Anda di halaman 1dari 27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitan

1. Jenis Metode Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan yang diteliti, metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif.

penelitian yang bersifat deskriptif merupakan penelitian yang

memberi gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu,

keadaan, gejala atau kelompok tertentu.1

Metode penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan

pada filsafat positivisme; metode yang digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu; teknik pengambilan sampel biasanya

dilakukan dengan perhitungan teknik sampel tertentu yang sesuai;

pengumpulan data kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan.2

2. Jenis Data dalam Penelitian

Dalam dunia statistik dikenal setidaknya terdapat empat jenis

data hasil pengukuran, yaitu data Nominal, Ordinal, Interval dan

Rasio. Masing-masing data hasil pengukuran ini memiliki karaktristik

1
Masyhuri dan M. Zainuddin. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, Teori dan Aplikasi.
(Bandung: Alfabeta, 2008), 34
2
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). (Bandung:
Alfabeta, 2013), 13

60
61

tersendiri yang berbeda antara satu dengan lainnya. Berikut

penjelasannya satu persatu:

a. Data Nominal

Data ini juga sering disebut data diskrit, kategorik, atau

dikhotomi. Disebut diskrit karena ini data ini memiliki sifat terpisah

antara satu sama lainnya, baik pemisahan itu terdiri dari dua bagian

atau lebih; dan di dalam pemisahan itu tidak terdapat hubungan

sama sekali. Masing-masing kategori memiliki sifat tersendiri yang

tidak ada hubungannya dengan kategori lainnya. Sebagai misal data

hasil penelitian dikategorikan kedalam kelompok “ya” dan “tidak”

saja misalnya laki-laki/wanita (laki-laki adalah ya laki-laki; dan

wanita adalah “tidak laki-laki”), kawin /tidak kawin; janda/duda,

dan lainnya.

Data nominal selain contoh di atas terdapat pula yang berupa

angka-angka. Akan tetapi angka-angka tersebut bukan merupakan

suatu atribut, oleh sebab itu pada angka tersebut tidak berlaku

hitungan matematis. Contoh data ini misalnya nomor punggung

pemain sepak bola, nomor rumah, nomor plat mobil dan lainnya.

Nomor-nomor tersebut semata-semata hanya menunjukkan simbol,

tanda, atau atribut saja.

b. Data Ordinal

Data ordinal adalah data yang menunjuk pada tingkatan atau

penjenjangan pada sesuatu keadaan. Berbeda dengan data nominal


62

yang menunjukkan adanya perbedaan secara kategorik, data ordinal

juga memiliki sifat adanya perbedaan diantara obyek yang

dijenjangkan. Namun dalam perbedaan tersebut terdapat suatu

kedudukan yang dinyatakan sebagai suatu urutan bahwa yang satu

lebih besar atau lebih tinggi daripada yang lainnya. Kriteria urutan

dari yang paling tinggi ke yang paling rendah dinyatakan dalam

bentuk posisi relatif atau kedudukan suatu kelompok. Contoh dari

data ini misalnya: prestasi belajar siswa diklasifikasikan menjadi

kelompok “baik”, “cukup”, dan “kurang”, atau ukuran tinggi

seseorang dengan “tinggi”, “sedang”, dan “pendek”.

Dalam kaitannya dengan analisis data, terhadap data ordinal

seringkali diberikan “skor’ sesuai dengan tingkatannya. Istilah

“skor” diberi tanda petik karena skor tersebut bukan skor

sebenarnya, tetapi sebagai “tanda” yang menunjukkan tingkatan.

Contoh lain data ordinal misalnya hasil ujian mahasiswa

peserta kuliah Statistik Pendidikan Budiman memperoleh skor 90,

Rahmat 85, Musyafak 75, dan Mahsunah 65. Berdasarkan skor-skor

tersebut dibuatlah suatu jenjang (rangking), sehingga terjadilah

urutan jenjang ke 1 (90), ke 2 (85), ke 3 (75), dan ke 4 (65). Data

ordinal memiliki harga mutlak (dapat diperbandingkan) dan selisih

perbedaan antara urut-urutan yang berdekatan bisa tidak sama.

