Anda di halaman 1dari 12

Blog at WordPress.com.

SKALA PENGUKURAN DAN


INSTRUMEN PENELITIAN
Standard
Penelitian pada dasarnya merupakan satu upaya memahami masalah-masalah yang
ditemui dalam kehidupan manusia, keterbatasan manusia untuk memahami
permasalahan tersebut hanya mengndalkan pengalaman hidup sehari hari secara
sporadic dan tidak tertata, jelas tidak cukup menjadi dasar yang kuat bagi pemahaman
terhadap satu permasalahan (Uhar, 2012:94).

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variable yang diteliti. Dengan
demikian imliah instrument yang akan digunakan untuk penelitian tergangung pada
jumlah variable yang ditelti. Jika variablenya lima maka instrumennya lima.

Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan


tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrument harus
mempunyai skala (Sugiyono, 2012:92).

1. A.    Jenis Skala Pengukuran


Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat  ukur, sehingga alat ukur
tersebut jika digunakan akan menghasilkan data kuantitatif. Contohnya timbangan
emas sebagai instrument untuk mengukur berat emas.

Jenis-jenis skala pengukuran ada empat : skala nominal, skala ordinal, skala interval,
dan skala ratio.

1. Skala nominal
Skala nominal adalah sekala yang paling sederhana, disusun menurut jenis
(kategorinya) atau fungsi bilangan hanya sebagai symbol untuk membedakan sebuah
karakteristik dengan karakteristik yang lainnya.

Skala nominal adalah skala yang hanya mendasarkan pada pengelompokkan atau
pengkategorian peristiwa atau fakta dan apabila menggunakan notasi angka hal itu
sama sekali tidak menunjukkan perbedaan kuantitatif tetapi hanya menunjukkan
perbedaan kualitatif (Uhar suharsaputra,  2012:72). Adapun ciri-ciri dari skala
nominal adalah:

a)    Kategori data bersifat mutually exclusive (salign memisah).


b)    Kategori data tidak mempunyai aturan yang logis (bisa sembarang). Hasil
perhitungan dan tidak ditemui bilangan pecahan. Angka yang tertera hanya lebel
semata. Tidak mempunyai ukuran baru. Dan tidak mempunyai nol mutlak.

1. Skala ordinal
Skala ini adalah pengukuran yang mana skala yang digunakan disusun secara runtut
dari yang rendah sampai yang tinggi. Skala ordinal sekala yang diurutkan dari jenjang
yang lebih tinggi sampai skala yang terendah atau sebaliknya.

Adapun ciri-ciri dari skala ordinal antara lain : kategori data saling memisah, kategori
data memiliki aturan yang logis, kategori data ditentukan skala berdasarkan jumlah
karakteristik khusus yang dimilikinya.

1. Skala interval
Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak satu data dengan data yang lain
dengan bobot nilai yang sama, sementara menurut (Uhar) dalam bukunya, metodologi
penelitian kuantitatif, kualitatif, dan tindakan, menjelaskan bahwa skala interval
adalah skala pengukuran yang mana jarak satu tingkat dengan yang lain sama. Ciri-
ciri dari skala ini menurut Uhara ada lima :

a)    Kategori data bersifat saling memisah.

b)    Kategori data memiliki aturan yang logis.

c)    Kategori data ditentukan sekalanya berdasarkan jumlah karaaktristik khusus yang
dimilikinya.

d)    Perbedaan karakteristik yang sama tergambar dalam perbedaan yang sama dalam
jumlah yang dikenakan pada kategori.

e)    Angka nol hanya menggambarkan satu titik dalam sekala (tidak punya nilai nol
absolut).

1. Skala rasio.
Skala ini adalah sekala interval yang benar-benar memiliki nilai nol mutlak. Dengan
demikian sekala rasio menunjukkan jenis pengukuran yang sangat jelas dan akurat.

1. B.     Skala sikap
Skala ini hanya digunakan untuk mengukur sikap, perkembangan ilmu sosiologi dan
pisikologi yang banyak menggunakan ini untuk khusus mengukur sikap. Beberapa
skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian administrasi, pendidikan dan social
antara lain :

1. Skala likert
Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan prsepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena atau gejala sosial yang terjadi. Hal ini sudah
sepesifik dijelaskann oleh peneliti. Yang selanjutnya disebut sebagai variable
penelitian. Kemudian dijabarkan melalui dimensi-dimensi menjadi sub-variabel,
kemudian menjadi indicator yang dapat dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-
item pertanyaan atau pernyataan yang berhubungan dengan variabel penelitian
(Iskandar, 2009:83).

Penyataan atau pernyataan tadi kemudian direspon dalam bentuk skala likert, yang
diungkapkan melalui kata-kata misalnya ; setuju, sangat setuju, tidak pasti, tidak
setuju, sangat tidak setuju.

1. Skala guttuman
Skala guttaman menggunakan dua jawaban yang tegas dan konsisten, yaitu ya-tidak,
postif-negatif, tinggi-rendah, yakin-tidak yakin, setuju-tidak setuju, dll.

1. Semantic defentrial.
Skala differensial digunakan untuk mengatur sikap perbedaan simantik, responden
untuk menjawab pernyataan dalam satu garis kontinum yang bertentangan yaitu
positif negative. Data yang diperoleh biasanya data interval yang digunakan untuk
mengukur sikap seseorang atau kelompok (Iskandar, 2009:84) .
Skala ini berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub), seperti : panas-
dingin, baik-buruk, dll. Karakteristik bipolar mempunyai tiga dimensi dasar sikap
seseorang terhadap objek :

a)    Potensi, yaitu kekuatan atau atraksi fisik satu objek

b)    Evaluasi, yaitu hal-hal yang menguntungkan atau tidak.

c)    Aktivitas, yaitu tingkatan gerakan satu objek

1. Rating scale
Berdasarkan ketiga skala semua data yang diproleh adalah data kualitatif yang
dikuantitatifkan. Sedangkan rating scale adalah data mentah yang didapar berupa
angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.

Dalam model rating scale responden tidak akan menjawab dari data kualitatif yang
sudah tersedia, tapi menjawab dari jawaban kuantitatif, dengan demikian raing scale
lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja.

1. C.    Pengertian Instrument Penelitian


Dalam penelitian bidang pendidikan, teknik pengumpulan data yang lazim adalah
menggunakan intrumen. Dalam menjalankan penelitian data merupakan tujuan utama
yang hendak dikumpulkan dengan menggunakan instrument. Instrumen penelitian
adalah nafas dari penelitian. Menurut (Arikunto, 1995:177), ‘’instrumen penelitian
adalah sesuatu yang penting dan strategis kedudukannya dalam pelaksanaan
penelitian.’’

Keadaan-keadaan telah mendorong upaya-upaya pakar untuk membuat prosudur dan


alata yang dapat digunakan guna mengungkap kenyataan-kenyataan (data) yang dapat
diajdikan dasar dalam menyelesaikan berbagai masalah. Untuk itu instrument
penelitian menempeti kedudukan penting dalam sebuah penelitian, hal ini tidak lain
karean keberhasilah sebuah penelitian dipengaruhi pula oleh instrument yang
dipergunakan (Uhar Suharsaputra, 2012:94)

Kualitas data sangat menetukan kualitas penelitian. Kualitas data tergantung pada
kualitas alat (instrumen) yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Pada
dasarnya terdapat dua kategori instrument yang digunakan dalam penelitian, yakni :
a)    instrument digunakan untuk memproleh informasi atau data tentang keadaan
objek atau proses yang diteliti.

b)    Instrumen digunakan untuk mengontrol objek atau proses yang diteliti.

Data kondisi objek atau spesifikasi proses yang diukur dapat diulang dengan
menggunakan dua instrument tersebut (Gempur Santoso,  2012:62)

Dalam suatu penelitian kuantitatif (adanya jarak antara subjek dan objek) yang
bersifat verifikasi hipotesis, instrument penelitian merupakan alat yang dipakai untuk
menjembatani antara subjek dan objek (secara subtansial antara hal-hal teoritis dan
empiris, antara konsep dan data) (Uhar Suharsaputra,  2012:94).

Teknik pengumpulan data yang lazim digunakan adalah menggunakan adalah


instrumen yang sempurna, wawancara, observasi, dokumentasi, sperti pada table di
bawah ini.

Beberapa hal yang penting dalam menyusun istrumen

Menurut Nana Sudjana (Uhar Suharsaputra,  2012:95), dalam penyusunan instrument


penelitian ada beberapa hal yang harus diperhatikan :

1. Masalah dan variable yang diteliti termasuk indicator variable harus jelas
sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis istrumrn yang digunakan.
2. Sumber data/ informasi, baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui
terlebih dahulu, sebagai bahan dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistimatika item
dalam instrument penelitian.
3. Keterandalan dalam instrument itu sendiri sebagai alat pengumpulan data,
objekvitas, dll.
4. Jenis data yang diharapkan dari pengguna instrumen harus jelas. Sehingga
peneliti dapat menetukan gaya analisis dan pemecahan masalah penelitian.
5. Mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang
diperlukan
 

Sarana Instrument Penelitian

1. Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan pada orang lain dengan tujuan
agar orang yang diberi bersedia memberikan respon yang sesuai. Angket  dibedakan
menjadi tiga yaitu :

a)    Angket terbuka, adalah angket yang disajikan dalam bentuk isian. Tentunya
disertai dengan pertanyaan.

b)    Angket tertutup, adalah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana, yang
mana responden tinggal membri tanda centang pada kolom yang disediakan terhadapa
jawaban yang sesuai dengannya. Biasanya dalam bentuk multipelchoise.

c)    Campuran, Disamping dari kedua ini ada combinasi dari dua jenis angket di atas.

1. Daftar cocok (Checlist)


Ini hampir sama dengan angket tertutp, karena hanya tinggal member tanda pada tes
yang diberikan terhadap jawaban keadaan kita. Bedanya dengan angket, checklist
dibuat sedikit lebih sederhana.

1. Skala
Skala menunjuk pada sebuah instrument pengumpul data yang bentuknya seperti
daftar cocok tapi alternative yang disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang.
Skala banyak digunakan untuk mengukur aspek-aspek kpribadian atau kejiwaan.

Jenis Instrument Penelitian

1. 1.    Tes
Tes yaitu suatu alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan
jawaban-jawaban, baik secara tertulis maupun lisan. Sehingga dapat mengetahui
kemampuan individu  yang bersangkutan.

1. 2.    Kuesioner
Instrument penelitian dalam bentuk pertanyaan yang biasanya dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi berkaitan dengan pendapat, aspirasi, prespsi, keinginan,
keyakinan, dll secara tertulis. Dan apabila dilakuakan dengan menggunakan lisan
maka disebut wawancara. Untuk lebik baiknya ini digabungkan, antara liasan dan
tilisan untuk memperkuat data.
1. 3.    Skala
Skala merupakan alat untuk mengukur nilai/keyakinan, sikap dan hal-hal yang
berkaitan dengan personological. 

1. D.    Cara Menyusun Instrumen


Cara menyusun instrumen yaitu bertolak dari variabel penelitian yang ditetapkan
untuk diteliti. Dari variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, selanjutnya
ditentukan indikator yang akan diukur. Indikator ini dijabarkan menjadi butir-butir
pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumrn, maka perlu
digunakan “matrik pengembangan instrumen “ atau “kisi-kisi instrumen”.

1. E.     Contoh Judul Penelitian dan Instrumen yang Dikembangkan


Contoh judul penelitian dan instrumen yang dikembangkan yaitu:

“GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SERTA


PENGARUHNYA TERHADAP IKLIM KERJA ORGANISASI SEKOLAH”

Instrumennya yaitu:

1. Instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan


2. Instrumen untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan
3. Istrumen untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi.
 

1. F.     Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


Uji Validitas

Pengertian Validitas:

1. 1.    Menurut Gronlund dan Linn (1990)


Validitas adalah ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi

1. 2.    Menurut Anastasi (1990)


Validitas adalah ketepatan mengukur konstruk, menyangkut; “What the test measure
and how well it does”

1. 3.    Menurut Arikunto (1995)


Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen bersangkutan yang
mampu mengukur apa yang akan diukur.

1. 4.    Menurut Sukadji (2000)


Validitas adalah derajat yang menyatakan suatu tes mengukur apa yang seharusnya
diukur.

1. 5.    Menurut Azwar (2000)


Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsinya.

Pengertian Uji Validitas:

Menurut Sugiyono (2006)

Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content)
dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang
digunakan dalam suatu penelitian

Tujuan uji validitas:

 Mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen


pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya.
 Agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya
pengukuran tersebut.
 

Valid merupakan istrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid.  Istrumen yang mempunyai validitas internal bila kriteria
yang ada dalam instrumen telah mencerminkan apa yang diukur. Instrumen yang
mempunyai validitas eksternal bila kriteria di dalam instrumen disusun berdasarkan
fakta-fakta empiris yang telah ada. Istrumen yang harus mempunyai validitas isi
adalah instrumen yang berbentuk test yang sering digunakan untuk mengukur prestasi
belajar. Pengujian validitas digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap
butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.

Hasil penelitian yang reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.
Jadi instrumen yang reliabel dan valid merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan
hasil penelitian yang valid dan reliabel. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk
pengujian validitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan
internal consistency dengan teknik belah dua yang dianalisis dengan rumus Spearman
Brown.

Macam instrumen yaitu instrumen yang berbentuk test untuk mengukur prestasi
belajar dan instrumen nontest untuk mengukur sikap.

Uji Reliabilitas

Pengertian Reliabilitas:

1. 1.    Menurut Sukadji (2000)


Reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten
sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai
koefesien. Koefesien tinggi berarti reliabilitas tinggi.

1. 2.    Menurut Anastasia dan Susana (1997)


Reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh
orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada kesempatan
yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang
berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.

1. 3.    Menurut Sugiono (2005) dalam Suharto (2009)


Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki
konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara
berulang.

1. 4.    Menurut Suryabrata (2004)


Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat
dipercaya.

1. 5.    Menurut Gronlund dan Linn (1990)


Reliabilitas adalah ketepatan hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran.

Pengertian Uji Reliabilitas:

Menurut Husaini (2003)

Uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu
instrumen. Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan
merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas,
sehingga bila digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama. Tujuan dari
uji reliabilitas yaitu menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu
dengan skorer lainnya.

Menurut Djaali dan Pudji (2008) reliabilitas dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. 1.    Reliabilitas konsistensi tanggapan


Reliabilitas ini mempersoalkan apakah tanggapan responden atau objek terhadap tes
tersebut sudah baik atau konsisten. Jika hasil pengukuran kedua menunjukkan
ketidakkonsistenan maka hal ini akan menunjukkan bahwa hasil ukur tes atau
instrumen tersebut tidak dapat dipercaya atau tidak reliable serta tidak dapat
digunakan sebagai ukuran untuk mengungkapkan ciri atau keadaan sesungguhnya dari
objek pengukuran.

Ada tiga mekanisme untuk memeriksa reliabilitas tanggapan responden terhadap tes
yaitu:

1. 1.      Teknik test-retest ialah pengetesan dua kali dengan menggunakan suatu


tes yang sama pada waktu yang berbeda.
2. 2.      Teknik belah dua ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan
dengan dua kelompok item yang setara pada saat yang sama.
3. 3.      Bentuk ekivalen ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan
menggunakan dua tes yang dibuat setara kemudian diberikan kepada responden atau
obyek tes dalam waktu yang bersamaan.
 

1. 2.    Reliabilitas konsistensi gabungan item


Reliabilitas ini berkaitan dengan kemantapan atau konsistensi antara item-item suatu
tes. Bila terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil ukur melalui item yang satu
kontradiksi atau tidak konsisten dengan hasil ukur melalui item yang lain maka
pengukuran dengan tes (alat ukur) sebagai suatu kesatuan itu tidak dapat dipercaya.

Koefesien reliabilitas konsistensi gabungan item dapat dihitung dengan menggunakan:

a)    Rumus Kuder-Richardson, yang dikenal dengan nama KR-20 dan KR-21.

b)    Rumus koefisien Alpha atau Alpha Cronbach.

c)    Rumus reliabilitas Hoyt, yang menggunakan analisis varian.


 

1. G.    Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen


2. 1.    Pengujian validitas instrumen
a)    Pengujian validitas konstrak. Pengujian ini dapat digunakan pendapat dari ahli
dan berdasarkan pengalaman empiris di lapangan selesai lalu diteruskan uji coba
instrumen.

b)    Pengujian validitas isi untuk membandingkan isi instrumen  dengan materi
pelajaran yang telah diajarkan.

c)    Pengujian validitas eksternal

Penelitian mempunyai validitas eksternal bila hasil penelitian dapat digeneralisasikan


atau diterapkan pada sampel lain dalam populasi yang diteliti.

1. 2.    Pengujian reliabilitas instrumen


Pengujian ini dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara kesternal
pengujian dapat dilakukan dengan test-retest, equivalent, dan gabungan keduanya.
Secara internal reliabilitas dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir
yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.

Advertisements
SHARE THIS:

 Twitter
 Facebook4
 Google

RELATED
penelitian pendidikan
Maraknya Perangkat TIK yang dipakai Siswa dalam Proses Pembelajaran
Makalah motif sosial
 DATEJANUARY 16, 2014
 COMMENTSLEAVE A COMMENT

POST NAVIGATION
PENELITIAN PENDIDIKAN
LEAVE A REPLY
 Follow

Anda mungkin juga menyukai