SKALA
a. Skala Nominal
Skala Nominal yaitu skala yang paling sederhana disusun
menurut jenis (kategorinya) atau fungsi bilangan hanya
sebagai simbol untuk membedakan sebuah karakteristk
dengan karakteristik lainnya. Skala nominal memberikan
suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau
objek ke dalam kategori, kelas atau klasifikasi.
Adapun ciri-ciri dari sekala nominal adalah:
a)
Kategori
data
bersifat mutually
exclusive (saling
memisah).
b)
Kategori data tidak mempunyai aturan yang logis (bisa
sembarang), Hasil perhitungan dan tidak ditemui bilangan
SS
S
RG
TS
STS
: Sangat setuju
: Setuju
: Ragu- Ragu
: Tidak Setuju
: Sangat Tidak Setuju
a. Punya
b. Tidak
c. Skala Penilaian (Rating scale)
Skala rating umumnya melibatkan penilaian tingkah
laku atau performa seseorang yang hendak diteliti. Dalam
skala rating ini, seolah- olah penilai diminta oleh peneliti
untuk menempatkan seseorang yang dinilai pada beberapa
titik yang telah disusun secara berurutan atau dalam
kategori yang menggambarkan tingkah laku seseorang
tersebut.
Pada skala rating ini, penilai atau reater diasumsikan
bahwa mereka adalah orang- orang yang mengetahui
benar tentang tingkah laku individual tersebut. Ada
beberapa tipe skala rating yang banyak digunakan sebagai
skala pengukuran dalam penelitian. Mereka dapat
dikelompokkan sebagai skala rating individual dan skala
rating kelompok. Dilihat dari cara menggambarkannya,
skala rating juga dapat dibedakan menjadi skala grafik dan
skala kategori. Berikut contoh dari skala grafik :
Skala
grafik
merupakan
skala
rating
yang
memberikan kesempatan kepada para penilai dengan
secara mudah memberikan tanda check () pada titik- titik
yang tepat pada garis yang menunjukkan tentang tingkah
laku.
Aspek
Tingkah Rendah
Laku
Penampilan Pribadi
Ketrampilan
Berkomunikasi
Adaptasi
dengan
Lingkungan sosial
Bekerja
secara
Kelompok
Bekerja
secara
Mandiri
Sedang
Tinggi
Sangat kreatif
Kreatif
Tidak kreatif
Sangat tidak kreatif
YANG
DIGUNAKAN
DALAM
RISET
Tidak
ada
buku/artikel
yang
menyediakan
daftar pengukuran fisiologis. Sumber yang paling umum
digunakan adalah penelitian sebelumnya yang menggunakan
variable tersebut. Review literature atau meta-analisis
menyediakan daftar referensi untuk penelitian yang relevan.
Validitas dan reabilitas pengukuran secara fisiologis harus
dievaluasi.
Peneliti harus mempertimbangkan masalah yang
mungkin
dialami
dalam
menggunakan
pendekatan
pengukuran secara fisiologis. Factor yang penting adalah
sensitivitas pengukuran. Misalnya untuk mendapatkan data
perbandingan dari suatu subjek dengan subjek lainnya,
peneliti harus membedakan apakah aturan yang digunakan
relevan untuk populasi penelitian , apakah aturan untuk
kesehatan dewasa relevan pada anak-anak dengan penyakit
kronis, bagaimana pengukurannya?. Beberapa pengukuran
berbeda pada tiap individu dari waktu ke waktu walaupun
pada kondisi yang sama.
Aktivitas, emosi, intake makanan, atau postur bisa
mempengaruhi pengukuran secara fisiologis.
Beberapa strategi pengukuran membutuhkan peralatan
khusus yang mungkin telah tersedia ataupun dibeli oleh
peneliti, dan hal ini membutuhkan keahlian dalam
mengoperasikannya.
II.
III.
Wawancara
Wawancara adalah komunikasi verbal antara peneliti
dan subjek, dimana informasi disediakan oleh peneliti.
Wawancara banyak digunakan sebagai strategi pengukuran
pada setiap penelitian. Pertanyaan wawancara harus
dirancang secara hati-hati dan memerlukan keahlian. Banyak
Probing
- Probing
digunakan
oleh
pewawancara
untuk
memperoleh
informasi
yang
lebih
spesifik.
Pewawancara
Perekaman data wawancara
Data
wawancara
bisaditulis
tangan
atau
menggunakan tape recorder
Jika menggunakan tape recorder harus seizin
subjek
- Jika ditulis tangan pewawancara harus ahli dalam
meringkas informasi
- Pencatatan data harus dilakukan tanpa gangguan yang
dapat mempengaruhi data
Keuntungan wawancara :
- Lebih fleksibel daripada teknik lainnya
- Keterampilan interpersonal dapat diterapkan dalam teknik
wawancara
- Respon yang diharapkan lebih tinggi daripada kuesioner
Kerugian wawancara :
Wawancara membutuhkan banyak waktu dan biaya
Ukuran sample yang digunakan biasanya terbatas
Wawancara pada anak-anak memerlukan pengertian
khusus untuk menyampaikan pertanyaan
IV.
Kuesioner
Skala
Skala lebih cocok digunakan untuk mengukur suatu
fenomena dalam suatu penelitian. Pada umumnya skala
digunakan untuk mengukur variabel variabel psikososial.
Selain itu skala juga bisa digunakan untuk mengukur variabel
variabel fisiologis seperti nyeri, mual, kapasitas fungsional
dengan menggunakan teknik teknik tertentu.
2.
Rating skala
- Merupakan suatu daftar dari kategori-kategori suatu
variabel
- Nilai numerik ditetapkan untuk setiap kategori
- Rating skala ini biasanya digunakan oleh publik
( umum )
- Bisa digunakan untuk mengukur derajat/tingkat
kooperatif pasien
- Penilaian suatu subjek seperti interaksi antara
perawat dan klien
- Tipe skala ini digunakan dalam observasi dalam
pengumpulan data
Likert skala
- Dibuat untuk menunjukkan suatu opini atau sikap
subjek dan juga pernyataan-pernyataan yang akan
dimasukkan dalam skala.
- Versi dari skala ini terdiri dari 5 kategori. Nilai
ditempatkan pada tiap respon. Nilai 1 untuk respon
positif dan nilai 5 untuk respon negatif
- Respon
dalam
likert
skala
biasanya
berisi
persetujuan, evaluasi dan frekuensi.
- Persetujuan meliputi : pernyataan sangat setuju,
setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.
- Respon evaluasi menanyakan kepada responden
apakah tingkat evaluasi meliputi baik atau buruk :
positif negatif atau sempurna buruk sekali
- Frekuensi : termasuk pernyataan kadang-kadang,
jarang, setiap waktu, biasanya
- Kadang- kadang pernyataan tidak tahu atau
netral
dari
responden
sering
menimbulkan
kontroversi apakah respon responden positif atau
negatif, karena penilaian mengarah pada respon
tersebut. Sehingga peneliti kadang kadang sering
menggunakan 4 option saja untuk menghilangkan
respon tidak tahu tersebut.
- Responden terkadang juga sering mengosongkan
option karena memang tidak mengetahui dan peneliti
biasanya membuat forced choice yaitu
3.
VI.
Metodologi Q
Metodologi Q adalah suatu teknik penilaian komparatif
( perbandingan ) yang dilihat secara subjektif. Penggunaannya
dengan menggunakan kartu-kartu pada tiap kategori yang
akan dinilai. Jumlah kartu sebaiknya berkisar antara 40-100
subjek yang dibuat dan disusun secara berkelompok. Biasanya
terdiri dari 7-10 kelompok. Kategori diurutkan dari yang
terpenting sampai yang tidak terlalu penting.
Metode Q ini biasanya digunakan untuk menentukan
prioritas yang terpenting termasuk dalam mengembangkan
VIII.
Penyeleksian Instrumen
Seleksi suatu instrumen dalam suatu penelitian untuk
mengukur variabel merupakan proses kritis dalam penelitian
tersebut. Metode penelitian harus tertutup sesuai definisi
variabel konseptual. Suatu penelitian dengan literatur yang
luas dapat mengidentifikasi suatu instrumen penelitian.
Reaksi awal dimulai ketika peneliti tidak memiliki
metode pengukuran yang cocok dan harus mengembangkan
peralatan yang ada untuk penelitian. Proses pengembangan
peralatan dengan menggunakan instrumen baru dalam suatu
penelitian tanpa evaluasi awal untuk validitas dan reabilitas
suatu penelitian tidak akan tercapai.
- Locating Existing Instrumen
Banyak referensi dari buku-buku tentang peralatan
pengukuran tentang beberapa instrumen khusus yang
digunakan dalam riset keperawatan. Sumber informasi
lainnya didapatkan dari mulut ke mulut para peneliti itu
sendiri, di mana sering informasi itu didapat sebelum
Constructing Scales
Untuk membentuk skala merupakan prosedur yang
kompleks. Ini memungkinkan perawat peneliti untuk
membawa prosedur pengembangan instrumen sebagai skala
prioritas untuk dikembangkan di dalam studi.
Ada beberapa teori dalam membentuk skala :
1)
Classical test theory
Proses yang digunakan dalam membentuk skala:
1.
Definisikan konsep
Suatu skala tidak bisa dibentuk untuk
mengukur konsep sehingga diperlukan definisi
konsep yang jelas sehingga item-item yang dibuat
dalam skala lebih mudah ditulis.
2.
Designe the Scale
Tiap item memerlukan penetapan yang jelas
dan ringkas dan memperlihatkan satu ide saja.
Jumlah item yang dibuat perlu menjadi pertimbangan
yang lebih luas daripada direncanakan untuk
pelengkap instrumen.
3.
Seek Item Review
Item yang dibuat harus dapat dikualifikasikan
untuk direview kembali. umpan balik dalam melihat
akurasi atau relevansi untuk tes yang spesifik akan
memperlihatkan bias dan reabilitas. Merevisi item
didasarkan juga pada kritik.
4.
Conduct Preliminary Item Tryouts
Hal ini dapat membantu menguji item dalam
jumlah subjek yang dibatasi secara representetatif
dalam populasi target. Melihat reaksi responden
selama dites, tidak ada sikap, merubah jawaban lain
yang kebingungan dengan item tertentu. Kemudian
dilanjutkan dengan wawancara untuk melihat sejauh
mana respon responden dan saran-saran untuk
perbaikan item.
5.
2)
3)
4)
X.
3. Etnografic translation
Tujuan untuk mempertahankan arti dan kepuasan dari
suatu budaya. Translator harus familiar dengan 2 bahasa
dan budaya. Tipe ini lebih umum digunakan
4. Linguistik translation
Linguistik translation berusaha untuk menyediakan bentuk
gramatikal dengan pengertian yang sama.
Salah satu strategi untuk mentranslate skala adalah
translate dari bahasa original ke bahasa target kemudian
kembali diterjemahkan ke bahasa asli. Menggunakan
translater tidak sesulit menstranlet secara original. Mengikuti
prosedur ini pengaturan subjek 2 bahasa dan skor
menggunakan prosedur standar ICCS . Untuk sebuah item
dengan 2 bahasa bisa dibandingkan. Prosedur ini digunakan
untuk sampel dengan 2 bahasa. Ini juga ditujukan untuk 2
populasi yang ekuivalen .
XI.
Delphi Technique
Digunakan untuk mengukur pertimbangan/ keputusan
kelompok ahli, mengkaji prioritas dan membuat ramalan.
Menyajikan pengertian untuk mendapatkan opini dari suatu
varietas yang luas dari suatu negara untuk mendapatkan
feedback tanpa bertemu secara langsung.
Untuk mengimplementasikan teknik ini panel harus
diidentifikasi. Kuisioner dikembangkan pada topik perhatian.
Meskipun banyak respon terjadi dengan pertanyaan yang
bersifat tertutup biasanya kesempatan kuisioner untuk respon
terbuka oleh panelis. Kuisioner kembali ke peneliti dan
hasilnya diringkaskan.
XII.
Projektif Teknik
Cara ini didasarkan pada asumsi bahwa respon
individual tidak terstruktur oleh ambiguous situasi ,
merefleksikan sikap, karakteristik personal dan motif
individual. Teknik ini lebih banyak digunakan dalam psikologi
dan termasuk juga seperti teknik Rosshock inkblot tes,
machover draw a person test, role play dan teknik bermain.
Teknik merupakan pengukuran data secara tidak
langsung data tidak disukai terjadi secara langsung. Analisa
data dibuat tentang pengertian secara subjektif. Dengan
meningkatnya frekuensi penelitian interdisipliner mereka
menggunakan studi keperawatan bisa meningkat. Teknik ini
digunakan perawat dalam penelitian.
XIII.
DIARY
DAFTAR PUSTAKA
Churchill, Gilbert A. 2005. Dasar-Dasar Riset Pemasaran, Edisi 4, Jilid I,
Alih Bahasa Oleh Andriani, Dkk, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kusaeri Suprananto, Pengukuran Dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta
:GRAHA ILMU, 2012), Hlm.4
Sugiyono, Metode Penelitan Pendidikan, (Bandung :CV. ALFABETA, 2009),
Hlm. 134
Riduwan, Skala Pengukuran Dalam Penelitian, (Bandung: ALVABETA,
2009), Hlm. 6
Moh, Nazir, Metode Penelitian, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), Hlm. 130
Sugiyono, Metode Penelitan Pendidikan, Hlm. 134- 135
Riduwan, Skala Pengukuran Dalam Penelitiani, Hlm.15-16
Riduwan, Skala Pengukuran Dalam Penelitian, Hlm. 17- 18
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Jakarta :PT. Bumi Aksara, 2011)
, Hlm. 152- 153
Sugiyono, Metode Penelitan Pendidikan, Hlm. 140- 141