Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH METODOLOGI

TENTANG SKALA PENGUKURAN DAN SKALA SIKAP DALAM PENELITIAN

Dosen Pembimbing :

Ns. Erma Erfiana,M. Kep

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


Kata Pengantar

           Puji syukur kehadiran ALLAH SWT  atas limpah hidayah, rahmat dan lindungan-nya.
Akhirnya makalah ini penulis selesaikan dengan lancar. Selain itu penulis menyusun makalah
ini untuk menambah wawasan untuk memahami “skala pengukuran dan skala sikapdalam
penelitian” Mungkin masalah yang penulis buat ini belum sempurna karna penulis juga
masih dalam belajar, oleh karena itu penulis menerima saran/kritikan dari pembaca agar
makalah selanjutnya bisa lebih baik dari sebelumnya.

Semoga makalah yang penulis buat  ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Demikianlah
makalah yang penulis susun dan jika ada tulisan atau perkataan yang kurang berkenan penulis
mohon maaf sebesar-besarnya, semoga makalah ini bermanfaat buat pembaca.
DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………………………

Daftar isi…………………………………………………………………………….....

Bab I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang……………………………………………………………............

b. Rumusan Masalah………………………………………………………………..

c. tujuan............................................................................................................

Bab II ISI

A. Pengertian Skala Pengukuran


B. Macam- Macam Skala Penelitian Dalam Penelitian
C. Skala pengumpulan sikap
D. Analisis data

Bab III PENUTUP

Kesimpulan……………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Penelitian memiliki peran yang sangat penting dalam menyikapi berbagai keilmuan,
penelitian merupakan petunjuk utama penyelesain masalah. Awal dari sebuah penelitian
adalah adanya sebuah problem (masalah). Masalah ilmu social dan ilmu pendidkan
sangat kompleks, semenjak adanya dunia sampai sekarang tidak pernah lepas dari yang
namanya masalah, untuk mencari solusi (jalan keluar) masalah, dengan demikian
diperlukan penelitian secara logis, sistimatis, dan empiris, sebagai pencerahan untuk
mengetahui kebenaran ilmiah.
Tahapan yang sangat penting dalam proses penelitian ilmiah adalah menyusun alat
ukur (instrumen) penelitian sebagai pedoman untuk mengukur variabel- variabel
penelitian. Alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Dalam penelitian kuantitatif,
peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen
penelitian ini digunakan untuk meneliti variabel yang diteliti.
Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian
tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Instrumen-instrumen penelitian sudah ada
yang dibekukan, tapi ada yang harus dibuat peneliti sendiri. Karena instrumen penelitian
akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data
kuantitatif yang akurat, maka setiap instrument harus mempunyai skala.
b. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian Skala Pengukuran ?
2. Apa Macam- macam Skala Pengukuran Dalam Penelitian ?

c. Tujuan
Agar mahasiswa lebih memahami materi tentang skala pengukuran metodologi
penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Skala Pengukuran


Skala merupakan perbandingan antar kategori dimana masing- masing ketegori
diberi bobot nilai yang berbeda. Sedangkan Pengukuran merupakan cabang ilmu
statistika terapan yang bertujuan untuk membangun dasar- dasar pengembangan tes
yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal, valid
dan reliabel. Reynolds, et al. (2010:3) mendefinisikan pengukuran sebagai sekumpulan
aturan untuk menetapkan suatu bilangan yang mewakili objek, sifat atau karakteristik,
atribut atau tingkah laku. Azwar (2010:3) mendefinisikan pengukuran sebagai suatu
prosedur pemberian angka (kuantifikasi) terhadap atribut atau variabel sepanjang garis
kontinum. Dengan demikian secara sederhana pengukuran dapat dikatakan sebagai
suatu prosedur membandingkan antara atribut yang hendak diukur dengan alat ukurnya.
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur
tersebut bila digunakan dalam penelitian akan menghasilkan data kuantitatif. Sebagai
contoh, misalnya timbangan emas sebagi instrumen untuk mengukur berat emas,
disebut dengan skala miligram (mg) dan kan menghasilkan data kuantitatif berat emas
dalam satuan mg bila digunakan untuk mengukur; meteran dibuat untuk mengukur
panjang dibuat dengan skala mm, dan akan menghasilkan data kuantitatif panjang
dengan satuan mm.

B. Macam- Macam Skala Penelitian Dalam Penelitian


Maksud dari skala pengukuran ini untuk mengklasifikasikan variable yang akan
diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah
penelitian selanjutnya. Macam- macam skala pengukuran dapat berupa : Skala
nominal, Skala Ordinal, Skala interval, dan Skala rasio. Kemudian dijabarkan sebagai
berikut :
1. Skala Nominal
Skala Nominal yaitu skala yang paling sederhana disusun menurut jenis
(kategorinya) atau fungsi bilangan hanya sebagai simbol untuk membedakan sebuah
karakteristk dengan karakteristik lainnya. Skala nominal memberikan suatu sistem
kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori, kelas atau
klasifikasi.
Adapun ciri-ciri dari sekala nominal adalah:
a) Kategori data bersifat mutually exclusive (saling memisah).
b) Kategori data tidak mempunyai aturan yang logis (bisa sembarang), Hasil
perhitungan dan tidak ditemui bilangan pecahan, Angka yang tertera hanya lebel
semata.Tidak mempunyai ukuran baru, Dan tidak mempunyai nol mutlak.
Contoh : - Jenis Kulit : 1. Hitam, 2. Putih, 3.Kuning. Agka 1,2,3 hanya sebagai label
saja.

2. Skala Ordinal
Skala Ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka- angka tersebut
mengandung pengertian tingkatan. Skala nominal digunakan untuk mengurutkan objek
dari yang terendah ke tertinggi atau sebaliknya. Skala ini tidak memberikan nilai
absolute terhadap objek, tetapi hanya memberikan urutan (rangking) saja.
Adapun ciri-ciri dari skala ordinal antara lain : kategori data saling memisah, kategori
data memiliki aturan yang logis, kategori data ditentukan skala berdasarkan jumlah
karakteristik khusus yang dimilikinya. Contoh, urutan siswa di dalam kelas berdasarkan
tinggi badan, mulai dari paling tinggi ke rendah, siswa dengan badan tertinggi diberi
urutan ke- 1, kemudian di bawahnya diberi urutan ke- 2 dan seterusnya
.
3. kala Interval
Skala Interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan dengan skala
nominal dan skala ordinal. Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki
oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya
interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan
karaktersitik antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval
benar-benar merupakan angka. Angka-angka yang dapat dipergunakan dalam operasi
aritmatika, misalnya dijumlahkan atau dikalikan. Untuk melakukan analisa, skala
pengukuran ini menggunakan statistic parametric. Contoh :
Jawaban pertanyaan menyangkut frekuensi dalam pertanyaan, misalnya: Berapa kali
Anda melakukan kunjungan ke Jakarta dalam satu bulan? Jawaban: 1 kali, 3 kali, dan 5
kali. Maka angka-angka 1,3, dan 5 merupakan angka sebenarnya dengan menggunakan
interval 2.
4. Skala Rasio
Skala Rasio pada dasarnya, memiliki sifat seperti skala interval, tetapi skala ini
memiliki nol mutlak yang dapat menunjukkan ketiadaan karakteristik yang diukur.
Panjang, kecepatan dan berat merupakan contoh skala rasio. Melalui skala ini kita dapat
menginterpretasikan perbandingan antar skor. Sebagai contoh, tinggi pohon 20 m
adalah dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan pohon yang tingginya 10 m,
kendaraan yang melaju denagn kecepatan 60 km/ jam adalah dua kali lebih cepat
dibanding kendaraan dengan kecepatan 30 km/ jam. Contoh lain, Berat Sari 35 Kg
sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding dengan berat Maya sama dengan
1 dibanding 2.

C. Skala pengukuran sikap


1. Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutmya disebut sebagai
variable penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel.1[5] Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan, baik bersifat favorable (positif) bersifat bersifat unfavorable (negatif).
Skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti
dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Kemudian responden
diminta memberikan pilihan jawaban atau respons dalam skala ukur yang telah
disediakan.

Jawaban setiap item instrumen yang mengunakan skala Likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif, yag beupa kata-kata antara lain :
a. Sangat Setuju, b. Setuju, c. Ragu-ragu, d. Tidak Setuju, e. Sangat Tidak setuju
b.Sangat Baik, b. Baik, c. Ragu-ragu, d. Tidak Baik, e. Sangat Tidak Baik
Sistem penilaian dalam skala Likert adalah sebagai berikut:
Item Favorable: sangat setuju/baik (5), setuju/baik (4), ragu-ragu (3), tidak setuju/baik
1
(2), sangat tidak setuju/baik (1)
Item Unfavorable: sangat setuju/ baik (1), setuju/ baik (2), ragu-ragu (3), tidak setuju/
baik (4), sangat tidak setuju/ baik (5).

Insrtumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat


dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.
Contoh Bentuk Cheklist
Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat Anda, dengan cara
memberi tanda (X) pada kolom yang tersedia

SS : Sangat setuju
S : Setuju
RG : Ragu- Ragu
TS: Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Contoh Soal Pilihan Ganda
Berilah salah satu jawaban terhadap pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda,
dengan cara memberi tanda lingkaran pada nomor jawaban yang tersedia.
2. Pelibatan masyarakat bukan hanya memotivasi, tetapi aktif dalam menghimpun dana,
tenaga, dan materi guna menunjang mutu pendidikan.
a. Sangat Setuju,
b. Setuju,
c. Ragu-ragu,
d. Tidak Setuju,
e. Sangat Tidak setuju

3. Masyararakat melakukan fungsi control dalam pelaksanaan pendidikan.


a. Sangat Setuju,
b. Setuju,
c. Ragu-ragu,
d. Tidak Setuju,
e. Sangat Tidak setuju
4. Masyarakat bersifat proaktif dalam mengembangkan pendidikan.
a. Sangat Setuju,
b. Setuju,
c. Ragu-ragu,
d. Tidak Setuju,
e. Sangat Tidak setuju
Dengan bentuk pilihan ganda itu, maka jawaban dapat diletakkan pada tempat yang
berbeda- beda. Untuk jawaban diatas “Sangat Tidak Setuju” diletakkan pada jawaban
nomor pertama. Untuk item selanjutnya jawaban “Sangat Tidak Setuju”dapat diletakkan
pada jawaban nomor akhir.

2. Skala Guttman
Skala Guttman merupakan skala kumulatif. Jika seseorang menyisakan
pertanyaan yang berbobot lebih berat, ia akan mengiyakan pertanyaan yang kurang
berbobot lainnya. Skala Guttman mengukur suatu dimensi saja dari suatu yang variable
yang multidimensi. Skala Guttman disebut juga skala Scalogram yang sangat baik
untuk meyakinkan. Peneliti tentang kesatuan dimensi dari sifat atau sikap yang teliti
yang sering disebut dengan atribut universal. Pada skala Guttman terdapat beberapa
pertanyaan yang diurutkan secara hierarkis untuk melihat sikap tertentu seseorang. Jika
seseorang menyatakan tidak terhadap pernyataan sikap tertentu dari sederetan
pernyataan itu, ia akan menyatakan lebih dari tidak terhadap pernyataan berikutnya.
Jadi skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas
(tegas) dan konsisten.
Misalnya : Yakin – Tidak Yakin, Ya- Tidak, Benar- Salah ; Positif – Negatif, pernah –
Belum pernah ; Setuju- Tidak Setuju dan lain sebagainya.
Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau ratio dikotomi (dua alternative
yang berbeda). Oerbedaan skala likert dengan skala guttman ialah kalau skala likert
terdapat jarak (interval); 3, 4, 5, 6 atau 7 yaitu dari sangat benar (SB) sampai denagn
Sangat Tidak Benar (STB), sedangkan dalam skala Guttma hanya ada dua interval,
yaitu : Benar (B) dan Salah (S).
Contoh :
1. Yakin atau tidakkah anda, pergantian Presiden akan dapat mengatasi persoalan
bangsa :
a. Yakin
b. Tidak

2. Apakah komentar saudara, jika GUsdur turun dari kepresidenan ?


a. Setuju
b. Tidak Setuju
3. Pernahkah direktur saudara mengajak makan bersama ?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
Skala Guttman disamping dapat dibuat bentuk pilihan ganda dan juga bisa
dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban responden dapat berupa skor tertinggi bernilai
(1) dan skor terendah (0). Misalnya : untuk jawaban benar (1) dan salah (0). Analisis
dilakukan seperti pada skala Likert.
Contoh :
1. Saudara punya orang tua ?
a. Ya
b. Tidak
2. Saudara sudah menikah ?
a. Sudah
b. Belum
3. Anda punya Kartu Pokok Wajib Pajak ?
a. Punya
b. Tidak

3. Skala Penilaian (Rating scale)


Skala rating umumnya melibatkan penilaian tingkah laku atau performa seseorang
yang hendak diteliti. Dalam skala rating ini, seolah- olah penilai diminta oleh peneliti
untuk menempatkan seseorang yang dinilai pada beberapa titik yang telah disusun secara
berurutan atau dalam kategori yang menggambarkan tingkah laku seseorang tersebut.
Pada skala rating ini, penilai atau reater diasumsikan bahwa mereka adalah orang-
orang yang mengetahui benar tentang tingkah laku individual tersebut. Ada beberapa tipe
skala rating yang banyak digunakan sebagai skala pengukuran dalam penelitian. Mereka
dapat dikelompokkan sebagai skala rating individual dan skala rating kelompok. Dilihat
dari cara menggambarkannya, skala rating juga dapat dibedakan menjadi skala grafik dan
skala kategori. Berikut contoh dari skala grafik :
Skala grafik merupakan skala rating yang memberikan kesempatan kepada para
penilai dengan secara mudah memberikan tanda check () pada titik- titik yang tepat
pada garis yang menunjukkan tentang tingkah laku.

Aspek Tingkah Laku Rendah Sedang Tinggi


Penampilan Pribadi
Ketrampilan
Berkomunikasi
Adaptasi dengan
Lingkungan sosial
Bekerja secara
Kelompok
Bekerja secara Mandiri

Untuk skala kategori, peneliti hendak melakukan penilaian kreativitas seorang


siswa. Item kategorinya mungkin dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan.
Untuk item pertanyaan, sebagai contohnya :
Bagamanakah kreativitas siswa dalam proses belajar di kelas ?
-        Sangat kreatif
-        Kreatif
-        Tidak kreatif
-        Sangat tidak kreatif
Jika item kategorinya adalah pernyataan, maka bentuk item kategori dapat seperti
berikut :
Kreativitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas dapat
dikelompokkan sebagai siswa,
-        Sangat kreatif
-        Kreatif
-        Tidak kreatif
-        Sangat tidak kreatif .

4. Skala perbedaan Semantik (Semantic Defential)


Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferensial dikembangkan oleh
Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan
ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban
“sangat positifnya” terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif”
terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval,
dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/ karakteristik tertentu yang
dipunyai seseorang.

Contoh :
Mohon diberi nilai gaya kepemimpinan
kepala sekolah

Bersahabat 5 4 3 2 1 Tidak Bersahabat


Tepat janji 5 4 3 2 1 Lupa Janji
Bersaudara 5 4 3 2 1 Memusuhi
Mmpercayai 5 4 3 2 1 Mendominasi
Responden dapat memberi jawaban, pada rentang jawaban yang positif samapai
dengan negative. Hal ini tergantung pada persepsi responden kepada yang dinilai.
Responden yang memberi penilaian dengan angka 5, berarti persepsi responden terhadap
Kepala Sekolah itu sangat positif, sedangkan bila memberi jawaban pada angka 3, berarti
netral, dan bila memberi jawaban pada angka 1, maka persepsi responden terhadap
kepala Sekolah sangat negative.

5. Skala thurstone:
Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang
berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor
menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala Thurstone dibuat dalam bentuk
sejumlah (40-50) pernyataan yang relevan dengan variable yang hendak diukur
kemudian sejumlah ahli (20-40) orang menilai relevansi pernyataan itu dengan konten
atau konstruk yang hendak diukur.
Adapun contoh skala penilaian model Thurstone adalah seperti gambar di bawah ini.

Nilai 1 pada skala di atas menyatakan sangat tidak relevan, sedangkan nilai 11 menyatakan
sangat relevan.

Contoh : minat siswa terhadap pelajaran kimia,


Jawaban
No. Pernyataan
7 6 5 4 3 2 1
1 Saya senang belajar kimia
2 Pelajaran kimia bermanfaat
3 Saya berusaha hadir tiap pelajaran kimia
4 Saya berusahan memiliki buku pelajaran
kimia

Contoh lain : Angket yang disajikan menggunakan skala thurstone

Petunjuk : Pilihlah 5(lima) buah pernyataan yang paling sesuai dengan sikap anda terhadap
pelajaran matematika, dengan cara membubuhkan tanda cek (v) di depan nomor pernyataan
di dalam tanda kurung.

(           )  1. Saya senang belajar matematika

(           )  2. Matematika adalah segalanya buat saya

(           )  3. Jika ada pelajaran kosong, saya lebih suka belajar matematika

(           )  4. Belajar matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif

(           )  5. Saya merasa pasrah terhadap ketidak-berhasilan saya dalam matematika

(           )  6. Penguasaan matematika akan sangat membantu dalam mempelajari bidang studi
lain

(           )  7. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan & kemampuan saya dalam
matematika

(           )  8. Pelajaran matematika sangat menjemukan

(           )  9. Saya merasa terasing jika ada teman membicarakan matematika

D. ANALISIS DATA
Data kualitatif yang biasanya berupa masalah sosial dan psikologis sering
memerlukan semacam pengukuran variable- variable. Karena tidak dapat dipungkiri hasil
penelitian dianggap lebih mantap bila melalui proses penelitian yang melibatkan
perhitungan secara kuantitatif. Untuk itu aspek- aspek sosial dan psikologis seperti sifat,
sikap, nilai- nilai diusahakan dinyatakan denagn angka- angka, sehingga dapat dioalah
dengan statistik.
Menggunakan metode kualitatif yang mana menggunakan wawancara sebagai
instrument, karena metode kualitatif lebih menekankan pada analisis yang mendalam
tentang suatu masalah, akan tetapi apabila dirasa kurang mantap dan kurang terpercaya,
si peneliti juga bisa mengukur data yaitu dengan menggunakan skala pengukuran.
Karena tidak dapat dipungkiri akhir- akhir ini hasil penelitian dianggap benar apabila
sudah dibuktikan secara empiris, yaitu dengan menggunakan perhitungan statistika.
Datanya akan lebih akurat, dan kita bisa lebih tahu antara variabel satu dengan variabel
satunya saling berhubungan ataukah tidak.
Dapat digunakan istilah “mengkualitatifkan kuantitatif”, data kuantitatif yang
berupa penghitungan statistic pun lebih mudah dan lebih valid. Dalam pengaplikasian
skala pengukuran dalam penelitian itu sendiri, kita tidak mungkin hanya membuat
instrument penelitiannya saja tanpa tahu hasil dari penelitian tersebut. Contohnya, kita
telah menyebar angket, dalam menyebar angket tersebut kita menggunakan skala
pengukuran misalnya skala likert, skala gutmaan tergantung dari si peneliti cenderung
ingin menggunakan skala yang mana. Pernyataan Nazir, 2009 serta Good dan Hatt, 1952
bahwa Teknik membuat skala, adalah cara mengubah fakta- fakta kualitatif tyang
melekat pada objek atau subjek penelitian menjadi kuantitatif.

BAB III
PENUTUP
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yanga digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat  ukur, sehingga alat ukur
tersebut jika digunakan akan menghasilkan data kuantitatif. Maksud dari skala
pengukuran ini untuk mengklasifikasikan variable yang akan diukur supaya tidak terjadi
kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya.
Macam- macam skala pengukuran dapat berupa : Skala nominal, Skala Ordinal,
Skala interval, dan Skala rasio. Juga terdapat skala yang diterapkan dalam penelitian
pendidikan khususnya maupun pendidikan tingkah laku khususnya yaitu Skala Likert,
skala Guttman, Rating Scale dan Semantic Different.

Daftar Pustaka

https://bellashabrina.wordpress.com/2013/09/17/5-skala-pengukuran-sikap/

http://lathifatuss.blogspot.com/2013/05/skala-pengukuran-dalam-penelitian.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai