Anda di halaman 1dari 2

NAMA : IZ RIZKIYANI ( 182C )

NIM : 201810200094

Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio


1. DATA NOMINAL Ø Jenis kelamin manusia, 1 untuk pria, 2 untuk wanita.
Ø Misalnya tentang jenis olahraga yakni tenis, basket, dan renang. Masing-masing anggota set di atas kita
berikan angka, misalnya tenis (1), basket (2) dan renang (3). Tetapi angka yang diberikan tidak
menunjukkan bahwa tingkat olahraga basket lebih tinggi dari tenis ataupun sebaliknya.
Ø Misalnya bentuk bank syariah di Indonesia: Bank Umum Syariah diberi kategori 2; BPR Syariah diberi
kategori l. Ø Data mengenai barang-barang yang dihasilkan oleh sebuah mesin dapat digolongkan dalam
kategori cacat atau tidak cacat. Barang yang cacat bisa diberi angka 0 dan yang tidak cacat diberi angka 1.
Ø Status pernikahan yang terdiri dari tiga kategori yaitu: (1) Belum menikah, (2) Menikah, (3) Janda/
Duda. Data tersebut memiliki sifat-sifat yang sama dengan data tentang jenis kelamin.
2. DATA ORDINAL Ø Contoh: Mengubah nilai ujian ke nilai prestasi, yaitu: 1. nilai A adalah dari 80-100 2.
nilai B adalah dari 65-79 3. nilai C adalah dari 55-64 4. nilai D adalah dari 45-54 5. nilai E adalah dari 0-44
Ø Misalnya dalam skala Likert (Moh Nazir), mulai dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju sampai
sangat tidak setuju.
Ø Jawaban pertanyaan tentang kecenderungan masyarakat untuk menghadiri rapat umum pemilihan kepala
daerah, mulai dari tidak pernah absen menghadiri dengan kode 5, kadang-kadang saja menghadiri dengan
kode 4, kurang menghadiri dengan kode 3, tidak pernah menghadiri dengan kode 2, sampai tidak ingin
menghadiri sama sekali dengan kode 1.
Ø Contoh Skala Ordinal: § Urutkan merk sepeda motor berikut dari yang paling anda sukai. § Merk
Ranking § Yamaha ………. § Honda ………. § Suzuki ………. § Kawasaki ……….
Ø Sistem kepangkatan dalam dunia militer adalah satu contoh dari data berskala ordinal Pangkat dapat
diurutkan atau dirangking dari Prajurit sampai Sersan berdasarkan jasa, dan lamanya pengabdian. Jika
peneliti merangking data lamanya pengabdian maka peneliti dapat memberikan nilai 1, 2, 3, … , 4 dst
masing-masing terhadap seseorang anggota ABRI yang berpangkat Prajurit, Kopral, Sersan, dst.
3. DATA INTERVAL Ø Data ini memiliki ciri sama dengan ciri pada data ordinal ditambah satu ciri lagi,
yaitu urutan kategori data mempunyai jarak yang sama. A B C D E 1 2 3 4 5 interval A sampai C adalah 3-
1=2. Interval C sampai D adalah 4-3=1. Kedua interval ini dapat dijumlahkan menjadi 2+1=3. atau interval
antara A dan D adalah 4-1=3. Pada data ini yang dijumlahkan bukanlah kuantitas atau besaran, melainkan
interval dan tidak terdapat titik nol absoult.
Ø Misalnya tentang nilai ujian 6 orang mahasiswa, yakni A, B, C, D, E dan F diukur dengan ukuran
interval pada skala prestasi dengan ukuran 1,2,3,4,5 dan 6, maka dapat dikatakan bahwa beda prestasi
antara mahasiswa C dan A adalah 3-1=2. Beda prestasi antara mahasiswa C dan F adalah 6-3=3. Tetapi
tidak bisa dikatakan bahwa prestasi mahasiswa E adalah 5 kali prestasi mahasiswa A ataupun prestasi
mahasiswa F adalah 3 kali lebih baik dari prestasi mahasiswa B. Ø Data tentang suhu empat buah benda A,
B, C , dan D yaitu masing-masing 20. 30, 60, dan 70 derajat Celcius, maka data tersebut adalah data dengan
skala pengukuran interval karena selain dapat dirangking, peneliti juga akan tahu secara pasti perbedaan
antara satu data dengan data lainnya. Perbedaan data suhu benda pertama dengan benda kedua misalnya,
dapat dihitung sebesar 10 derajat, dst. Namun dalam skala interval, tidak mungkin kita melakukan
perbandingan antara satu data dengan data yang lainnya. Kita tidak dapat mengatakan bahwa suhu 60
derajat Celcius dari benda C dan 30 derajat Celcius untuk suhu benda B berarti bahwa benda C 2x lebih
panas dari benda B.
Ø Kecerdasan intelektual yang dinyatakan dalam IQ. Rentang IQ 100 sampai 110 memiliki jarak yang
sama dengan 110 sampai 120. Namun demikian tidak dapat dinyatakan orang yang memiliki IQ 150 tingkat
kecerdasannya 1,5 kali dari orang yang memiliki IQ 100.3. 
Ø Dalam banyak kegiatan penelitian, data skor yang diperoleh melalui kuesioner (misalnya skala sikap atau
intensitas perilaku) sering dinyatakan sebagai data interval setelah alternatif jawabannya diberi skor yang
ekuivalen (setara) dengan skala interval, misalnya: Skor (5) untuk jawaban “Sangat Setuju” Skor (4) untuk
jawaban “Setuju” Skor (3) untuk jawaban “Tidak Punya Pendapat” Skor (2) untuk jawaban “Tidak Setuju”
Skor (1) untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju” Dalam pengolahannya, skor jawaban kuesioner diasumsikan
memiliki sifat-sifat yang sama dengan data interval.
4. DATA RASIO Ø Contoh : A dan B adalah dua mahasiswa Universitas “X” yang nilai mata kuliah statistik
1 masing-masing 60 dan 90. Ukuran rasionya dapat dinyatakan bahwa nilai B adalah nilai 1,5 kali nilai A.
Ø Jika ada 4 pengemudi, A, B, C dan D mempunyai pendapatan masing-masing perhari Rp10.000 ,
Rp30.000 , Rp40.000 dan Rp50.000. bila dilihat dengan ukran rasio maka pendapatan pengemudi C adalah
4 kali pendapatan pengemudi A. Pendapatan pengemudi D adalah 5 kali pendapatan pengemudi A. Dengan
kata lain, rasio antara pengemudi C dan A adalah 4:1, rasio antara pengemudi D dan A adalah 5:1.
Ø Berat badan bayi yang diukur dengan skala rasio, bayi A memiliki berat badan 3 kg. Bayi B memiliki
berat 2 kg dan bayi C memiliki berat 1 kg. Jika diukur dengan skala rasio, maka bayi A memiliki rasio
berat badan 3 kali dari berat badan bayi C, dst.
Ø Data mengenai berat adalah data yang berskala rasio. Dengan skala ini kita dapat mengatakan bahwa
data berat badan 80 kg adalah 10 kg lebih berat dari yang 70 kg, tetapi juga dapat mengatakan bahwa data
80 kg adalah 2x lebih berat dari data 40 kg.
Ø Data hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram memiliki semua sifat-sifat sebagai
data interval. Benda yang beratnya 1 kg berbeda secara nyata dengn benda yang beratnya 2kg. Ukuran
berat benda dapat diurutkan mulai dari yang terberat sampai yang teringan. Perbedaan antara benda yang
beratnya 1 kg dengan 2 kg memiliki rentang berat yang sama dengan perbedaan antara benda beratnya 2 kg
dengan 3 kg. Angka 0 kg menunjukkan tidak ada benda (berat) yang diukur. Benda yang beratnya 2 kg 2
kali lebih berat dibandingkan dengan benda yang beratnya 1 kg.

Anda mungkin juga menyukai