Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN KEPEMIMPINAN YANG ETIS


Diajukan untuk memenuhi Tugas mata Kuliah Etika Bisnis
Dosen Pengampu : Nadya Anggara Putri S.E, M.E

Disusun oleh Kelompok 2 :

Ibrahim Ahmed Hassan 1188020


Ihza Arahmat 1188020088
Intan Zahra 1188020
Listya Eka Putri 1188020

JURUSAN MANAJEMEN KELAS 5C


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan makalah “Pengambilan keputusan dan kepemimpinan yang etis” ini. Makalah ini
disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Bisnis. Untuk itu
kami selaku penyusun sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah Etika Bisnis yang telah
memberikan bimbingannya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun dengan kami
yang penyusun makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak sekali
kekurangan-kekurang yang ditemukan, oleh karena itu kami mohon untuk memakluminya. Kami
mangharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembacanya, terutama kelompok kami selaku penyusun.

Bandung, Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................................5
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengambilan Keputusan Secara Etis...............................................................................6
B. Peran Kepemimpinan Dalam Perusahaan.......................................................................7
C. Gaya Kepemimpinan Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Yang Etis....................9
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan...........................................................................................................................13
Daftar Pustaka.......................................................................................................................14

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi secara
intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha
pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan
sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku,
dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan
manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership) ( Siagian, 1980).
Salah satu hal yang menjadi permasalahan dalam kepemimpinan adalah dalam hal pengambilan
keputusan; terkadang hal ini menjadi perkara yang tidak mudah bagi seorang pemimpin untuk
memutuskan suatu perkara. Terkadang ego, kepentingan, kondisi bawahan, hal yang menjadi
pokok bahasan menjadi factor-faktor yang mempengaruhi seorang pemimpin dalam mengambil
sebuah keputusan. Dalam makalah singkat ini, kami membahas tentang kepemimpinan dan
pengambilan keputusan yang menjadi dua hal yang mutlak ada dalam kehidupan berorganisasi
pada khususnya dan kehidupan manusia secara umum selaku makhluk sosial.
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi
keterampilan teknis dan keterampilan konseptual.Adapun keterampilan personal menjadi
terpinggirkan.Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja
organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan
personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku
individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi,
kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi,
kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif, kemampuan
memahami relasi antar konsep kepemimpinan-kekuasaan-politik dalam organisasi, kemampuan
memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya
organisasi yang ideal.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengambilan keputusan etis ?
2. Bagaimana peran kepemimpinan dalam perusahaan ?
3. Bagaimana gaya kepemimpinan yang efektif?

C. Tujuan
1. Memahami tentang pengambilan keputusan yang etis
2. Memahami peran kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan
3. Memahami berbagai macam gaya kepemimpinan

5
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengambilan Keputusan Yang Etis


Keputusan adalah pilihan-pilihan dari dua alternative atau lebih. Keputusan biasa nya diambil
ketika terjadi masalah, untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam suatu organisasi atau dalam
perusahaan diperlukan suatu kebijakan dalam pengambilan keputusan yang baik dalam
menentukan strategi, sehingga menimbulkanpemikiran tentang cara-cara baru untuk
melanjutkannya.
• Etika
etika diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau pola perilaku seseorang atau
badan/lembaga/organisasi sebagai suatu bentuk yang dapat diterima umum dalam interaksi
dengan lingkungannya.
 langkah-langkah pengambilan keputusan yang etis
1. Menentukan fakta-fakta
2. Mengidentifikasi para pemegang kepentingan dan mempertimbangkan situasi-situasi dari
sudut pandang mereka
3. Mempertimbangkan alternatif-alternatif yang tersedia juga disebut dengan “imajinasi
moral”
4. Mempertimbangkan bagaimana sebuah keputusan dapat memengaruhi para pemegang
kepentingan.
 pengambilan keputusan yang etis dalam peran manajerial
Keadaan sosial dapat mempermudah ataupun mempersulit kita untuk bertindak sesuai dengan
penilaian kita. Dalam dunia bisnis, terkadanga konteks organisasi mempersulit kita untuk
bertindak secara etis bahkan bagi orang yang berniat paling baik sekalipun, atau mempersulit
orang yang tidak jujur untuk bertindak tidak etis. Tanggung jawab atas keadaan yang dapat
mendorong perilaku etis dan menekan perilaku tidak etis jatuh kepada manajemen bisnis dan tim
eksekutif.

