Anda di halaman 1dari 4

METODE KUANTITATIF

TUGAS 4

Disusun Oleh :

Adinda Millenia Farras Aqilah

D1E018102

KELAS : B

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BENGKULU

2021
1. Skala Nominal 

Skala yang paling sederhana disusun menurut jenis/kategori hanya sebagai simbol untuk
membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya. Skala nominal juga
merupakan skala yang tingkatannya paling rendah di dalam suatu penelitian. Pada skala
nominal ini, peneliti akan mengelompokkan objek, baik individu atau pun kelompok
kedalam kategori tertentu dan disimbolkan dengan label atau kode tertentu. Kemudian,
angka yang diberikan kepada objek hanya memiliki arti sebagai label atau pembeda saja
dan bukan untuk menunjukkan adanya tingkatan.

Contoh Skala Nominal :

Contoh pertama, contoh yang paling umum digunakan yaitu variabel jenis kelamin. Jenis
kelamin akan dibedakan menjadi Laki-laki dan Perempuan. Dalam hal ini, hasil
pengukuran tidak memiliki tingkatan tertentu. Artinya laki-laki tidak lebih tinggi daripada
perempuan, atau sebaliknya. Di dalam sebuah penelitian, biasanya akan diberi simbol
angka sebagai pembeda, misal jenis kelamin laki-laki diberi simbol angka 1, jenis kelamin
perempuan diberi simbol 0. Simbol angka disini hanya untuk membedakan saja, tidak
menunjukkan bahwa 1 lebih besar dari 0 dan sebagainya.

Contoh kedua, misal nama kota lahir. Ada yang Bandung, Jakarta, Surabaya, Bogor, dan
lain lain. Hal ini hanya untuk pembeda saja, tidak menunjukkan tingkatan tertentu. Dengan
kata lain, orang yang lahir di Bandung bukan berarti lebih baik dari Bogor atau yang
lainnya.

Contoh ketiga, misalnya menjelaskan agama, ada Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik.
Ini hanya bersifat membedakan saja

2. Skala Ordinal

Skala ordinal merupakan skala pengukuran yang sudah menyatakan peringkat antar
tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan juga tidak harus sama. Skala ordinal ini
memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada skala nominal, karena skala ini tidak hanya
menunjukkan kategori saja tetapi juga menunjukkan peringkat. Di dalam skala ordinal,
objek atau kategorinya disusun berdasarkan urutan tingkatannya, dari tingkat terendah ke
tingkat tertinggi atau sebaliknya.

Contoh Skala Ordinal :

Contoh pertama, contoh pada variabel sikap seseorang terhadap suatu pernyataan, sikap
tersebut berupa sangat setuju, setuju, biasa saja, tidak setuju, sangat tidak setuju. Pada
variabel sikap ini dari sangat setuju ke sangat tidak setuju menunjukkan kategori dan
memiliki tingkatan. Di dalam sebuah penelitian, kategori tersebut bisa disimbolkan dengan
angka, misal angka 5 untuk sangat setuju, angka 4 untuk setuju, angka 3 untuk biasa saja,
angka 2 untuk tidak setuju, dan angka 1 untuk sangat tidak setuju.

Contoh kedua, misal dalam variabel nilai huruf mutu pada perkuliahan, yaitu nilai A, B,
C, D, dan E. Pada nilai ini menunjukkan tingkatan bahwa nilai A lebih besar dari B, dan
seterusnya.

3. Skala Interval

Skala Interval merupakan skala pengukuran yang bisas digunakan untuk menyatakan
peringkat untuk antar tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan pun sudah jelas, hanya
saja tidak memiliki nilai 0 (nol) mutlak. Skala interval ini bisa dikatakan berada diatas
skala ordinal dan nominal. Besar interval atau jarak satu data dengan data yang lainnya
memiliki bobot nilai yang sama. Besar interval ini bisa saja di tambah atau dikurang.

Contoh Skala Interval :

Contoh pertama, contoh yang paling umum pada skala interval adalah suhu. Misalkan
suatu ruangan memiliki suhu 0C, ini bukan berarti bahwa ruangan tersebut tidak ada
suhunya. Angka 0C disini merupakan suhu, hal ini dikarena pada skala interval 0 (nol)
bukanlah nilai yang mutlak.

Contoh kedua, jam 00.00 bukan berarti waktunya kosong atau tidak ada nilainya, karena
jam 00.00 sendiri masih menunjukkan waktu dimana jam 00.00 sama dengan jam 12
malam.
4. Skala rasio

Skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan,
memiliki jarak tertentu, dan bisa dibandingkan. Skala rasio merupakan tingkatan skala
paling tinggi dan paling lengkap dibanding skala-skala lainnya. Jarak atau interval antar
tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak. Nilai nol mutlak berarti
benar-benar menyatakan tidak ada.

Contoh Skala Rasio :

Contoh pertama, misal tinggi badan Tini adalah 190 cm sedangkan tinggi badan Tata
adalah 95 cm. Pada situasi ini dapat dikatakan bahwa jarak tinggi badan Tata dengan Tini
adalah 95 cm. Bisa juga dikatakan bahwa tinggi badan Agung 2 kali tinggi badan
Vatinson.

Contoh kedua, misalkan nilai ujian matematika Fatma adalah 50, sedangkan nilai Lala
adalah 100. Ukuran rasionya dapat dinyatakan bahwa nilai Fatma adalah 2 kali nilai Lala.

Anda mungkin juga menyukai