Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bahasan jenis data ini diharapkan:
(1) Mahasiswa dapat mengelompokkan data berdasar jenis atau skala pengukuran menurut
Steven
(2) Mahasiswa dapat mengelompokkan data berdasar jenis menurut Borg dan Gall
(3) Mahasiswa dapat membedakan jenis data atau skala pengukuran pada instrumen
(4) Mahasiswa dapat menurunkan skala interval menjadi tingkatan skala ranking dan dari
tingkatan ranking dapat diturunkan menjadi tingkatan skala kategori.
Data dalam penelitian kuantitatif adalah berupa angka-angka. Hal ini dimaksudkan agar
memberi kemudahan dalam menganalisis data. Data yang telah berupa angka akan dengan mudah
untuk dihitung. Data yang didapatkan dari hasil pengukuran, baik melalui pengamatan, angket,
atau tes selanjutnya dirubah dalam bentuk angka-angka dan dihitung atau dianalisis. Namun
demikian hasil perhitungan atau analisis angka-angka tersebut hendaknya dapat diberi makna
seperti dalam bentuk awalnya, yaitu dalam bentuk narasi.
Suatu contoh penelitian ingin mendapatkan data tentang jenis kelamin siswa, pendidikan
orang tua siswa, pekerjaan orang tua siswa, dan prestasi belajar siswa di suatu sekolah.
Kemungkinan data yang akan didapatkan adalah (a) jenis kelamin berupa laki-laki atau perempuan;
(b) pendidikan orang tua siswa dapat berupa SD, SMP, SLTA, atau PT; (c) pekerjaan orang tua
siswa dapat berupa petani, pedagang, pegawai swasta, pegawai negeri, TNI; dan (d) prestasi dapat
berupa rata-rata nilai raport, nilai ulangan harian, atau nilai tengah semester. Dalam hal ini agar
mudah dalam menganalisisnya maka data ini dirubah dalam bentuk angka, misalnya (a) jenis
kelamin laki-laki = 1 dan perempuan = 2; (b) pendidikan orang tua siswa SD = 1, SMP = 2, SLTA
= 3, atau PT = 4; (c) pekerjaan orang tua siswa petani = 1, pedagang = 2, pegawai swasta = 3,
pegawai negeri = 4, TNI = 5; dan (d) prestasi misalnya nilai rapor.
Dengan merubah data menjadi angka ini, maka fungsi angka menjadi berbeda-beda ada
yang sekedar sebagai tanda pembeda antara satu kelompok dengan kelompok lainnya, merupakan
peringkat atau kedudukan kelompok satu terhadap kelompok lain, tetapi ada yang memang
merupakan besaran, skor, atau nilai suatu kelompok.
5
sedang beringkat lebih tinggi diberi angka lebih besar. Juara pertama, juara kedua, dan juara ketiga
adalah skala ordinal. Juara pertama dengan skor 300, juara kedua dengan skor 295, dan juara ketiga
dengan skor 175. Selisih skor juara pertama dengan juara kedua hanya 5, sedang selisih skor juara
kedua dan ketiga 120. Juara pertama dengan skor 3, juara kedua dengan skor 2, dan juara ketiga
dengan skor 1. Contoh lain skala ordinal ini diantaranya tingkat pendidikan yang dibagi SD, SMP,
SLTA, PT, penghasilan orang tua siswa, atau tingkatan daerah tempat tinggal.
6
2.2.2. Skala Kategori
Skala kategori dipakai menunjuk pada nilai variabel yang dapat dihasilkan lebih dari dua
kelompok yang berlainan. Bila ada hanya dua kategori, variabel akan dinamakan dikotomi.
Sebagai contoh adalah partisipasi siswa dalam atletik di SMA dapat dicatat dalam masing-masing
kategori (1) berpartisipasi secara khusus, (2) berpartisipasi tetapi tidak secara khusus, (3)
partisipasi dalam intramural sport, (4) partisipasi dalam kelas pisik, dan (5) tidak ada partisipasi.