Anda di halaman 1dari 6

MODUL 5.

KUALITAS ALAT UKUR (INSTRUMEN)


AHMAD IQBAL MAJID
KB.1 Validitas dan Reliabilitas Hasil Pengukuran
A. Apakah Validitas itu?
Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang dapat dengan tepat mengukur apa
yang ingin Anda ukur. Jika Anda ingin mengukur panjang sebuah meja maka Anda
harus dapat memilih alat ukur yang tepat untuk mengukur panjang meja tersebut. Untuk
menghitung waktu tempuh dalam perlombaan lari cepat 100 meter, Anda harus dapat
memilih alat ukur yang tepat digunakan. Demikian juga, jika Anda ingin mengukur hasil
belajar maka Anda juga dituntut untuk mengunakan alat ukur (dalam hal ini tes) yang
dapat dengan tepat mengukur hasil belajar yang Anda harapkan.
Dari contoh yang diberikan diatas, dapatkah Anda menarik kesimpulan apa
yang dimaksud dengan validitas? Jika Anda telah berhasil menarik kesimpulan
mengenai apa yang dimaksud dengan validitas, cocokkanlah hasil kesimpulan dengan
pengertian validitas berikut ini.
Pengertian validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang dibuat hasil
pengukuran atau evaluasi (Gronlund dan Linn, 1990). Secara umum validitas dapat di
bedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
1. Validitas isi (content validity)
Validitas isi mengacu pada seberapa banyak materi tes tersebut dapat mengukur
keseluruhan bahan atau materi yang telah diajarkan.
2. Validitas konstrak ( construct validity)
Validitas konstrak mengacu pada seberapa banyak alat ukur tersebut dapat
mengungkap keseluruhan konstrak yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan
tes tesebut. Yang dimaksud dengan konstrak disini adalah konsep hipotesis
(hypotetycal concept) yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat ukur.
Validitas konstrak ini banyak digunakan terutama dalam pengukuran psikologi seperti
pungukuran sikap, minat, tingkah laku dan sebagainya. Sebagai contoh, jika Anda ingin
mengetahui pola kepemimpinan seorang kepala sekolah maka alat ukur atau instrumen
yang Anda gunakan dikatakan mempunyai validitas konstrak yang tinggi, jika instrumen
tersebut dapat mengungkapkan pola kepemimpinan setiap individu yang menjadi
sampel dalam pengukuran tersebut.
3. Validitas yang dikaitkan dengan kriteria tertentu ( criterion related vlidity)
Jika suatu tes untuk memprediksi keberhasilan seseorang dimasa yang akan datang
atau dimaksudkan untuk mengetahui keseuaian antara pengetahuan dengan
keterampilan yang dimiliki, maka alat ukur yang digunakan harus mempunyai criterion
related validity yang tinggi. Sebagai contoh, jika siswa SD mempunyai Nilai Ebtanas
Murni (NEM) tinggi ternyata mempunyai prestasi yang bagus setelah melanjutkan di
SLTP maka dikatakan tes yang digunakan dalam ujian SD mempunyai criterion related
validity yang tinggi.
Dari ketiga macam validitas tersebut, validitas isilah yang paling penting Anda pahami,
dalam rangka mempersiapkan tes untuk mengukur hasil belajar siswa.
B. Apakah Reliabilitas itu?
Hasil-hasil pengukuran yang berhubungan dengan aspek-aspek fisik seperti
mengukur panjang meja, tinggi almari, berat badan, tinggi badan dan lain sebagainya
biasanya reliabilitasnya yang sangat tinggi. Artinya, walaupun pengukuran dilakukan
lebih dari sekali, tetapi tetap memberikan hasil yang tidak jauh berbeda. Hasil
pengukuran yang berbeda akan Anda temukan jika Anda melakukan pengukuran
terhadap hal-hal yang berhubungan dengan aspek-aspek psikologi dan sosial. Hal
tersebut seperti terjadi dalam pengukuran yang mewakili intelegensi, sikap, konsep diri,
dan lain sebagainya. Aspek-aspek sosial-psikologis seperti itu tidak dapat diukur
dengan kepastian dan konsistensi yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh hasil pengukuran
yang diperoleh tidak dapat lepas dari pengaruh hal-hal diluar maksud pengukuran
tersebut, misalnya alat ukur itu sendiri mungkin bukan merupakan alat ukur yang tepat
untuk mengukur aspek yang diinginkan.
Dari hasil kegiatan yang Anda lakukan setelah memahami uaraian diatas, Anda
pasti telah memperoleh gambaran mengenai apa yang dimaksud dengan reliabilitas.
Kalau pengertian validitas mengacu pada ketepatan hasil pengukuran maka pengertian
reliabilitas mengacu pada ketepatan hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran
(Gronlund dan Linn, 1990). Ketepatan atau reliabilitas suatu hasil pengukuran pada
umumnya dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran berulang seperti contoh
kegiatan yang Anda lakukan.
C. Bagaimana Hubungan Antara Validitas dan Reliabilitas?
Ketepatan hasil pengukuran (reliabilitas) sangat diperlukan untuk memperoleh
alat ukur yang dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat (valid). Walaupun
demikian alat ukur yang mempunyai reliabilitas yang tinggi belum tentu secara otomatis
mempunyai validitas yang tinggi. Tingginya reliabilitas yang dihasilkan oleh suatu alat
ukur jika tidak dibarengi dengan tingginya validitas dapat memberikan informasi yang
salah tentang apa yang ingin Anda ukur.
D. Bagaimana Meningkatkan Reliabilitas Tes?
Reliabilitas suatu tes dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah butir ke
dalam tes tersebut. Yang mungkin menjadi pertanyaan bagi Anda kemudian adalah,
apakah setiap penambahan butir soal akan selalu dapat menaikan reliabilitas tes?
Jawabannya adalah belum tentu. Penambahan butir soal pada tes akan meningkatkan
reliabilitas, jika butir soal yang ditambahkan adalah butir-butir soal homogen dengan
butir soal yang ada. Yang dimaksud dengan butir soal yang homogen adalah butir-butir
soal yang mengukur hal yang sama dengan butir soal yang sudah ada. Penambahan
butir soal tidak akan menaikkan reliabilitas tes, jika butir soal yang ditambahkan tidak
homogen dengan butir soal yang telah ada.
KB. II. Analisis dan Perbaikan Butir Soal
A. Mengapa Analisis Butir Soal Penting?
Dengan melakukan analisis butir soal, kita dapat memperoleh banyak informasi
yang bermanfaat, baik bagi guru, siswa, dan proses pembelajaran yang telah kita
lakukan. Kami yakin bahwa Anda semua pernah melakukan analisis butir soal, karena
analisis butir soal dapat dilakukan dengan cara yang sederhana. Apabila Anda
melakukan analisis butir soal berarti Anda akan dapat meningkatkan kualitas butir soal
tersebut. Berdasarkan kualitas butir soal yang lebih baik, Anda akan dapat mengukur
hasil belajar siswa Anda dengan tepat.
Menurut Nitko (1983) analisis butir soal menggambarkan suatu proses
pengambilan data, dan penggunaan informasi tentang tiap-tiap butir soal terutama
informasi tentang respons siswa terhadap setiap butir soal. Lebih lanjut diakatan bahwa
arti penting penggunaan analisis butir soal adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apakah butir soal – butir soal yang disusun sudah berfungsi
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh penyusun soal.
2. Sebagai umpan balik bagi siswa untuk mengetahui kemampuan mereka dalam
menguasai suatu materi.
3. Sebagai umpan balik bagi Anda sendiri sebagai guru untuk mengetahui kesulitan-
kesulitan yang dialami siswa dalam memahami suatu materi.
4. Sebagai acuan untuk merevisi soal.
5. Untuk memperbaiki kemampuan Anda dalam menulis soal.
B. Kapan Analisis Butir Soal Dilakukan?
Pada saat Anda mengujikan suatu set soal untuk mengambil keputusan penting
tentang hasil belajar siswa maka idealnya Anda harus yakin bahwa set soal tersebut
adalah valid dan reliabel. Ada dua karakteristik butir soal yang peru Anda perhatikan
yaitu tingkat kesukaran dan daya beda butir-butir soal.
1. Tingkat kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran butir soal merupakan salah satu indikator yang dapat
menunjukan kualitas butir soal tersebut apakah termasuk mudah, sedang, atau sukar.
