Anda di halaman 1dari 9

Link 1

Pengertian :

Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Pengertian lain bahwa
variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan
oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep tertentu.
Pengukuran variabel adalah proses menentukan jumlah atau intensitas informasi mengenai orang,
peristiwa, gagasan, dan atau obyek tertentu serta hubungannya dengan masalah atau peluang
bisnis.
Dengan kata lain, menggunakan proses pengukuran yaitu dengan menetapkan angka atau tabel
terhadap karakteristik atau atribut dari suatu obyek, atau setiap jenis fenomena atau peristiwa yang
mengunakan aturan-aturan tertentu yang menunjukkan jumlah dan atau kualitas dari faktor-faktor
yang diteliti.

PROSES PENGUKURAN
Terdiri dari :
1. Pembentukan “ constract “ (Construct Development)
2. Skala Pengukuran ( Measurement Scale )

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL


• Definisi suatu konsep atau constract merupakan suatu definisi yang menyatakan secara jelas dan
akurat mengenai bagaimana suatu konsep atau constract tersebut diukur.
• Pengukuran dengan melihat dimensi perilaku, aspek, atau karakteristik yang ditunjukkan oleh
suatu konsep.

Merumuskan definisi operasional variabel perlu memperhatikan definisi teoritiknya dan kebutuhan
kondisi teknik di lapangan. Jadi perlu memperhatikan keterkaitan dengan standarisasi pengukuran
misalnya : pengertiannya, bagaimana cara mengukur, apa alat ukurnya, dan kriteria hasil
pengukuran.

SKALA PENGUKURAN

Pada dasarnya terdapat 4 jenis skala pengukuran, yaitu :


1.SKALA NOMINAL
• Adalah skala yang memungkinkan peneliti mengelompokkan subyek kedalam katagori atau
kelompok.
• Misal gender responden dapat dikelompokkan dalam 2 katagori : Pria dan wanita. Skala gender
dapat dinyatakan dalam angka : Pria = 1 dan Wanita = 2.
• Skala Nominal bersifat mutualy exlusive dan masing-masing anggota himpunan tersebut tidak ada
perbedaan nilai.

2.SKALA ORDINAL
• Skala Ordinal tidak hanya menyatakan katagori tapi juga menyatakan peringkat katagori tersebut.
• Skala Ordinal menjawab atas suatu pertanyaan, responden diminta untuk memberikan urutan
alternatif jawaban yang paling sesuai.
• Misal rangking jawaban yang dibuat berdasarkan preferensi Responden :
1. Senang sekali, 2. Senang, 3. Kurang senang, 4. Kurang senang sekali.
( beda antara dua titik tidak dapat diukur).

3.SKALA INTERVAL
• Skala Interval memungkinkan mengukur beda antara dua titik dalam skala, menghitung means dan
standar deviasi data.
• Contoh :
Jarak waktu jam.08.00 – 10.00 adalah sama dengan jarak waktu 16.00 – 18.00. Tetapi kita tidak
dapat menyatakan bahwa jam.16.00 dua kali lebih lambat dibandingkan jam.08.00.

4.SKALA RASIO
• Skala Rasio merupakan kedudukan data yang tertinggi, dimana memiliki nilai nol yang orisinal.
• Misal : Jika aset perusahaan A sebanyak Rp. 10 Milyar dan aset perusahaan B sebanyak Rp. 5
Milyar, maka rasio A & B adalah 2 : 1.
BENTUK-BENTUK DATA
1. Deret waktu (Times Series)
Pengamatan data misal harga saham berdasarkan perkembangan dari waktu kewaktu, misal
perkembangan harga saham dari hari kehari berikutnya..
2. Lintas sektor (Cross section)
Data untuk suatu kelompok (group) misal data-data industri garmen pada tahun tertentu saja.
3. Gabungan keduanya (Pool)
Data-data untuk industri garmen yang diambil dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2007.

UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS

Apabila kuesioner sebagai alat ukur atau alat pengumpul informasi telah selesai dibuat, belum
berarti kuesioner tersebut dapat langsung digunakan untuk mengumpulkan data/ informasi. Kecuali
kuesioner tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya (mendasarkan pada kuesioner peneliti
sebelumnya).

Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian perlu diuji validitas dan reliabilitasnya,
karena syarat instrumen penelitian yang baik digunakan untuk mengukur variabel harus memenuhi
unsur-unsur akurasi, presisi dan peka. Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati
normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba kuesioner paling sedikit 30 orang.