Data ordinal mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan

dengan data diskrit karena mempunyai tingkatan yang lebih banyak


63

daripada data diskrit yang hanya mempunyai dua kategori yaitu

“ya” dan “tidak”.

c. Data Interval

Data interval tergolong data kontinum yang mempunyai

tingkatan yang lebih tinggi lagi dibandingkan dengan data ordinal

karena mempunyai tingkatan yang lebih banyak lagi. Data interval

menunjukkan adanya jarak antara data yang satu dengan yang

lainnya. Contoh data interval misalnya hasil ujian, hasil pengukuran

tinggi badan, dan lainnya. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa

data interval tidak dikenal adanya nilai 0 (nol) mutlak. Dalam hasil

pengukuran (tes) misalnya mahasiswa mendapat nilai 0. Angka nol

ini tidak dapat diartikan bahwa mahasiswa tersebut benar-benar

tidak bisa apa-apa. Meskipun ia memperoleh nilai nol ia memiliki

suatu pengetahuan atau kemampuan dalam mata kuliah yang

bersangkutan. Nilai nol yang diberikan oleh dosen sebetulnya hanya

merupakan atribut belaka hanya saja pada saat ujian, pertanyaan

yang diujikan tidak pas seperti yang dipersiapkannya. Atau jawaban

yang diberikan tidak sesuai dengan yang dikehendaki soal.

d. Data Rasio

Data rasio merupakan data yang tergolong ke dalam data

kontinum juga tetapi yang mempunyai ciri atau sifat tertentu. Data

ini memiliki sifat interval atau jarak yang sama seperti halnya

dalam skala interval. Namun demikian, skala rasio masih memiliki


64

ciri lain. Pertama harga rasio memiliki harga nol mutlak, artinya

titik nol benar-benar menunjukkan tidak adanya suatu ciri atau sifat.

Misalnya titik nol pada skala sentimeter menunjukkan tidakadanya

panjang atau tinggi sesuatu. Kedua angka skala rasio memiliki

kualitas bilangan riel yang berlaku perhitungan matematis.

Misalnya berat badan Rudi 70 kg, sedangkan Saifullah 35 kg.

Keadaan ini dapat dirasiokan bahwa berat badan Rudi dua kali berat

badan Saifullah. Atau berat badan Saifullah separuh dari berat

badan Rudi. Berbeda dengan data interval misalnya Rudi ujian

dapat 70 sementara Saifullah memperoleh 30. Hal ini tidak dapat

diartikan bahwa kepandaian Rudi dua kali lipat kepandaian

Saifullah.3

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data

ordinal. Karena dalam proses pengumpulan data telah disiapkan suatu

angket dimana di dalamnya sudah terdapat angket tertutup dalam

artian sudah ada jawaban yang disediakan oleh peneliti dari peranyaan

yang dibuat sesuai dengan indikator masing-masing variabel penelitan.

Setiap pertanyaan dalam angket terdapat skor tertentu. Berikut

gambarannya:

a. Untuk pernyataan yang menghendaki jawaban positif

1) Jawaban “selalu/SL” diberi skor 5

2) Jawaban “sering/SR” diberi skor 4

3) Jawaban “kadang-kadang/KD” diberi skor 3


3
Nana Syaodih S. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), 169-170.
65

4) Jawaban “jarang/JR” diberi skor 2

5) Jawaban “tidak pernah/TP” diberi skor 1

b. Untuk pernyataan yang menghendaki jawaban negatif

1) Jawaban “selalu/SL” diberi skor 1

2) Jawaban “sering/SR” diberi skor 2

3) Jawaban “kadang-kadang/KD” diberi skor 3

4) Jawaban “jarang/KD” diberi skor 4

5) Jawaban “tidak pernah/TP” diberi skor 5.

Data-data tersebut setelah diberikan kepada responden akan

dianalisis menggunakan aplikasi pengolah data statistik yaitu SPSS

Versi 16.0. dan nanti akan terjawab jawaban dari skor terbesar angket

tersebut dan bisa dijadikan salah satu jawaban untuk rumusan masalah

yang telah ditentukan.

