Anda di halaman 1dari 3

FENOMENA CYBER BULLYING di KALANGAN REMAJA

Cyberbullying adalah tindakan intimidasi yang dilakukan anak maupun remaja di dunia maya
terutama di media social. Bentuk cyberbullying dapat berupa ejekan, hinaan, caciaan, ataupun
hacking. Fenomena cyberbullying ini sebenarnya sama saja dengan bullying pada umumnya
yang menyerang psikis dan fisik seseorang yang di bully, yang membedakan adalah tempatnya.
Cyberbullying dilakukan pada dunia maya melalui perantara media elektronik sedangkan
bullying dilakukan di dunia nyata dan tanpa perantara namun langsung dan berhadapan dengan
korban. Tindakan Cyberbullying terjadi karena adanya proses kebiasaan dan lingkungan.

Bullying di antara remaja umumnya didefinisikan sebagai perbuatan yang disengaja, mengulangi
tindakan menyakitkan, kata-kata atau perilaku lainnya, seperti ejekan, mengancam dan/atau
menghindari, dilakukan oleh satu atau lebih individu terhadap yang lain. Bullying dapat
dilakukan secara fisik, psikologis, sosial, ataupun verbal dengan kekuatan masing-masing pihak
tidak sesuai dan hanya menguntungkan atau membawa kepuasan salah satu pihak saja.
Cyberbullying adalah tindakan intimidasi yang dilakukan anak maupun remaja di dunia maya
terutama di media sosial. BentukCcyberbullying dapat berupa ejekan, hinaan, caciaan, ataupun
hacking. Fenomena Cyberbullying ini sebenarnya sama saja dengan bullying pada umumnya
yang menyerang psikis dan fisik seseorang yang di bully, yang membedakan adalah tempatnya.
Cyberbullying dilakukan pada dunia maya melalui perantara media elektronik sedangkan
bullying dilakukan di dunia nyata dan tanpa perantara namun langsung dan berhadapan dengan
korban.

