Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian berdasarkan fakta-fakta yang terjadi saat ini dalam suatu populasi. Jenis penelitian kuantitatif perlu perhitungan teknis analisis data dengan statistic dan peneliti menggunakan aplikasi SPSS untuk sistem operasi windows. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini terletak di Kampung Toros Desa Babbalan Kecamatan Batuan Kabupaten Sumenep. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember hingga Juni 2024. 3.3. Populasi dan Sample Penentuan responden pada penelitian ini akan berdasarkan populasi dan sampel yang telah ditentukan, yaitu : 1. Populasi Dalam penelitian kuantitatif, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015:135). Peneliti melakukan penyebaran kuesioner dengan berbagai macam pertanyaan seputar objek penelitian dengan menggunakan variabel dependen dan varibel independen. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila jumlah populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi (Sugiyono, 2015:116). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling ini didasarkan atas ciri-ciri tertentu. Adapun kriteria – kriteria yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. masyarakat minimal mengkonsumsi produk Yakult minimal 2 kali. b. Masyarakat dengan usia antara 15 tahun sampai dengan 40 tahun. c. Masyarakat berdomisili di Kampung Toros Desa Babbalan
Untuk menentukan jumlah sampel yang akan digunakan dalam
penelitian maka digunakan teori Roscoe. Menurut Roscoe (Sugiyono, 2015:131), Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30 sampai dengan 500, selain itu bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari variabel yang diteliti. Rumus Roscoe :
R = n x <10
Keterangan : n : variabel <10 : dikalikan paling kecil 10 Dari keterangan di atas maka perhitungannya sebagai berikut :
R = 3 x 30 = 90
Catatan : (<10 diganti menjadi <30)
Hasil perhitungan sampel setelah hasil pembulatan, diperoleh sampel sebanyak 90 responden. 3.4. Jenis Dan Sumber Data 3.4.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian menggunakan, adalah data subjek. Data subjek diperoleh dari hasil kuisioner berdasarkan kejadian sebenarnya di lapangan. 3.4.2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah yang mengangkat masalah pemasaran, yaitu : 1. Data Primer Data yang diambil peneliti secara langsung dari responden (konsumen) berupa tanggapan pengaruh k u a l i t a s p r o d u k d a n citra merek terhadap keputusan pembelian Produk yakult (studi kasus pada konsumen produk yakult di kampong toros desa babbalan Sumenep) 2. Data Sekunder Menurut Sugiyono ( 2010 : 137 ) sumber/ data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data. Misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Pengumpulan data sekunder dalm penelitian ini melalui cara mengumpulkan artikel, jurnal jurnal , dan hasil penelitian terdahulu. 3.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data penelitian yang dipergunakan penulis dalam menyusun proposal ini, yaitu : 1. Observasi Perolehan data dengan cara turun langsung ke lapangan terhadap gejala dari yang diteliti, mencatat setiap permasalahan yang ada. 2. Kuisioner Kuesioner dalam penelitian ini kuesioner menggunakan pertanyaan tertutup. Pengukuran variabel dilakukan dengan Skala Likert yang meggunakan metode scoring sebagai berikut : Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 Setuju (S) diberi skor 4 Netral (N) diberi skor 3 Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1 3.6. Definisi Operasional Variabel a. Variabel Bebas (independen) Variabel bebas (independent variabel) yang disimbolkan dengan X yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain yang akan diteliti. Ada tiga jenis variabel bebas yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu: 1. Kualitas produk (X1) Menurut Kotler dan Armstrong (2012) kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Kualitas produk (product quality) adalah salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas produk memiliki pengaruh secara langsung terhadap kepuasan pelanggan. Indikator : a Conformance (kesesuaian) b Durability (daya tahan) c Service Ability (kenyamanan, kemudahan) d Asthetics (daya tarik produk) e Perceived quality (kualitas yang dipersepsikan) 2. Citra merek (brand image) (X2) Menurut Keller citra merek (brand image) adalah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap merek tertentu dan dapat disampaikan melalui sarana komunikasi yang tersedia. (Darwis,2017). Indikator : a Keungulan Merek b Kekuatan merek c Keunikan merek. b. Variabek Terikat (Dependen) Variabel terikat (dependent variabel) yang disimbolkan dengan Y yaitu variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y) Menurut Kotler dan Armstrong (2012) keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Indikator : a Kebutuhan dan keinginan akan suatu produk. b Keinginan mencoba. c Kemantapan akan kualitas suatu produk. d Keputusan pembelian ulang. 3.7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atas
hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 3.7.1 Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji yang digunakan untuk mengukur
pertanyaan dalam kuesioner yang digunakan betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Mengukur validitas dapat dilakukan dengan membandingkan antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Pengukuran yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala likert, maka metode yang digunakan yaitu Pearson Correlation yang dikenal dengan rumus korelasi product moment. Rumus tersebut adalah sebagai berikut : Keterangan : r = Korelasi product moment N = Jumlah Responden Σx = Jumlah skor butir (x) Σy = Jumlah skor Variabel (y) Σx² = Jumlah skor butir kuadrat (x) Σy² = Jumlah Skor variabel kuadrat (y) Σxy = Jumlah perkalian skor butir (x) dan skor variabel (y) (Husein Umar, 2011: 166) Kriteria yang digunakan untuk menentukan valid atau tidak kuesioner dalam instrumen yaitu sebagai berikut: 1. Jika koefeisien relasi r hitung r tabel dengan tingkat signifikansi 5% maka item-item pernyataan yang terdapat dalam instrumen berkorelasi signifikan terhadap skor total, maka item pernyataan dalam instrumen dinyatakan valid. 2. Jika koefeisien relasi r hitung r tabel dengan tingkat signifikansi 5% maka item-item pernyataan yang terdapat dalam instrumen tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total, maka item pernyataan dalam instrumen dinyatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten apabila diukur dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha>0,70. Rumus Cronbach’s Alpha sebagai berikut: (𝑘) 𝑟11 = 𝑘−1
r11 = Reliabilitas instrument
K = Banyaknya butir pernyataan atau pertanyaan
2b = Jumlah varian butir
S Ot = varian total u atau kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. 3.7.2 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Berikut kriteria penjelasan uji normalitas dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov : 1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka data yang digunakan dalam penelitian memiliki distribusi yang normal. Namun kebalikannya jika nilai signifikan < 0,05 maka data yang digunakan tidak memiliki distribusi yang normal. 2. Jika nilai di atas 0,05 maka distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas, dan jika nilai di bawah 0,05 maka diinterpretasikan sebagai tidak normal. b. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dilakukan dengan cara berikut: 1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2) Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (diatas 0,90), maka hal ini menunjukkan adanya indikasi multikolonieritas. 3) Apabila variabel independen memiliki angka Variance Inflation Factor (VIF) di sekitar 1, dan nilai tolerance mendekati 1 maka dapat dikatakan variabel independen tersebut tidak memiliki multikolonieritas dengan variabel lain. c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteros kedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian dari residual satu ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika varian dari residual berbeda dari satu pengamatan ke pengamatan maka disebut heteroskedastisitas. Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam regresi adalah varian dari residual pengamatan satu ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat grafik antara pediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID) ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, sumbu X adalah residualnya yang telah distudentized. d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi
liner ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi terdapat atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan Uji Durbin- Watson dengan kriteria pengambilan keputusan tingkat signifikansi 5% yaitu sebagai berikut: 1. Nilai D-W di bawah -2 artinya terdapat autokorelasi positif. 2. Nilai D-W di antara -2 sampai +2 artinya tidak ada autokorelasi. 3. Nilai D-W diatas +2 artinya terdapat autokorelasi negatif. e. Uji Linieritas Uji ini bertujuan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Pengujian ini bernama Test for Linearity dengan taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria dua cara pengambilan keputusan dalam uji linieritas berupa : 1. Dua variabel tersebut dikatakan linear apabila signifikansi lebih dari 0,05 sehingga pengambilan keputusan berupa terdapat hubungan linear sedangkan jika signifikansi di bawah 0,05 maka pengambilan keputusan berupa tidak terdapat hubungan yang linear dari kedua variabel tersebut. 2. Melihat nilai F hitung dan F tabel maka kesimpulannya berupa tidak terdapat hubungan linear antara kedua variabel tersebut sedangkan jika F hitung lebih kecil daripada F tabel maka kesimpulannya berupa terdapat hubungan yang linear antara kedua variabel tersebut. 3.7.3 Uji Linier Berganda
Dalam analisis data penulis menggunakan metode regresi
linier berganda (Linier Regression Methode) dengan alasan bahwa untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independent berhubungan positif atau negatif. Regresi linear berganda pada dasarnya merupakan perluasan dari regresi linear sederhana yaitu menambah jumlah variabel. Regresi linear dapat digunakan apabila kriteria syarat terpenuhi sebagai berikut : 1. Normalitas : sebaran residu harus berdistribusi normal. 2. Rerata residu nol : rerata residu harus sama dengan nol. 3. Tidak ada outlier : nilai residu tidak boleh ada yang yang termasuk otliner 4. Independen : residu dengan variabel bebas harus Tidak ada hubungan 5. Konstan : varian residu terhadap setiap variabel bebas harus konstan. 6. Tidak ada autokorelasi : antara variabel bebas harus tidak ada hubungan yang kuat. 7. Linear : hubungan antara variabel bebas dan variabelterikat harus linear. Dengan demikian model persamaan regresi linier bergandamenjadi : Y = a + b₁ X₁ + b₂ X₂ + e Keterangan : Y: Variabel Dependen (Kinerja Karyawan) a : Konstanta (dapat diartikan apabila semua variabel bebas dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan) X₁: Variabel Independen Pertama (Upah) X₂ : Variabel Independen Kedua (Lingkungan Kerja) besarnya perubahan nilai variabel bebas. Semakin besar nilai koefisien maka kontribusi perubahannya semakin besar, demikian pula sebaliknya. e : Eror / variabel pengganggu (merupakan pengganti semua variabel yang dihilangkan dari model namun secara kolektif mempengaruhi variabel terikat.) 3.7.4 Uji Hipotesis
a. Secara parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen yang dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Apabila nilai signifikan uji t ≥ 0,05 maka : Ho diterima, Ha di tolak artinya tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. 2. Apabila nilai signifikan uji t ≤ 0,05 maka : Ho di tolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. b. Uji simultan (Uji F) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau joint mempengaruhi variabel dependen. Penerimaan dan penolakan hipotesis dapat diterangkan sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikan F < 0,05 maka Hº ditolak dan H₁ diterima. Artinya semua variabel bebas memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. 2. Jika nilai signifikan F > 0,05 maka Hº diterima dan H₁ ditolak. Artinya semua variabel bebas tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. c. Uji Determinasi R2 Uji ini pada intinya untuk mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol
dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
vaariabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.Nilai yang mendekai satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
1 Bab III Metode Penelitian Iii1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 1 Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian Ini Dilakukan Pada Pirt Insan Mandiri Yang Berlokasi Di Desa Kedabu Rapat Kabupaten Kep 1
Pengaruh Total Quality Managemen (TQM) Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Mediasi Kepuasan Kerja (Studi Pada Bagian Produksi Pabrik Kertas PT. Setia Kawan Makmur Sejahtera Tulungagung)