Anda di halaman 1dari 7

TUGAS STATISTIKA LANJUT

Nama : Azzam Alfaruqi


Kelas : A4-17
NPM : 17144600137
A. Validitas
1. Definisi
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar 1986).
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrumen. Prinsip validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang
berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Jadi validitas
lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan.
2. Kegunaan
Kegunaan validitas yaitu untuk mengetahui sejauh mana ketetapan dan
kecermatan suatu instrument pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya, yaitu
agar data yang diperoleh bias relevan atau sesuai dengan tujuan diadakannya
pengukuran tersebut.
3. Jenis
a) Validitas Isi
Maksud dari jenis validitas isi ini ialah bahwa isi atau bahan yang diuji relevan
dengan kemampuan pengetahuan, pelajaran, pengalaman atau latar belakang
orang yang diuji. Validitas isi diperoleh dengan mengadakan sampling yang
baik, yaitu memilih item-item yang representatif dari keseluruhan bahan yang
berkenaan dengan hal yang kita selidiki. Kesulitan yang biasanya dihadapi
berkenaan dengan validitas isi ialah bahwasanya pilihan item yang digunakan
biasanya bersifat subjektif, yaitu berdasarkan logika dari peneliti itu sendiri.
Untuk itu perlu ada kesesuaian tentang keseluruhan bahan dengan pilihan-
pilihan item yang representatif.
b) Validitas Prediktif
Validitas Prediktif ialah adanya kesesuaian antara ramalan ( prediksi ) tentang
perilaku seseorang dengan perilaku yang nyata. Diharapkan suatu tes
mempunyai nilai prediktif yang tinggi, artinya bahwa apa yang diprediksilkan
oleh tes tentang perilaku seseorang memang terbukti dilakukan oleh seseorang
tersebut.
c) Validitas Konstruk
Validitas konstruk dugunakan bila kita menyaksikan apakah gejala yang tes
benar-benar hanya mengandung satu dimensi. Apabila ternyata gejala itu
mengandung lebih dari satu dimensi maka validitas tes itu diragukan.
Keuntungan validitas konstruk ini ialah bahwa mengetahui komponen-
komponen sikap atau sifat yang diukur dengan tes itu.
d) Validitas Eksternal
Validitas eksternal ialah jenis validitas yang diperoleh dengan cara
mengorelasikan alat pengukur baru dengan tolok ukur eksternal yang berupa
alat ukur yang sudah valid. Misalnya untuk dapat mengukur kualitas penduduk
dapat dikorelasikan antara angka harapan hidup dengan angka kematian bayi.
Apabila kedua angka tersebut berkorelasi secara signifikan, maka kedua jenis
pengukuran itu telah memiliki validitas eksternal.
e) Validitas Budaya
Validitas budaya atau lebih tepatnya validitas antar budaya sangat penting bagi
penelitian yang dilakukan di negara yang suku bangsanya sangat bervariasi. 
f) Validitas Rupa
Validitas rupa tidak menunjukkan apakah alat pengukur mengukur apa yang
ingin diukur namun hanya menunjukkan bahwa dari segi rupanya suatu alat
ukur tampakanya mengukur apa yang ingin diukur. Validitas ini sangat
penting dalam pengukuran kemampuan individu, seperti pengukuran
kecerdasan bakat dan keterampilan. Hal ini disebabkan dalam pengukuran
aspek kemampuan seperti itu faktor rupa alat ukur akan menentukan sejauh
mana minat orang didalam menjawab soal-soal atau pertanyaan dalam alat
ukur.
Menurut Ebel (dalam Nazir 1988)

1. Concurrent Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor
dengan kinerja.
2. Construct Validity adalah validitas yang berkenaan dengan kualitas aspek psikologis
apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk
tertentu dapat dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam pengukuran.
3. Face Validity adalah validitas yang berhubungan apa yang nampak dalam mengukur
sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur.
4. Factorial Validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi antara alat ukur dengan faktor-
faktor yang yang bersamaan dalam suatu kelompok atau ukuran-ukuran perilaku
lainnya, dimana validitas ini diperoleh dengan menggunakan teknik analisis faktor.
5. Empirical Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor
dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung
dengan apa yang ingin diramalkan oleh pengukuran.
6. Intrinsic Validity adalah validitas yang berkenaan dengan penggunaan teknik uji coba
untuk memperoleh bukti kuantitatif dan objektif untuk mendukung bahwa suatu alat
ukur benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
7. Predictive Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor
suatu alat ukur dengan kinerja seseorang di masa mendatang.
8. Content Validity adalah validitas yang berkenaan dengan baik buruknya sampling dari
suatu populasi.
9. Curricular Validity adalah validitas yang ditentukan dengan cara menilik isi dari
pengukuran dan menilai seberapa jauh pengukuran tersebut merupakan alat ukur yang
benar-benar mengukur aspek-aspek sesuai dengan tujuan instruksional.

4. Kategori
Koefisien korelasi selalu terdapat antara -1,00 sampai +1,00. Namun karena
dalam menghitung sering dilakukan pembulatan angka-angka, sangat mungkin
diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien negatif menunjukkan hubungan
kebalikan sedangkan koefisien menunjukkan adanya kesejajaran untuk
mengadakan interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai
berikut:

 Antara 0,88 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi


 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi
 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup
 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah
 Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah
5. Cara Menghitung
Cara menentukan validitas soal yang menggunakan tes terstandar sebagai
kriterium dilakukan dengan mengalikan koefisien validitas yang diperoleh dengan
koefisien validitas tes terstandar tersebut.
Rumus product moment dengan angka kasar:

Keterangan:
rxy  =  Koefisien korelasi
N  =  Banyaknya subyek
∑X  =  Jumlah skor item
∑Y =  Jumlah skor total
∑XY =  Jumlah perkalian skor item dengan skor total
∑X2  =  Jumlah kuadrat skor item
∑Y2  =  Jumlah kuadrat skor total
Rumus product moment  dengan simpangan:

B. Reliabilitas
1. Definisi
Reliabilitas adalah keakuratan dan ketepatan dari suatu alat ukur dalam suatu
prosedur pengukuran. Berdasarkan bahasa, reliabilitas berasal dari kata reliability
yang terdiri dari kata rely dan ability, artinya sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa
kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh
hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek
memang belum berubah. Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relative sama)
jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh
orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula. Alat
ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliable.
2. Kegunaan
Reliabilitas digunakan untuk mengukur atau mengamati sesuatu yang menjadi
objek ukur.
3. Jenis
Walizer (1987) menyebutkan bahwa ada dua cara umum untuk mengukur
reliabilitas, yaitu :

a) Reliabilitas Stabilitas
Menyangkut usaha memperoleh nilai yang sama atau serupa untuk setiap
orang atau setiap unit yang diukur setiap saat anda mengukurnya. Reliabilitas
ini menyangkut penggunaan indicator yang sama, definisi operasional, dan
prosedur pengumpulan data setiap saat, dan mengukurnya pada waktu yang
berbeda. Untuk dapat memperoleh reliabilitas stabilitas setiap kali unit diukur
skornya haruslah sama atau hampir sama.
b) Reliabilitas Terwakili
Mengacu pada keterandalan masing-masing grup. Menguji apakah
penyampaian indikator sama jawabannya saat diterapkan ke kelompok yang
berbeda-beda.
c) Reliabilitas Seimbang (equivqlence reliability)
Menyangkut usaha memperoleh nilai relatif yang sama dengan jenis ukuran
yang berbeda pada waktu yang sama. Definisi konseptual yang dipakai sama
tetapi dengan satu atau lebih indicator yang berbeda, batasan-batasan
operasional, peralatan pengumpulan data, dan / atau pengamat-pengamat.
Menguji reliabilitas dengan menggunakan ukuran ekivalen pada waktu yang
sama bias menempuh beberapa bentuk. Bentuk yang paling umum disebut
teknik belah-tengah.
4. Kategori
5. Cara Menghitung
Penentuan reliabilitas soal dengan menggunakan rumus Kuder Richardson-20
(KR-20) yaitu:

Keterangan:
r11= reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes
C. Uji Daya Beda
1. Definisi
Daya pembeda soal yang baik adalah yang dapat membedakan antara siswa yang
pandai dengan siswa yang kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu. Daya
pembeda butir soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan
kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada dalam
kelompok itu.
2. Kegunaan
Uji daya beda digunakan untuk menentukan mampu tidaknya suatu butir soal
membedakan antara peserta pelatihan yang berkemampuan tinggi dengan peserta
pelatihan yang berkemampuan rendah.
3. Jenis
4. Kategori
Dengan kriteria indeks diskriminasi sebagai berikut:
D = 0,00 – 0,20 adalah jelek
D = 0,21 – 0,40 adalah cukup
D = 0,41 – 0,70 adalah baik
D = 0,71 – 1,00 adalah baik sekali
5. Cara Menghitung
Untuk menentukan indeks diskriminasi digunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:

J      =  Jumlah peserta tes

JA     =   Banyaknya peserta kelompok atas


JB     =  Banyaknya peserta kelompok bawah
BA   = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB    =  Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

 =   Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar


  =   Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

A. Indeks Kesukaran
1. Definisi
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut
tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjuk
sukar ataumudahnya soal (Arikunto, 1999: 2007)
2. Kegunaan
3. Jenis
4. Kategori
Kriteria yang berhubungan dengan indeks kesukaran soal ini adalah sebagai
berikut:
P = 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
P = 0,30 – 0,70 adalah soal sedang
P = 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
5. Cara Menghitung
Tingkat taraf kesukaran soal ditunjukkan oleh bilangan yang disebut indeks
kesukaran soal yang dapat dihitung:

Keterangan:
P = Indeks kesukaran soal
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
JS  = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Anda mungkin juga menyukai