Bentuk dan metode tindakan Cyberbullying sangat beragam dimulai dari ejekan di media sosial,
gosip, mengirim pesan ancaman melalui email, melakukan terror melalui sms maupun telepon
genggam, hujatan atas postingan, menggungah foto yang mempermalukan korban, meretas
berbagai akun media social (hacking), membuat situs web yang bertujuan untuk memfitnah
hingga mengancam dan membuat masalah pada korban. Alasan melakukan tindakan bullying
juga beragam mulai dari rasa frustasi, depresi, ingin balas dendam, mencari eksistensi dan
popularitas, mencari hiburan, atau hanya sekedar bercanda. Cyberbullying ini mayoritas
menyerang pada kalangan remaja sebab intensitas para remaja untuk menggunakan internet dan
media sosial tergolong tinggi. Hal ini merupakan hal yang wajar sebab di era modernisasi dan
globalisasi ini sangat memungkinkan untuk mengakses internet dan sosial media untuk
memenuhi berbagai kebutuhan, terutama pada siswa yang kini lebih mudah dalam mengakses
berbagai situs pengetahuan untuk menambah wawasan dan media sosial yang memudahkan para
remaja untuk berkomunikasi. Disisi lain kemajuan teknologi ini membawa dampak yang buruk
pula seperti para siswa menjadi malas belajar, para remaja yang sibuk menunjukkan popularitas
di media social. Cyberbullying terjadi karena adanya suatu kebiasaan (habitus) dan lingkungan.
Kebiasaan para remaja yang kecanduan internet dan media social untuk memenuhi berbagai
kebutuhannya dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan yang buruk dapat membentuk perilaku
yang buruk pula, kebiasaan setiap individu dapat diperoleh melalui jalan yang berbeda-beda
seperti melalui pengalaman dan pembentukkan kebiasaan dari lamanya kehidupan sosial pada
posisi tertentu. Misalnya anak yang mempunyai sifat genetik pemarah dan egois karena
merupakan anak tunggal yang didalam dikehidupan sosialnya ia lebih sering eksis didunia maya
daripada di dunia nyata maka akan suka mengungkapkan kemarahan dan emosinya secara tidak
langsung atau melalui perantara seperti halnya kasus bullying maka anak tersebut akan
cenderung langsung menghina dan mencaci maki korban di dunia maya daripada harus
berhadapan langsung pada korban. Kebiasaan ini terjadi karena adanya kebiasaan pada pola
kehidupan sosialnya. Lingkungan adalah tempat berinteraksi antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok dalam menjalin kebersamaan.
Faktor lingkungan ini juga menjadi penyebab timbulnya Cyberbullying sebab dalam lingkungan
akan membentuk suatu karakter yang dibangun dengan suatu kebiasaan. Lingkungan kini bukan
sekedar menjadi tempat berinteraksi tetapi juga dijadikan sebagai ajang kompetisi dimana
anggota kelompok yang satu dengan yang lainnya berlomba-lomba membuat berbagai akun
social media untuk menunjukkan eksistensinya sebagai remaja yang actual dan tidak ketinggalan
zaman. Lingkungan juga dipengaruhi oleh kehidupan social, jika di lingkungan korban
cenderung bersifat agresif maka jika ia mendapat perlakuan intimidasi maka ia akan berontak
dan berusaha untuk tetap menjaga harga dirinya namun jika di lingkungannya korban
mempunyai sifat yang simple dan tidak terlalu memikirkan suatu masalah maka ia akan
mendapatkan perlakuan intimidasi secara terus menerus dan lebih intens maka para pelaku akan
bebas mengeksplore, memfitnah dan mencari-cari kesalahan korban namun korban akan memilih
diam dan tidak memberontak.
Jadi kesimpulannya adalah Cyberbullying merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan anak
maupun remaja di dunia maya terutama di media sosial. Bentuk cyberbullying dapat berupa
ejekan, hinaan, caciaan, ataupun hacking. Cyberbullying dapat menyerang remaja karena pada
umumnya remaja sangat aktif di dunia maya untuk menunjukkan eksistensi dirinya.
Cyberbullying dapat terjadi melalui proses kebiasaan dan lingkungan. Dimana kebiasaan yang
buruk terjadi berulang-ulang dan factor lingkungan yang mendukung berkembangnya sikap
buruk tersebut. Sehingga jika suatu sikap buruk itu telah semakin berkembang pada diri
seseorang akan membuat seseorang itu berperilaku egois dan selalu mempunyai prasangka
negative pada objek yang dilihat dan tidak disukainya. Solusi pencegahan Cyberbullying
dikalangan remaja dapat dimulai oleh memaksimalkan peran orang tua dan guru untuk
mengontrol setiap kegiatan para remaja khususnya dalam hal kehidupan sosialnya di dunia maya.
Sikap terhadap mitra sosial lebih akan dijiwai apabila seseorang sedang mengalami
permasalahan yang kritis seperti tindakan Cyberbullying yang mengancam kepercayaan diri dan
keyakinan seseorang, kondisi yang memungkinkan untuk meningkatkan ikatan afektif dekat
dengan orang lain. Dalam hal ini, ikatan afektif antara seseorang dengan orang terdekatnya
(misal: orang tua, guru, sahabat, kekasih) dapat membawa pengaruh secara positif.

Di zaman yang sudah serba tak luput dari teknologi ini, upaya pencegahan bukan lagi menjadi
cara pengendalian yang efektif. Kita harus menganalisa suatu fenomena bullying dari berbagai
perspektif yang sesuai dengan berbagai kondisi dan situasi, jika dilihat dari sisi pelaku yang
menjadikan cyberbullying menjadi suatu kebiasaan buruk seharusnya mulai diarahkan pada
kebiasaan yang lebih mengarah ke hal-hal yang postif dan lebih baik. Semisal jika seseorang
sudah terbiasa melakukan cyberbullying kita harus mengarahkan suatu kebiasaan tersebut
menjadi suatu kebiasaan yang mempunyai manfaat seperti bullying yang sifatnya membangun
orang lain. Disini saya lebih menekankan untuk si pelaku cyberbullying agar berusaha untuk
membully seseorang secara positif sehingga tidak akan timbul kerugian yang berarti dari perilaku
cyberbullying antara pelaku dan korban.

Anda mungkin juga menyukai