Suatu butir soal dikatakan mudah jika sebagian besar siswa dapat menjawab dengan
benar dan dikatakan sukar jika sebagian beasar siswa tidak dapat menjawab dengan
benar. Besarnya tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung dengan memperhatikan
proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap setiap butir soal. Secara
matematis tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan :
P = adalah indeks tingkat kesukaran butir soal
B = adalah jumlah peserta tes yang menjawab benar
N = adalah jumlah seluruh peserta tes
2. Daya Beda (D)
Daya beda butir soal memiliki pengertian bahwa butir soal tersebut dapat
membedakan kemampuan individu peserta tes. Daya beaada butir soal dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
D = PA – PB
Keterangan:
D = indeks daya beda butir soal
PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
C. Bagaimana Cara Melakukan Analisis Secara Sederhana?
Setelah Anda memahami butir soal, maka Anda sudah mulai dapat berlatih
menganalisis butir soal yang telah Anda miliki. Analisis butir soal ini tidak sukar untuk
Anda lakukan, ada cara sederhana yang dapat Anda gunakan.
Berikut ini disajikan langkah-langkah dalam menganlisis butir soal secara
sederhana adalah
1. Hitunglah jumlah jawaban benar untuk seluruh siswa.
2. Berdasarkan jumlah jawaban yang benar dari seluruh siswa tersebut, susunlah
skor siswa mulai dari skor tertinggi sampai skor yang terendah.
3. Berdasarkan urutan skor terebut tentukan siswa yang termasuk dalam kelompok
atas dan siswa yang termasuk kelompok bawah.
4. Hitunglah jumlah siswa dalam kelompok atas yang memilih tiap-tiap alternatif
jawaban yang disediakan.
5. Dengan cara yang sama hitung jumlah siswa dalam kelompok bawah yang
memilih tiap-tiap alternatif jawaban yang disediakan.
6. Hitung jumlah semua peserta tes (kelompok atas, tengah, dan bawah) yang
menjawab benar.
7. Hitung tingkat kesukaran butir soal dan daya beda dengan menggunakan rumus
yang telah disediakan.
D. Bagaimana Menganalisis Tes Uraian?
Contoh analisis butir soal yang dibahas didepan adalah contoh analisis butir
soal untuk tes pilihan ganda. Bagaimana dengan analisis tes uraian? Pada umumnya
analisis butir soal memang dilakukan untuk tes pilihan ganda. Tetapi sebetulnya Anda
juga dapat menganalisis tes uraian yang telah Anda ujikan dengan cara yang cukup
mudah.
Cara menganalisis tes uraian menurut Whitney dan Sabers (Mehrens dan
Lehmann, 1984) sebagai berikut.
1. Tentukan jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok atas (25%) dan kelompok
bawah (25%).
2. Hitung jumlah skor kelompok atas dan jumlah skor kelompok bawah.
3. Hitung tingkat kesukaran dan daya beda setiap butir soal dengan rumus berikut.

Keterangan:
∑A : jumlah skor kelompok atas
∑B : jumlah skor kelompok bawah
N : 25% peserta didik
skormaks : skor maksimal setiap butir tes
skormin : skor minimal setiap butir tes
E. Bagaimana Memperbaiki Butir Soal?
Setelah Anda menganalisis setiaap butir soal yang telah Anda ujikan, maka
Anda dapat menggunakan informasi hasil analisis tersebut untuk memperbaiki soal.
Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam memperbaiki butir soal adalah sebagai
berikut:
1. Perhatikan tingkat kesukaran butir soal. Butir soal dianggap baik jika mempunyai
tingkat kusakaran (P) antara 0,25 sampai dengan 0,75 atau yang mendekati angka
tersebut.
2. Perhatikan daya beda butir soal. Butir soal dianggap baik jika kunci atau jawaban
yang dianggap benar mempunyai daya beda positif tinggi dan alternatif jawaban
mempunyai daya beda negatif. Jika Anda menemukan butir soal yang kuncinya
mempunyai daya beda negatif dan ada salah satu alternatif jawaban mempunyai daya
beda positif, maka butir soal tersebut perlu ditelaah kembali, sebab ada kemungkinan
terjadi salah kunci.

Anda mungkin juga menyukai