Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kiki Nisa Septiani

NIM : 4040200054
Kelas : Pengantar Tes Psikologi 2D
Rangkuman Validitas, Reliabilitas, dan Penormaan dalam Tes Psikologi
A. Validitas
Validitas tes adalah seberapa jauh tes tersebut menukur apa yang hendak diukur dalam tes
(Gregory, 2011). Sebuah tes yang dikatakan valid adalah ketika kesimpulan atau interpretasi
yang dibuat berdasarkan tersebut bermakna, tepat, dan berguna (Gregory, 2011). Validitas
berkenaan dengan hasil ukur bukan alat ukurnya.
Suatu vakidasi yang ideal mencakup beberapa jenis bukti yaitu bukti yang berkaitan dengan
isi, kriteria, dan konstrak (Gregory, 2011). Validitas mengacu pada mengumpulkan bukti dan
teori untuk mendukung interpretasi dan penggunaan skor tes yang diperoleh (Standart, 2014).
Jenis validitas dibagi menjadi beberapa macam diantaranya yaitu validitas berdasarkan
bukti yang berkaitan denga nisi, validitas berdasarkan bukti yang berkaitan dengan kriteria,
dan validitas berdasarkan bukti yang berkaitan konstrak.
Validitas isi mengacu pada seberapa jauh soal/aitem mampu mencerminkan perilaku yang
ingin diukur (Gregory, 2011). Kelayakan aitem dilakukan dengan melihat kesepakatan
penilaian dari expert (SME) yang dapat diestimasi dan dikuantifikasikan dan statistiknya
merupakan indicator validitas isi. Validitas isi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
validitas tampang dan validitas logis.
Validitas Tampang (Face validity) yaitu menyatakan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki
validitas tampang jika tes tersebut valid oleh pembuat, penguji, dan peserta tes. Validitas
tampang tidak ada artinya sama sekali tanpa adanya bukti validitas lain. Pda beberapa situasi,
validitas ini dianggap penting karena membuat orang tes termotivasi untuk mengerjakan.
Validitas logis adalah validitas yang menunjuk pad sejauh mana aitem tes merupakan
re;presentasi dari ciri-ciri atribut yang akan diukur.
B. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur pengetesannya
dilakukan secara berulang terhadap suatu populasi individu atau kelompok. Ada tiga jenis
dalam menghitung koefisien yaitu bentuk tes-retest (tes ulang), koefisien bentuk parallel, dan
koefisien konsistensi internal. Makin besar koefisien reliabilitas maka semakin kecil eror dslam
pengukuran sehingga makin tinggi reliabilitas hasil pengukuran.
Rwliabilitas tes-retest dilakukan dengan menyajikan alat ukur satu kelompok sebanyak dua
kali setelah tenggang waktu tertentu diantara kedua penyajian itu. Kesalahan penhukuran yang
terjadi secara random maupun sistematk Sebagian besar diakibatkan oleh perubahan yang
berlangsung pada tenggang waktu di antara kedua pemberi tes tersebut yang mempengaruhi
tes.
C. Penormaan
Dalam pengembangan alat ukur ada dua pendekatan dalam menafsirkan skor yaitu
pendekatan menggunakan referensi berupa norma dan refrensi berupa kriteria. Acuan kriteria
berusaha membedakan individy yang memenuhi kriteria maupun tidak memenuhi. Contohnya
melali tes matematika semia siswa dapat memperoleh nilai A jika menguasai penambahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian(kriteria). Pada tes ini tinggi rendah skor ditentukan
oleh titik potong (cut off). Maksud cut off adalah batas kriteria.
Acuan norma berusaha untuk membandingkan hasil tes setiap orang dengan sebuah
norma. Norma adalah klasifikasi dari skor yang berasal dari skala/tes. Dalam mebuat norma
membutukan jumlah subjek yang banyak. Norma digunakan untuk menginterpretasikan hasil
tes seriap peserta dengan tujuan untuk mengetahui posisi seorang peserta tes dalam keseluruhan
tes. Dlam pendekatan alat ukur berbaais norma, semua orang teelihat berbeda hingga nilai kelas
berbeda.
Referensi
• Aiken, L. R. (1985). Three Coefficients for Analyzing the Reliability and
Validity of Ratings. Educational and Psychological Measurenment. 45, 131-142
• Azwar, S .2019. Konstruksi Tes : Kemam[uan Tes Kognitif. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta
• Azwar, S. 2018. Validitas dan Reliabilitas. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
• Kaplan, R.M & Saccuzo.2017. Psychological Testing: Principles, Applications
and Issues 7th edition. Engange Learning Asia: Singapore.

Anda mungkin juga menyukai