VALIDITAS

Validitas/ kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar
mengukur apa yang diukur. Validitas ini menyangkut akurasi instrumen. Untuk mengetahui apakah
kuesioner yang disusun tersebut itu valid/ sahih, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor
(nilai) tiap-tiap item pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. Adapun teknik korelasi yang
biasa dipakai adalah teknik korelasiproduct moment dan untuk mengetahui apakah nilai korelasi
tiap-tiap pertanyaan itu significant, maka dapat dilihat pada tabel nilai product moment atau
menggunakan SPSS untuk mengujinya. Untuk item-item pertanyaan yang tidak valid harus dibuang
atau tidak dipakai sebagai instrumen pertanyaan.

RELIABILITAS

Reliabilitas/keterandalan ialah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran
tersebut tetap konsisten jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama.
Untuk diketahui bahwa perhitungan/ uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan-
pertanyaan yang sudah memiliki atau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji
validitas maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas.
link 2

Pengukuran dalam ilmu sosial, sesuai dengan definisi pengukurang yang diungkapkan Stevens di
atas, terdapat tiga kunci utama, yakni angka, penetapan, dan aturan. Angka hanya merupakan
simbol semata sebelum angka tersebut dihubungkan dengan arti kuantitatif. Kunci kedua adalah
penetapan atau memetakan (mapping), sedangkan kunci yang ketiga adalah aturan atau perintah
untuk melaksanakan sesuatu. Dalam mengukur aturan dapat diberikan seperti di bawah ini:

 Jika setuju = 1, jika tidak setuju = 0

 Jika sangat setuju = 5, setuju = 4, tak acuh = 3, kurang setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1

Contoh:

Jumlah responden ada 6 orang (A, B, C, D, E, dan F). Digunakan aturan angka setuju = 5, setuju = 4,
tak acuh = 3, kurang setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1; serta set angka setuju = 1, jika tidak
setuju = 0; maka dapat digambarkan dalam diagram seperti di bawah ini:

1. INDIKAN DARI OBJEK

Dalam mengukur suatu objek, sebenarnya yang diukur bukanlah objek tersebut melainkan indikan
dari objek. Indikan merupakan sesuatu yang menunjukkan frekuensi dari peristiwa. Dapat juga
dikatakan indikan sebagai sesuatu yang menunjukkan indikasi tertentu.

Misalnya:

Indikan dari kata ALIM : merupakan jumlah frekuensi seseorang pergi ke masjid

Indikan dari kata BENGIS : merupakan jumlah frekuensi seorang anak memukuli adiknya

Angka yang diberikan pada indikan menunjukkan sifat perilaku. Setelah melakukan pengamatan
terhadap indikan kemudian dianalisis secara statistik.

2. PENGUKURAN vs REALITA

Nazir (1988: 156) mengemukakan bahwa dalam ilmu natura, ukuran dari satu variabel dapat secara
langsung diamati dan dibandingkan dengan realita. Setongkol jagung A dua kali lebih panjang dari
tongkol jagung lain, dapat diukur secara realita dengan menggunakan sentimeter misalnya. Di lain
pihak, pengukuran variabel dalam ilmu sosial sering mengandung tanda tanya, apakah pengukuran
yang dilakukan cocok dengan realita. Dengan perkataan lain, apakah prosedur pengukuran yang
dilakukan isomorphik dengan realita? Suatu pengukuran yang baik harus mempunyai sifat
isomophism dengan realita.

3. JENIS-JENIS UKURAN

Jenis pengukuran secara umum terdapat empat jenis, yakni:

Ukuran nominal
Ukuran nominal merupakan ukuran yang paling sederhana tingkatannya dibandingkan dengan tiga
pengukuran lainnya. Hal ini dikarenakan ukuran nominal hanya membedakan kategori berdasarkan
jenisnya saja.

Contoh:
Jenis Kelamin dibedakan menjadi dua, yakni laki-laki dan perempuan. Kita dapat memberikan kode
laki-laki = 1; sedangkan perempuan dengan kode 2. Dapat juga kita memberikan kode sebaliknya
(perempuan = 1 dan laki-laki = 2).

Hal ini dikarenakan pada pengukuran nominal angka-angka yang diberikan tidak mempunyai nilai
hanya berfungsi sebagai kode saja untuk membedakan antara jenis yang satu dengan jenis yang
lainnya. Dikarenakan angka 1 dan 2 tersebut merupakan kode untuk membedakan antar jenis, maka
angka tersebut tidak dapat diterapkan dalam operasi hitung baik itu penjumlahan, pengurangan,
perkalian, atau pembagian.

Dalam ilmu sosial terdapat variable nominal yakni variabel yang dikategorikan secara diskrit atau
terpisah. Misalnya status perkawinan, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan sebagainya.

Ukuran ordinal

Ukuran ordinal merupakan ukuran yang lebih tinggi dari ukuran nominal. Dalam ukuran ordinal ini
angka yang diberikan tidak hanya menunjukkan pembeda antara satu jenis dengan jenis yang lain,
melainkan angka tersebut juga menunjukkan urutan atau tingkatan dari jenis yang diukur.

Contoh:

Untuk memberikan tingkatan pada kepuasan konsumen,

Angka 1 = sangat tidak puas

Angka 2 = tidak puas

Angka 3 = kurang puas

Angka 4 = puas

Angka 5 = sangat puas

Urutan angka dalam ukuran ordinal ini selalu memiliki tingkatan atau selalu berurutan, baik dari kecil
ke besar, atau besar ke kecil.

Dalam ilmu sosial terdapat pula variabel ordinal yakni variabel yang disusun berdasarkan urutan atau
tingkatan. Misalnya prestasis mahasiswa, ranking perlombaan, dan sebagainya.

Ukuran interval

Ukuran interval merupakan ukuran yang memiliki jarak yang sama antara satu objek dengan yang
lainnya, dan jarak tersebut dapat diketahui secara pasti. Perlu diketahui bahwa ukuran interval
bukan sebagai kelipatan melainkan jarak antar kedua objek adalah sama.

Contoh:

suhu kota A = 20oC,

suhu kota B = 25oC, dan


suhu kota C = 30oC.

Sehingga dapat kita ketahui bahwa suhu kota B lebih panas 5oC dibandingkan suhu kota A,
sedangkan suhu kota C lebih panas 5oC daripada suhu kota B. Dapat diketahui jarak interval dari A-B-
C adalah 5oC.

Ukuran interval dalam ilmu sosial digunakan untuk mengukur variabel interval yang meliputi variabel
penghasilan, sikap, dan sebagainya.

Ukuran rasio

Ukuran rasio merupakan ukuran yang dapat memberi arti perbandingan atau perkalian. Tidak seperti
pada ukuran nominal, ukuran rasio dapat diterapkan dalam operasi hitung. Ukuran ini biasanya
digunakan dalam pengukuran berat badan atau tinggi badan.

Contoh:

Berat badan A = 60 kg

Berat badan B = 50 kg

Berat badan C = 40 kg

Berat badan D = 30 kg

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa berat badan A merupakan 2 kali berat badan D. Berat
badan A merupakan 1.5 kali lebih berat daripada C. Dan seterusnya.

Sama seperti ketiga ukuran sebelumnya, ukuran rasio dalam ilmu sosial digunakan untuk mengukur
variabel rasio seperti tingkat pengangguran, dependency ratio, tingkat kemiskinan, dan sebagainya.
Link 3

VARIABEL PENELITIAN DAN PENGUKURANNYA

Pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. (Sugiyono, 2007).

Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable sebagai berikut : Hatch & Farhady
(1981) Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara
satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.

Kerlinger (1973)

1. Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.


Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan
gaji, produktifitas kerja, dll.

2. Variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda
(different values).

Kidder (1981) Variable adalah suatu kualitas qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik
kesimpulan darinya.
Bhisma Murti (1996) Variable didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi
nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.

Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007)


Variable adalah Konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau
abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang
bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable.
Dengan demikian, variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.

Berdasarkan hal tersebut maka variabel merupakan suatu konstruk yang ditetapkan oleh peneliti
baik atribut/sifat/nilai dari orang/obyek/kegiatan yang mempunyai variasi nilai untuk kemudian
ditarik kesimpulannya.

MACAM-MACAM VARIABEL

Jika suatu variabel dikaitkan (dihubungkan) dengan variabel lain sampai terbentuk suatu model,
maka variabel akan mempunyai bermacam-macam bentuk. Yang umum dipakai adalah variabel
independen (bebas) dan dependen, variabel kontrol, variabel moderating, dan variabel intervening
(Sugiyono 2007).

a. Variabel Independen dan Dependen

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang
lain. Variabel dependen (tergantung) adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel
independen.

