Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

Menurut sugiyono (2009) instrument penelitian adalah suatu alat

yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati, secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

Alat pengumpulan data berbentuk Skala Likert. Skala likert sering

digunakan untuk mengukur sikap, persepsi, dan pendapat seseorang

terhadap suatu gejala sosial (Riduwan dan Kuncoro, 2011). Skala likert

yang dirancang dengan baik pada umumnya memiliki reliabilitas yang

tinggi, sehingga mengasilkan data yang berkualitas (Risnita, 2012).

Skala likert ini terdiri atas sejumlah pertanyaan deklaratif yang

diberikan kepada responden untuk menyatakan apakah mereka setuju atau

tidak setuju dengan pernyataan-pernyataan tersebut. Umumnya terdapat

skala likert 1-5 ( sangat tidak setuju, tidak setuju, tidak menentukan setuju

atau tidak setuju/ undecided/netral/unsure), setuju, dan sangat setuju).

Pertanyaan-pertanyaan deklaratif dalam skala likert perlu dibuat dalam

pernyataan positif (favorable) dan negative (unfavorable). Namun,

pertanyaan-pertanyaan negative perlu dikoding ulang (recoding into

different variable) ketika dianalisis dalam softwere statistika agar dapat

mengungkapkan makna sebenarnya sesuai skala likert.


1. Menentukan ukuran sampel

1) Sampel

Dalam menentukan sampel yang dibutuhkan jika ukuran

populasi diketahui, dapat digunakan rumus slovin seperti berikut:

N
n=
1+Ne2

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Tingkat Kesalahan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena

kesalahan penarikan sampel)

2) Populasi

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk

peristiwa, hal, atau orang yang memiliki karakteristik yang

serupa yang menjadi pusat semesta penelitian. populasi disini

adalah seluruh pengguna TransJakarta yang berjumlah 85 orang.

2. Uji Validitas

Validitas berkaitan dengan sejauh mana ketepatan alat ukur

dalam mengukur apa yang hendak diukur. Konsep validitas mengacu

pada kelayakan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan sebuah simpulan

yang dibuat bedasarkan skor hasil test (Azwar, 2016).

Menurut Ghozali, 2005. Uji validitas dipergunakan untuk

mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner penelitian untuk

dapat dijadikan tolak ukur dalam menyimpulkan keadaan hasil dari


penelitian. suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh

kuesioner tersebut. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan

tingkat kevalidan. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tepat (Azwar & Saifuddin, 2009).

Suatu instrument penelitian dikatakan valid, apabila:

1. Jika koefisien korelasi Product moment melebihi 0,3

2. Jika koefisien korelasi Product moment > r-tabel (α; n-2), =

jumlah sampel

3. Nilai sig. ≤ α

Maka rumus yang bisa digunakan untuk uji validitas menggunakan

teknik korelasi adalah sebagai berikut :

n ( ∑ XY )−( ∑ X . ∑ Y )
r=
√¿ ¿ ¿

Dimana:

n = Jumlah responden

X = Skor variabel (jawaban responden)

Y = Skor variebel untuk respinden n

Validitas data merupakan sejauh mana ketepatan sebuah

instrument penelitian dalam mengukur sebuah variabel laten. Dengan

kata lain validitas instrument adalah sejauh mana ketepatan variabel

manifest dalam mengukur variabel laten. Variabel laten merupakan

variabel yang tidak dapat diketahui nilainya secara langsung.


Jenis validitas secara umum menurut Azwar (2016) terdiri atas

validitas isi, validitas konstruk dan validitas berdasar kriteria. Berikut

merupakan penjelasan dari jenis validitas data adalah :

a. Validitas isi

Merupakan sejauh mana isi dari instrument penelitian

dapat mewakili semua aspek dari sebuah variabel (Singarimbun

dan Effensi, 2016). Sementara Azwar (2016) menyatakan jika

validitas isi pada intinya adalah menjawab pertanyaan apakah butir

pertanyaan dapat menjadi tolak ukur dalam menetukan sebuah

variabel dan apakah butir telah mencakup semua domain isi yang

hendak diukur.

b. Vliditas Konstruk

Merupakan kerangka dari sebuah konsep (Singarimbun

dan Effensi, 2016). Menurut Magnusson (Azwar, 2016) validitas

konstruk dapat dilakukan melalui tahapan berikut:

1. Melakukan studi mengenai perbedaan diantara kelompok-

kelompok yang secara teori harus berbeda.

2. Melakukan studi tentang pengaruh perubahan dalam diri

individu dan lingkungannya terhadap hasil test

3. Melakukan studi tentang korelasi diantara berbagai variabel

yang secara teoritis dapat mengukur aspek yang sama

4. Melakukan studi tentang korelasi antara butir-butir tes

c. Validitas Bedasarkan Kriteria


Merupakan validitas data dengan cara mengkorelasikan

penggunaan instrument yang telah ada dengan hasil yang dicapai

dimasa depan. Artinya antara instrument dan outputnya berbeda

namun memiliki korelasi yang tinggi.

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran relatif sama apabila pengukuran tersebut dilakukan berapa

kali dengan melakukan alat pengukur yang sama (Dwi, 2016).

Menurut (Ghozali, 2005) reliabilitas merupakan alat unkur

untuk mengukur satu kuesioner yang merupakan indikator dari

variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu

ke waktu. Uji reliabilitas adalah suatu pengujian yang bertujuan

mengetahui sejauh mana sutu pengukuran dapat memberikan hasil

yang relatif tidak berbeda, dapat dipercaya bila dilakukan

pengulangan pengukuran terhadap subjek yang sama (Sugiyono,

2006).

Reliabilitas memiliki nama lain seperti konsistensi,

keterandalan, keterpercayaan, kestabilan, dan lain sebagainya, namum

ide utama dari konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu

proses pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2016). Jadi focus utama

dalam uji reliabilitas adalah data yang dihasilkan dapat dipercaya.

Suatu instrument penelitian dikatakan reliabel jika instrumen tersebut


dapat menghasilkan data yang konsisten, karena dengan konsisten

sebuah data dapat dipercaya kebenarannya.

4. Uji Validitas dengan SPSS

Dalam melakukan uji validitas umumnya ada dua cara yang

dapat digunakan yaitu Bivariate Correlation Pearson dan Corrected

Item Total Correlation (Wiyaono, 2011). Pada modul ini pengujian

validitas menggunakan cara corrected item total correlation. Uji

validitas Corrected Item Total Correlation pengujiannya dilakukan

dengan cara mengkorelasi masing-masing skor butir dengan skor total

dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang over

estiasi (Azwar, 2016). Jika jumlah butir pernyataan cukup banyak

makas kor butir terhadap skor total tidak besar, namun jika jumlah

butir pernyataan sedikit maka dampaknya menjadi besar.

Sebuah item pernyataan dikatakan valid pada pengujian dengan

Corrected Item-Total Correlation jika rhitung > dari rtabel. Nilai r tabel

dapat diketahui dengan ketentuan Degree of freedom

( df ) =n−2

n = adalah jumlah sampel.

Jika sebuah instrumen diuji dengan melibatkan 70 responden maka t

tabel sebesar 0,235. Artinya jika setiap butir pernyataan yang

memiliki nilai r hitung > dari 0,235 maka butir pernyataan tersebut

valid.

5. Uji Reliabilitas dengan SPSS


Pengujian reliabilitas instrument penelitian secara umum dapat

digolongkan menjadi dua yaitu reliabilitas eksternal yang terdiri dari

metode test ulang dan bentuk parallel dan jenis reliabilitas internal

berupa penyajian tunggal. Ada banyak formula yang dapat digunakan

untuk enghitung koefisien reliabilitas instrument penelitian seperti

forula Spearman-Brown, Alpha (α), Rulon, Kuder-Richardson, Feldt,

Kristof untuk belah Tiga dan Hoyt. Formula Alpha (α) lebih sering

digunakan untuk menguji reliabilitas internal. Formula Alpha (α)

sering digunakan karena instrument pernyataan dapat dibelah

sebanyak jumlah butir pernyataan ( Azwar, 2016). Dari pengujian

reliabilitas penelitian jika instrumen penelitian r tabel > r hitung maka

variabel tersebut reliabel.


B. Kerangka Berfikir

Identifikasi masalah
1. Belum diketahui hasil penentuan ukuran
sample,uji validitas, uji reliabilitas
2. Belum diketahui hasil nilai r tabel
3. Belum Diketahui hasil perhitungan data
variabel Y, XI dan variabel X2. pada regresi Data

linier berganda Pengumpulan data diperoleh


dari data kuesioner yang
diubah menjadi skala lickert
yang disebar menggunakan
google form dengan jumlah
Pengolahan Data responden sebanyak 85 orang
dan ukuran sampel sebanyak
Mengolah data dengan menggunakan perhitungan 70 dari pengguna
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas kemudian diuji TransJakarta
menggunakan Microsoft Excel dan softwere SPSS

Analisis
Menganalisis data responden yang diperoleh dari
data kuesioner dari pengguna Transportasi Publik
berupa Transjakarta menggunakan metode Uji
Validitas, Uji Reliabilitas dan Regresi Linear
Berganda

Hasil yang Diharapkan


Hasil yang didapatkan diperoleh dari data Uji
Validitas, Uji Reliabilitas dan Regresi Linear
Berganda dengan mengolah datanya
menggunakan Microsoft Excel dan dan diuji
menggunakan SPSS

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir


Sumber : Penelitian
C. Penelitian yang Relevan

1. Ayu Yuni Widowati, Cahyani Budihartanti. 2019. Analisis Kepuasan

Penggunaan Terhadap Aplikasi Traveloka Dengan Menerapkan Metode

TAM (Technology Acceptance Model). Penerbit Jurnal PROSISKO.

Vol. 6. No. 2. e – ISSN: 2597-9922. p – ISSN : 2406-7733 : Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Technology Acceptance

Model (TAM) dalam kepuasan pengguna terhadap aplikasi Traveloka.

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner melalui

teknik path analysis. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis

deskriptif dengan menggunakan skala likert. Hasil penelitian

membuktikan bahwa hubungan yang terjadi antara varibel X (Persepsi

Kemudahan dan Persepsi Kemanfaatan) dengan variabel Y (Persepsi

Minat Perilaku) berpengaruh positif signifikan dalam penerapan sistem

kepuasan pelanggan terhadap aplikasi Traveloka di Jakarta. Bedasarkan

analisis hubungan koefisiensi korelasi, baik secara manual maupun

menggunakan SPSS adalah 106,3. Nilai korelasi sebesar ini adalah kuat

positif. Hubungan bersifat kuat positif artinya terjadi hubungan searah

antara variabel X dan variabel Y.

2. Alexander Tuahta Sihombing. 2019. Analisis Kinerja Sistem Distribusi

Air Bersih PDAM Tirta Silaupiasa Kabupaten Asahan. Penerbit Jurnal

Pionir LPPM Universitas Asahan. Vol. 5. No. 2. E-ISSN: 2655-3201.

P-ISSN: 2549-3043 : Air sebagai materi esensial dalam kehidupan

tampak dari kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari di


lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di setiap tempat, setiap

tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Kabupaten Asahan

merupakan daerah yang memiliki keanekaragaman sosial, budaya serta

ekonomi. Keberadaan PDAM Tirta Silaupiasa sebagai perusahaan yang

bergerak di bidang jasa dalam pengadaan air bersih bagi seluruh

masyarakat kabupaten asahan yang pada saat sekarang ini dirasakan

bahwa hasil kinerja sistem distribusi air bersih yang diberikan oleh

PDAM Tirta Silaupiasa masih dirasakan kurang maksimal. Tujuan

dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh kualitas, kuantitas dan kontinuitas air bersih terhadap kinerja

sistem distribusi air bersih pada PDAM Tirta Silaupiasa Kabupaten

Asahan serta mengetahui dan menganalisis pengaruh sistem kinerja

distribusi PDAM Tirta Silaupiasa Kabupaten Asahan dalam

melaksanakan kegiatan pendistribusian air bersih. Metode penelitian

yang digunakan adalah statistik deskriptif kuantitatif yaitu penelitian

yang mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

survey yaitu kegiatan mengumpulkan data sebanyak- banyaknya

mengenai fakta-fakta yang merupakan pendukung terhadap penelitian

dengan maksud untuk mengetahui status keadaan, gejala menemukan

kesamaan status dengan cara membandingkan dengan standar yang

sudah dipilih atau ditentukan, data penelitian diperoleh menggunakan

kuesioner yang teknik samplingnya adalah purposive sampling yaitu


pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang

dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang

sudah diketahui, dengan jumah responden 75 rumah tangga, kemudian

melakukan uji statistik terhadap data kuesioner tersebut. Responden lain

yang diambil adalah manajemen PDAM Tirta Silaupiasa yang berkaitan

dengan sistem jaringan distribusi air bersih, kemudian melakukan

simulasi kinerja sistem distribusi jaringan air bersih sesuai dengan data

literatur dan hasil wawancara. Hasil analisis dengan menggunakan

analisi regresi linear berganda untuk menguji hipotesis tentang

pengaruh secara parsial variabel bebas kualitas air bersih, kuantitas air

bersih dan kontinuitas air bersih terhadap variabel terikat kinerja sistem

distribusi air adalah Y = 13,935 + 0,353X1+ 0,363X2 + 0,377X3

dengan nilai R Square atau R2 adalah 0,803 artinya bahwa kemampuan

variabel kualitas air bersih, kuantitas air bersih dan kontinuitas air

bersih dapat menjelaskan variasi variabel kinerja sistem distribusi air

adalah sebesar 80,3%. Hasil analisis dengan melakukan simulasi sistem

pendistribusian air diketahui bahwa Demand (Q pelayanan) lebih besar

dari Base Demand (Q eksisting) artinya adalah bahwa sistem distribusi

yang telah dilakukan oleh PDAM Tirta Silaupiasa mampu memenuhi

kebutuhan jam puncak para pelanggan dan masih berpotensi untuk

melakukan penambahan sambungan rumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai