Anda di halaman 1dari 17

SKALA DATA

Kelompok 1
Definisi
Data merupakan informasi penting mengenai kondisi subjek
penelitian. Data juga dapat diartikan sebagai gambaran tentang
objek pada diri subjek penelitian. Kumpulan dari data-data yang
penting tersebut mencerminkan variabel penelitian.
Berhasil atau tidaknya suatu penelitian tindakan dilihat dari data
yang diperoleh dan dianalisis oleh peneliti. Data yang sudah
diperoleh tersebut, diolah dan dianalisis sesuai tujuan penelitian.
Perlu dipahami bahwa penentuan teknik analisis suatu penelitian
tergantung dari tujuan dan skala data yang digunakan. Dengan
demikian, peneliti harus memahami mengenai jenis skala data
beserta ciri-ciri skala data agar dapat menentukan secara tepat
teknik analisis penelitiannya.
Jenis Data
Data berdasarkan cara pengumpulan
• Data Primer
• Data Sekunder
Data berdasarkan wujud
• Data Kualitatif
• Data Kuantitatif
Skala Pengukuran Data
Setiap data memiliki ciri-ciri sehingga dalam
mengumpulkan dan mengolahnya harus
berdasar ciri yang dimilikinya. Pembahasan
mengenai cara pengumpulan dan pengolahan
data berdasar ciricirinya tersebut yang disebut
sebagai skala pengukuran data.
Berdasar ciri-cirinya, data dapat dikelompokkan ke dalam 4
macam, yakni skala nominal, ordinal, interval, dan skala rasio.

• Skala Nominal
Data berskala nominal merupakan data yang diperoleh dengan cara
kategorisasi (klasifikasi), yakni pengelompokan berdasar ciri-ciri
yang sama. Masing-masing kelompok (klasifikasi) diberi simbol
berupa angka sebagai pembeda supaya dapat digunakan (diolah)
dalam statistik. Data yang sudah dikelompokkan pada masing-
masing kelompok yang dibuat peneliti tidak dapat dibedakan
berdasar tingkatannya; jadi di antara kelompok tersebut tidak
memiliki tingkatan (tidak berjenjang).
Contoh data berskala nominal antara lain jenis kelamin, asal
daerah, agama, lapangan kerja, status nikah, tipe kepribadian,
pola asuh orang tua, gaya belajar.
Contoh :
• Jenis kelamin manusia, 1 untuk pria, 2 untuk wanita
• Misalnya tentang jenis olaraga yakni tenis, basket dan renang,
masing-masing anggota set diatas di berikan angka misalya 1 tenis,
2 basket, 3 rnang. Tetapi angka yang diberikan tidak menunjukkan
bahwa tingkat olaraga basket lebih tinggi dari tenis
ataupunsebaliknya.
• Data mengenai barang-barang yang dihasilkan oleh sebuah mesin
dapat digolongkan dalam kategori cacat atau tidak cacat. Barang
yang cacat bisa di beri angka 0 dan yang tidak cacat diberi angka 1.
• Status pernikahan terdiri dari tiga kategori yaitu; 1 belum menikah,
2 menikah, 3 janda/duda. Data tersebut memiliki sifat-sifat yang
sama dengan data tentang jenis kelamin.
Skala Ordinal
Data berskala ordinal juga diperoleh dengan cara menyusun
kategorisasi (klasifikasi). Namun, keseluruhan kelompok
kategori (klasifikasi) tersebut bersifat berjenjang atau dapat
dibedakan tingkatannya. Pada umumnya data berskala
ordinal dikumpulkan dengan menggunakan cara konstruk
atau disusun terlebih dahulu dengan berbagai item yang
mencirikan (sebagai indikator) data; disebut pula sebagai
variabel counstruct.
Contoh data berskala ordinal seperti rangking kelas 1,2,3,
juara kepangkatan, tingkat senioritas pegawai, status
sosial (kaya, sedang, miskin), tingkat pengetahuan dll.
Contoh :
• Mengubah nilai ujian ke nilai prestasi yaitu :
– Nilai A adalah dari 80-100
– Nilai B adalah dari 65-79
– Nilai C adalah dari 55-64
– Nilai D adalah dari 45-54
– Nilai E adalah dari 0-44
• Jawaban pertanyaan tentang kecendurungan masyarakat untuk menghadiri rapat umum pemelihan
kepala daerah, dimulai dari tidak pernah absen menghadiri dengan kode 5, kadang-kadang saja
menghadiri dengan kode 4, kurang menghadiri dengan kode 3, tidak menghadiri dengan kode 2,
sampai tidak ingin menghadiri sama sekali dengan kode 1.
• Urutan merk sepeda motor berikut dari yang paling Anda sukai.
