Anda di halaman 1dari 18

Penilaian Sistematis Sebelum, Saat, Dan

Setelah Bencana Pada Korban, Survivor,


Populasi Rentan Dan Berbasis Komunitas

KELOMPOK 5
Pengertian Penilaian Sistematis
penilaian sistematis adalah kegiatan dan proses pengumpulan
data data dan informasi yang bersifat kualitatif yang disusun
secara berurutan, utuh dan terpadu untuk menjelaskan
berbagai rangkaian sebab akibat terkait suatu objek tertentu.
Penialain sistematis pada bencana ialah kegiatan mengumpulkan
data dan informasi yang berkaitan dengan bencana yang
termasuk didalamnya bentuk bencana, lokasi, dampak,
korban, dan usaha dalam menghadapi bencana sebelum, saat
dan setelah terjadinya bencana. Penilaian sistematis ini
disusun untuk memberikan gambaran mengenai resiko dan
dampak yang akan dialami jika terjadi bencana.
Penilaian sebelum bencana pada korban, survivor,
populasi rentan dan berbasis masyarakat

Berdasarkan pengamatan selama ini, kita lebih banyak melakukan


kegiatan pasca bencana (post event) berupa emergency
response dan recovery daripada kegiatan sebelum bencana
berupa disaster reduction/mitigation dan disaster preparedness.
Kegiatan-kegiatan pada tahap pra bencana erat kaitannya dengan
istilah mitigasi bencana yang merupakan upaya untuk
meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana.Mitigasi
bencana mencakup baik perencanaan dan pelaksanaan
tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko-resiko dampak dari
suatu bencana yang dilakukan sebelum bencana itu terjadi,
termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan resiko
jangka panjang.
LANJUT
• Mitigasi bencana yang efektif harus memiliki
tiga unsur utama, yaitu penilaian bahaya,
peringatan dan persiapaN
a. Penilaian bahaya (hazard
b. Peringatan (warning)
c. Persiapan (preparedness)
LANJUT
• Pemahaman Tentang Kerentanan Masyarakat
Kerentanan (vulnerability) adalah keadaan atau
sifat/perilaku manusia atau masyarakat yang
menyebabkan ketidakmampuan menghadapi
bahaya atau ancaman. Penilaian kerentanan ini
dapat berupa:
a. Kerentanan Fisik
b. Kerentanan Ekonomi
c. Kerentanan Sosial
d. Kerentanan Lingkungan
Penilaian saat bencana
Tahapan paling krusial dalam sistem manajemen bencana adalah
saat bencana sesungguhnya terjadi. Mungkin telah melalui
proses peringatan dini, maupun tanpa peringatan atau terjadi
secara tiba-tba.
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan
pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan sarana prasarana.
Tindakan ini dilakukan oleh Tim penanggulangan bencana yang
dibentuk dimasing-masing daerah atau organisasi.
LANJUT
Menurut PP No. 11, langkah-langkah yang dilakukan dalam kondisi
tanggap darurat antara lain:
a) Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan,
dan sumberdaya, sehingga dapat diketahui dan diperkirakan
magnitude bencana, luas area yang terkena dan perkiraan
tingkat kerusakannya.
b) enentuan status keadaan darurat bencana.
c) Berdasarkan penilaian awal dapat diperkirakan tingkat bencana
sehingga dapat pula ditentukan status keadaan darurat. Jika
tingkat bencana terlalu besar dan berdampak luas, mungkin
bencana tersebut dapat digolongkan sebagai bencana nasional.
LANJUT
Penilaian korban
Penilaian awal korban cedera kritis akibat cedera multipel merupakan
tugas yang menantang, dan tiap menit bisa berarti hidup atau mati.
Sistem Pelayanan Tanggap Darurat ditujukan untuk mencegah
kematian dini (early) karena trauma yang bisa terjadi dalam beberapa
menit hingga beberapa jam sejak cedera (kematian segera karena
trauma, immediate, terjadi saat trauma. Perawatan kritis, intensif,
ditujukan untuk menghambat kematian kemudian, late, karena trauma
yang terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah
trauma).
a) Tag Triase
b) Triase Sistem Penuntun Lapangan START
c) Triase Sistem Kombinasi METTAG dan START.
LANJUT
Penilaian lingkungan
Adapun penilaian lingkungan pada saat terjadi bencana
adalah :
1. Daerah rawan yang kemungkinan akan terjadi bencana
susulan. Seperti tsunami setelah gempa, tanah longsor
setelah banjir atau hujan deras, aliran lava dan abu
vulkanik saat terjadi letusan gunung berapi dan
rubuhnya bangunan setelah terkena guncangan gempa.
2. Tempat pengungsian yang aman untuk pertolongan
pertama pada korban bencana
Penilaian setelah bencana
Penilaian Damage and Loss Assessment meliputi sebagai berikut :
• Kerusakan dihitung sebagai pengganti nilai aset fisik yang rusak total atau
sebagian;
• Kerugian secara ekonomi yang timbul akibat adanya aset yang rusak sementara;
• Dampak yang dihasilkan pada pasca bencana kinerja makro-ekonomi, dengan
referensi khusus untuk pertumbuhan ekonomi/GDP, neraca pembayaran dan
situasi fiskal pemerintah
Penilaian pasca bencana meliputi :
1. Jumlah korban baik yang selamat maupun meninggal. Termasuk populasi rentan
lansia, ibu hamil, anak-anak dan penderita disabilitas.
2. Kerugian harta benda
3. Kerusakan sarana dan prasarana
4. Cakupan luas wilayah yang terkena bencana
5. ampak social ekonomi yang ditimbulkan
Surveilens Bencana
Surveilans Bencana adalah mengumpulkan data
pada situasi bencana ,data yang dikumpulkan
berupa jumlah korban meninggal, luka sakit,
jenis luka, pengobatan yang dilakukan,
kebutuhan yang belum dipenuhi, jumlah korban
anak-anak, dewasa, lansia. Surveilans sangat
penting untuk monitoring dan evaluasi dari
sebuah proses, sehingga dapat digunakan untuk
menyusun kebijakan dan rencana program.
LANJUT
Tujuan surveilens
Tujuan Surveilans adalah untuk mendukung fungsi
pelayanan bagi korban bencana secara keseluruhan
untuk menekan dampak negatif yang lebih besar.
1) Mengurangi jumlah kesakitan, resiko kecacatan dan
kematian saat terjadi bencana.
2) Mencegah atau mengurangi resiko munculnya
penyakit menular dan penyebarannya.
3) Mencegah atau Mengurangi resiko dan mengatasi
dampak kesehatan lingkungan akibat
bencana(misalnya perbaikan sanitasi.)
LANJUT
Surveilans berperan dalam:
1) Saat Bencana : Rapid Health Assesment (RHA), melihat dampak-dampak apa saja
yang ditimbulkan oleh bencana, seperti berapa jumlah korban, barang-barang apa
saja yang dibutuhkan, peralatan apa yang harus disediakan, berapa banyak pengungsi
lansia, anak-anak, seberapa parah tingkat kerusakan dan kondisi sanitasi lingkungan.
2) Setelah Bencana : Data-data yang akan diperoleh dari kejadian bencana harus dapat
dianalisis, dan dibuat kesimpulan berupa bencana kerja atau kebijakan, misalnya apa
saja yang harus dilakukan masyarakat untuk kembali dari pengungsian, rekonstruksi
dan rehabilitasi seperti apa yang harus diberikan.
3) Menentukan arah respon/penanggulangan dan menilai keberhasilan respon/evaluasi.
4) Managemen Penanggulangan bencana meliputi Fase I untuk tanggap darurat, Fase II
untuk fase akut, Fase III untuk recovery (rehabilitasi dan rekonstruksi). Prinsip dasar
penaggunglangan bencana adalah pada tahap Preparedness atau kesiapsiagaan
sebelum terjadi bencana.
LANJUT
Surveilens Bencana meliputi :
1) Surveilans penyakit-penyakit terkait bencana,
terutama penyakit menular.
2) Surveilans data pengungsi
3) Surveilans kematian
4) Surveilans rawat jalan
5) Surveilans air dan sanitasi
6) Surveilans gizi dan pangan
7) Surveilans epidemiologi pengungsi.
LANJUT
Upaya Penaggulangan Bencana meliputi;
1. Pra Bencana
2. Ketika Bencana
3. Pascabencana
LANJUT
Membangun sistem Surveilans pada situasi
bencana dapat dilakukan:
1) Sistem yang harus sederhana
2) Mencakup yang sangat Prioritas.
3) Melibatkan semua pihak
4) Mengutamakan unsur kecepatan
5) Didukung kecepatan respons.
LANJUT
Masalah Epidemiologi dalam Surveilans Bencana
a. Pertolongan terhadap kelaparan
b. Kontrol Epidemik / kantor pengaduan
c. Surveilans Pencegahan Kematian, Sakit dan Cedera
d. Surveilans Kebutuhan Perawatan Kesehatan.
e. Penelitian untuk menghindari tindakan tidak perlu
f. Analisis Epidemiologi ;
g. Analisis Peringatan dari Usaha Pertolongan
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
.........................................................
...................................

Anda mungkin juga menyukai