Anda di halaman 1dari 4

HAKIKAT TINDAKAN ETIS

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat

Disusun oleh :
IRMAYUNITA DEWI AULIA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
JANUARI 2015

HAKIKAT TINDAKAN ETIS


Saat sore hari selesai sholat ashar, kuletakkan laptop didepanku untuk mulai
mngerjakan tugasku tentang hakikat tindakan etis. Mulai kucoba mencari jawaban atas
pertanyaan tentang hakikat tindakan etis. Kuawali dengan bacaan Basmalah.
Kuhadirkan rasa kasih sayang dan ketertarikanku untuk memunculkan inspirasi tentang
hakikat tindakan etis dalam diriku. Mulai kutundukkan kepala sejenak sambil
memejamkan mata untuk mendekatkan diri kepada sang Pencipta, Sumber dari segala
ilmu yang ada di dunia. Sambil merenung dan berdoa, mulai kutanyakan pada Tuhan
tentang hakikat bertindak etis. Kuulangi beberapa kali demi mendapat jawaban atas
pertanyaanku.
Setelah beberapa lama kumerenung dan bertanya, mulai terlintas jawaban atas
pertanyaanku. Dan yang terlintas dalam benakku tentang hakikat tindakan etis yaitu
norma dan nilai'. Kuulang lagi do;a dan pertanyaan yang sama untuk memastikan
jawaban yang kudapatkan. Dan ternyata masih kudapatkan jawaban yang sama yaitu
nilai dan norma. Jadi mulai kusimpulkan hakikat dari bertindak etis adalah bertindak
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Setiap perbuatan dan tindakan kita yang
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku merupakan hakikat bertindak etis.
Etika merupakan cerminan dari jiwa seseorang. Ketika seseorang menyayangi
dirinya sendiri, maka akan dengan sendirinya tiap perbuatannya akan sesuai dengan
nilai dan norma yang berlaku. Etika pada hakikatnya sangat berhubungan dengan
penilaian kita tentang baik dan buruk. Ketika kita melakukan perbuatan yang kita atau
bahkan masyarakat nilai baik, maka pada hakikatnya kita sudah bisa disebut bertindak
etis. Kita bisa juga disebut bertindak etis ketika kita tidak melakukan perbuatan yang
dinilai buruk oleh kita ataupun masyarakat.
Seluruh manusia dapat membedakan apa yang baik dan buruk, mereka semua
setuju dengan hal ini.Walaupun dalam kasus tertentu mungkin saja tidak terjadi
kesepakatan dalam menentukan hal yang baik atau buruk, namun mereka tetap setuju
akan adanya prinsip yang umum bahwa kebaikan harus dilakukan dan keburukan harus
dihindari. terdapat prinsip yang universal yang mengatur bahwa kita tidak boleh
memperlakukan orang lain apa yang tidak ingin dilakukan kepada kita. Ketika kita
mengacu pada prinsip ini, maka kita juga dapatmenyimpulkan bahwa kita telah
bertindak etis.
Karena belum puas akan jawaban sebelumnya, mulai kucoba merenung dan
bertanya lagi tentang hakikat tindakan etis. Setelah beberapa lama kudapati jawaban lain
atas pertanyaanku yaitu hati nurani. Dari jawaban tersebut, kusimpulkan bahwa
hakikat bertindak etis adalah setiap tindakan yang didasari dari hati nurani. Hati nurani
diberikan kepada manusia untuk dapat merasakan dan menyimpulkan mana yang baik
dan buruk. Kita dapat dikatan bertindak etis ketika kita melakukan apa yang hati nurani
kita baik dan ketika kita menghindari perbuatan atau tindakan yang bertentangan
dengan hati nurani kita.
Pada hakikatnya, etika adalah metode dimana kita mengkategorikan nilai-nilai
kita dan mengejarnya, seperti apakah kita mengejar kesenangan kita, atau kita
mengorbankannya untuk mengejar hal lain yang lebih besar? Apakah dasar dari etika
berdasarkan kitab suci atau secara alami ada dalam manusia atau tidak keduanya?, dan
lain sebagainya. Etika diperlukan dalam kehidupan manusia. Ini adalah cara kita untuk

menentukan suatu tindakan. Tanpa etika, tindakan kita bisa menjadi tidak jelas dan
tanpa tujuan.
Untuk kesekian kalinya, kucuba lagi merenung dan mempertanyakan hakikat
tindakan etis, dan kudapatkan jawaban baru lagi yaitu agama. Dari jawaban ini,
kusimpulkan bahwa tindakan etis adalah semua tindakan manusia yang dilakukan
dengan didasari pada aturan-aturan dan larangan-larangan yang ada pada agama yang
dianut manusia. Setiap agama memiliki aturannya sendiri yang berbeda satu sama lain.
Dengan bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku pada agama masing-masing
manusia, maka seseorang dapat dikatakan telah bertindak etis.
Tindakan etis sangat berbeda dalam setiap agama. Ada beberapa agama yang
membolehkan dan tidak melarang untuk melakukan sesuatu namun di agama lain
tindakan tersebut sangat dilarang. Oleh karena itu setiap umat agama dari agama yang
berbeda akan berbeda pula dalam menafsirkan baik-buruknya suatu tindakan. Karena
saya beragama islam, maka saya akan dikatakan bertindak etis ketika saya menjalankan
apa yang diperintahkan dalam Al-quran dan hadist. Saya juga dikatakan bertindak etis
ketika saya menjauhi dan tidak melakukan apa yang dilarang dalam Al-Quran dan hadist
yang menjadi pedoman dalam agama saya.
Setelah memahami secara garis besar etika Islam, maka sepatutnya menjadikan
etika Islam sebagai prinsip universal dalam kehidupan sosial yang beragam
sebagaimana Tuhan mengisyaratkan hal ini. Dengan menempatkan etika sebagai prinsip
universal, maka secara perlahan-lahan akan ditemukan titik temu atau kalimatun sawa`
dari agama-agama, yang merupakan etika universal yang secara esensial mengajarkan
kebaikan, kasih sayang, kejujuran, keadilan, kedamaian, serta pembebasan terhadap
diskriminasi dan kezaliman. Perbedaan agama sekarang bukan lagi menjadi penghalang
bagi seseorang untuk mempraktekkan nilai-nilai tersebut

Apa

yang

dimaksud

dengan

hakikat

tindakan

etis?

Jawablah pertanyaan tersebut dengan menggunakan rasa kasihsayang


ada
dalam
diri
Saudara.
Ceritakan
bagaimana
Saudara
menghadirkan
rasa
kasih
sayang tersebut dan mendapatkan inspirasi jawaban atas
pertanyaan
tersebut!
Tulislah jawaban atas pertanyaan tersebut dengan rasa kasih
sayang!
Jawaban ditulis 1 spasi sebanyak 2-3 halaman dalam bentuk
PDF.
Kirimkan
ke itriyuwono@gmail.com paling lambat tanggal 12 Januari 2015

dengan
nama
file dan subyek sbb: 15_PPAk Malam_EPTKK_Hakikat Etika_Nama
Lengkap

Anda mungkin juga menyukai