OLEH
1) JEMMY ALBERT NDUN
2) TONI HABRON NATONIS
3) FINCE RATU KELOMPO
4)
5)
ROMARIO ATOLO
MIRA BOIMAU
K6
A. KONSEP & MODEL-
MODEL TRIASE BENCANA
1. Pengertian Triase
Triase adalah suatu cara untuk menseleksi
atau memilah korban berdasarkan tingkat
kegawatan. Menseleksi dan memilah korban
tersebut bertujuan untuk mempercepat dalam
memberikan pertolongan terutama pada para
korban yang dalam kondisi kritis atau
emergensi sehingga nyawa korban dapat
diselamatkan.
1. Pasien datang ke triase Keamanan
SKEMA TRIASE dari bahaya adalah diatas segalanya
Berfikir Kritis
Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir pada level
yang kompleks dan menggunakan proses analisis dan
evaluasi. Gunawan (2003:177-178)
Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen
dasar dalam mempertanggungjawabkan profesi dan
kualitas perawatan. Pemikir kritis keperawatan
menunjukkan kebiasaan mereka dalam berpikir,
kepercayaan diri, kreativitas, fleksibiltas, pemeriksaan
penyebab (anamnesa), integritas intelektual, intuisi, pola
piker terbuka, pemeliharaan dan refleksi.
Karakteristi k Berpikir Kriti s
a) Konseptualisasi.
b) Rasional dan beralasan.
c) Reflektif.
d) Bagian dari suatu sikap.
e) Kemandirian berpikir.
f) Berpikir adil dan terbuka.
g) Pengambilan keputusan berdasarkan
keyakinan
Metode Berfikir Kritis
Berpikir sistematik (sistematic
thinking), artinya memikirkan
segala sesuatu berdasarkan
kerangka metode tertentu,
ada urutan dan proses
pengambilan keputusan. Di
sini diperlukan ketaatan dan
kedisiplinan terhadap proses
dan metoda yang hendak
dipakai.
OPINI KELOMPOK
Dari materi yang kami paparkan di dalam makalah ini maka
kelompok kami berpendapat bahwa materi konsep dan model-
model triage bencana merupakan materi yang sangat penting dalam
mengetahui tingkat kegawatdaruratan pada klien pada saat terjadi
bencana atau musibah.
Dimana terdapat beberapa prioritas yaitu prioritas nol (hitam)
terjadi pada kasus klien dengan kematian, prioritas pertama
(merah) terjadi gawat darurat pada klien bila tidak segera ditangani
dapat mengancam jiwa, prioritas kedua (kuning) terjadi tidak gawat
apabila tidak ditolong maka korban tidak akan mengalami ancaman
jiwa dalam waktu dekat, prioritas ketiga (hijau) terjadi tidak gawat
tidak darurat dimana kondisi korban tidak serius atau tidak
membutuhkan stabilisasi segera.
PERAN PERAWAT
a. Fase Pra-bencana:
1) Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga
kesehatan dalam penanggulangan ancaman bencana untuk
setiap fasenya.
2) Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintahan,
organisasi lingkungan, palang merah nasional, maupun lembaga-
lembaga kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan
simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana kepada
masyarakat.
3) Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk
meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana
b. Fase Bencana:
1) Bertindak cepat
2) Do not promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan
apapun dengan pasti, dengan maksud memberikan
harapan yang besar pada para korban selamat.
3) Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan.
4) Koordinasi danmenciptakan kepemimpinan.
5) Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang
terkait dapat mendiskusikan dan merancang master
plan of revitalizing, biasanya untuk jangka waktu 30
bulan pertama.
c. Fase Pasca bencana