciri (Cooper, Donald R
dan C. William Emory, 1996), yaitu: 1) bilangan berurutan, satu bilangan adalah lebih besar dari
pada, lebih kecil dari pada atau sama dengan bilangan yang lain; 2) selisih antara bilangan-bilangan
adalah berurutan; dan 3) deret bilangan mempunyai asal mula yang unik yang ditandai dengan
bilangan nol.

Kombinasi ciri-ciri urutan, jarak, dan asal mula menghasilkan pengelompokan skala ukuran yang
umum dipakai. Ada empat tipe dasar skala pengukuran yaitu : 1) skala nominal; 2) skala ordinal, 3)
skala interval; 4) skala rasio.

1. Skala Nominal
Skala nominal merupakan sebuah skala dimana peneliti memberikan tanda untuk katagori
atau kelompok tertentu. Skala nominal ini dikatakan sebagai skala yang paling lemah
dibandingkan dengan skala lain. Bilamana menggunakan skala nominal maka akan dibuat
suatu partisi dalam suatu himpunan dalam kelompok-kelompok yang harus mewakili
kejadian yang berbeda dan dapat menjelaskan semua kejadian yang terjadi dalam kelompok
tersebut. Mengelompokkan mahasiswa dalam suatu kegiatan tertentu ke dalam suatu
kelompok misalnya,maka seorang mahasiswa hanya bisa dimasukkan ke dalam satu
kelompok saja. Demikian juga bila menggunakan bilangan-bilangan untuk menyatakan
kelompok–kelompok maka bilangan–bilangan tersebut hanya merupakan label dan tidak
mempunyai nilai kuantitatif.
2. Skala Ordinal
Skala ordinal ini tidak hanya membedakan variabel menurut katagori, tetapi juga ada ranking
di antara katagori tersebut. Skala ordinal ini meliputi ciri-ciri skala nominal ditambah suatu
urutan. Untuk variabel-variabel yang berkaitan dengan preferensi dapat diranking dari paling
baik sampai paling buruk, dari pertama sampai terakhir. Skala ordinal menyediakan
informasi tentang bagaimana responden membedakannya berdasarkan ranking. Namun,
demikian skala ordinal ini tidak memberikan indikasi berapa besar perbedaan di antara
ranking tersebut.
3. Skala Interval.
Skala interval dapat menggunakan operasi matematik tertentu pada data yang dikumpulkan
dari responden. Pada skala interval ini memiliki ukuran jarak antar dua poin skala. Pada skala
ini dapat dihitung rata-rata dan standar deviasi dari jawaban-jawaban/variabel yang diteliti.
Dengan kata lain skala interval tidak hanya mengelompokkan menurut katagori tertentu, ada
ranking, tetapi juga mengukur besarnya perbedaan antar katagori. Contoh: data ordinal yang
diberi skor dengan jarak yang sama (sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju,
sangat setuju).
4. Skala Rasio.
Skala ini memiliki semua sifat yang telah disebutkan, yada perbedaan, ranking, ada jarak dan
memiliki nilai 0 mutlak. Skala ini memiliki kekuatan paling tinggi di antara skala yang ada,
karena memiliki nilai 0 mutlak. Contoh: Seseorang yang beratnya 60 kg adalah 2 kali lipat
dari mereka yang beratnya 30 kg. Rata-rata aritmatik maupun rata-rata geometrik dan
pengukuran dispersi dapat digunakan seperti standar deviasi, variasi, atau koefisien variasi,
pada skala rasio ini. Contoh lain yang termasuk skala rasio adalah pendapatan, pengeluaran,
tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, jumlah laba, jumlah hutang, nilai aktiva (Rp) dan
sebagainya.

Pustaka
Yuliarmi, Ni Nyoman, A A I N Marhaeni. 2019. Metode Riset Jilid 2. Denpasar: CV. Sastra
Utama.

Anda mungkin juga menyukai