Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

STATISTIK PENDIDIKAN

Tentang

“ Validitas dan Reliabilitas”

Dosen Pengampu:

Adelia Alfama Zamista, M. Pd

Disusun Oleh:

Suherman 2214010218

Aldi Heriyan 2214010219

Muhammad Zaki Fauzan 2214010220

Nirbayunda Aulia Nayarana 2214010230

Fekri Fadilla Atthoriq 2214010244

Uncu Setiawan 2214010245

Ahmad Zaki Ramadhan 2214010250

Muhammad Fajar 2214010252

Muhammad Alfatih Zil Izzatil 2214010254

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI F)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

2023 M / 1445 H

1
PEMBAHASAN

A. Definisi
1. Validitas
Validitas adalah bagaimana peneliti berbicara tentang sejauh mana
hasil mewakili kenyataan. Metode penelitian, kuantitatif atau kualitatif,
adalah metode untuk mempelajari fenomena nyata, sehingga validitas
data mengacu pada seberapa banyak fenomena yang akan ukur ataupun
seberapa banyak informasi tidak terkait yang turut serta pada hasil.1
Menurut Ebel (dalam Nazir 1988), bentuk-bentuk validitas :
a. Concurrent Validity adalah validitas yang berkenaan dengan
hubungan antara skor dengan kinerja.
b. Construct Validity adalah validitas yang berkenaan dengan
kualitas aspek psikologis apa yang diukur oleh suatu
pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk
tertentu dapat dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam
pengukuran.
c. Face Validity adalah validitas yang berhubungan apa yang
nampak dalam mengukur sesuatu dan bukan terhadap apa
yang seharusnya hendak diukur.
d. Factorial Validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi antara
alat ukur dengan faktor-faktor yang yang bersamaan dalam
suatu kelompok atau ukuran-ukuran perilaku lainnya, dimana
validitas ini diperoleh dengan menggunakan teknik analisis
faktor.
e. Empirical Validity adalah validitas yang berkenaan dengan
hubungan antara skor dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut
adalah ukuran yang bebas dan langsung dengan apa yang ingin
diramalkan oleh pengukuran.

1 https://penelitianilmiah.com/validitas-dan-reliabilitas/

2
f. Intrinsic Validity adalah validitas yang berkenaan dengan
penggunaan teknik uji coba untuk memperoleh bukti
kuantitatif dan objektif untuk mendukung bahwa suatu alat
ukur benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
g. Predictive Validity adalah validitas yang berkenaan dengan
hubungan antara skor suatu alat ukur dengan kinerja seseorang
di masa mendatang.
h. Content Validity adalah validitas yang berkenaan dengan baik
buruknya sampling dari suatu populasi.
i. Curricular Validity adalah validitas yang ditentukan dengan
cara menilik isi dari pengukuran dan menilai seberapa jauh
pengukuran tersebut merupakan alat ukur yang benar-benar
mengukur aspek-aspek sesuai dengan tujuan instruksional.2

2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang
mempunyai asal kata rely dan ability (Wahyudi, 2020). Pengukuran
yang memiliki reliabilitas yang tinggi disebut sebagai pengukuran
yang reliabel (reliable). Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk
menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten
apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Instrumen dikatakan
reliabel saat dapat mengungkapkan data yang bisa dipercaya
(Arikunto, 2010). Tes dikatakan reliabel jika skor amatan mempunyai
korelasi yang tinggi dengan skor sebenarnya (Arifin, 2017). Menurut
Sugiyono (2014), faktor-faktor yang mempengaruhi validitas dan
reliabilitas suatu alat ukur (instrumen) selain instrumen adalah
pengguna alat ukur yang melakukan pengukuran dan subjek yang
diukur.
Reliabilitas adalah ukuran stabilitas atau konsistensi nilai tes. Kita juga
dapat menganggapnya sebagai kemampuan untuk mengulang hasil tes atau

2 https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-validitas/

3
temuan penelitian. Perlu juga kita ketahui ada istilah koefisien reliabilitas,
yaitu ukuran seberapa baik tes mengukur pencapaian.
Uji reliabilitas adalah proporsi varians dalam skor yang diamati (yaitu
skor pada tes) yang dikaitkan dengan skor sebenarnya (skor “nyata”
teoretis yang akan diperoleh seseorang jika ada tes sempurna). Istilah
“koefisien reliabilitas” sebenarnya mengacu pada beberapa koefisien
yang berbeda:
Beberapa metode yang ada untuk menghitung koefisien termasuk tes-
ulang, bentuk paralel dan bentuk-alternatif. Yang biasanya terdiri atas;
a. Cronbach’s alpha, konsep ini merupakan koefisien konsistensi
internal yang paling banyak digunakan. Korelasi sederhana
antara dua skor dari orang yang sama adalah salah satu cara
paling sederhana untuk memperkirakan koefisien reliabilitas.
Jika skor diambil pada waktu yang berbeda, maka ini adalah
salah satu cara untuk memperkirakan reliabilitas tes-tes ulang;
Berbagai bentuk tes yang diberikan pada hari yang sama dapat
memperkirakan reliabilitas bentuk paralel.
b. Korelasi Pearson – dapat digunakan untuk memperkirakan
koefisien reliabilitas teoritis antara tes paralel.
c. Formula Spearman Brown – ukuran reliabilitas untuk tes
split-half.
d. Cohen’s Kappa – mengukur keandalan antar penilai.