3. Ciri-ciri Metode Penelitian Kuantitatif

Beragam ciri yang terdapat dalam penelitian kuantitatif, ciri-ciri

atau karakteristik dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut;

a. Penelitian kuantitatif lebih bersifat spesifik, jelas, dan terperinci.

b. Etik, artinya dalam penelitian kuantitatif ini mementingkan

pandangan orang lain.

c. Menunjukkan hubungan antar variabel.

d. Penelitian kuantitatif biasanya memulai dengan teori dan hipotesis

(deduktif).

e. Komputer, kalkulator dan aplikasi stafistik menjadi instrumen


66

utama jenis penelitian kuantitatif ini.

f. Teknik pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian

kuantitatif antara lain yaitu eksperimen survei, dan angket.

g. Analisis dilakukan setelah pengumpulan data.

h. Hubungan dengan informan memiliki jarak dan berjangka pendek.4

B. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.5

Macam-macam variabel dalam penelitian dibedakan menjadi

Variabel independen, Variabel dependen, Variabel moderator, Variabel

intervening dan Variabel control.

1. Variabel independen adalah variabel bebas atau variabel yang

mempengaruhi variabel terikat.

2. Variabel dependen adalah variabel terikat atau variabel yang

dipengaruhi oleh keberadaan variabel bebas.

3. Variabel moderator adalah variabel yang menentukan kuat lemahnya

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

4
Ibid. 61.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung:
5

Alfabeta, 2013), 60.


67

4. Variabel intervening adalah variabel yang memberikan jeda antara

variabel bebas dengan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak

langsung mempengaruhi variabel terikat.

5. Variabel control adalah variabel yang membuat konstan hubungan

variabel bebas terhadap variabel terikat sehingga variabel terikat tidak

dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.6

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil jenis variabel independen

dan dependen. Dimana variabel X dari penelitian ini mempunyai pengaruh

terhadap variabel Y. berikut variabelnya:

1. Variabel independen : Efektivitas Penerapan Metode Takrir

2. Variabel dependen : Peningkatan Hafalan Al-Quran Peserta Didik.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang

telah dipilih oleh peneliti. Berikut definisi operasional dalam penelitian ini:

Tabel 1.3. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Operasional


Efektivitas Diterapkannya metode mengulang-ulang hafalan
Penerapan dan dilakukan secara teratur dengan bimbingan
Metode Takrir dari Guru Tahfidz kepada Peserta Didiknya.
Peningkatan Proses akselerasi (percepatan) dan ketahanan
Hafalan Al- hafalan Al-Quran Peserta Didik dilihat dari hasil
Quran Peserta pengetesan langsung oleh Guru Tahfidznya atau
Didik (tasmi’).

6
Ibid.
68

D. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian adalah subjek dari mana suatu data dapat

diperoleh. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini terbagi

kedalam dua bagian yaitu:

1. Sumber data primer, yaitu sumber data utama yang dapat dijadikan

jawaban terhadap masalah penelitian. Sumber data primer dalam

penelitian ini adalah Guru Tahfidz dan peserta didik di DTA Raudhatul

Mubtadiin.

2. Sumber data skunder, sumber sekunder adalah “Sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat

orang lain atau dokumen”. Sumber data skunder dalam penelitian ini

adalah dokumen, buku, artikel, laman web dan lain-lain yang masih ada

kaitannya dengan sumber data primer.7

E. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian skripsi ini berlokasi di Diniyah Takmiliyah Awwaliyah

(DTA) Raudhatul Mubtadiin. Yang beralamat di Kp. Cimande Rt.

002/007 Desa Sukajadi Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, kode

pos 43263.

2. Waktu Penelitian

7
Ibid. 308-309.
69

Waktu pelaksanaan penelitian skripsi ini peneliti rencanakan dan

laksanakan dari bulan Januari-Mei 2019. Berikut di bawah ini rincian

kegiatan penelitiannya:

Tabel 2.3. Jadwal Rincian Kegiatan

Bulan/Minggu ke
N
Jenis Kegiatan Januari Februari Maret April Mei
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
1
Proposal                                
Pengurusan
2
Izin                                
Penyusunan
3
Instrumen                                
Pengujian
4
Instrumen                                
Pengumpulan
5
Data                                
Pengolahan
6 dan Analisis
Data                                
Penyusunan
7 Laporan
Penelitian                                
Penyajian
8
Laporan                                

F. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek

yang akan di generalisasikan dari hasil penelitian.8

8
Widiyanto, Joko. SPSS For Windows. (Surakarta: Badan Penerbit-FKIP Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2012), 5.
70

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah santri DTA

Raudhatul Mubatadiin yang mengikuti program tahfidz khusus

berjumlah 20 Orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Sampel dilakukan jika populasi besar dan peneliti tidak

mungkin memperlajari semua yang ada pada populasi.

Teknik Sampling, adalah teknik pengambilan sampel. Untuk

menetukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat

macam-macam teknik sampling yaitu Probability Sampling dan

NonProbability Sampling:

1. Probability Sampling, adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama kepada setiap unsur (anggota)

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Tekni ini meliputi.

Simple rambom sampling, Proportionate stratified random sampling,

Disproportionate stratified random sampling, dan Sampling area.

a. Simple Random Sampling, adalah pengambilan sampel dari

populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam populasi itu. Cara ini dilakukan jika anggota

populasi bersifat homogen.

b. Proportionate Stratified Random Sampling, adalah teknik

pengambilan sampel yang digunakan jika populasi mempunyai


71

anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara

proporsional.

c. Disproportionate Stratified Random Sampling, adalah teknik yang

digunakan untuk menentukan jumlah sampel, jika populasi

berstrata tetapi kurang proporsional.

d. Sampling Area, teknik sampling daerah digunakan untuk

menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data

sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau

kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan

dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan

daerah populasi yang telah ditetapkan.

2. NonProbability Sampling, adalah teknik pengambilan sampel yang

tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini

meliputi, Sampling sistematis, Kuota, Insidental, Purposive, Jenuh,

Snowball.

a. Sampling Sistematis, adalah teknik pengambilan sampel

berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor

urut. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil

saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu.

b. Sampling Kuota, adalah teknik untuk menentukan sampel dari

populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota)

yang diiginkan.
72

c. Sampling Insidental, adalah teknik menentukan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau

insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel jika orang tersebut dipandang cocok sebagai sumber data.

d. Sampling Purposive, adalah teknik menentukan sampel dengan

pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.

Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau

penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

e. Sampling Jenuh, adalah teknik menentukan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering

dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil yakni kurang dari 30

orang.

f. Snowball Sampling, adalah teknik penentuan sampel yang mula-

mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang

menggelinding yang lama-lama menjadi besar.9

dalam penelitian ini, untuk menentukan sampel dari populasi

diatas, peneliti mengambil jenis sampel NonProbability Sampling

dengan Teknik sampling jenuh. Dikarenakan jumlah populasi yang

relatif kecil yaitu kurang dari 30 orang.

G. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

9
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta, 2011), 118-127.
73

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau

mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data

secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu

persoalan atau menguji suatu hipotesis.10.

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan diantaranya

adalah sebagai berikut:

a. Angket

b. Wawancara

c. Observasi

d. Dokumentasi

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data.11

Teknik pengumpulan data yang dipilih peneliti dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi,

dan angket.

a. Wawancara
Menurut Esterberg Wawancara adalah pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

Ibid. 210-211.
10
11
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta, 2013), 308-309.
74

dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

1) Macam-Macam Wawancara:

1. Wawancara Terstruktur. Digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan

pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam

teknik ini peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian

berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif

jawabannyapun telah dipersiapkan. Dalam wawancara ini

setiap responden diberikan pertanyaan yang sama. Alat

bantu yang dapat digunakan dalam wawancara antara lain

tape recorder, gambar brosur dan sebagainya.

2. Wawancara Semiterstruktur. Pelaksanaan wawancara ini

lebih bebas jika dibandingkan dengan Wawancara

terstruktur. Tujuan wawancara jenis ini adalah untuk

menentukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana

pihak yang wawancarai di minta pendapat dan ide-idenya.

Dalam melakukan wawancara ini pendengar secara teliti

dan mencatat apa yang dikemukakan oleh narasumber.

3. Wawancara Tak Terstruktur. Adalah wawancara yang bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara

yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

mengumpulkan data. Pedoman yang digunakan dalam

wawancara jenis ini hanyalah berupa garis-garis besar


75

permasalahan yang akan ditanyakan. Dalam wawancara

tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti

data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih

banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh

responden.12

Dalam penelitian kali ini peneliti akan mengadakan

wawancara terstruktur.

2) Langkah-Langkah Wawancara:

Lincoln And Guba Sebagaimana dikutip dalam Faisal

mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan

wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian

kualitatif, yaitu:

a) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.

b) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi

bahan pembicaraan.

c) Mengawali atau membuka alur wawancara.

d) Menginformasikan iktisar hasil wawancara dan

mengakhirinya.

e) Menulis hasil wawancara kedalam catatan lapangan.

f) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah

diperoleh.13

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan langkah-


12
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta, 2011), 317-321.
13
Ibid. 322.
76

langkah wawancara sesuai dengan prosedur diatas.

3) Jenis-Jenis Pertanyaan dalam Wawancara

Patton sebagaimana dikutip Melleong menggolongkan

enam jenis pertanyaan yang paling berkaitan yaitu:

a) Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman.

b) Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat.

c) Pertanyaan yang berkaitan dengan pernyataan.

d) Pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan.

e) Pertanyaan yang berkenaan dengan indera.

f) Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau

demografi.14

Dalam penelitian ini pertanyaan yang diajukan berkaitan

dengan pengalaman, pendapat dan pengetahuan narasumber.

4) Alat-Alat Wawancara

Supaya hasil wawancara dapat terkam dengan baik, dan

peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada

informan, maka diperlukan alat bantu yaitu buku catatan,

recorder, dan kamera.

5) Keuntungan Metode Wawancara

a) Memberi umpan balik dilihat dari sudut pandang responden.

b) Dapat langsung mendiskusikan masalah yang muncul, dan

14
Ibid. 322-324.
77

memperoleh informasi segera.

c) Dapat merupakan catatan mengenai episode atau suasana

tertentu secara umum.

d) Dapat membantu mengidentifikasi masalah pribadi

responden.

e) Mengajak responden untuk memecahkan masalah.

f) Dipakai sebagai bahan triangulasi.

g) Peneliti langsung berhubungan dengan siswa.

h) Dapat secara langsung mencari informasi yang dibutuhkan.

i) Dapat dilakukan kapan saja.

6) Kerugian Metode Wawancara

a) Sering tidak umum dilakukan di sekolah.

b) Sukar bagi anak kecil untuk mencatat gagasan dan

perasaannya.

c) Responden dapat merasa tidak enak untuk membicarakan

perasaannya kepada peneliti.

d) Dapat sangat subjektif.

e) Memakan waktu lama.

f) Sukar dilakukan pada anak kecil.15

b. Observasi

Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data

dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi

15
Ibid. 324
78

penelitian. Untuk mencapai tujuan pengamatan, diperlukan adanya

pedoman pengamatan. Pengamatan sebagai alat pengumpul data ada

kecenderungan terpengaruh oleh pengamat atau observer sehingga

hasil pengamatan tidak objektif.

1) Beberapa Pendekatan Prosedur Observasi

Ada sejumlah kriteria yang dapat digunakan dalam

memilih teknik observasi yang akan digunakan untuk sesuatu

siklus tindakan perbaikan dalam rangka penelitian tindakan

kelas. Adapun kriteria yang dikmasud adalah:

a) Jenis data yang diperlukan dalam rangka penerapan suatu

siklus tindakan perbaikan.

b) Indikator-indikator yang relevan yang termanifestasikan

dalam bentuk tingkah laku guru dan siswa.

c) Prosedur perekaman yang paling sesuai.

d) Pemanfaatan data dalam analisis dan refleksi

2) Langkah-langkah Observasi

Dalam hal melaksanakan penelitian tindakan kelas

dilakukan secara kolabiratif, maka secara umum pelaksanaan

observasi perlu dilakukan dalam tiga fase kegiatan, yaitu

pertemuan perencanaan; pelaksanaan observasi kelas; dan

pembahasan balikan.16

c. Dokumentasi

16
Kusumah Wijaya dan Dwitagama Dedi. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: PT Indeks,
2011), 66-76.
79

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan

misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi,

peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya

foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang

dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Hasil penelitian

dari observasi atau wawancara, akan lebih kridibel atau dapat

dipercaya kalau di dukung oleh sejarah pribadi kehidupan masa

kecil, sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobografi.17

d. Angket
Kuesioner atau angket adalah metode pengumpulan data

penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus

dijawab oleh responden. Bentuknya angket dibedakan menjadi tiga

yaitu angket tertutup, angket terbuka dan angket tertutup-terbuka.

Angket tertutup, merupakan angket yang menyediakan alternatif

jawaban atas pertanyaan atau pernyataan yang diberikan, sehingga

responden tidak mempunyai kebebasan untuk menjawab pertanyaan

atau pernyataan di luar alternatif jawaban yang disediakan dalam

angket tersebut. Angket terbuka, merupakan angket yang tidak

menyediakan jawaban atas pertanyaan atau pernyataan yang

diberikan, sehingga responden mempunyai kebebasan untuk


17
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta, 2011), 329-330.
80

memberikan jawabannya. Angket tertutup-terbuka, merupakan

kombinasi dari angket tertutup dan angket terbuka. Sementara itu,

angket masih dibedakan atas angket langsung dan angket tidak

langsung. Angket langsung, adalah angket yang langsung diberikan

kepada responden untuk menjawab pertanyaan atau pernyataan tanpa

melalui perantara. Angket tidak langsung, adalah angket yang tidak

langsung diberikan kepada responden untuk menjawab pertanyaan

atau pernyataan tetapi melalui perantara.18

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

tertutup. Angket tertutup merupakan angket yang menyediakan

alternatif jawaban atas pertanyaan atau pernyataan yang diberikan,

sehingga responden tidak mempunyai kebebasan untuk menjawab

pertanyaan atau pernyataan di luar alternatif jawaban yang

disediakan dalam angket tersebut.19 Skala yang digunakan adalah

skala Likert yang diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Untuk pernyataan yang menghendaki jawaban positif

a) Jawaban a diberi skor 5

b) Jawaban b diberi skor 4

c) Jawaban c diberi skor 3

d) Jawaban d diberi skor 2

e) Jawaban e diberi skor 1

2) Untuk pernyataan yang menghendaki jawaban negatif

Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. (Yogyakarta: Andi offset, 1999), 35-37.
18

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung:
19

Alfabeta, 2013), 310-311.


81

a) Jawaban a diberi skor 1

b) Jawaban b diberi skor 2

c) Jawaban c diberi skor 3

d) Jawaban d diberi skor 4

e) Jawaban e diberi skor 5

Berikut di bawah ini peneliti juga menyertakan kisi-kisi

kuesioner/angket:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Kuesioner (angket)

No. Variabel Indikator Soal No.


• Ketepatan waktu • 1,2
• Ketepatan perhitungan biaya • 3,4
• Ketepatan dalam pengukuran • 5,6
• Ketepatan dalam menentukan • 7,8
pilihan • 9,10
• Ketepatan berpikir
1 Efektivitas
• Ketepatan dalam melakukan
perintah
• Ketepatan dalam menentukan
tujuan
• Ketepatan dalam menentukan
sasaran
• Kelancaran • 1,2,3,4
Peningkatan
2 • Kefasihan • 5,6,7
Hafalan
• Penguasaan Tajwid • 8,9,10

H. Validitas dan Realibilitas Data

1. Validitas

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan

pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria

utama terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliabel dan obyektif.
82

Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada

obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.

Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak

berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Kalau dalam penelitian

terdapat warna merah, maka peneliti akan melaporkan warna merah;

kalau dalam obyek penelitian seperti sekolah para guru bekerja dengan

keras, maka peneliti melaporkan bahwa para guru bekerja dengan keras.

Bila peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang

terjadi pada obyek, maka data tersebut dapat dinyatakan tidak valid.

2. Reliabilitas

Dalam hal reliabilitas, Susan Stainback menyatakan bahwa

reliabilitas berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilitas data atau

temuan. Dalam pandangan kuantitatif, suatu data dinyatakan reliabel

apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan

data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu yang berbeda menjadi

dua menunjukan data yang tidak berbeda.

Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid,

reliabel dan obyektif, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan

instrumen yang valid dan reliabel, dilakukan pada sampel yang

mendekati jumlah populasi dan pengumpulan serta analisis data

dilakukan dengan cara yang benar. Dalam penelitian kuantitatif, untuk


83

mendapatkan data yang valid dan reliabel yang diuji validitas dan

reliabilitas datanya adalah intrumen penelitiannya.20

I. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, Teknik analisis data yang digunakan

sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau

menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Karena datanya

kuantitatif, maka Teknik analisis data menggunakan metode statistic yang

sudah tersedia. Misalnya akan menguji hipotesis hubungan antar dua

variabel, bila datanya ordinal maka statistic yang digunakan adalah

Korelasi Spearman Rank, sedang bila datanya interval atau ratio digunakan

Korelasi Pearson Sampel, datanya interval atau ratio digunakan t-test dua

sampel, bila datanya nominal digunakan Chi Kuadrat. 21

Dalam skripsi ini, dikarenakan mengambil metode kuantitatif, maka

peneliti melakukan analisis data setelah terjun ke lapangan, dan analisis

dilakukan setelah peneliti mengumpulkan seluruh data-data yang sudah

terkumpul.

1. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang

diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Dalam pengertian yang lain,

Unit analisis diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan fokus/

komponen yang diteliti.


20
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta, 2013), 363-365.
21
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta, 2013), 333.
84

Unit analisis ini dilakukan oleh peneliti agar validitas dan

reabilitas penelitian dapat terjaga. Karena terkadang peneliti masih

bingung membedakan antara objek penelitian, subjek penelitian dan

sumber data.

Unit analisis suatu penelitian dapat berupa individu, kelompok,

organisasi, benda, wilayah dan waktu tertentu sesuai dengan pokus

permasalahannya.22

Dalam peneliitian ini, unit analisisnya adalah peserta didik yang

menghafal Al-Quran sebagai individu.

2. Teknik Analisis Statistik

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokan data

berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan

variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang

diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir

tidak dilakukan.23

3. Kriteria Penerimaan Hipotesis

22
Soekitjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan. (Cet. III; Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005),
216.
23
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta, 2013), 207.
85

Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan

tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu.

Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang di buat mengandung

ketidakpastian, artinya keputusan bias benar atau salah, sehingga

menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan dalam bentuk

probabilitas. Pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting dari

statistic inferensi (statistic induktif), karena berdasarkan pengujian

tersebut, pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan sebagai dasar

penelitian lebih lanjut dapat terselesaikan.24

Terdapat dua pernyataan yang diperlakukan dalam Pengujian

Hipotesis. dua hal tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pernyataan Hipotesis Nol (H0)

Pernyataan yang diasumsikan benar, kecuali ada bukti yang

kuat untuk membantahnya;

1) Selalu mengandung pernyataan "sama dengan", "tidak ada

pengaruh", "tidak ada perbedaan", dan

2) Dilambangkan dengan H0.

b. Pernyataan Hipotesis Alternatif (H1)

Pernyataan yang dinyatakan benar jika hipotesis Nol (H0),

berhasil ditolak; dan dilambangkan dengan H1 atau HA.

c. Menentukan Kriteria Pengujian Hipotesis


24
Iqbal, M. Hasan. Pokok-pokok materi statistik 2 (statistik intensif). (Jakarta: Bumi Aksara, 2002).
86

Kriteria pengujian hipotesis adalah proses pengambilan

keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis nol dengan cara

membandingkan nilai a tabel distribusinya (nilai kritis) dengan nilai

uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya, yaitu:

1) H0 diterima, apabila nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih

besar daripada nilai positif atau nilai negatif dari a tabel. Dengan

kata lain, uji statistik berada diluar nilai kritis; dan

2) H0 ditolak, apabila nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih

kecil daripada nilai positif atau negatif dari a tabel. dengan kata

lain, nilai uji statistik berada di dalam nilai kritis.

Anda mungkin juga menyukai