Anda di halaman 1dari 9

Mengembangkan Skala

Empat jenis skala yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi


didefinisikan secara operasional dan elemen dari variabel adalah:
skala nominal, ordinal, interval, dan rasio

Perlunya untuk memeriksa metode scaling (menentukan nomor dan simbol)


adalah untuk memperoleh tanggapan sikap subyek terhadap obyek, peristiwa,
atau orang.
Kategori Utama Skala Sikap
1.
Skala peringkat (rating scale)
memiliki beberapa kategori respons dan digunakan untuk mendapatkan respons
yang terkait dengan objek, peristiwa, atau orang yang dipelajari
2.
Skala ranking (ranking scale)
membuat perbandingan antar objek, peristiwa atau orang dan mengungkap
pilihan yang lebih disukai dan merankingnya
Skala peringkat (rating scale) biasa digunakan untuk penelitian organisasi
1.
Dichotomous scale
Digunakan untuk mendatangkan jawaban Ya atau Tidak (Perhatikan bahwa skala
nominal digunakan untuk memperoleh respon)
contoh
Apakah kamu memiliki mobil? Ya Tidak
2.
Category scale
Menggunakan
beberapa
item
untuk
mendapatkan
respon
tunggal.
Contoh
Di London mana anda berada?
London Timur
London Selatan
London Barat
London Utara
3.
Semantic differential scale
Skala ini digunakan ketika beberapa atribut diidentifikasi pada skala ekstrim.
Misalnya, skala akan mempekerjakan istilah-istilah seperti:
Baik-Buruk
Kuat-Lemah
Panas-dingin
Skala ini juga diperlakukan sebagai skala Interval.
contoh
Apa pendapat Anda tentang atasan Anda?
Responsif--------------Merespons
Cantik-------------------jelek
Berani ------------- Pemalu

4.

Numerical scale

Mirip dengan skala diferensial semantik, dengan perbedaan disediakannya


nomor
skala 5 titik atau 7 titik, dengan kata sifat berkutub pada ujung
keduanya dan menggunakan skala interval.
Contoh:
Betapa senangnya Anda dengan pekerjaan baru Anda?
Sangat senang 7 6 5 4 3 2 1 sangat tidak senang
5.
Itemized rating scale
Skala dengan 5 titik atau 7 titik atau lebih yang menggunakan Skala Interva,
disediakan untuk setiap item dan responden menyatakan jumlah yang sesuai di
sisi setiap item.
Contoh 7 (i) balanced rating scale dengan sebuah titik netral
Tanggapi item menggunakan skala di bawah, dan menunjukkan nomor respon
anda pada baris dengan setiap item.
1
Sangat
Tidak
Mungkin
Saya akan lulus

2
Tidak
Mungkin

3
4
Tidak
Mungkin
Berpendap
at
s2 dalam 18 bulan ke depan _______

5
Sangat
Mungkin

Contoh 7 (ii) unbalanced rating scale


Lingkari nomor yang paling sesuai dengan Anda terhadap item di bawah ini:
1
2
Sama sekali tidak
Agak berminat
berminat
Apakah anda berminat menyusun
kuantitatif 1 2 3 4
6.

3
Cukup
berminat
tesis dengan

4
Sangat
berminat
metode penelitian

Likert scale
Skala Likert didesain untuk menentukan seberapa kuat subyek setuju atau tidak
setuju dengan pernyataan pada dalam 5 titik skala yaitu :
Sangat
tidak Tidak setuju
Tidak
Setuju
Sangat setju
setuju
menyatakan
setuju
atau
tidak setuju
1
2
3
4
5
Analisa respon pada skala Likert dapat dianalisa per item dan dapat jugaq
menjumlahkan keseluruhan nomor yang dipilih oleh seorang responden. Dengan
kata lain skala Likert adalah Skala penjumlahan. Ada dua pendapat, pendapat
pertama Skala Likert menggunakan skala ordinal, sedangkan yang satunya
menggunakan skala interval. Tapi biasanya skala likert menggunakan skala
interval.
Contoh:

Kuliah meteode penelitian sangat menarik

1 2 3

Sepanjang hari ini Saya tidak menikmati kuliah metode penelitian


45
Kuliah tanpa ada mata kuliah metode penelitian akan membosankan
45

1 2 3

45

1 2 3

5.

Fixed or constant sum rating scale


Skala yang bersifat skala ordinal dimana para responden diminta untuk
mendistribusikan sejumlah tertentu poin di berbagai item. Contoh:
Berikan nilai diantara tiga aspek di bawah ini sesuai dengan pengaruhnya dalam
menyusun suatu tesis sehingga nilai total sebesar 100
Topik tesis harus kekinian
.
Tesis diusahakan bukan replikasi.
.
Referensi tesis diusahakan minimal 20 jurnal internasional
..
100

6.

Staple scale
Skala staple adalah skala interval yang tidak memiliki titik nol absolute dimana
secara simultan mengukur arah dan intensitas sikap terhadap item yang
dipelajari. Contoh:
Nyatakan bagaimana Anda menilai kemampuan supervisor Anda terkait dengan
setiap karakteristik yang disebutkan di bawah ini, dengan melingkari nomor
yang tepat.
+3
+2
+1
Mengadopsi Teknologi
Modern
-1
-2
-3

7.

+3
+2
+1
Inovasi Produk
-1
-2
-3

+3
+2
+1
Ketrampilan antar
Pribadi
-1
-2
-3

Graphic rating scale


Skala peringkat grafik merupakan skala ordinal dimana dapat membantu
responden untuk menunjukkan pada titik mana pada skala grafik yang
merupakan jawaban mereka untuk pertanyaan tertentu. (skala wajah termasuk
skala peringkat grafik untuk memperoleh respon atas perasaan orang mengenai
suatu aspek).
Contoh
Lingkari nomor yang sesuai perasaan sakit hati Anda jika tidak mendapatkan
nilai A dalam mata kuliah metode penelitian.

8.

9.

Consensus scale
Skala pemilihan item tertentu berdasarkan relevansinya dengan konsep tertentu
berdasarkan konsesus oleh para juri dan setelah diuji validitas dan
realibilitasnya.
Contoh:
Thurstone Equal Appearing Interval Scale.
Sebuah konsep diukur dengan suatu proses rumit yang melibatkan sebuah panel
juri. Menggunakan setumpuk kartu yang mengandung beberapa deskripsi
konsep, panel juri memberikan masukan untuk menunjukkan seberapa dekat
pernyataan tertentu dengan konsep yang diteliti, lalu dibuat berdasarkan
consensus yang tercapai.

Other Scale
Multidimensional scale adalah penskalaan objek, subyek atau kedua-duanya
secara visual dan dilakukan analisis gabungan (conjoint) sehingga memberikan
gambar visual hubungan yang ada di antara dimensi sebuah konsep.
Ranking Scale
Digunakan untuk mengungkap preferensi antara dua atau antara lebih objek atau
item (bersifat ordinal). Namun, ranking tersebut tidak memberikan petunjuk
definitif untuk jawaban yang dicari.
Contoh:
Ada 4 lini produk, manajer mencari informasi yang akan membantu memutuskan
produk yang sesuai harus mendapatkan perhatian yang besar.
Asumsikan:
35% responden memilih produk 1.
25% of responden memilih produk 2.
20% dari responden memilih produk 3.
20% dari responden memilih produk 4.
100%
Manajer tidak dapat menyimpulkan bahwa produk pertama adalah yang paling
disukai.
Mengapa?
Karena 65% dari responden tidak memilih produk tersebut. Kita harus

menggunakan metode alternatif seperti Paired Comparisons, Forced Choice, and


The Comparative Scale.
1. Paired Comparison
Digunakan ketika diantara dejumlah kecil objek, responden diminta untuk
memilih antara dua objek. Hal ini untuk membantu dalam menilai preferensi.
Contoh: seperti contoh sebelumnya,preferensi menunjukkan produk 1 lebih dari
produk 2,3,4, manajer memahami lini produk mana yang prioritas. Metode ini
sangat baik jika stimulus/objek sedikit.
2. Forced Choice
Memungkinkan responden untuk meranking objek secara relative satu sama lain,
di antara alternative yang disediakan. Hal ini mempermudah responden,
terutama jika jumlah pilihan yang harus diranking terbatas jumlah. Contoh:
Rankingkan nama mata kuliah Maksi STAR semester 2 yang anda jalani, berikan
1 untuk pilihan yang paling disukai dan 5 untuk yang paling kurang disukai.
Metode Penelitian

Pajak Sektor Publik

Pengelolaan Keuangan Negara


...
Manajemen Pnerimaan dan Pengeluaran Pemerintah

3. Comparative Scale
Memberikan standar (benchmark) atau poin referensi untuk menilai sikap
terhadap objek,kejadian, atau situasi saat ini yang diteliti. Contoh:
Dalam situasi perekonomian saat ini yang tidak menentu, dibandingkan saham,
seberapa bergunakan untuk berinvestasi dalam deposito?
Lebih berguna Hampir Sama
Kurang Berguna
1
2
3
4
5
Internasional dimensions of Scaling
Setiap negara bereaksi berbeda terhadap masalah penskalaan. Skala 5 titik atau 7
titik tidak banyak membuat perbedaan di USA, tapi dapat berbeda jika subjek
berasal dari negara lain (Sekaran dan Martin, 1992).
Penelitian menunjukkan peneliti dari berbagai negara cenderung menggunakan
skala rating ekstrim (contoh 1 dan 5 atau 1 dan 7) dan merespon sesuai cara sosial
yang diinginkan (De Jong, 2006).
Kesimpulannya analisis dan interprestasi data yang dikumpulkan di berbagai
negara sangat menantang.
Goodness of measurement / Ketepatan Pengukuran
Setelah mendefinisikan variabel secara operasional, menerapkan teknik penskalaan
yang berbeda, selanjutnya penting untuk memastikan instrumen yang dibuat untuk
mengukur konsep adalah benar-benar akurat mengukur variabel, dan secara
nyata/logis mengukur konsep tersebut, yaitu dengan cara:
1. Menganalisis item terhadap respon terhadap pertanyaan yang mengungkap
variabel (Analysis Item)

2. Menguji validitas ukuran (Validity)


3. Menguji Realibilitas/keandalan ukuran (Reability)

Gambar 1

1. Item analysis
Dilakukan untuk melihat apakah item dalam instrument memang seharusnya
berada dalam instrumen atau tidak.
Mean antara kelompok skor tinggi dan kelompok skor rendah diuji untuk
menemukan perbedaan signifikan melalui nilai t(uji t). Item dengan nilai t tinggi
dimasukkan ke dalam instrument.
2. Validity
Validitas ada 3, yaitu:
Validitas internal tentang otentisitas hubungan sebab dan akibat
Validitas eksternal tentang generalisasi untuk lingkungan ekstenal.
Validitas dari instrumen pengukuran yang akan dibahas di bawah ini.
Validitas adalah keyakinan secara logis bahwa kita benar-benar mengukur
konsep yang telah direncanakan dan bukan sesuatu yang lain. Validitas
digunakan untuk menguji seberapa baik instrumen yang dibuat untuk mengukur
konsep sesuatu yang ingin diukur.
Uji validitas instrumen pengukuran ada 3, yaitu :

2.1.
Validitas Isi (content validity)
Memastikan bahwa pengukuran memasukkan sekumpulan item yang
memadai dan mwakili yang mengungkap konsep (fungsi seberapa baik
dimensi dan elemen sebuah konsep telah digambarkan).

2.2.
Validitas berdasar kriteria (criterion-relaten validity)
Terpenuhi jika pengukuran membedakan individu menurut suatu kriteria yang
diharapkan diprediksi.
2.2.1. Validitas konkuren (concurrent validity)
Dihasilkan jika skala membedakan individu yang diketahui berbeda, yaitu,
mereka harus menghasilkan skor yang berbeda pada instrument pada
contoh sebagai berikut:
Ukuran etika kerja disusun dan diberikan kepada sekelompok penerima
santunan. Nilai etika kerja tinggi tidak ingin bergantung pada santunan
dan berhasrat untuk memiliki kerjaan. Nilai etika kerja rendah dengan
mengeksploitasi kesempatan untuk hidup dengan santunan selama
mungkin, menganggap kerja membosankan. Apabila kedua orang tersebut
memiliki sjor skala etika kerja yang sama, maka tes tersebut tidak akan
menjadi pengukuran etika kerja.
2.2.2. Validitas prediktif (predictive validity)
Menunjukkan kemampuan instrument pengukuran untuk membedakan
orang dengan referensi pada suatu kriteria masa depan. Contoh:
tes bakat pada waktu rekrutmen memprediksi jika memiliki skor tinggi
menjadi pekerja yang baik, begitu sebaliknya.
2.3.
Validitas konsep (construct validity)
Menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan ukuran
cocok dengan teori yang mendasari desain tes.
2.3.1 Validitas konvergen (convergent validity)
terpenuhi jika skor yang diperoleh dengan dua instrumen berbeda yang
mengukur konsep yang sama menunjukkan korelasi tinggi.
2.3.2 Validitas diskriminan (discriminant validity)
Terpenuhi jika, berdasarkan teori, dua variabel diprediksi tidak berkorelasi,
dan skor yang diperoleh dengan mengukurnya benar-benar secara empiris
membuktikan hal tersebut.

Gambar 2

Validitas di atas dapat dipenuhi melalui:


1. Analisis korelasional (correlational analysis) menghasilkan validitas konkuren
dan prediktif atau validitas konvergen dan diskriminan.
2. Analisis faktor (factor analysis), teknik multivariate yang menghasilkan
validitas konsep.
3. Multi karakter atau multi metode matriks dimana korelasi diperoleh dari
pengukuran konsep dengan berbagai bentuk dan metode (pengetatan
pengukuran).
3.

Reliabilitas/Keandalan
Keandalan
(realibility) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana
pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan-error free) dank arena itu
menjamin pengukuran yang kosisten lintas waktu dan lintas beragam item
dalam instrumen.
3.1 Stabilitas Pengukuran (Stability of measures)
Kemampuan suatu pengukuran untuk tetap sama sepanjang waktu.
3.1.1 Keandalan Tes ulang (Test-retest reliability)
Koefisien keandalan yang diperoleh dengan pengulangan ukuran yang
sama (kuisoner sama) dengan responden yang sama pada kesempatan
kedua. Semakin tinggi koefisien tersebut, semakin baik keandalan tes
ulang.
3.1.2 Keandalan bentuk Paralel (Parallel-form reliability)

Bila dua tes sebanding/serupa dengan mengungkap konsep yang sama


menghasilkan skor yang berkorelasi tinggi (misal lebih sama dengan 0,8 ),
maka ukuran tersebut secara logis dapat dipercaya, dengan varians
kesalahan minimal disebabkan oleh perbedaan susunan kata, urutan atau
faktor lain.
3.2 Konsistensi Internal Ukuran (Internal consistency of measures)
Homogenitas item dalam ukuran yang mengungkap konsep dengan kata lain
item harus bersana-sama sebagai kesatuan dan mampu secara beban
mengukur konsep yang sama sehingga responden men yematkan makna
keseluruhan yang sama untuk setiap item.
3.2.1 Keandalan Konsistensi antar-item (Interitem consistency reliability)
Pengujian konsistensi jawaban responden atas semua item yang diukur,
sampai tingkat dimana item-item merupakan ukuran bebas dari konsep
yang sama akan berkorelasi satu sama lain. Semakin tinggi koefisien,
semakin baik instrument pengukuran.
Contoh koefisien cronbach alfa (1946) digunakan untuk item skala
multipoin dan formula kuder-Richardson (1937) digunakan untuk item
dikotomi.
3.2.2 Keandalan belah dua (Split-half reliability)
Mencerminkan korelasi antara dua bagian instrument. Estimasi akan
berbeda tergantung pada bagaimana item dalam pengukuran dibelah
dalam dua bagian.
Alfa Cronbach merupakan indeks yang paling memadai untuk keandalan
konsistensi antar item.
Disarankan untuk menggunakan ukuran yang telah memiliki keandalan dan
validitas yang lebih baik dan sering digunakan. Ukuran yang telah ada harus
disesuaikan dengan situasi dan juga harus diuji lagi validitas dan reliabilitasnya.

Anda mungkin juga menyukai