B. Rumus penyelesaian
1. Rumus uji validitas

Alat ukur atau sebuah instrumen yang akan dilakukan penelitian


untuk menjadi alat ukur yang bisa diterima atau standar maka alat ukur
tersebut harus melalui uji validitas dan reliabilitas dari data, uji
validitas menurut pendapat dari ahli dapat menggunakan rumus
perason product moment, kemudian setelah itu diuji dengan

4
menggunakan uji t dan setelah itu baru dilihat penafsiran dari indeks
korelasinya.3

Untuk tabel t a = 0,05 derajat kebebasan (dk = n-2) Jika t hitung > t
tabel berarti valid demikian sebaliknya, thitung <t tabel tidak valid,
apabila instrumen valid, maka indeks korelasinya (r) adalah sebagai
berikut:
0,800-1,000: sangat tinggi
0,600-0,799: tinggi
0,400-0,599: cukup tinggi
0,200-0,399: rendah
0,000-0,199: sangat rendah (tidak valid)

Contoh:
Apabila akan melakukan pengujian validitas terhadap alat ukur
(instrumen) dengan jumlah 6 pertanyaan dengan jawaban sangat tidak
setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju dengan skor terendah
3 Aziz Alimul, Menyusun instrumen Penelitian & Uji validitas-Reliabilitas,( Surabaya : Health Books, 2021), h. 12

5
sejumlah 1 dan skor tertinggi sejumlah 4 dan disebarkan ke 10
responden, maka dari 6 pertanyaan tersebut berapa instrumen yang
dapat valid digunakan atau tidak.
Maka langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Hitung harga korelasi setiap butir soal 1 sampai dengan 6 dengan
rumus pearson product moment.
2. Hitung harga t hitung dengan rumus:

thitung = rv(n-2)
V (1-r²)
3. Cari t tabel dengan melihat tabel t (lihat lampiran) dengan dk = n-2,
a = 0,05
4. Analisa keputusan, apabila t hitung > t tabel berarti valid dan apabila
t hitung < t tabel berarti tidak valid.

2. Rumus uji reliabilitas

C. Contoh Soal
1. Permasalahan validitas
Contoh perhitungan:

6
Misalkan akan menghitung validitas tes prestasi belajar matematika.
Sebagai kriterium diambil rata-rata nilai ulangan harian yang tercatat
dalam daftar nlai. Nilai tes yang akan dicari validitasnya diberi kode X
dan rata-rata nilai harian diberi kode Y. Kemudian dibuat tabel
persiapan sebagai berikut:

Tabel persiapan untuk mencari validitastes prestasi matematika

No Nama X Y X y x2 y2 xy

1 Nadia 6,5 6,3 0 -0,1 0,0 0,01 0,0

2 Susi 7 6,8 +0,5 +0,4 0,25 0,16 +0,2

3 Cecep 7,5 7,2 +0,1 +0,8 1,0 0,64 +0,8

4 Erna 7 6,8 +0,5 +0,4 0,25 0,16 +0,2

5 Dian 6 7 -0,5 +0,6 0,25 0,36 -0,3

6 Asrama 6 6,2 -0,5 -0,2 0,25 0,04 +0,1

7 Siswoyo 5,5 5,1 -0,1 -1,3 1,0 1,69 +1,3

8 Jihad 6,5 6 0 -0,4 0,0 0,16 0.0

9 Yanna 7 6,5 +0,5 +0,1 0,25 0,01 +0,05

10 Lina 6 5,9 -0,50 -0,6 0,25 0,36 +0,25

Jumlah 65,0 63,8 3,5 3,59 2,65

7
Dengan menggunakan data hasil tes prestasi matematika di atas kini
dihitung dengan rumus kolerasi product moment dengan angka kasar
yang tabel persiapnnya sebagai berikut:
Tabel persiapan untuk mencari validitas
tes prestasi matematika

