Anda di halaman 1dari 5

NAMA : DIAN SARI

NIM : A031171703

RMK METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI

BAB 12
PENGUKURAN : SKALA, RELIABILITAS, VALIDITAS.

A. Skala
Skala adalah suatu instrument atau memaknisme untuk membedakan individu dalam hal
terkait variable minat yang kita pelajari. Menurut Sekaran (2006:15) ada empat tipe skala dasar:
nominal, ordinal, interval, dan rasio.

1. Skala Nominal
Skala nominal adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan subyek
pada kategori atau kelompok tertentu. Menurut Indriantoro (2002:97) skala nominal merupakan
skala pengukuran yang menyatakan kategori, kelompok atau klasifikasi dari kontruk yang diukur
dalam bentuk variable.
Skala ini digunakan untuk memperoleh data pribadi seperti gender atau departemen
tempat seorang bekerja, dimana pengelompokan individu atau objek. Contohnya: jenis kelamin
(yang terdiri dari pria dan wanita).

2. Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala pengukururan yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi
juga menyatakan peringkat kontruk yang diukur (Indriantoro, 2002:98). Kelebihan skala ini jika
dibandingkan dengan skala nominal adalah skala ordinal menyatakan kategori dan peringkat.
Skala ini digunakan untuk memeringkat preferensi atau kegunaan beragam jenis produk
oleh konsumen dan untuk mengurutkan tindakan individu, objek, atau peristiwa. Contohnya:
kategori dari yang buruk sampai yang baik dengan memberi nomor urut sesuai dengan
tingkatannya.
3. Skala Interval
Skala interval merupakan sakala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat dan
jarak kontruk. Sedangkan menurut Indriantoro (2002:99) adalah skala menentukan perbedaan,
urutan, dan kesamaan besaran perbedaan dalam variabel sehingga skala interval lebih kuat
disbanding skala nominal dan ordinal.
Skala ini digunakan untuk respon beragam item yang mengukur suatu interval bisa
dihasilkan dengan skala lima atau tujuh point. Contoh: Skala Likert.
4. Skala Rasio
Skala rasio merupakan skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak
dan perbandingan kontruk yang diukur. Skala ini menggunakan nilai absolute, sehingga
memperbaiki kelemahan skala interval yang menggunakan nilai relatif (Indriantoro, 2002:101).
Kegunaan skala ini adalah digunakan dalam penelitian organisasi ketika angka pasti factor-faktor
objektif.
Sekaran (2006:30) & Indriantoro (2008:102-107) membedakan antara empat skala
sebagaimana disebutkan diatas dengan skala yang digunakan dalam mengukur sikap atau
perilaku. Skala tersebut dibagi menjadi dua ketegori yaitu skala peringkat dan skala rangking
(Sekaran, 2006:30). Berikut penjelasan dari masing-masing skala tersebut:
1. Skala Peringkat
Skala peringkat (rating scale) merupakan skala yang memiliki beberapa kategori respond
an digunakan untuk mendapatkan respon yang terkait dengan objek, peristiwa, atau orang yang
dipelajari. Skala ini terbagi menjadi beberapa skala, yaitu:
a. Skala dikotomi adalah skala yang menawarkan dua pilihan jawaban yang harus dipilih salah
satunya. Literatur lainnya seperti Cooper (2006:38) dan Indriantoro (2008:102) menyebutnya
sebagai ketegori sederhana.
Contoh: Apakah Anda mempunya kartu kredit? ‘Ya’ ‘Tidak’
b. Skala kategori adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap yang berisi beberapa
alternative ketegori pendapat yang memungkinkan bagi responden untuk memberikan alternative
penilaian.
Contoh: Sangat Bagus, Bagus, Sedang, Jelek, Sangat Jelek
c. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau
ketidaksetujuannya terhadap subyek, objek atau kejadian tertentu.
Contoh: (1) Sangat setuju, (2) Setuju, (3) Netral, (4) Tidak Setuju, (5) Sangat Tidak Setuju.
d. Skala Deferinsial Semantik adalah skala pengukuran sikap dengan menggunakan pernyataan
ekstrem yang penilaiannya terdiri dari dua kutup.
Contoh: Baik-Buruk, Kuat-Lemah, Modern-Kuno.
e. Skala Numerikal adalah skala semantik yang penilaian menggunakan nomor terdiri atas 5 atau 7
alternatif.
f. Skala peringkat terperinci adalah skala pengukuran yang menyatakan pilihan responden dengan
melingkari nomor satu dari 5 atau 7 titik yang ada.
g. Skala jumlah konstan atau tetap adalah skala yang digunakan untuk pengukuran sikap dengan
mendistribusikan sejumlah poin dan mengakumulasikannya.
h. Skala stapel adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap dengan penilaian mulai dari +3
sampai -3 atas item yang ada.
i. Skala peringkat Grafis adalah skala yang pengukuran yang menggunakan peringkat grafis atas
jawaban responden untuk pertanyaan tertentu.
j. Skala consensus adalah skala pengukuran sikap berdasarkan ketepatan atau relevansinya dengan
konsep.
k. Selain disebut diatas, skala peringkat juga bisa diukur dengan menggunakan penskalaan
multidimensional.
2. Skala Rangking
Skala rangking (rangking scale) merupakan skala yang digunakan untuk membuat
perbandingan antar objek, peristiwa, atau orang, dan mengungkap pilihan yang lebih disukai dan
merangkingnya. Adapun metode yang dipakai adalah perbandingan berpasangan, pilihan yang
diharuskan, dan skala komparatif.
a. Skala perbandingan berpasangan adalah skala yang digunakan ketika diantara sejumlah kecil
objek, responden diminta untuk memilih antara dua objek ‘yang dibandingkan’ pada satu waktu.
b. Skala pilihan yang diharuskan adalah skala pengukuran dengan meminta responden untuk
merangking objek secara relatif satu sama lainnya.
B. Reliabilitas
Reliabilitas atau keandalan adalah suatu pengukuran yang menunjukkan sejauhmana
pengukuran tersebut bebas dari kesalahan (bias), sehingga menjamin pengukuran yang konsisten
secara lintas waktu dan beragam item dalam istrumen yang diuji (Sekaran, 2006:40). Keandalan
suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi dimana instrumen
mengukur konsep dan membantu menilai “ketepatan’ sebuah pengukuran. Cooper (2006)
menambahkan bahwa yang menjadi indikator dari keandalan juga kesetaraan atau ekuivalensi.
Pengujian dikatakan memiliki stabilitas jika penguji dapat menjamin hasil yang konsisten
atas pengukuran yang dilakukan berulang kali atas orang yang sama dengan intrumen yang sama
(Cooper, 2006:20). Berkaitan dengan indikator stabilitas pada uji keandalan ada dua alternatif
yang bisa digunakan, yaitu keandalan tes ulang dan keandalan bentuk pararlel.
Indikator pengujian keandalan berikutnya adalah konsistensi. Data yang diuji dikatakan
konsisten manakala hasil pengujian tersebut memiliki korelasi tinggi yang menginformasikan
adanya kesamaan (homogenitas) diantara item-item (Cooper, 2006:22). Alternatif yang
digunakan untuk menguji konsistensi bisa dilakukang dengan menggunakan keandalan
konsistensi antar-item dan keandalan belah-dua. Kemudian yang menjadi kesulitan dalam
pengujian ini adalah jedah waktu dinatara pengukuran, waktu yang tak cukup diantara
pengukuran, ketajaman responden terhadap tujuan kajian yang disandarkan, dan kepekaan topik.
Sedangkan untuk ekuivalensi (kesetaraan) dilakukan atas keandalan yang
mempertimbangkan banyaknya error yang dapat muncul dengan penyelidik yang berbeda (dalam
observasi) atau sampel-sampel yang berbeda dari hal yang teliti dalam wawancara atau skala
(Cooper, 2006:21).

C. Validitas
Validitas merupakan pengujian atas instrument penelitian yang menyatakan bahwa
intrumen tersebut memang benar-benar dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur (Sugiyono, 2010:172). Hal ini selaras dengan pertanyataan Ghiselli el.al., 1981: 266
dalam Yogiyanto (2010:120). Misalnya ‘meteran’ yang valid adalah meteran yang dapat
mengukur panjang secara tepat dan teliti, karena meteran memang alat untuk mengukur panjang.
Adapun cara yang seringkali digunakan dalam melakukan uji validitas terdiri dari tiga
bagian, yaitu:
1. Validitas isi merupakan cara uji validitas yang mengukur tingkat dimana isi dari item-item
cukup mewakili keseluruhan item yang relevan sesuai penelitian. Hal ini dapat dilakukan dengan
metode penilaian dan evaluasi panel dengan rasio validitas isi (Cooper, 2006:17).
2. Validitas berdasarkan kreteria merupakan cara uji validitas dikatakan terpenuhi jika pengukuran
tersebut mampu membedakan individu menurut suatu kreteria yang diharapkan dapat diprediksi
(Sekaran, 2006:43).
3. Validitas konsep merupakan cara uji validitas yang menunjukkan seberapa baik hasil yang atas
kesesuaian dengan desain teori yang menjadi dasar pengujian (Sekaran, 2006:44). Validitas
konsep dinilai melalui validitas konvergen dan diskriminan.

Anda mungkin juga menyukai