Merk Rangking
Yamaha ............
Honda ..............
Suzuki ..............
Kawasaki ..............
• Sistem kepangkatan dunia militer adalah satu conto dari data berskala ordinal pangkat dapat
diurutkan atau dirangking dari prajurit sersan dan berdasarkan jasa dan lamanya pengabdian. Jika
peniliti merangking data lamanya pengabdian maka peneliti dapat memberikan nilai 1,2,3,....5 dst
masing-masing terhadap seseorang anggota ABRI yang berpangkat prajurit, kopral, sersan, dst.
Skala Interval
Data berskala interval pada umumnya berwujud angka atau
skore, yang dapat diperoleh dengan memberi satu pertanyaan
pada diri subjek atau dapat dicari dari data dokumenter. Data
berskala interval dapat dibedakan menurut kategori atau dapat
berjenjang seperti ordinal. Jarak dua titik pada skala data
interval sudah diketahui (diukur dengan pasti), dan memiliki
unit pengukuran yang sama sehingga jarak antar jenjang sama.
Contoh skala data interval seperti interval suhu (cukup
panas, panas, sangat panas), skor IQ, nilai mahasiswa
(A,B,C,D dan E), urutan kualitas pelayanan (sangat puas,
puas, cukup puas, kuran puas, tidak puas).
Contoh :
• Data ini memiliki ciri sama dengan ciri pada data ordinal ditambah satu ciri lagi yaitu urutan kategori data
mempunyai jarak yang sama.
A B C D E
1 2 3 4 5
• Interval A sampai C adalah 3-1=2, interval C sampai D adalah 4-3=1, kedua interval ini dapat di jumlahkan
menjadi 2+1=3. Atau interval antara A dan D adalah 4-1=3. Pada data ini yang dijumlahkan bukanlah
kuantitas atau besaran melainkan interval dan tidak terdapat titik nol absoult.
• Misalnya tentang nilai ujian 6 orang mashasiswa yakni A, B, C, D, E dan F diukur dengan ukuran interval
pada skala prestasi dengan ukuran 1,2,3,4,5, dan ^ maka dapat dikatakan bahwa beda prestasi anatar
mahasiswa Cdan A adalah 3-1=2, beda prestasi antara mahasiswa Cdan F adalah 6-3=3, tetapi tidak bisa
dikatakan bahwa prestasi mahasiswa E adalah 5 kali prestasi mahasiswa A atupun prestasi mahasiswa F
adalah 3 kali lebih baik dari prestasi mahasiswa B.
• Dalam banyak kegiatan penelitian data skor yang diperoleh melalui kuesioner (misalnya skala sikap atau
intensitas perilaku) sering dinyatakan sebagai interval setelah alternatif jawabannya diberi skor yang
ekuivalen (setara) dengan skala inetrval, misalnya :
Skor 5 untuk jawaban “Sangat setuju”
Skor 4 untuk jawaban “Setuju”
Skor 3 untuk jawaban “Tidak Punya Pendapat”
Skor 2 untuk jawaban “Tidak Setuju”
Skor 1 untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju”
Dalam pengolahannya, skor jawaban kuesioner diasumsikan memiliki sifat-sifat yang sama dengan kata
interval.
Skala Rasio
Data berskala rasio merupakan data kuantitatif yang
diperoleh dengan cara pengukuran, dimana jarak dua
titik pada skala sudah diketahui. Hasil pengumpulan
data dari 90 masing-masing subjek penelitian dapat
disusun dalam kategorisasi. Data berskala rasio juga
dapat dilakukan operasi matematika (misal, 2 motor +
3 motor = 5 motor). Bedanya dengan data interval,
bahwa data berskala rasio mempunyai titik nol mutlak.
Contoh skala rasio yaitu angka produksi, tinggi
badan, harga saham, jumlah warga desa, dll.
Contoh :
• A dan B adalah dua mahasiswa Universitas X yang nilai mata
kuliah statistik 1 masing-masing 60 dan 90. Ukuran rasionya
dapat dinyatakan bahwa nilai B adalah 1,5 kali nilai A
• Data engenai berat adalah data yang berskala rasio. Dengan skala
ini kita dapat mengatakan bahwa data berat badan 80kg adalah 10
kg lebih berat dari 70 kg, tetapi juga dapat mengatakan bahwa
data 80 kg adalah 2x lebih berat dari 40 kg.
• Berat badan bayi yang diukur dengan skala rasio, bayi A memiliki
berat badan 3kg, bayi B memiliki berat 2 kg dan bayi c memiliki
berat 1 kg, jika diukur dengan skala rasio maka bayi A memiliki
rasio berat badan 3 kali dari berat badan bayi C.
Skala likert
Skala likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunkan
dalam angket dan merupakan yang paling banyak digunakan dalam
riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert,
yang menerbitkan suatu program yang menjelaskan
penggunaannya.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tertentu tentang, fenomena sosial.
Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif) menolak
(negatif), dan netral. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut
sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang
akan diukur dialjabarkan menjadi indikator variabel.
Contoh :
Interpretasi Skor Perhitungan
Sekelompok tim mahasiswa gizi sedang melakukan uji
Agar mendapatkan hasil interpretasi, terlebih dahulu harus
organoleptik (pengujian terhadap bahan makanan
diketahui skor tertinggi (X) dan skor terendah (Y) untuk item
berdasarkan kesukaan) sebuah produk dengan
penilaian dengan rumus sebagai berikut:
menggunakan skala Likert. Aspek yang akan diukur dalam Y = skor tertinggi likert x jumlah responden
uji organoleptik tersebut adalah cita rasanya. Ada 100 X = skor terendah likert x jumlah responden
responden atau panelis yang memberikan jawaban dari Jumlah skor tertinggi untuk item “Sangat Suka” adalah 5 x 100 =
angket yang diberikan. Berikut rangkuman hasil penilaian 500, sedangkan item “Sangat Tidak Suka” adalah 1 x 100 = 100.
100 responden tersebut. Jadi, jika total skor penilaian responden diperoleh angka 247, maka
• Responden yang menjawab sangat suka (skor 5) berjumlah penilaian interpretasi responden terhadap cita rasa produk tersebut
8 orang adalah hasil nilai yang dihasilkan dengan menggunakan rumus Index
• Responden yang menjawab suka (skor 4) berjumlah 14 %.
orang Rumus Index % = Total Skor / Y x 100
Pra Penyelesaian
• Responden yang menjawab netral (skor 3) berjumlah 21
Sebelum menyelesaikannya kita juga harus mengetahui interval
orang (rentang jarak) dan interpretasi persen agar mengetahui penilaian
• Responden yang menjawab tidak suka (skor 2) berjumlah dengan metode mencari Interval skor persen (I).
31 orang Rumus Interval
• Responden yang menjawab sangat tidak suka (skor 1) I = 100 / Jumlah Skor (Likert)
berjumlah 26 orang Maka = 100 / 5 = 20
Rumus: T x Pn Hasil (I) = 20
(Ini adalah intervalnya jarak dari terendah 0 % hingga tertinggi
T = Total jumlah responden yang memilih 100%)
Pn = Pilihan angka skor Likert Berikut kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval:
• Responden yang menjawab sangat suka (5) = 8 x 5 = 40 Angka 0% – 19,99% = Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
• Responden yang menjawab suka (4) = 14 x 4 = 56 Angka 20% – 39,99% = Tidak setuju / Kurang baik)
Angka 40% – 59,99% = Cukup / Netral
• Responden yang menjawab netral (3) = 21 x 3 = 63
Angka 60% – 79,99% = (Setuju/Baik/suka)
• Responden yang menjawab tidak suka (2) = 31 x 2 = 62 Angka 80% – 100% = Sangat (setuju/Baik/Suka)
• Responden yang menjawab sangat tidak suka (1) = 26 x 1 = Penyelesaian Akhir
26 = Total skor / Y x 100
• Semua hasil dijumlahkan, total skor = 247 = 247 / 500 x 100
= 49.4 %, berada dalam kategori “Cukup/Netral”
Skala Guttman
Skala Guttman adalah ketunggalan dimensi (unidimensionality).
Artinya skala sebaiknya hanya mengukur suatu dimensi dari
variabel yang memiliki beberapa dimensi. Misalnya walaupun
variabel nilai anak mempunyai dimensi ekonomi, dimensi
psikologi dan dimensi sosial namun suatu skala nilai anak
sebaiknya hanya mengukur salah satu dari dimensi diatas.
Prinsip lain yang terdapat pada skala guttman ini adalah seperti
yang terdapat pada skala bogardius dan thurstone. Pernyataan-
pernyataan mempunyai bobot yang berbeda dan apa bila
seseorang responden menyetujui pernyataan yang lebih berat
bobotnya, maka dia diharapkan menyetujui pernyataan-
pernyataan yang bobotya lebih rendah.
Contoh :
• Nilai 1 : responden setuju dengan pernyataan
• Nilai 0 : responden tidak setuju dengan
pertanyaan
No. Pernyataan jawaban
1 Menurut saya, Indonesia seharusnya menginginkan imigran masuk 1
2 Saya senang bila ada imigran tinggal di kupang 0
3 Saya suka bila ada imigran yang menjadi tetangga saya 0
4 Saya senang bila ada imigran menjadi menantu saya 0
Jumlah skor 1
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai