Anda di halaman 1dari 4

Macam-macam Skala Pengukuran Data Dalam Penelitian 

Macam-macam skala pengukuran data dalam penelitian memiliki empat jenis. Dimana keempat jenis
tersebut termasuk dalam ilmu statistik. Apa saja? Berikut ulasannya. 
1. Skala Nominal 

Dikatakan sebagai skala nominal adalah skala pengukuran yang cukup sering digunakan. Karena
skala pengukuran ini bentuknya paling sederhana. Skala nominal cocok digunakan untuk penelitian
yang mencari pengkategorian saja. 
Contoh kasus pengkategorian adalah menentukan katebori lambang, label atau symbol. Umumnya
pengkategorisasian berperan untuk mengelompokkan data sesuai dengan kategorisasi.
Pengkategorisasian di lapangan lebih sering menggunakan simbolisasi yang fungsinya untuk
membedakan mana kelompok objek ataupun mana kelompok subjek. 
Tanda skala nominal adalah mutually exclusive, dimana setiap objek hanya memiliki satu kategori
saja. Selain itu, skala nominal tidak memiliki aturan yang terstruktur, dengan kata lain aturannya
abstrak. 
Berikut adalah ciri dari skala nominal yang perlu di garis bawahi. 
 Tidak dijumlah bilangan pecahan 
 Tidak memiliki ranking 
 Tidak memiliki nol mutlak 
 Angka hanya sebagai label saja 
 Tidak memiliki ukuran yang baru 
 Menggunakan statistik non parametric
2. Skala ordinal 

Skala ordinal adalah skala pengukuran yang menunjukan jarak interval antar tingkatan tidak harus
sama. Skala ordinal setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan skala nominal. Skala ordinal
pengkategorisasian disusun berdasarkan urutan terendah ke tingkat yang lebih tinggi. 
Skala ordinal dari segi pengkategorisasiannya saling memisah. Dari segi kategorisasi data dibuat
berdasarkan karakteristik khusus. Sedangkan untuk kategorisasi data disusun berdasarkan pada
karakteristik. 
Ciri skala ordinal memiliki tiga ciri, sebagai berikut. 
 Data saling memisah 
 Data bersifat logis dan mengikuti aturan 
 Kategori data ditentukan oleh skala yang didasarkan pada jumlah karakteristik yang dimiliki
3. Skala Interval 

Skala interval adalah skala pengukuran yang sering digunakan untuk menyatakan peringkat untuk
antar tingkatan. Pada skala interval tidak memiliki nilai nol. Nilai nol yang dimaksud hanya
menggambarkan satu titik dalam skala saja. 
Dari asal tingkatannya, skala interval berada di atas skala ordinal dan skala nominal. Skala interval
memiliki nilai bobot yang sama dari satu data dengan yang lain. Skala interval bersifat saling
memisah. Sedangkan untuk kategorisasi data diatur secara logis, untuk kategorisasi data memiliki
karakteristik khusus saat menentukan skala. 
Ciri-ciri skala pengukuran interval sebagai berikut. 
 Data bersifat saling memisah 
 Data bersifat logis 
 Data ditentukan skala berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang dimilikinya
 Angka “0” hanya menggambarkan titik dalam skala, tetapi sebenarnya tidak memiliki nilai
nol absolut
4. Skala Rasio 

Skala rasio adalah skala pengukuran data dalam penelitian yang lebih sering digunakan untuk
membedakan, mengurutkan dan membandingkan data. Skala rasio adalah skala paling tinggi
dibandingkana tiga jenis skala yang sudah disebutkan sebelumnya. 
Untuk lebih simpelnya, berikut ciri-ciri skala rasio yang bisa di garis bawahi. 

 Data bersifat saling memisah 


 Data bersifat logis dan mengikuti aturan 
 Kategori data ditentukan skala berdasarkan karakteristik khusus 
Itulah empat macam skala pengukuran data dalam penelitian. Semoga sedikit ulasan ini bermanfaat.
Jika masih binggung, berikut adalah contoh skala pengukuran data dalam penelitian.
Contoh Skala Pengukuran Data Dalam Penelitian 

1. Contoh Skala Nominal 

Pada skala nominal dibagi menjadi skala nominal sebenarnya dan skala nominal tidak sebenarnya.
Berikut contoh dari masing-masing skala nominal tersebut. 
2. Skala nominal sebenarnya 

Suku daerah : Suku Bugis, Suku Jawa, dan Suku Madura 


Kepercayaan yang di anut : Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Katholik 
Jenis kulit : Kulit Hitam, Kulit sawo matang, kulit putih dan kulit kuning. 
Jenis kelamin : Jenis Laki-laki, Jenis perempuan 
Jenis Pekerjaan : Wiraswasta, PNS, tenaga lepas, konten creator
Status perkawinan : Kawin atau tidak kawin 
Dsb. 
3. Contoh Skala Nominal Tidak Sebenarnya 

kelulusan : Lulus, tidak lulus, naik kelas, tinggal kelas 


Tahun Produksi Kendaraan : 2010, 2011, 2012, 2013 dsb 
Ijazah terakhir : SD, SMP, SMA, S1, S2 atau S3. 
Dsb
4. Contoh Skala Ordinal 

a. Contoh skala ordinal 1


Setiap kali memasang aplikasi di google play store, kita sering mendapatkan tawaran untuk
memberikan penilaian. Ada yang bintang  5 sampai bintang 1. Bintang 5 artinya sangat puas, bintang
4 artinya puas, bintang 3 artinya kurang puas, bintang 2 tidak puas dan bintang 1 artinya sangat tidak
puas. 
Beberapa kasus, penilaian ini juga sering kita temukan dalam pemilihan angket penelitian, ataupun
dalam bentuk aplikasi transportasi seperti grab, gojek dan masih banyak lagi. Jadi skala ordinal
dimulai dari angka yang paling besar, baru diikuti angka yang lebih kecil. 

b. Contoh skala ordinal 2

Adapun contoh skala ordinal yang dikemas menggunakan tampilan lebih menarik, contohnya
sebagai berikut. 
Mengukur tingkat kreativitas karyawan 
Nilai : I         I       III   Iv       v
Angka : 100  80     60     40    20

c. Contoh skala ordinal 3

Mengukur rangking kelas dari ranking 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10

d. Contoh skala ordinal 4

Contoh skala ordinal yang lain juga dapat digunakan untuk menklasifikasikan status ekonomi
masyarakat. Misalnya, ada status ekonomi miskin, ekonomi menengah ke atas, ekonomi menengah
ke bawah dan orang kaya. 
Tentu saja masih banyak lagi skala ordinal yang sebenarnya sering ditemui dalam kehidupan
keseharian kita. 
5. Contoh skala interval 

Misalnya di kota Yogyakarta memiliki suhur 100C, kemudian di Semarang suhunya mencapai 15 0C,
dan di Jakarta suhu udara di jam yang sama berada di angka 20 0C. Dari situ dapat dikatakan bahwa
selisih suhu daerah Semarang 50C lebih panas dibandingkan kota Yogyakarta. Terjadi selisih suhu
daerah Jakarta dengan daerah Semarang adalah 50C. 
Hal ini menunjukan bahwa pengukuran interval memiliki jarak tetap. Hanya saja, kita bisa
mengatakan bahwa suhu di Jakarta lebih panas dua kali lipat dibandingkan koa Yogyakarta, itu
artinya tidak bisa dijadikan kelipatan. Kenapa demikian? Karena dalam derajat celcius tidak
memiliki no absolut. 
6. Contoh skala pengukuran ratio 

Rani memiliki berat badan 30 kg. Mila memiliki berat badang 60 kg. maka dapat dikatakan bahwa
berat badan Mila lebih berat dua kali dibandingkan berat badan Rani. 
Ternyata pengukuran skala ratio adalah pengukuran yang tidak hanya mengetahui berat badan, tetapi
juga dapat digunakan untuk mengetahui usia, berat benda, tinggi pohon, ukuran timbangan, jarak,
panjang barang hingga dapat pula digunakan untuk mengetahui nilai ujian. 
Dari contoh skala pengukuran data dalam penelitian di atas, kamu semakin tahu penggunaan
masing-masing skala itu bukan. Semoga dengan pembahasan yang singkat ini ada manfaatnya.
(Novia Intan)

Anda mungkin juga menyukai