Anda di halaman 1dari 4

RESUME

UJI VALIDITAS, UJI REALIBILITAS DAN UJI ASUMSI KLASIK

KETEPATAN PENGUKURAN

Nama : Listya Putri Ekawati


NIM : 1188020107
Kelas : Manajemen 6C

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian


Dosen : Dr. Muhammad Zaky, S.E., M.Si

Hal pertama yang dilakukan adalah menganalisis poin terhadap respons atas pertanyaan
yang mengungkap variabel, kemudian menciptakan rehabilitas dan validitas ukuran, seperti
dijelaskan di bawah ini.

 Analisis Soal
Analisis soal (item analysis) dilakukan untuk melihat apakah poin dalam instrumen
itu memang sudah seharusnya ada atau tidak. Tiap soal diuji kemampuannya untuk
membedakan antara subjek yang total skornya tinggi dan yang rendah. Dalam analisis
sosial, mean (rerata hitumg) antara kelompok dengan skor tinggi dan kelompok dengan
skor rendah diuji untuk menemukan perbedaan yang signifikan melalui nilai –t. Soal
dengan nilai –t tinggi (uji yang mampu mengidentifikasi soal yang sangat berbeda di
dalam instrumen) kemudian dimasukkan dalam instrumen. Setelah itu, uji untuk
reliabilitas instrumen dapat dilakukan serta validitas ukuran dapat diciptakan.

 Validitas
Terdapat beberapa jenis uji validitas yang digunakan untuk menguji ketepatan
ukuran dan para penulis menggunakan istilah yang berbeda untuk menunjukkannya. Agar
lebih jelas kami dapat mengelompokkan uji validitas ke dalam tiga bagian besar: validitas
isi validitas terkait-kriteria dan validitas konstruk (contruct).
 Validitas Isi
Validitas isi (content validity) memastikan bahwa pengukuran memasukkan
sekumpulan poin yang memadai dan mewakili yang mengungkap konsepnya.
Semakin banyak poin skala mewakili wilayah atau keluasan konsep yang sedang
diukur, semakin besar validitas isinya. Dengan kata lain,validitas isi merupakan
fungsi seberapa baik penggambaran dimensi dan elemen suatu konsep.
 Validitas Terkait Kriteria
Validitas terkait kriteria (criterion-related validity) dibuat ketika ukuran
membedakan individu-individu pada kriteria yang diharapkan untuk diprediksi. Hal
ini dapat dilakukan dengan menciptakan validitas konkuren (concurrent validity)
atau validitas prediktif, seperti dijelaskan sebagai berikut.
 Validitas Konstruk
Validitas konstruk (construct validity) menunjukkan seberapa baik hasil yang
diperoleh dari penggunaan ukuran yang sesuai dengan teori yang mendasari desain
tes. Hal tersebut dinilai melalui validitas konvergen dan diskriminan, yang dijelaskan
sebagai berikut.

 Reliabilitas
Reliabilitas (reliability) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran
tersebut tanpa bias (tanpa kesalahan) dan karena itu menjamin konsistensi pengukuran di
sepanjang waktu serta di berbagai poin pada instruen tersebut. Dengan kata lain, reliabilitas
suatu ukuraan merupakan indikator stabilitas dan konsistensi di mana instrumen tersebut
mengukur konsep serta menilai “kesesuaian” suatu ukuran.
 Stabilitas Pengukuran
Kemapuan suatu pengukuran untuk tetap sama sepanjang waktu—meskipun terdapat
kondisi pengujian yang tidak dapat dikendalikan atau keadaan responden itu sendir—
merupakan indikasi stabilitas dan kerentanan yang rendah terhadap perubahan situasi. Hal
ini membuktikan “kesesuaiannya” karena konsep tersebut benar-benar diukur, kapan pun
dilakukan. Dua uji stabilitas adalah reliabilitas tes ulang dan reliabilitas bentuk-paralel.
 Konsistensi Internal Ukuran
- Konsistensi internal ukuran.
- Reliabilitas konsistensi antarpoin.
- Reliabilitas setengah-bagian.

SKALA PENGUKURAN REFLEKTIF VERSUS FORMATIF

Apa yang Dimaksud dengan Skala Reflektif?

Dalam skala reflektif (reflective scale), poin-item (semua poin!) diharapkan saling berkolerasi.
Tidak seperti poin yang digunakan dalam skala formatif, yang akan didiskusikan kemudia,
masing-masing poin dalam skala reflektif diasumsikan memiliki basis yang sama
(konstruk/construct yang mendasari minat penelitian).

Apa yang Dimaksud dengan Skala Formatif dan Mengapa Poin (Item) Skala Formatif
Tidak Harus Konsisten?

Skala formatif (formative scale) digunakan ketika suatu konstruk (construct) dipandanng
sebagai kombinasi penjelasan dari indikatornya (Fornell & Bookstein, 1982; Fornell,1987).
Lihatlah Job Description Index (Smith, Kendall & Hulin, 1969), sekumpulan pengukuran untuk
mengevaluasi kepuasan kerja. Pengukuran ini mencakup lima dimensi: jenis pekerjaan, (18
poin), kesempatan promosi (9 poin), kepuasan terhadap pengawasan (18 poin), rekan kerja (18
poin), dan gaji (9 poin). Kelima dimensi itu dipandang sebagai lima karakteristik yang
menentukan kepuasan kerja.

RINGKASAN

Pengukuran adalah pemberian angka-angka atau simbol-simbol pada karakteristik (atau


atribut) objek berdasarkan sekumpulan aturan yang telah ditentukan sebelumnnya. Angka-angka
memungkinkan kita untuk melakukan analisis statistik dari data tersebut, menguji hipotesis, dan
mengomunikasikan hasil penelitian secara efektif. Agar dapat memberikan angka pada objek,
kita membutuhkan suatu skala. Skala adalah perangkat atau mekanisme di mana individu
dibedakan dalam hal bagaimana mereka berbeda satu sama lain pada variabel yang ingin diteliti.
Dalam bab ini, dipelajari empat jenis skala—nominal, ordinal, interval, dan rasio. Lalu melihat
apakah jenis skala peringkat dan ranking sifat yang dapat digunakan untuk membuat instrumen
setelah konstruk didefinisikan secara operasional (atau dioperasionalkan).
Pengetahuan terhadap berbagai skala dan teknik yang berbeda membantu manajer untuk
melakukan survei singkat dengan mendesain pertanyaan yang menggunakan skala peringkat atau
ranking yang sesuai. Fakta bahwa pengukuran telah tersedia untuk banyak konsep organisasi
mempermudah survei eksplorasi-mini oleh manajer.

Anda mungkin juga menyukai