Variabel independen juga disebut sebagai variabel yang mendahului (antecedent variable). Variabel
dependen disebut juga sebagai variabel konsekuensi (consequent variable). Sesuai dengan
fenomena sosial yang dijelaskan, bentuk hubungan antara variabel independen dan dependen dapat
bersifat positif atau negative.

b. Variabel Kontrol

Jika suatu variabel bebas yang mempengaruhi variabel tidak bebas diberi suatu perlakuan /
dikendalikan secara langsung oleh periset, maka variabel ini menjadi sebuah variabel kontrol. Jadi
variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variabel independent terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti. Variabel kontrol sering digunakan bila peneliti akan melakukan penelitian yang bersifat
membandingkan.

c. Variabel Moderating

Adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel
independent dengan dependen. Variabel ini juga dapat mengubah nilai hubungan dari positif ke
negatif atau sebaliknya. Variabel ini sering disebut sebagai variabel dependen kedua.

d. Variabel Intervening

Adalah variabel yang mempengaruhi hubungan langsung antara variabel independent dan
dependen, sehingga terjadi hubungan yang tidak langsung. Artinya, variabel intervening merupakan
variabel yang secara teoretis mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara
variabel independen dan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.

PENGUKURAN VARIABEL

Pengukuran variabel dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu : varibel diskrit (discrete) dan,
variabel kontinum (continous) .

1. Variabel diskrit sering juga disebut variabel nominal atau variabel katagorik. Variabel jenis ini
hanya diukur berdasarkan 2 kutub nilai yang berlawanan, misal “baik” dan “buruk”, atau “ya” dan
“tidak”, atau “pria” dan “wanita”. Jika dikaitkan dengan model analisis data, variabel diskrit juga
sering disebut sebagai variabel “ dummy”.

2. Variabel kontinum, adalah variabel yang dapat diukur dengan nilai yang lebih bervariasi dibanding
dengan diskrit. Dalam hal ini pengukuran variabel kontinum dapat dibedakan dalam tiga skala
pengukuran yaitu ordinal, interval dan rasio.

a. Skala Ordinal adalah skala yang memungkinkan peneliti membagi obyek yang diteliti
berdasarkan urutan tertentu. Misal berdasarkan tinggi badan, obyek yang diteliti
dikelompokkan menjadi kelompok badan tinggi, kelompok badan sedang, kelompok
badan pendek. Contoh lain, misal mengukur “kecerdasan” mahasiswa. Dalam hal ini
mahasiswa dapat dikelompokkan menurut urutan kecerdasannya, yaitu cerdas,
cukup cerdas, kurang cerdas dan tidak cerdas.
b. Skala interval adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk mengukur jarak dari
suatu nilai, dan jarak tersebut dapat diketahui dengan pasti
sehingga memungkinkan dilakukannya kalkulasi aritmatik, misal dapat dihitung nilai
rata-ratanya (mean) dan nilai standar deviasi. Misal mengukur perbedaan suhu
tubuh orang yang sehat dengan orang yang sakit demam karena tipus. Jika orang
sehat 36 derajat Celcius dan yang sakit 40 derajat Celsius, maka beda suhu tubuh
orang sehat dan sakit adalah 4 derajat Celsius. Jadi dalam hal ini hanya melihat jarak
(interval) dari suatu nilai. Bedanya dengan skala ordinal adalah pada skala ordinal
jarak suatu nilai tidak dapat diukur dengan pasti. Misal Fulan lebih pandai dari Toni,
dalam hal ini perbedaan kepandaiannya tidak diukur dengan pasti.

c. Skala rasio adalah skala pengukuran yang memungkinkan peneliti


melakukan kalkulasi arimetik secara tepat, dan skala ukuran dapat dimulai dari
angka nol. Misal, laba perusahaan Rp. 1 juta, aktiva lancar Rp. 500.000, rasio lancar
(current ratio) 1,5.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad W. Pratiknya (2007). Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan,
Jakarta, Raja Grafindo Persada

Bhisma Murti (1996). Penerapan Metode Statistik Non Parametrik dalam Ilmu – ilmu Kesehatan,
Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Notoatmodjo, Soekidjo (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta

Sugiyono (2007). Statistik untuk Penelitian, Jakarta, Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai