Anda di halaman 1dari 21

REABILITAS DALAM PENILAIAN PEMBELAJARAN

Mata Kuliah Penilaian Pembelajaran

Dosen Pengampu Prof. Dr. Drs. Burhan Nurgiyantoro M.Pd.

Disusun oleh:

1. Dwi Hidayatur Rohmah (19201244024)


2. Marwah Tyasa Sari (19201244026)
3. Andang Rana Ardiansyah (19201244032)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN 2021

0
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas limpahan rahmat, hidayah, dan karunia yang telah
Allah SWT berikan sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Reabilitas dalam Penilaian Pembelajaran” ini dengan tepat waktu. Shalawat serta
salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita, Muhammad SAW yang telah
mengemban tugas-tugas mulia.

Pada kesempatan kali ini, penulis menyusun makalah dengan pembahasan Reablitas
dalam kaitannya dengan alat tes yang digunakan dalam penilaian pembelajaran. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini, yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Penilaian Pembelajaran.
Ungkapan terima kasih penulis berikan kepada Prof. Dr. Drs. Burhan Nurgiyantoro M.Pd. selaku
Dosen Pengampu mata kuliah terkait yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya. Penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari isi maupun
penyusunan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memperluas pengetahuan bagi penulis
maupun pembaca.

Yogyakarta,15 Maret 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------ 1

DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------------------------- 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ----------------------------------------------------------------------------------------- 3

B. Rumusan Masalah. ------------------------------------------------------------------------------------ 4

C. Tujuan -------------------------------------------------------------------------------------------------- 4

D. Manfaat ------------------------------------------------------------------------------------------------- 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat reabilitas. -------------------------------------------------------------------------------------- 5


B. Cara estimasi realibitas---------------------------------------------------------------------------------- 6

C. Usaha penyusunan tes yang reabilitas ---------------------------------------------------------------- 16


D. Kesalahan dalam pengukuran -------------------------------------------------------------------------- 17

BAB III PENUTUP

Kesimpulan --------------------------------------------------------------------------------------------------- 21

DAFTAR PUSTAKA. ----------------------------------------------------------------------------------- 21

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penilaan merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin dipisahkan dari kegiatan
pembelajaran secara umum. Semua kegiatan pembelajaran yang dilakukan harus selalu diikuti
atau disertai dengan kegiatan pembelajaaran. Ada tiga istilah yang digunakan secara bergantian
dalam dunia pendidikan dan tidak jarang pula sering dikacaukan pemakaiannya atau disamakan
begitu saja pengertiannya. Ketiga istilah yang dimaksud adalah penilaian (evaluasi), pengukuran
(measurement) dan tes (test).

Dalam hal ini tes sebagai salah satu alat pengukur hasil belajar peserta didik diharapkan
mampu memberikan informasi yang dapat dpertanggungjawabkan kebenarannya.
Bagaimanapun, sebuah alat tes yang akan dipakai haruslah memiliki karakteristik tertentu
diisyaratkan. Gronlund, 1985:55) mengemukakan bahwa secara esensial alat tes harus memiliki
kualitas validitas (validity), reliabilitas (realibility), dan kebergunaan(usability). Hal itu tidak
berbeda dengan Tuckman (1975 :209) bahwa alat tes mesti dipertanggungjawabkan dari segi
kelayakan, validitas, reliabilitas, ketertafsiran, dan kebergunaan.

Reliabilitas merupakan sifat yang ada pada data atau skor yang dihasilkan oleh
instrumen, namun untuk memudahkan reliabilitas dapat dikatakan sifat dari insrumen dan juga
reliabilitas bukanlah bersifat dikotomis, tetapi merupakan rentangan yang biasnya dinyatakan
dengan bentuk angka 0 (nol) sampai 1 (satu). Dengan demikian kurang tepat kiranya kalau
dipertanyakan apakah suatu instumen itu memiliki reliabilitas atau tidak, akan tetapi tepatnya
adalah suatu instrumen dapat menghasilkan data atau skor yang memiliki tingkat reliabilitas yang
memadai atau tidak. Suatu instrumen memiliki tingakat reliabilitas yang tinggi, sedang, atau
rendah.

Hampir sama dengan pengertian tersebut, bahwa keberadaan reliabilitas tiada semata-
mata berupa dua pilihan, reliabel ataukah tidak reliabel, akan tetapi merupakan rentang yang
berjenjang dari tingkat yang paling tinggi sampai tingkat yang palinng rendah. Reliabilitas

3
tingkat paling tinggi yang secara statistik ditulis sebagai 1,00 yang menandakan adanya mutlak
tanpa perbedaan dan penyimpangan sedikitpun. Realiabilitas merupakan salah satu syarat
penting bagi suatu isntrumen evaluasi. Oleh sebab itu kami akan membahas tentang reliabilitas
agar dapat bermanfaat untuk semua.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, terdapat empat rumusan masalah yang dikaji
dalam makalah ini yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan hakikat reliabilitas?


2. Apa saja cara estimasi reliabilitas?
3. Apa saja usaha penyusunan tes yang reliabilitas?
4. Apa saja faktor pengaruh kesalahan dalam pengukuran?

C. Tujuan

Sesuai pemaparan rumusan masalah di atas, terdapat empat tujuan yang dicapai dalam
penyusunan makalah ini yaitu :

1. Dapat mendeskripsikan hakikat reliabilitas.


2. Dapat mengetahui cara estimasi reliabilitas.
3. Dapat mengetahui usaha penyusunan tes yang reliabilitas.
4. Dapat mengetahui faktor pengaruh kesalahan dalam pengukuran.

D. Manfaat

Berdasarkan pemaparan tujuan di atas, terdapat empat manfaat yang dicapai dalam penyusunan
makalah ini yaitu :

1. Memahami penting reliabilitas dalam sebuah penilaian pembelajaran


2. Mengerti dan memahami perhitungan uji reliabilitas
3. Mampu menentukan dan menyusun tes yang reliabilitas
4. Mengurangi tingkat kesalahan dalam pengukuran reliabilitas.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT RELIBILITAS

Reliabilitas adalah keakuratan dan ketepatan dari suatu alat ukur dalam suatu prosedur
pengukuran. Berdasarkan bahasa, reliabilitas berasal dari kata reliability yang terdiri dari kata
rely dan ability, artinya sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil
pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap
kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang
diukur dalam diri subyek memang belum berubah.

Berikut ini beberapa pengertian dan definisi reliabilitas dari beberapa sumber buku:

1. Menurut Sudjana (2005:16), reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat
tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
2. Menurut Mehrens & Lehmann (1973:102), reliabilitas merupakan derajat keajegan
(consistency) di antara dua buah hasil pengukuran pada objek yang sama.
3. Menurut Rbel (1986:71), reliabilitas adalah syarat-syarat yang digunakan untuk
menggambarkan salah satu sifat yang paling signifikan dari satu nilai uji dengan cara
yang konsisten.
4. Menurut Suryabrata (2000), reliabilitas alat ukur menunjuk kepada sejauh mana
perbedaan-perbedaan skor perolehan mencerminkan perbedaan atribut yang sebenarnya.

Makna lain reliabilitas dalam terminologi adalah subjek yang dikenai pengukuran akan
menempati ranking yang relatif sama pada testing yang terpisah dengan alat tes yang ekuivalen.
Koefisien reliabilitas mengindikasikan adanya stabilitas skor yang didapatkan oleh individu,
yang merefleksikan adanya proses reproduksi skor. Skor disebut stabil bila skor yang didapat
pada suatu waktu dan pada waktu yang lain hasilnya relatif sama.

5
Karakteristik Reliabilitas

Sebuah tes dianggap memiliki reliabilitas yang baik apabila memiliki karakteristik sebagai
berikut:

1. Reliabilitas merupakan milik dari satu set nilai tes bukan milik tes itu sendiri, artinya
suatu tes dikatakan baik apabila dapat menghasilkan skor yang cukup akurat, apabila tes
tersebut diberikan pada kelas tertentu, maka bisa juga menghasilkan skor yang cukup
konsisten bila diberikan pada kelas yang berbeda atau ketika diberikan pada kelas yang
sama pada waktu yang berbeda.
2. Suatu tes dikatakan reliable jika dua buah tes dilakukan pada jarak waktu yang berbeda
dan menunjukkan skor yang tidak jauh berbeda.
3. Reliabilitas dapat dinyatakan untuk dua atau lebih pengukuran independen yang
diperoleh dari tes yang sama untuk setiap anggota kelompok.

B. CARA ESTIMASI RELIBITAS

Terdapat estimasi dalam pengujian reliabilitas instrumen, antara lain; Spearman Brown,
Flanagan, Rulon, Kuder Richardson (KR) dan Cronbanch Alpha.

a. Metode tes ulang (tes re-tes estimate reliabelity)

Uji reliabilitas dengan metode tes ulang digunakan untuk mengetahui sejauh mana
suatu pengukuran dapat diandalkan. Uji ini dilakukan sebanyak dua kali, pengukuran
pertama dan ulangnya. Kedua pengukuran dapat dilakukan oleh orang yang sama atau
berbeda. Dalam hal ini perlu diatur bahwa proses pengukuran kedua, keadaan yang
diukur itu harus benar-benar sama. Selanjutnya hasil pengukuran yang pertama dan yang
kedua dikorelasikan dan hasilnya menunjukkan reliabilitas dari tes ini.

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengukuran reliabilitas tes ulang
adalah; 1). jangka waktu antara kedua pengambilan penilaian, 2). stabilitas yang
diharapkan dari kinerja yang diukur. Secara umum, semakin lama antara interval
pelaksanaan tes yang berulang, semakin rendah tingkat reliabilitasnya. Pendekatan tes
ulang merupakan pemberian perangkat tes yang sama terhadap sekelompok subjek

6
sebanyak dua kali dengan selang waktu yang berbeda. Asumsinya adalah bahwa skor
yang dihasilkan oleh tes yang sama akan menghasilkan skor tampak yang relatif sama.

Estimasi reliabilitas dengan pendekatan tes ulang akan menghasilkan koefisien


stabilitas (stability). Untuk memperoleh koefisien reliabilitas melalui pendekatan tes
ulang dapat dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi linier antara distribusi skor
subyek pada pemberian tes pertama dengan skor subjek pada pemberian tes kedua.

b. Metode Reliabilitas belah dua


Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur apakah
dapat diandalkan dan konsisten jika dilakukan pengukuran berulang dengan instrumen
tersebut. Pengujian relibilitas berikut dengan menggunakan data yang ada pada contoh
validitas. Pengujian relibilitas dalam hal ini menggunakan teknik belah dua (split half)
yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown.
Rumus Spearman-Brown

Keterangan:
ri = reliabilitas instrument
rb = indeks korelasi antara dua belahan instrument
N = banyaknya responden
X = belahan pertama
Y = belahan kedua
c. Metode Kuder Cronbach 20 dan 21
Pengujian reliabilitas tes dengan menggunakan rumus Kuder dilakukan dengan
membandingkan skor butir-butir tes jika butir-butir tes itu menunjukkan tingginya tingkat
kesesuaian maka akan menyimpulkan bahwa hasil pengukuran tes itu konsisten.
-Rumus KR 20

7
Keterangan:
ri = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
pi = proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir (proporsi subjek yang
mendapat skor 1)
-Rumus KR 21

Keterangan:
ri = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
p = skor rata-rata

d. Metode Alpha Cronbach


Reliabilitas Alpha diterapkan pada tes yang mempunyai skor berskala dan
dikotomis sekaligus artinya prosedur uji reliabilitas ini diterapkan pada hasil pengukuran
yang berjenjang.
Rumus Cronbanch Alpha

8
Keterangan:
ri = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas adalah sebagai
berikut: Jika nilai Cronbach's Alpha > 0,60 maka kuesioner atau angket dinyatakan
reliabel atau konsisten. Sementara, jika nilai Cronbach's Alpha < 0,60 maka kuesioner
atau angket dinyatakan tidak reliabel atau tidak konsisten.
e. Metode Bentuk Paralel (Equivalent)
Tes paralel atau tes equivalent adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan
tujuan, tingkat kesukaran dan susunan tetapi butir-butir soalnya berbeda, dalam istilah
bahasa Inggris disebut alternate-forms method (parallel forms).

Pengujian reliabilitas instrument dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi
instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu sama, instrument berbeda.
Reliabilitas instrument dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data instrument
yang satu dengan data instrument yang dijadikan ekuivalen. Bila korelasi positif dan
signifikan, maka instrument dapat danyatakan reliable.

Kelemahan dari metode ini adalah bahwa pengetes pekerjaannya berat karena
harus menyusun dua seri tes. Lagipula harus tersedia waktu yang lama untuk
mencobakan dua kali tes.

9
Contoh Pengujian Reliabilitas Ulang Uji

Pengetes hanya memiliki satu seri tes, tetapi dicobakan dua kali. Kemudian hasil dari
kedua kali tes tersebut dihitung korelasinya. Pada umumnya hasil tes kedua cenderung lebih baik
dari pada hasil tes pertama. Hal ini tidak jadi masalah karena pengetes harus menyadari akan
adanya practice effect dan carry over effect. Yang penting adanya kesejajaran hasil. Sebagai
contoh:

Siswa Tes Pertama Tes Kedua


Skor Rangking Skor Rangking
A 75 3 80 3
B 60 5 65 5
C 80 2 85 2
D 88 1 95 1
E 65 4 72 4
Walaupun tampak skornya naik, namun kenaikannya dialami semua siswa. Metode ini
juga dikenal sebagai korelasi diri sendiri (self-correlation method) karena mengkorelasikan hasil
dari tes yang sama

Contoh Pengujian Realibitas Belah Dua

Analisis Butir Soal untuk Persiapan Penghitungan Korelasi Teknik

Reliabilitas Belah Dua

No. Nomor Butir Soal Skor Skor Skor


Urut Total Ganjil Genap
Peserta
Tes 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 3 5
2. 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 6 3 3
3. 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 3 4
4. 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 4 4
5. 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 5 2 3
6. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 4 5
7. 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 6 3 3
8. 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4 2 2
Data hasil di atas dipergunakan untuk menghitung koefisien korelasi skor ganjil (X1) dan
skor (X2) seperti ditunjukkan pata table di bawah ini:

10
Data Skor Ganjil (X1) dan Genap (X2) sebagai Persiapan

Penghitungan Korelasi

No. Urut X1 X2 X1.X2 X21 X22


Peserta Tes
1. 3 5 15 9 25
2. 3 3 9 9 9
3. 3 4 12 9 16
4. 4 4 16 16 16
5. 2 3 6 4 9
6. 4 5 20 16 25
7. 3 3 9 9 9
8. 2 2 4 4 4
N=8 ΣX1 = 24 Σ X2 = 29 ΣX1X2 = 91 ΣX21 = 76 ΣX22 = 113
Data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment angka
kasar.
(8𝑥91)−(24𝑥29) 728−696 32 32
r1,2 = = = = = 0.713
√(8𝑥76−242 )(8𝑥113−292 ) √32𝑥63 √2.016 44.9

Contoh Pengujian Reliabilitas Kuder Cronbach

Analisis Butir Soal untuk Persiapan Penghitungan Koefisiean Reliabilitas

dengan Rumus K-R 20 dan K-R 21

No. Nomor Butir Soal Jumlah


Urut Skor
Peserta
Tes 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 6
2. 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 5
3. 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8
4. 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 4
5. 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 3
6. 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
7. 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 6
8. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7
Jumlah 6 6 3 3 5 5 6 3 6 5 48
P 0,75 0,75 0,375 0,375 0,625 0,625 0,75 0,375 0,75 0,625
Q 0,25 0,25 0,625 0,625 0,375 0,375 0,25 0,625 0,25 0,375
Pq 0,19 0,19 0,234 0,234 0,234 0,234 0,19 0,234 0,19 0,234 2,164

11
N = 10 s = 1,87
∑ 𝒑𝒒 = 𝟐, 𝟏𝟔𝟒 ̅
𝑿=6

Dari data di atas kita masukkan ke dalam rumus K-R 20 berikut:


𝑛 ∑ 𝑝𝑞 10 2.164
r = 𝑛−1 (1 − ) = 10−1 (1 − 1,872 )
𝑠2

10 2,164
= (1 − )
9 3,5

= 1,11 (1 – 0,619) = 1,11 x 0,381 = 0,423

Perhitungan dengan rumus K-R 21 :


𝑛 𝑥̅ (𝑛−𝑥̅ ) 10 6(10−6)
r = 𝑛−1 (1 − ) = 10−1 (1 − 10𝑥1,872 )
𝑛𝑠2

10 6𝑥4
= (1 − 10𝑥3,5 )
9

24
= 1,11 (1 − 34,97 )

= 1, 11 (1-0,686)

= 1,11 x 0,314

= 0,348

Contoh Pengujian Realibitas Bentuk Alpha Cronbach

Analisis Butir Tes Esai untuk Persiapan Penghitungan

Koefisien Reliabilitas Tes

No. Urut Nomor Butir Soal Skor Total Kuadrat


Peserta Tes 1 2 3 4 Skor Total
1. 4 3 5 3 15 225
2. 4 2 4 2 12 144
3. 5 4 5 4 18 324
4. 5 3 5 3 16 256
5. 2 1 3 2 8 64

12
6. 2 2 3 3 10 100
Jumlah 22 15 25 17 79 1.113
Jumlah 90 43 109 51 293
Kuadrat
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑠 𝑘𝑒−𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑠 𝑘𝑒−𝑛−
2 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑏𝑦𝑒𝑘
S tes ke n = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑏𝑦𝑒𝑘

222
90− 90− 80,67 9,33
2 6
𝑆𝑡𝑒𝑠 𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 1 = = = = 1,56
6 6 6

152
43− 43− 37,5 5,5
2 6
𝑆𝑡𝑒𝑠 𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 2 = = = = 0,92
6 6 6

2 2
Dengan perhitungan yang sama diperoleh 𝑆𝑡𝑒𝑠 𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 3 = 0,81 dan 𝑆𝑡𝑒𝑠 𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 4 = 0,47

∑ 𝑆𝑡2 = 1,56+0,92+0,81+0,47 = 3,76


𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡
𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 −
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑏𝑦𝑒𝑘
∑ 𝑆𝑡2 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑏𝑦𝑒𝑘

792
1.113 − 1.113 − 1.040,17 72,8
6
= = = = 12,14
6 6 6

Data-data di atas kita masukan ke dalam rumus reliabilitas tes esai. Atau rumus Alpha di
atas.

𝑘 𝑆2 4 3,76
r = 𝑘−1 (1 − 𝑆12 ) = 4−1 (1 − 12,14)
𝑡

4
= 3 (1- 0,31)

= 1,33 x 0,69

= 0,918

Contoh Penghitungan Indeks Relibilitas dengan Program SPSS

Contoh penghitungan indeks relibilitas dengn program IBM SPSS Statistic versi 21.

1) Misalnya, kita bermaksud menguji instrument angket tentang sikap, minat, dan motivasi
peserta didik menempuh sebuah mata pelajaran. Angket yang dikembangkan terdiri atas 10 butir
pertanyaan dengan skala Likert dengan pilihan 1-5. Angket tersebut diujicobakan kepada 15
orang peserta didik.

13
2) Data hasil pengukuran ditunjukan pada table di bawah:

No. Nomor Butir Soal


Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 4 3 5 3 4 4 5 4 3 4
2. 4 2 4 2 3 4 4 4 2 4
3. 5 4 5 3 5 4 3 3 4 5
4. 5 3 5 3 4 3 3 3 4 4
5. 2 1 3 2 3 3 2 3 3 3
6. 2 2 3 3 3 4 3 4 4 4
7. 3 3 5 4 4 3 4 5 5 4
8. 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3
9. 5 4 4 5 5 5 4 3 4 5
10. 4 2 3 3 4 3 4 3 3 4
11. 4 2 3 4 3 4 3 4 4 3
12. 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3
13. 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4
14. 3 4 5 3 4 4 4 5 3 4
15. 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4

3) Buka SPSS versi 21: (i) ambil (klik) Variable View di bagian bawah; (ii) muncul kolom-
kolom isian yang harus disisi (di atas): pada Name tuliskan “Butir_1” dan pada Decimals pendah
ke angka 0, yang lainnya biarkan default; tuliskan dan ulangi pada baris berikutnya “Butir_2”
dan seterusnya sampai yang ke-10; (iii) ambil (klik) Data View di bagian bawah, muncul kolom-
kolom isian untuk skor, dan kemudian tuliskan skor-skor seperti pada Tabel 4.7 di atas per
peserta didik per butir sampai selesai.

4) Ambil (klik) Analyze di kkolom paling atas, ada banyak pilihan dan ambil (klik) Scale, ambil
dan klik Reliability Analysis. Pindahkan Butir_1 sampai butir_10 ke kolom sebelah kanan
dengan diklik dan klik panah. Ambil (klik) Statistik di sebelah kanan dan pilih Scale if item
deleted serta abaikan pilihan yang lain, kemudian klik Continue. Pada Model ambil teknik
penghitungan indeks reliabilitas yang dikehendaki, tetapi yang lazim (default) adalah Alpha.
Klik Oke. SPSS akan menghitung dan hasilnya ditunjukkan pada table di bawah:

14
Hasil Perhitungan Indeks Reliabilitas Alpha Instrumen Angket Sikap, Minat, dan Motivasi
Peserta Didik dengan IBM SPSS Statistics Versi 2.1

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Valid 15 100,0
Cases
Excluded 0 ,0

Total 15 100,0

a Litwise deletion on all variables in the procedure.

Reliability Statistic

Cronbach’s Alpha N of Item

,830 10

Item-Total Statistics

Scale Mean If Item Scale Variance If Corrected Item- Cronbach’s


Deleted Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted
Butir_1 31,60 19,829 ,526 ,816
Butir_2 32,40 19,686 ,714 ,793
Butir_3 31,27 20,210 ,616 ,804
Butir_4 32,07 19,781 ,674 ,800
Butir_5 31,67 19,524 ,769 ,788
Butir_6 31,53 22,695 ,478 ,819
Butir_7 31,80 22,029 ,479 ,818
Butir_8 31,47 22,267 ,018 ,855
Butir_9 31,67 23,667 ,230 ,840
Butir_10 31,33 20,952 ,772 ,795

15
C. Usaha Penyusunan tes reliablel

1. Susunan Butir Soal Secukupnya


Jumlah butir tes yang relatif banyak akan lebih baik daripada yang sedikit
karena keadaan itu akan mencerminkan sampel penampilan kompetensi dan
keterampilan peserta didik. Semakin besar jumlah butir soal akan semakin besar pula
kadar reabilitasnya. Akan tetapi, penambahan butir soal sampai dengan jumlah
tertentu tidak akan meningkatkan kadar reabilitas secara seimbang.

2. Pilih Butir Soal yang Betaraf Kesulitan Cukupan


Butir soal yang baik adalah butir soal yang tidak terlalu sulit, dan sebaliknya
tidak terlalu mudah. Indeks tingkat kesulitan sebuah butir soal dinyatakan dengan
koefisien 0,00 sampai 1,00.

3. Pilih Butir Soal yang Berdaya Beda Cukup


Butir soal yang baik adalah butir yang mampu membedakan antara peserta
didik yang berprestasi dengan yang tidak. Daya pembeda sebuah butir soal
dinyatakan dengan indeks -100 sampai 1,00.

4. Perjelas Redaksi Soal Tes


Kejelasan unsur bahasa mempengaruhi reabilitas. Oleh karena itu, bahasa yang
dipergunakan dalam tes harus jelas, mudah dipahami, dan tidak bersifat ambigu.

5. Bersifat Objektif dalam Menilai


Dalam tes objektif biasanya konsistensi dalam penyekoran lebih terjamin
karena antara jawaban benar dan salah sudah pasti dan terlihat jelas. Berbeda dengan
tes uraian jawabanya subjektif . Dalam penilaian tes uraian hendaknya terlebih dahulu
dibuat pedoman penilaian dengan membuat “porsi-porsi” tertentu dengan bobot
tertentu pula misalnya isi, organisasi, kreativitas, rasional, dan penyelesaian masalah.
Kemudian, memeriksa sebuah lembar jawaban dua kali dan untuk meningkatkan

16
sikap objektivitas, nama-nama peserta didik ditutup dan tidak usah di ketahui
pekerjaan siapa yang sedang di periksa.

