Anda di halaman 1dari 4

http://kurniadi-addi.blogspot.com/2015/07/data-statistik-pembagian-pengumpulan.

html

https://bundaliainsidi.blogspot.com/2012/12/data-nominal-ordinal-interval-dan-data.html

F. PEMBAGIAN DATA

Data dapat dibagi dalam kelompok tertentu berdasarkan kriteria, misalnya menurut susunan, sifat,
waktu pengumpulan, dan sumber pengambilan.

1. Pembagian data menurut susunannya


Menurut susunanya, data dibagi atas data acak atau tunggal dan data berkelompok.
a. Data acak atau data tunggal
Data acak atau data tunggal adalah data yang belum tersusun atau dikelompokkan ke
dalam kelas-kelas interval
Contoh
data nila Statistik Mahasiswa Jurusan TI
89 70 80 78 60
50 55 67 86 10
66 88 55 65 60

b. Data berkelompok
Data berkelompok adalah data yang sudah tersusun atau dikelompokkan ke dalam kelas-
kelas interval. Data kelompok disusun dalam bentuk distribusi frekuensi atau tabel
frekuensi.
Contoh
Data nilai ujian statistik dan jumlah mahasiswa yang mendapatkannya
Nilai               Frekuensi
50-55                   3
56-60                   5
61-65                  10
66-70                  15
71-80                   7 

2. Pembagian data menurut sifatnya


Menurut sifatnya, data dibagi atas data kualitatif dan data kuantitatif
a. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak berbebntuk tidak bilangan.
Contoh
Data warna, jenis kelamin, status perkawianan. (merah, pria, kawin)
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan
Contoh
Tinggi, umur, jumlah. (165 cm, 41 tahun, 70 buah)
3. Pembagian data menurut waktu pengumpulannya
Menurut waktu pengumpulannya, data dibagi atas data berkala dan data cross section
a. Data berkala
Data berkala adalah data yang terkumpul dari waktu ke waktu untuk memberikan gambaran
perkembangan suatu kegiatan.
Contoh
Data perkembangan akademik mahasiswa selama 1 semester yang dikumpulkan setiap
bulan
b. Data cross section
Data cross section adalah data yang terkumpul pada suatu waktu tertentu untuk
memberikan gambaran perkembangan keadaan atau kegiatan pada waktu itu.
Contoh
Data sensus penduduk 2018, data hasil UN siswa SMA tahun 2019

4. Pembagian data menurut sumber pengambilannya


Menurut sumber pengambilannya, data dibedakn menjadi 2 yauitu data primer dan data
sekunder.
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan
penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer disebut juga data asli
atau data baru.
Contoh
wawancara langsung, praktek lapangan, observasi lapangan
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber – sumber yang
telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti
yang terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia.

5. Pengambilan data menurut skala pengukurannya


Skala pengukuran adalah peraturan penggunaan notasi bilangan dalam pengukuran. Menurut
skala pengukurannya, data dapat dibedakan atas 4, yaitu data nominal, data ordinal, data
interval, da data rasio
a. Data Nominal
Data nominal adalah data yang diberikan pada objek atau kategori yang tidak
menggambarkan kedudukan objek atau kategori tersebut terhadap objek atau kategori
lainnya, tetapi hanya sekedar label atau kode saja.
Contoh
data berskala nominal:  Jenis kelamin (Laki-laki Æ 1, Perempuan Æ 2), etnis/suku, agama dan
lain-lain.
b. Data ordinal
Data ordinal adalah data yang penomoran objek atau kategorinya disusun menurut
besarnya, yaitu dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya dengan
jarak/rentang yang tidak harus sama. Data ini memiliki ciri seperti ciri data nominal
ditambah satu ciri lagi, yaitu kategori data dapat disusun/diurutkan berdasarkan urutan logis
dan sesuai dengan besarnya karakteristik yang dimiliki
Contoh
Mengubah nilai ujian ke nilai prestasi, yaitu :
1. nilai A adalah dari 80-100
2. nilai B adalah dari 65-79
3. nilai C adalah dari 55-64
4. nilai D adalah dari 45-54
5. nilai E adalah dari 0-44
c. Data interval
Data interval adalah data di mana objek/kategori dapat diurutkan berdasarkan suatu atribut
yang memberikan informasi tentang interval antara tiap objek/kategori sama. Besarnya
interval dapat ditambah atau dikurangi. Data ini memeiliki ciri sama dengan ciri pada data
ordinal ditambah satu ciri lagi, yaitu urutan kategori data mempunyai jarak yang sama 
Contoh
Penilaian Angket
Jawaban A =1 ; B =2 ; C=3 ; D = 4; E = 5
A                 B       C       D       E
1                 2       3       4       5
Interval A sampai C adal 3 – 1 = 2. Interval C sampai D adalh 4 – 3 = 1. Kedua interval ini
dapat dijumlahkan menjadi 2 + 3 = 3. Atau interval antara A dan D adalah 4 – 1 = 3. Pada
data ini yang dijumlahkan bukanlah kuantitas atau besaran, melainkan interval dan tidak
terdapat titik nol obsolut.
d. Data rasio
Data rasio yakni ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang
diukur. 
Data rasio, yang diperoleh melalui mengukuran dengan skala rasio memiliki titik
nol. Karenanya, interval jarak tidak dinyatakan dengan beda angka rata-rata satu kelompok
dibandingkan dengan titik nol di atas. 
Oleh karena ada titik nol, maka data rasio dapat dibuat perkalian ataupun pembagian. 
Contoh
Angka pada data rasio dapat menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yang diukur. 
Jika ada 4 orang pengemudi, A, B, C dan D mempunyai pendapatan masing-masing perhari
Rp. 10.000, Rp.30.000, Rp. 40.000 dan Rp. 50.000. 
Bila dilihat dengan ukuran rasio maka; 
- pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A. 
- Pendapatan pengemudi D adalah 5 kali pendapatan pengemudi A. 
- Pendapatan pengemudi C adalah 4/3 kali pendapatan pengemudi B. 
Dengan kata lain, rasio antara; 
- pengemudi C dan A adalah 4 : 1,  
- pengemudi D dan A adalah 5 : 1,  
- pengemudi C dan B adalah 4 : 3. 
Interval pendapatan pengemudi A dan C adalah 30.000, dan pendapatan pengemudi C
adalah 4 kali pendapatan pengemudi A. 
Contoh data rasio lainnya adalah berat badan bayi yang diukur dengan skala rasio. 
- Bayi A memiliki berat 3 Kg. 
- Bayi B memiliki berat 2 Kg dan bayi C memiliki berat 1 Kg. Jika diukur dengan skala rasio,
maka bayi A memiliki rasio berat badan 3 kali dari berat badan bayi C. 
- Bayi B memiliki rasio berat badan dua kali dari berat badan bayi C, dan bayi C memiliki
rasio berat badan sepertiga kali berat badan bayi A, dst. 
- Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala rasio ini akan diperoleh data rasio. 

Anda mungkin juga menyukai