ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GASTRO ESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD)
DI RUANG CAMAR RSD IDAMAN BANJARBARU
Oleh:
SUCI MARTHA APRILIA, S.Kep
NIM. 1830913320044
NIM : 1830913320044
Mengetahui,
Penatalaksanaan
a. Tahap I
Klasifikasi: Bertujuan untuk mengurangi refluks,
1. Kalsifikasi Los Angeles menetralisasi bahan refluks, memperbaiki barier
2. The Genval Workshop anti refluks dan mempercepat proses
Report pembersihan esofagus
b. Tahap II
1. Obat prokinetik yang bersifat mempercepat
peristaltik dan meninggalkan tekanan SEB
2. Obat anti sekretorik untuk mengurangi
keasaman lambung dan menurunkan jumlah
sekresi asam lambung
3. Obat pelindung mukosa seperti Sucralfate
Komplikasi Manifestasi klinis 4. Antasida
Komplikasi GERD antara lain : 1. Heart Burn, yaitu sensasi terbakar di
1. Esofagus barret, yaitu perubahan epitel skuamosa daerah retrosternal. Gejala heartburn
menjadi kolumner metaplastik. adalah gejala tersering.
2. Esofagitis ulserati 2. Regurgitasi, yaitu kondisi dimana Pemeriksaan penunjang
material lambung terasa di faring. a. Endoscopi saluran cerna bagian atas
3. Perdarahan
Kemudian mulut terasa asam dan b. Esofagografi dengan barium
4. Striktur esophagus pahit. c. Pemantauan PH 24 jam
5. Aspirasi (Asroel, 2002). 3. Disfagia. Biasanya terjadi oleh karena
komplikasi berupa striktur (Yusuf,
2009)
Obat-obatan, hormonal, Pengosongan lambung obesitas
pendeknya LES, infeksi Hernia hiatus lambat, dilatasi lambung
PATHWAY H.Pilori dan corpus
pdominalis gastritis
Diagnosa Keperawatan
1. Risiko aspirasi dengan faktor risiko hambatan
Pengkajian menelan, penurunan refluks laring dan glotis,
a. Identitas: nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, alamat,
terhadap cairan refluks
nomor registrasi, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
medis
pemasukan yang kurang, mual dan muntah /
b. Keluhan utama : awitan, durasi, kualitas dan karakteristik,
pengeluaran yang berlebihan
lokasi, faktor percetus dan manifestasi yang berhubungan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
c. Riwayat penyakit dahulu : penyakit gastrointestinal lain,
tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan
obat-obatan yang mempengaruhi asam lambung,
muntah
alergi/reaksi respon imun
4. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi lapisan
d. Riwayat kesehatan keluarga
esofagus
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Risiko aspirasi dengan faktor NOC NIC
risiko hambatan menelan, Status pernafasan (556) Manajemen jalan nafas (186)
penurunan refluks laring dan - Frekuensi pernafasan 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
glotis, terhadap cairan refluks - Irama pernafasan 2. Lakukan terapi dada sebagaimana mestinya
- Kedalaman inspirasi 3. Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, dan batuk
- Suara auskultasi nafas 4. Instruksikan bagaimana agar bisa melakukan batuk
- Kepatenan jalan nafas efektif
- Volume tidal 5. Posisikan untuk meringankan sesak nafas
Status pernafasan ; kepatenan jalan nafas (558) Pencegahan aspirasi (270)
- Kemampuan untuk mengeluarkan sekret 1. Monitor tingkat kesadaran, refleks batuk, gangguan
- Ketakutan refleks, gangguan menelan
- Tersedak 2. Pertehankan kepatenan jalan nafas
- Suara nafas tambahan 3. Monitor status pernafasan
- Batuk 4. Beri makanan dalam jumlah sedikit
- dispniu 5. Potong makanan menjadi potongan kecil-kecil
2 Kekurangan volume cairan NOC: NIC:
berhubungan dengan - Fluid balance Fluid Management:
pemasukan yang kurang, mual Kriteria Hasil: - Timbang popok atau pembalut jika diperlukan
dan muntah / pengeluaran - Mempertahankan urine output sesusai dengan - Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.
yang berlebihan usia dan BB, BJ urine normal, HT Normal - Monitor status hidrasi, kelembaban membrane mukosa,
- TD, nadi, suhu, dalam batas normal nadi adekuat, tekanan darah ortostatik jika diperlukan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas - Monitor vital sign
turgor baik, membrane mukosa lembab, tidak - Monitor masukkan makanan/ cairan dan hitung intake
ada rasa haus yang berlebihan kalori harian
- Kolaborasi pemberian cairan IV
- Monitor status nutrisi
- Berikan cairan IV pada suhu ruangan
- Dorong masukan oral
- Berikan penggantian nasogastrik sesuai otput
- Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
- Tawarkan snack
- Kolaborasi dengan dokter
- Atur kemungkinan transfuse
- Persiapan untuk transfuse
Hipovolemi Management:
- Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan
- Pelihara IV line
- Montor tingkat Hb dan hematokrit
- Monitor TTV
- Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan
- Monitor BB
- Dorong pasien untuk menambah intake oral.
3. Ketidakseimbangan nutrisi NOC: NIC:
kurang dari kebutuhan tubuh - Nutritional status: food and fluid intake Nutrition Management:
- Kaji adanya alergi makanan
Kriteria Hasil: - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
- Adanya peningkatan BB sesaui dengan tujuan kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
- BB ideal sesusai dengan TB - Yakinkan diet yang dimakan mengandung banyak serat
- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi untuk mencegah konstipasi
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi - Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
- Menunjukkan pengingkatan fungsi pengecapan harian
dari menelan - Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Tidak terjadi penurunan BB yang berarti. - Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan.
Nutrition Monitoring:
- BB dalam batas normal
- Monitor adanya penurunan BB
- Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
- Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor mual dan muntah
- Monitor kalori dan intake nutrisi
- Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik, papilla, lidah
dan cavitas oral
4. Nyeri akut berhubungan NOC: Pain level, pain control, comfort level NIC:
dengan inflamasi lapisan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Pain Management
esofagus. (1x60 menit) nyeri klien akan berkurang dengan 1. Lakukan pengkajian lengkap pada nyeri termasuk
kriteria hasil klien akan: lokasi, sifat, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
- - Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, atau beratnya nyeri dan faktor pencetusnya.
frekuensi, dan hal yang memperberat 2. Kaji isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya
nyeri) pada mereka yang tidak dapat berkomunikasi dengan
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab efektif
nyeri, mampu menggunakan teknik 3. Pastikan pasien mendapatkan pengobatan analgesik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri) 4. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang mengetahui pengalaman nyeri dan sampaikan respon
dengan menggunakan manajemen nyeri penerimaan pasien terhadap nyeri
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri 5. Gali kepercayaan dan pengetahuan klien tentang nyeri
berkurang NIC : Pemberian Analgesik
- 1. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
frekuensi
2. Tentukan pilihan analgesic dari tipe dan beratnya nyeri.
3. Berikan analgesik sesuai anjuran dokter.
- mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
- Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti
kursi roda, krek
- Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
- Bantu klien untuk membuat jadwal latihan di waktu
luang
- Bantu klien atau keluarga mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktifitas
- Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
- Bantu pasien mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
- Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual.
5 Bersihan jalan nafas tidak NOC: NIC:
efektif berhubungan dengan Respiratory Status : Airway Patency Monitor pernafasan
refluks cairan ke laring dan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 30 1. Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha
tenggorokan menit diharapkan mampu mempertahankan respirasi
kebersihan jalan nafas dengan kriteria: 2. Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan
1) Menunjukkan jalan nafas yang paten (frekuensi otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan
pernafasan rentang normal, tidak ada suara intercostal
nafas abnormal) 3. Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul,
hiperventilasi, cheyne stokes
4. Auskultasi suara nafas
5. Buka jalan nafas dengan menggunakan manuever
chinlift atau jawtrust
Airway management
1) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilsi
2) Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
nafas buatan
3) Keluarkan secret dengan suction
DAFTAR PUSTAKA