6
B. Peran Kepemimpinan Dalam Perusahaan
1. Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap
pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap
hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu
membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.
Dilain hal, pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi
seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil
bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya, melainkan melalui berbagai
pertimbangan dalam prosesnya. Pemimpin harus dapat mengambil keputusan dalam berbagai
situasi, dengan memilih yang terbaik di antara sejumlah keputusan alternatif alternatif yang
dihadapinya.
2. Peran Kepemimpinan Dalam Membangun Tim
Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses untuk memberikan pengarahan dan pengaruh
pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas sekelompok anggotanya. Mereka yakin bahwa
tim tidak akan sukses tanpa mengkombinasikan kontribusi setiap anggotanya untuk mencapai
tujuan akhir yang sama.
Adapun peranan pemimpin dalam tim adalah sebagai berikut:
a. Proaktif dalam sebagian hubungan
b. Memberikan dukungan timbal balik
c. Membuat orang terlibat dan terikat
d. Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasi
e. Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja
f. Mengakui prestasi anggota tim
g. Berusaha mempertahankan komitmen

3. The Vision Role


Seorang pemimpin bertugas membuat visi bagi organisasinya. Visi adalah pernyataan
tentang cita-cita organisasi, apa yang ingin dicapai dan akan menjadi seperti apa sebuah
organisasi. Visi harus bisa menyatukan kepentingan yang berbeda-beda, sehingga dapat

7
memudahkan proses pengambilan keputusan dalam organisasi. Visi akan membantu pemimpin
dan timnya dalam menghadapi tantangan perusahaan.

4. Peran Pembangkit Semangat


Salah satu peran kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin adalah
peran membangkitkan semangat kerja. Peran ini dapat dijalankan dengan cara memberikan
pujian dan dukungan. Pujian dapat diberikan dalam bentuk penghargaan dan insentif.
Penghargaan adalah bentuk pujian yang tidak berbentuk uang, sementara insentif adalah pujian
yang berbentuk uang atau benda yang dapat kuantifikasi. Pemberian insentif hendaknya
didasarkan pada aturan yang sudah disepakati bersama dan transparan. Insentif akan efektif
dalam peningkatan semangat kerja jika diberikan secara tepat, artinya sesuai dengan tingkat
kebutuhan karyawan yang diberi insentif,
Peran membangkitkan semangat kerja dalam bentuk memberikan dukungan, bisa
dilakukan melalui kata-kata , baik langsung maupun tidak langsung, dalam kalimat-kalimat yang
sugestif. Dukungan juga dapat diberikan dalam bentuk peningkatan atau penambahan sarana
kerja, penambahan staf yag berkualitas, perbaikan lingkungan kerja, dan semacamnya.

5. Peran Menyampaikan Informasi


Informasi merupakan jantung kualitas perusahaan atau organisasi; artinya walaupun
produk dan layanan purna jual perusahaan tersebut bagus, tetapi jika komunikasi internal dan
eksternalnya tidak bagus, maka perusahaan itu tidak akan bertahan lama karena tidak akan
dikenal masyarakat dan koordinasi kerja di dalamnya jelek. Penyampaian atau penyebaran
informasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga informasi benar-benar sampai kepada
komunikan yang dituju dan memberikan manfaat yang diharapkan.
Informasi yang disebarkan harus secara terus-menerus dimonitor agar diketahui dampak
internal maupun eksternalnya. Selain itu, seorang pemimpin juga harus menjalankan peran
consulting baik ke ligkungan internal organisasi maupun ke luar organisasi secara baik, sehingga
tercipta budaya organisasi yang baik pula. Sebagai orang yang berada di puncak dan dipandang
memiliki pengetahuan yang lebih baik dibanding yang dipimpin, seorang pemimpin juga harus
mampu memberikan bimbingan yang tepat dan simpatik kepada bawahannya yang mengalami
masalah dalam melaksanakan pekerjaannya.

8
6. Peranan Kepemimpin dalam Mengendalikan Konflik
Konflik dapat diibaratkan seperti api yang dapat membakar dan menjalar kemana-mana
dan memusnahkan jika tidak ditangani secara baik. Proses pengendalian konflik itu bermula dari
persepsi tentang konflik itu sendiri, apa komponennya dan bersumber dari mana, kemudian
menuju ke tahap realisasi, penghindaran, intervensi, pemilihan strategi, implementasi dan
evaluasi dampak yang ditimbulkan oleh konflik.
Untuk dapat mengatasi konflik-konflik yang ada pemimpin dapat memberikan
kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk mengemukakan pendapatnya tentang
kondisi-kondisi penting yang diinginkan, yang menurut persepsi masing-masing harus dipenuhi
dengan pemanfaatan berbagai sumber daya dan dana yang tersedia
Pendekatan berikut ini dapat digunakan sebagai kontribusi peran kepemimpinan dalam
mengendalikan/ menyelesaikan konflik :
 Sanggup menyampaikan pokok masalah penyebab timbulnya konflik. Konflik tidak dapat
diselesaikan jika permasalahan pokoknya terisolasi. Konflik sangat tergantung pada konteks
dan setiap pihak yang terkait seharusnya memahami konteks tersebut. Permasalahan menjadi
jelas tidak berdasarkan asumsi, melainkan jika disampaikan dalam pernyataan pasti.
 Bersedia melatih diri untuk mendengarkan dan mempelajari perbedaan. Pada umumnya
kemauan mendengarkan sesuatu dibarengi dengan keinginan untuk memberi tanggapan.
Seharusnya kedua belah pihak berusaha untuk benar- benar saling mendengarkan
 Sanggup mengajukan usul atau nasehat. Ajukan usul baru yang disadari oleh tujuan kedua
belah pihak dan dapat mengakomodasikan keduanya. Tawarkan juga kesediaan untuk selalu
dapat membantu perwujudan rencana- rencana tersebut
 Meminimalisasi ketidakcocokan. Cari jalan tengah diantara kedua belah pihak yang sering
berbeda pandangan dan pendapat. Fokslah pada persamaan dengan memppertimbangkan
perbedaan yang sifatnya tidak mendasar.

C. Gaya Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan Yang Etis


Dalam organisasi pemerintah maupun organisasi swasta, Pemimpin adalah merupakan orang
yang memegang komando, sehingga karena organisasi itu akan melangkah tergantung pada
pemimpin itu,, Namum demikian seorang pemimpin tidak akan mampu melaksanakan tugasnya
hanya seorang diri saja, oleh karena itu harus bekerja sama dengan orang lain. Hal ini seperti

9
pendapat Ralp Shurier Davis, bahwa “ organisasi adalah suatu kelompok orang – orang yang
sedang bekerja kearah tujuan bersama dibawah kepemimpinan “. Demikian juga dalam usaha
menumbuhkan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan seperti yang disampaikan Prof.
Dr. Sondang. P. Siagian: “Seseorang pemimpin yang baik adalah orang yang tidak melaksanakan
sendiri tindakan – tindakan yang bersifat operasional, tetapi mengambil keputusan, menentukan
kebijaksanaan dengan menggunakan orang lain untuk melaksanakan keputusan yang telah
diambil sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digariskan”
Salah satu tugas penting seorang pemimpin adalah untuk menentukan yang terbaik bagi
organisasi dan para anggotanya. Namun dalam mengambil keputusan terkadang pemimpin
menghadapi dilemma . adakalanya pemimpin ternyata mengambil keputusan yang salah dan
merugikan organisasi. Kecepatan dan ketepatan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan
lazimnya menjadi tolok ukur kopetensi dan kredibilitas yang dimilikinya.
Pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi individu maupun
organisasi. Mengambil keputusan kadang-kadang mudah tetapi lebih sering sulit sekali.
Kemudahan atau kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyaknya alternatif yang
tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia, kita akan semakin sulit dalam mengambil
keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tingkat yang berbeda-beda. Ada keputusan yang
tidak terlalu berpengaruh terhadap organisasi, tetapi ada keputusan yang dapat menentukan
kelangsungan hidup organisasi. Oleh karena itu, hendaknya mengambil keputusan dengan hati-
hati dan bijaksana.
1. Gaya Kepemimpinan
Menurut Miftah Thoha dalam bukunya "Kepemimpinan Dalam Manajemen" menjelaskan bahwa
gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang
tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.
Menurut Hasibuan dalam bukunya "Manajemen Sumber Daya Manusia" menyatakan gaya
kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya, agar mereka mau
bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya gaya kepemimpinan
merupakan strategi yang diterapkan oleh seorang pemimpin dalam mengarahkan para
bawahannya guna menyatukan tujuan organisasi dengan karyawan demi mencapai tujuan
bersama.

10
2. Perilaku Gaya Dasar Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan
a. Instruksi
Gaya ini dicirikan dengan komunikasi satu arah. Inisiatif pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan semata-mata dilakukan pemimpin. Pemecahan masalah dan keputusan diumumkan
dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh pemimpin.
Ciri-ciri instruksi :
a. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan berkaitan dengan seluruh pekerjaan menjadi
tanggungjawab pemimpin dan ia hanya memberikan perintah kepada bawahannya untuk
melaksankannya,
b. Pemimpin menentukan semua standar bagaimana bawahan menjalankan tugas.
c. Konsultatif pemimpin melakukan pengawasan kerja yang ketat.
d. Pemimpin memberikan ancaman dan hukuman kepada bawahan yang tidak berhasil
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan.
e. Hubungan dengan bawahan rendah tidak memberikan motivasi kepada bawahannya untuk
dapat mengembangkan dirinya secara optimal, karena pemimpin kurang percaya terhadap
kemampuan bawahannya.
Aplikasi perilaku gaya kepemimpinan instruksi ialah pada kepemimpinan militer karena dalam
kepemimpinan milier terdapat sistem rimba, dimana seorang komandan mempunyai wewenang
untuk memberikan perintah pada bawahan dan memberikan hukuman pada bawahan apabila
printah tidak dilakukan. Begitupun bawahan tidak bisa menyalurkan aspirasi atau pendapat
kepada atasan.
b. Konsultasi
Gaya ini pemimpin masih banyak memberi pengarahan dan hampir membuat semua keputusan,
tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan banyak komunikasi dua arah dan perilaku mendukung
dengan berusaha mendengar perasaan bawahan tentang keputusan yang dibuat, serta ide dan
saran mereka. Meskipun dukungan ditingkatkan, pengendalian atas pengambilan keputusan tetap
pada pemimpin.
Ciri-ciri Konsultasi :
a. Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dilakukan oleh pemimpin setelah
mendengarkan keluhan dari bawahan.

11
b. Pemimpin menetukan tujuan dan mengemukakan berbagai ketentuan yang bersifat umum
setelah melalui proses disfusi dan konsultasi dengan para bawahan.
c. Penghargaan dan hukuman diberikan kepada bawahan dalam rangka memberikan motivasi
kepada bawahan.
d. Hubungan dengan bawahan baik.
Aplikasi perilaku gaya kepemimpinan konsultasi yaitu ketika di sebuah perusahaan terdapat
karyawan baru. Karyawan tersebut telah diberi tugas dan pengarahan, tetapi karyawan baru
tersebut memiliki pendapat yang berbeda dan dia menyampaikan pendapatnya kepada pimpinan.
Pemimpin tersebut mendengarkan pendapat dari si karyawan baru, namun dalam mengambil
keputusan, pemimpin tidak dapat langsung menerima pendapat tersebut karena ia harus
mempertimbangkan apakah pendapat karyawan baru itu pro atau kontra dengan aturan/kebijakan
yang telah diterapkan pada perusahaan tersebut.
c. Partisipasi
Gaya ini menjadikan posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang
secara bergantian. Pemimpin dan pengikut saling bertukar ide dalam pemecahan masalah dan
pembuatan keputusan. Komunikasi dua arah ditingkatkan dan peranan pemimpin adalah secara
aktif mendengarkan. Tanggung jawab pemecahan masalah dan pembuatan keputusan sebagian
besar berada pada pihak pengikut.
Ciri-ciri partisipasi :
a. Pemimpin dan bawahan sama-sama terlibat dalam pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah atau kata lain apabila pemimpin akan mengambil keputusan, dilakukan setelah adanya
saran dan pendapat dari bawahan.
b. Pemimpin memberikan keleluasaan bawahan untuk melaksanakan pekerjaan.
c. Hubungan dengan bawahan terjalin dengan baik dan dalam suasana yang penuh persahabatan
dan saling mempercayai.
d. Motivasi yang diberikan kepada bawahan tidak hanya didasarkan atas pertimbangan-
pertimbangan ekonomis, melainkan juga didasarkan atas pentingnya peranan bawahan dalam
melaksanakan tugas-tugas organisasi.
Aplikasi perilaku gaya kepemimpinan partisipasi, yaitu di perusahaan OJK, karyawan bersama
dengan pimpinan perusahaan melakukan rapat guna melakukan evaluasi terhadap budaya kerja
yang ada di perusahaan. Pimpinan memberi kesempatan bagi karyawan untuk memberikan

12
pendapat mengenai bagaimana budaya kerja yang efektif, karena pimpinan setuju dengan
pendapat karyawan tersebut, maka pemimpin menyetujui dan menetapkan serta melakukan
evaluasi terhadap budaya kerja yang baru.
d. Delegasi
karena pemimpin mendiskusikan masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga tercapai
kesepakatan mengenai definisi masalah yang kemudian proses pembuatan keputusan
didelegasikan secara keseluruhan kepada bawahan. Bawahanlah yang memiliki kontrol untuk
memutuskan bagaimana cara pelaksanaan tugas.
Ciri-ciri delegasi :
a. Pemimpin mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi dengan bawahan dan selanjutnya
mendelegasikan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dengan bawahan.
b. Bawahan mempunyai hak untuk menentukan langkah-langkah bagaimana keputusan
dilaksanakan dan hubungan dengan bawahan rendah.
Aplikasi perilaku gaya kepemimpinan delegasi adalah usaha percetakan, dimana pemilik usaha
mempercayakan karyawan dalam melakukan pekerjaan, seperti karyawan bebas mendesain
undangan atau banner sesuai dengan permintaan konsumen, tanpa harus konsultasi dengan
atasan.

BAB III PENUTUP


Kesimpulan

Daftar Pustaka
Kartini Kartono. 2000. Pemimpin dan Kepemimpinan. CV. Rajawali, Jakarta
Miftah Thoha. 2000. Kepemimpinan dalam Manajemen. CV. Rajawali, Jakarta
Sondang P. Siagian. 1987. Filsafat Administrasi. Gunung Agung, Jakarta
Timpe, A. Dale. 2002. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia : Kepemimpinan. PT. Gramedia,
Jakarta

13
http://mylinkword.blogspot.com/2017/12/perilaku-gaya-dasar-kepemimpinan-dalam.html

14

Anda mungkin juga menyukai