6. Kontrol Terhadap Kondisi Pelaksanaan Tes


Kondisi pelaksaan tes harus diusahakan sedemikian rupa sehiingga kondisi
luar yang dapat mempengaruhi penampilan peserta didik dalam tes dapat dicegah
karena hal itu juga mempengaruhi hasil pengukuran. Kondisi tes yang tidak terkontrol
hanya akan memberikan data hasil belajar peserta didik yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan.

D. Kesalahan dalam Pengukuran

Kesalahan baku pengukuran dihitung berdasarkan

SEm =s √1-r

Keterangan :

SEm = Standard error of measurement, kesalahan baku pengukuran yang di cari.

S = Simpangan baku

r = Indeks reliabilitas

Misalnya, dalam perhitungan reabilitas dengan teknik K-R 20 yang berdasarkan table hasil
pengukuran tabel hasil pengukuran 4.5. Dari tabel itu diketahui bahwa s =s = 1,87, dan dalam
perhitungan yang dilakukan kemudian diperoleh indeks reabilit r = 0, 423. Kedua data yang
diperlukan itu kemudian dimasukkan ke dalam rumus :

SEm = s√1 − 𝑟

=1,87√1 − 0,423

=1,42046 ( dibulatkan: 1,42)

17
Semakin besar indeks reliabilitas akan semakin kecil indeks simpangan baku pengukuran,
dan sebaliknya, semakin kecil indeks reliabilitas akan semakin besar indeks kesalahan
baku pengukuran.

Butir Inti

❖ Reabilitas menunjuk pada pengertian konnsistensi pengukuran, yaiitu seberapa


konsistensi skor tes atau hasil evaluasi dari satu pengukuran ke pengukuran yang lain
.
❖ Tinggi rendahnya reliabilitas akan mempengaruhi validitas, tinggi reliabilitas akan
memungkinkan tercapainya validitas. Sehingga menunjukkan seberapa tinggi dapat
berharap terhadap hasil tes.
❖ Reliabilitas dibedakan menjadi tiga golongan
1. Jenis konsistensi internal ( internal consistency) yang terdiri dari empat macam yaitu
Koefisien Alpha]
Kuder- Rechardson 20
Kuder-Rechardson 21
Belah dua Spearman-Brown
2. Stabilitas (stability) yaitu berupa teknik ulang uji
3. Equivalensi (equivalence) berupa teknik bentuk parallel.
❖ Reabilitas K-R 20 dan 21 dan belah dua lazimnya diterapkan pada tes yang
mempunyai skor khotomi, benar (1) dan salah (0) koefisien reabilitas Alpha
Crpnbach diterapkan pada tes yang mempunyai skor berskala dan dikhotomis
sekaligus.
❖ Perhitungan indeks reabilitas secara lebih cepat dan akurat dapat diihitung
menggunakan progam SPSS (IBM SPSS Statistic).

18
Usaha agar reliabilitas menjadi lebih tinggi antara lain :

1. Membuat soal dengan jumlah yang cukup

2. Memilih butir soal yang berindeks tingkat cukupan

3. Berdaya yang cukup

4. Memperjelas redaksional butir soal

5. Mengontrol pelaksanaan pengukuran

6. Menilai secara objektif

Skor tes yang diperoleh lewat pengukuran adalah skor yang memiliki “kesalahan” artinya skor
yang sebenarnya bukan merupakan skor mereka yang sesungguhnya (true score).

19
BAB III

Penutup

Kesimpulan

Reliabilitas merupakan hal yang penting dalam suatu pengukuran. Berhubungan dengan
Engan masalah ketetapan hasil tes menjadi pembahasan terbesar dari realibitas sendiri. Oleh
karenanya dapat diambil kesimpulan bahwa realibitas adalah tingkat ketepatan suatu
pengukuran.

Daftar Pustaka

Nurgiyantoro, Burhan. 2017. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi Edisi ke 8.


Yogyakarta: Gadjah Mada Uneversity Press.

Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi ke 6. Bandung: Tarsito.

Mehrens, W.A., & Lehmann, I.J. 1973. Measurement and evaluation ineducation and
psychology. New York: Holt, Rinehart and Winston. Inc.

Suryabrata, S. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Rbel. 1986. Essential ef Educational Measurement. University of lowa.

20

Anda mungkin juga menyukai