Anda di halaman 1dari 6

Macam-macam Skala Pengukuran Data Dalam Penelitian 

Dosen : Meilitha Carolina, Ners., M.Kep

OLEH :

MALISA

2019. C.11a.1017

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2022
1. Skala Nominal 
Dikatakan sebagai skala nominal adalah skala pengukuran yang cukup sering
digunakan. Karena skala pengukuran ini bentuknya paling sederhana. Skala nominal
cocok digunakan untuk penelitian yang mencari pengkategorian saja. 
Contoh kasus pengkategorian adalah menentukan katebori lambang, label atau
symbol. Umumnya pengkategorisasian berperan untuk mengelompokkan data sesuai
dengan kategorisasi. Pengkategorisasian di lapangan lebih sering menggunakan
simbolisasi yang fungsinya untuk membedakan mana kelompok objek ataupun mana
kelompok subjek. 
Tanda skala nominal adalah mutually exclusive, dimana setiap objek hanya memiliki
satu kategori saja. Selain itu, skala nominal tidak memiliki aturan yang terstruktur,
dengan kata lain aturannya abstrak. 
Berikut adalah ciri dari skala nominal yang perlu di garis bawahi. 
 Tidak dijumlah bilangan pecahan 
 Tidak memiliki ranking 
 Tidak memiliki nol mutlak 
 Angka hanya sebagai label saja 
 Tidak memiliki ukuran yang baru 
 Menggunakan statistik non parametric
Baca juga: Data Kualitatif dan Kuantitatif dalam Penelitian

1. Contoh Skala Nominal 


Pada skala nominal dibagi menjadi skala nominal sebenarnya dan skala nominal tidak
sebenarnya. Berikut contoh dari masing-masing skala nominal tersebut. 
2. Skala nominal sebenarnya 
Suku daerah : Suku Bugis, Suku Jawa, dan Suku Madura 
Kepercayaan yang di anut : Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Katholik 
Jenis kulit : Kulit Hitam, Kulit sawo matang, kulit putih dan kulit kuning. 
Jenis kelamin : Jenis Laki-laki, Jenis perempuan 
Jenis Pekerjaan : Wiraswasta, PNS, tenaga lepas, konten creator
Status perkawinan : Kawin atau tidak kawin 
Dsb. 
3. Contoh Skala Nominal Tidak Sebenarnya 
kelulusan : Lulus, tidak lulus, naik kelas, tinggal kelas 
Tahun Produksi Kendaraan : 2010, 2011, 2012, 2013 dsb 
Ijazah terakhir : SD, SMP, SMA, S1, S2 atau S3. 
Dsb

2. Skala ordinal 
Skala ordinal adalah skala pengukuran yang menunjukan jarak interval antar tingkatan
tidak harus sama. Skala ordinal setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan skala
nominal. Skala ordinal pengkategorisasian disusun berdasarkan urutan terendah ke
tingkat yang lebih tinggi. 
Skala ordinal dari segi pengkategorisasiannya saling memisah. Dari segi kategorisasi
data dibuat berdasarkan karakteristik khusus. Sedangkan untuk kategorisasi data
disusun berdasarkan pada karakteristik. 
Ciri skala ordinal memiliki tiga ciri, sebagai berikut. 
 Data saling memisah 
 Data saling memisah 
 Data bersifat logis dan mengikuti aturan 
 Kategori data ditentukan oleh skala yang didasarkan pada jumlah karakteristik
yang dimiliki
4. Contoh Skala Ordinal 

a. Contoh skala ordinal 1


Setiap kali memasang aplikasi di google play store, kita sering mendapatkan tawaran
untuk memberikan penilaian. Ada yang bintang  5 sampai bintang 1. Bintang 5 artinya
sangat puas, bintang 4 artinya puas, bintang 3 artinya kurang puas, bintang 2 tidak
puas dan bintang 1 artinya sangat tidak puas. 
Beberapa kasus, penilaian ini juga sering kita temukan dalam pemilihan angket
penelitian, ataupun dalam bentuk aplikasi transportasi seperti grab, gojek dan masih
banyak lagi. Jadi skala ordinal dimulai dari angka yang paling besar, baru diikuti
angka yang lebih kecil. 

b. Contoh skala ordinal 2


Adapun contoh skala ordinal yang dikemas menggunakan tampilan lebih menarik,
contohnya sebagai berikut. 
Mengukur tingkat kreativitas karyawan 
Nilai : I         I       III   Iv       v
Angka : 100  80     60     40    20

c. Contoh skala ordinal 3


Mengukur rangking kelas dari ranking 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10

d. Contoh skala ordinal 4


Contoh skala ordinal yang lain juga dapat digunakan untuk menklasifikasikan status
ekonomi masyarakat. Misalnya, ada status ekonomi miskin, ekonomi menengah ke
atas, ekonomi menengah ke bawah dan orang kaya. 
Tentu saja masih banyak lagi skala ordinal yang sebenarnya sering ditemui dalam
kehidupan keseharian kita.

3. Skala Interval 

Skala interval adalah skala pengukuran yang sering digunakan untuk menyatakan
peringkat untuk antar tingkatan. Pada skala interval tidak memiliki nilai nol. Nilai nol
yang dimaksud hanya menggambarkan satu titik dalam skala saja. 
Dari asal tingkatannya, skala interval berada di atas skala ordinal dan skala nominal.
Skala interval memiliki nilai bobot yang sama dari satu data dengan yang lain. Skala
interval bersifat saling memisah. Sedangkan untuk kategorisasi data diatur secara
logis, untuk kategorisasi data memiliki karakteristik khusus saat menentukan skala. 
Ciri-ciri skala pengukuran interval sebagai berikut. 
5. Contoh skala interval 

Misalnya di kota Yogyakarta memiliki suhur 10 0C, kemudian di Semarang suhunya


mencapai 150C, dan di Jakarta suhu udara di jam yang sama berada di angka 20 0C.
Dari situ dapat dikatakan bahwa selisih suhu daerah Semarang 5 0C lebih panas
dibandingkan kota Yogyakarta. Terjadi selisih suhu daerah Jakarta dengan daerah
Semarang adalah 50C. 
Hal ini menunjukan bahwa pengukuran interval memiliki jarak tetap. Hanya saja, kita
bisa mengatakan bahwa suhu di Jakarta lebih panas dua kali lipat dibandingkan koa
Yogyakarta, itu artinya tidak bisa dijadikan kelipatan. Kenapa demikian? Karena
dalam derajat celcius tidak memiliki no absolut. 

 Data bersifat saling memisah 


 Data bersifat logis 
 Data ditentukan skala berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang
dimilikinya
 Angka “0” hanya menggambarkan titik dalam skala, tetapi sebenarnya tidak
memiliki nilai nol absolut

4. Skala Rasio 
Skala rasio adalah skala pengukuran data dalam penelitian yang lebih sering
digunakan untuk membedakan, mengurutkan dan membandingkan data. Skala rasio
adalah skala paling tinggi dibandingkana tiga jenis skala yang sudah disebutkan
sebelumnya. 
Untuk lebih simpelnya, berikut ciri-ciri skala rasio yang bisa di garis bawahi. 
 Data bersifat saling memisah 
 Data bersifat logis dan mengikuti aturan 
 Kategori data ditentukan skala berdasarkan karakteristik khusus 
Itulah empat macam skala pengukuran data dalam penelitian. Semoga sedikit ulasan
ini bermanfaat. Jika masih binggung, berikut adalah contoh skala pengukuran data
dalam penelitian.
Baca juga: Validasi Data Penelitian : Pengertian, Manfaat dan Contoh
6. Contoh skala pengukuran ratio 

Rani memiliki berat badan 30 kg. Mila memiliki berat badang 60 kg. maka dapat
dikatakan bahwa berat badan Mila lebih berat dua kali dibandingkan berat badan
Rani. 
Ternyata pengukuran skala ratio adalah pengukuran yang tidak hanya mengetahui
berat badan, tetapi juga dapat digunakan untuk mengetahui usia, berat benda, tinggi
pohon, ukuran timbangan, jarak, panjang barang hingga dapat pula digunakan untuk
mengetahui nilai ujian. 
Dari contoh skala pengukuran data dalam penelitian di atas, kamu semakin tahu
penggunaan masing-masing skala itu bukan. Semoga dengan pembahasan yang
singkat ini ada manfaatnya. (Novia Intan)
Rekomendasi Buku untuk Penelitian

Anda mungkin juga menyukai