No Nama X Y X2 Y2 XY
1 Nadia 6,5 6,3 42,25 39,69 40,95
2 Susi 7 6,8 49 46,24 47,6
3 Cecep 7,5 7,2 56,25 51,84 54,0
4 Erna 7 6,8 49 46,24 47,6
5 Dian 6 7 36 49 42
6 Asrama 6 6,2 36 38,44 37,2
7 Siswoyo 5,5 5,1 30,25 26,01 28,05
8 Jihad 6,5 6 42,25 45,5 39
9 Yanna 7 6,5 49 36 45,5
10 Lina 6 5,9 36 34,81 35,4

8
Jumlah 65,0 63,8 426,0 410,52 417,3

Dimasukkan ke dalam rumus:

Jika di perbandingkan dengan soal yang dihitung dengan rumus


simpangan ternyata terdapat perbedaan sebesar 0,003 lebih besar yang
dihitung dengan rumus simpangan. Hal ini wajar karena dalam
mengerjakan perkalian atau pemjumlahan jika diperoleh 3 atau
angka di belakang koma dilakukan pembulatan ke atas. Perbedaan
ini sangat kecil. sehingga dapat diabaikan
Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien kolerasi
adalah sebagai berikut:
o Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
o Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi
o Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup
o Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah
o Antara 0,00 sampai dengan 0,199 : sangat rendah4
2. Penyelesaian reliabilitas

4 https://www.academia.edu/32371665/PEMBAHASAN_SOAL_SOAL_VALIDITAS?shem=sswnst

9
Jika skor butir instrumen atau soal tes kontinum (misalnya skala
sikap atau soal bentuk uraian dengan skor butir 1-5 atau skor soal 0-10)
dan diberi simbol Xi dan skor total instrumen atau tes diberi simbol X t,
maka rumus yang digunakan untuk menghitung koefesien korelasi antara
skor butir instrumen atau soal dengan skor total instrumen atau skor total
tes adalah sebagai berikut:
Keterangan:
rit = koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total.
xi = jumlah kuadrat deviasi skor dari Xi
xt = jumlah kuadrat deviasi skor dari Xt
Data hasil uji coba adalah sebagai berikut:

Nomor Butir
Nomor Jumla
Pertanyaan
Responden h
1 2 3 4 5 6 7
1 5 4 3 5 3 5 3 28
2 5 4 3 4 3 4 3 26
3 4 4 2 4 3 4 3 24
4 4 3 3 3 4 3 4 24
5 5 5 3 4 5 5 4 31
6 3 3 2 3 2 3 1 17
7 3 3 2 3 2 2 2 17
8 3 2 2 3 2 2 2 16
9 2 2 1 2 1 2 1 11
10 2 1 1 1 1 1 1 8
Jumlah 36 31 22 32 26 31 24 202
Penyelesaian:
Untuk n=10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r=0,631. Karena
nilai koefesien korelasi antara skor butir dengan skor total untuk semua
butir lebih besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai korelasi
signifikan dengan skor total tes. Dengan demikian maka semua butir tes
dianggap valid atau dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar.

Uji reliabilitas

10
Dari soal diatas, selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas dengan
menggunakan rumus koefesien Alpha, yaitu:
Keterangan:
rii = koefisien reliabilitas tes
k = cacah butir
= varian skor butir
= varian skor total
Koefisien reliabilitas dari contoh diatas dapat dihitung dengan cara
pertama-tama dihitung varian butir sebagai berikut:

Nomor butir Varian Butir


1 1,24
2 1,29
3 0,56
4 1,16
5 1,44
6 1,69
7 1,24
Jumlah 8,62

Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 7 butir) pada contoh diatas adalah
0,97
2. Bentuk Objektif
Jika skor butir soal diskontinum (misalnya soal bentuk objektif dengan
skor butir soal 0 atau 1) maka kita menggunakan koefesien korelasi
biserial dan rumus yang digunakan untuk menghitung koefesien korelasi
biserial antara skor butir soal dengan skor total tes adalah:
Keterangan:
rbis(i) = koefesien korelasi beserial antara skor butir soal nomor i dengan
skor total
X1 = rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir soal
nomor i

Xt = rata-rata skor total semua responden

11
st = standar deviasi skor total semua responden
pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i
qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i
Contoh hasil uji coba adalah sebagai berikut:

Nomor Butir
Nomor Jumla
Pertanyaan
Responden h
1 2 3 4 5 6 7
1 1 1 1 1 0 0 0 4
2 1 1 0 1 1 1 0 5
3 0 1 1 1 0 0 0 3
4 1 1 0 0 0 0 0 2
5 0 1 0 0 0 0 0 1
6 1 1 1 1 1 1 1 7
7 1 1 1 1 1 1 0 6
8 0 0 0 0 0 0 0 0
9 1 1 0 0 1 0 0 3
10 1 1 1 1 1 0 0 5
Jumlah 7 9 5 6 5 3 1 36
Xt = 3,60
St = 2,107
Nomor
r-butir r-tabel Status
Butir
1 0,70 0,63 Valid
2 0,57 0,63 Tidak valid
3 0,66 0,63 Valid
4 0,81 0,63 Valid
5 0,76 0,63 Valid
6 0,75 0,63 Valid
7 0,54 0,63 Tidak valid

12
Ternyata dari tujuh butir soal tes ada 5 butir yang valid dan dua butir tidak
valid. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan untuk menghitung
koefesien antara skor butir dengan skor total baru (5 butir), sebagai
berikut:
Data hasil uji coba adalah sebagai berikut:
Nomor Butir Pertanyaan
Nomor Responden Jumlah
1 3 4 5 6
1 1 1 1 0 0 3
2 1 0 1 1 1 4
3 0 1 1 0 0 2
4 1 0 0 0 0 1
5 0 0 0 0 0 0
6 1 1 1 1 1 5
7 1 1 1 1 1 5
8 0 0 0 0 0 0
9 1 0 0 1 0 2
10 1 1 1 1 0 4
Jumlah 7 5 6 5 3 26

Xt = 2,6
St = 1,8
Untuk n = 10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r = 0,631.
Karena niai koefesien korelasi biserial antara skor butir dengan skor total
untuk semua butir lebih besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai
korelasi biserial yang signifikan dengan skor total tes. Dengan demikian
maka semua butir tes (5 butir) dianggap valid atau dapat digunakan untuk
mengukur hasil belajar.
Uji Reliabilitas
Selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas dengan menggunakan
rumus KR-20, sebagai berikut:

13
Keterangan:
rii = koefesien reliabilitas tes
k = cacah butir
piqi = varian skor butir
pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i
qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i
= varian skor total
Koefesien reliabitas dari contoh diatas adalah:
Pertama-tama dihitung varian butir (piqi) sebagai berikut:

Nomor
pi qi p iq i
butir
1 0,7 0,3 0,21
3 0,5 0,5 0,25
4 0,6 0,4 0,24
5 0,5 0,5 0,25
6 0,3 0,7 0,21
Jumlah 1,16
= 1,16
St = 3,24
Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 5 butir) pada contoh adalah 0,80.5

5 https://hariadipba.blogspot.com/2017/01/contoh-perhitungan-reliabilitas.html?m=1

14
PENUTUP

A. Kesimpulan
Validitas merupakan produk dari validasi. Validasi adalah suatu
proses yang dilakukan oleh penyusun atau pengguna instrumen untuk
mengumpulkan data secara empiris guna mendukung kesimpulan yang
dihasilkan oleh skor instrumen. Sedangkan validitas adalah kemampuan
suatu alat ukur untuk mengukur sasaran ukurnya. Dalam mengukur
validitas perhatian ditujukan pada isi dan kegunaan instrumen. Uji
validitas dimaksudkan guna mengukur seberapa cermat suatu uji
melakukan fungsinya, apakah alat ukur yang telah disusun benar-benar
telah dapat mengukur apa yang perlu diukur. Uji ini dimaksudkan untuk
mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Pada dasarnya, uji validitas
mengukur sah atau tidaknya setiap pertanyaan/pernyataan yang digunakan
dalam penelitian. Dalam praktiknya, data sekunder tidak memerlukan uji
validitas
Reliabilitas adalah ukuran stabilitas atau konsistensi nilai tes. Kita
juga dapat menganggapnya sebagai kemampuan untuk mengulang hasil tes
atau temuan penelitian. Perlu juga kita ketahui ada istilah koefisien
reliabilitas, yaitu ukuran seberapa baik tes mengukur pencapaian.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan di
dalamnya, maka dari itu besar harapan kami agar pembaca memberikan
kritik dan saran demi kesempurnaan makalah kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Saputra Andika, (2020), Aplikasi Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen


penelitian Berbasis Web, Takalar : Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Musyarofah Anna, Validitas dan Reliabilitas dalam Analisis Butir Soal, Jurnal
Pendidikan Bahasa Arab, Vol.1.No.1, (2021), h. 41

Alimul Aziz, (2021) Menyusun instrumen Penelitian & Uji validitas-Reliabilitas,


Surabaya : Health Books

Darma budi , Statistika Penelitian Menggunakan SPSS, Guepedia

https://jurnal.literasikitaindonesia.com/index.php/jurpendigu/article/download/
66/80/299

https://www.academia.edu/32371665/
PEMBAHASAN_SOAL_SOAL_VALIDITAS?shem=sswnst

https://hariadipba.blogspot.com/2017/01/contoh-perhitungan-reliabilitas.html?
m=1

16

Anda mungkin juga menyukai