PSIKODIAGNOSTIK
Tentang
TEKNIK, PRINSIP, DAN METODOLOGI
DOSEN PEMBIMBING
Emilda Zulyet, M.Psi
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas
nikmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Judul dari makalah “Teknik, Prinsip, dan Metodologi” makalah ini
disusun dengan tujuan untuk memenuhi syarat dari salah satu tugas mata kuliah
“Psikodiagnostik”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen matakuliah yang bersangkutan, atas bimbingannya.
Penulis merasa dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan, baik
dalam kemampuan penulis pada penerapan penulisan maupun materi, maka dari
itu kami selaku penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun,
agar dalam penulisan selanjutnya bisa lebih baik. Kami harapkan semoga makalah
ini dapat berguna bagi penulis dan pihak lain yang berkepentingan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 11
B. Saran ......................................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan
1. Apa yang dimaksud dengan norma dan reliabilitas alat tes ?
2. Apa yang dimaksud dengan validitas alat tes ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Norma dan Reliabilitas alat tes
2. Mengetahui Validitas alat tes
1
BAB II
PEMBAHASAN
Norma
1. Norma Perkembangan
2
Norma – norma pengukuran dalam psikologi jenis ini digunakan untuk
mengetahui posisi subjek dalam distribusi sampel normatif. Sampel
normatif adalah skor subjek yang dibandingkan dengan skor kelompok.
Apabila peneliti hendak menggambarkan posisi individu dengan cara
membandingkan kemampuan dan kelompok, maka raw score atau nilai
mentah harus dimasukkan ke dalam skala yang sama. Ada beberapa
macam skala yaitu percentile rank dan standard score yang terbagi lagi
menjadi z-score, t-scale, c-scale, stanine dan deviation IQ. Hampir semua
tes yang dilakukan sekarang ini memiliki sejenis norma dalam kelompok,
yang mengevaluasi kinerja individu berdasarkan kerja kelompoknya yang
sudah memiliki standar sendiri dan paling bisa dibandingkan. Misalnya
ketika membandingkan skor mentah seorang anak dengan skor mentah
anak yang memiliki usia kronologis sama atau yang berada di kelas yang
sama. Skor – skor tersebut dalam kelompok memiliki arti kuantitatif yang
sama dan didefinisikan dengan jelas, bisa digunakan secara cukup layak
pada kebanyakan macam analisis statistik. Beberapa jenis norma
kelompok yang sering digunakan yaitu:
3
yang dapat mewakili satu populasi. Ketahui juga mengenai macam –
macam skala pengukuran dalam psikologi, pendekatan fungsional
dalam psikologi, dan hubungan psikologi dengan statistika.
RELIABILITAS
Reliabilitas merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan secara
terus menerus dari sebuah tes yang telah kita lakukan. Juga sebagai bahan
bukti ketetapan tes yang dilakukan meskipun hasilnya tetap sama.
Reliabilitas ini menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat
dipercaya, jadi dapat diandalkan.
Pengertian umum menyatakan bahwa instrumen penelitian harus
reliabel. Dengan pengertian ini sebenarnya yang dapat dipercaya adalah
datanya, bukan semata-mata instrumennya. Ungkapan yang menyatakan
bahwa instrumen harus reliabel sebenarnya mengandung arti bahwa
instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang
dapat dipercaya.
Secara garis besar ada dua macam reliabilitas, yaitu reliabilitas
eksternal dan reliabilitas internal. Jika ukuran atau kriteriumnya berada di
luar instrumen maka dari hasil pengujian ini diperoleh reliabilitas
eksternal. Sebaliknya jika perhitungan dilakukan berdasarkan data dari
instrumen tersebut saja, akan menghasilkan reliabilitas internal.
1. Reliabilitas eksternal
Ada dua cara untuk menguji reliabilitas eksternal sesuatu
instrumen yaitu dengan teknik paralel dan teknik ulang. Apabila peneliti
ingin menggunakan teknik pertama yaitu teknik paralel, peneliti harus
menyusun dua set instrumen. Kedua instrumen tersebut sama-sama
diujicobakan kepada sekelompok responden saja (responden mengerjakan
dua kali) selanjutnya hasil dari dua kali tes uji coba tersebut dikorelasikan,
dengan teknik korelasi product-moment atau korelasi Pearson. Dari data
4
dua kali uji coba dari dua instrumen yang satu dipandang sebagai nilai X,
yang satu lainnya Y. Tinggi rendahnya indeks korelasi inilah menunjukkan
tinggi rendahnya reliabilitas instrumen. Oleh karena itu dalam
menggunakan teknik ini peneliti mempunyai dua instrumen dan
melakukan dua kali tes, maka disebut teknik doubel test doubel trial.
Teknik reliabilitas eksternal kedua adalah dengan teknik ulang.
Dengan menggunakan teknik ini peneliti hanya menyusun satu perangkat
instrumen. Instrumen tersebut di ujicobakan kepada sekelompok
responden, hasilnya dicatat. Pada kali lain instrumen tersebut diberikan
kepada sekelompok yang semula untuk dikerjakan lagi, dan hasil kedua
juga dicatat. Selanjutnya kedua hasil tersebut dikorelasikan. Dengan teknik
ini peneliti hanya menggunakan satu tes tetapi dilaksanakan dua kali uji
coba. Teknik ini juga disebut sebagai teknik single test double trial.
2. Reliabilitas internal
Reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari
satu kali hasil pengetesan. Ada bermacam-macam cara untuk mengetahui
reliabilitas internal. Pemilihan sesuatu teknik didasarkan atas bentuk
instrumen maupun selera peneliti. Kadang-kadang penggunaan teknik
yang berbeda menghasilkan indeks reliabilitas yang berbeda pula. Hal ini
wajar karena terkadang dipengaruhi oleh sifat atau karakteristik datanya
sehingga dalam penghitungan diperoleh angka yang berbeda sebagai
akibat pembulatan angka. Namun demikian untuk beberapa teknik
diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu sehinggan peneliti tidak begitu
saja memilih tekni-teknik tersebut.
rxy=
∑ xy
√ (∑ x 2) ( y 2)
5
rxy =koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan (x = X – X dan y = Y - Y)
xy = jumlah perkalian antara x dengan y
x2 = kuadrat dari x
y2 = kuadrat dari y
Sebagai contoh koefisien korelasi dapat diperoleh, misalnya
dengan: a) Teknik split-half (teknik belah dua), yaitu mengkorelasikan
skor setengah pertama dari suatu tes dengan setengah kedua. Untuk
memperoleh skor setengah itu dapat diperoleh dengan mengkalkulasi skor
nomor ganjil dengan nomor genap. Korelasi dari kedua skor tersebut akan
menunjukkan homogenitas antar butir soal yang digunakan dalam
perangkat tes itu secara keseluruban; b) Teknik Kuder-Richardson, dengan
menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Kuder dan Richardson,
yaitu rumus yang keduapuluh satu (KR-21). Rumus tersebut adalah:
k (k – X)
r-KR-21 = {1 - }
k-1 k S2
k Σσ2b
r-11 = { } {1 - }
k-1 σ2t
dimana:
6
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σσ2b = jumlah varians butir
σ2t = varians total
Validitas Soal
7
itu bersama-sama mengukur sesuatu, namun apakah sesuatu itu merupakan hal
yang dimaksud oleh tes itu, informasinya belum ada.
Validitas Tes
Pengertian validitas tes atau validitas alat ukur yang sudah umum
adalah “sejauh mana tes itu mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur”.
Dengan demikian, validitas tes pada dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi
mengukurnya suatu tes, atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes. Untuk
mengkaji validitas alat ukur, yaitu sejauh mana alat ukur itu mengukur apa
yang dimaksudkan untuk diukur, secara konvensional orang memandangnya
dari tiga arah, yaitu dari arah:
Validitas isi
Validitas tes Validitas construct Validitas prediktif
Validitas kriteria
Validitas sama saat
8
bagi isi hal yang diukur. Salah satu cara yang digunakan untuk
menentukan validitas adalah dengan mengkaji isi tes itu. Validitas isi
ditentukan dengan melihat apakah soal-soal yang digunakan telah
menunjukkan sampel atribut yang diukur. Jika keseluruhan soal tampak
mengukur apa yang seharusnya tes itu digunakan, tidak diragukan lagi
bahwa validitas isi sudah terpenuhi.
Berikut contohnya , dalam dunia pendidikan, sebuah tes dikatakan
memiliki isi apabila mengukur sesuai dengan domain dan tujuan khusus
tertentu Yang sama dengan isi pelajaran Yang telah diberikan di kelas.
Soal matematika dikatakan valid apabila hanya mengukur kemampuan
matematika, bukannya mengukur kemampuan bahasa. Ketika kita
mengatakan akan mengukur kemampuan X peserta tes, kita harus
mengukur atribut atau karakteristik khusus Yang berkaitan dengan X
peserta tes yang akan diukur (Guion, 1977). Sebagai contoh, sebuah tes
dirancang untuk mengukur kemampuan bermain bola basket dalam mata
pelajaran Penjaskes misalnya, tentunya hal yang diukur haruslah
berkaitan dengan kemampuan berlari, membawa bola, menembak bola,
dan mendrible bola.
2) Validitas Konstruk (construct validiyt)
9
tanah, konstruk tentang gravitasi dapat digunakan untuk menjelaskan dan
memperkirakan perilaku (jatuhnya buah apel tersebut) yang diamati.
Namun demikian, kita tidak dapat melihat yang dimaksud dengan konstruk
gravitasi itu sendiri. Hal yang dapat kita lihat hanyalah apel itu jatuh. Kita
dapat mengukur gravitasi dan mengembangkan teori tentang gravitasi.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12