Anda di halaman 1dari 18

BOOK BUSINESS ETHICS NOW

CHAPTER 1 : APA ITU ETIKA SECARA UMUM

1. DEFINISI ETIKA
● Etika adalah studi yang berkaitan dengan perilaku manusia tentang bagaimana kita
berusaha menjalani hidup kita sesuai dengan standar "benar" atau Perilaku "salah".
● Standar "benar" atau salah tersebut juga sangat bergantung dari banyak faktor, yaitu
faktor situasi dan kondisi, bagaimana seseorang dibesarkan, agama, tradisi dan
kepercayaan masyarakat.
● Sebagai Contoh dalam hal memakai masker, jika kita dalam situasi kondisi wabah
virus yang sangat cepat menular, flu atau batuk, maka jika tidak memakai masker
merupakan suatu perilaku yang salah karena dapat membahayakan diri sendiri
maupun orang lain.

2. GOLDEN RULE
● Sebuah paham atau prinsip tentang cara kita berperilaku.
● Aturan Emas (Golden Rule) merupakan suatu prinsip atau konsep yang berbunyi:
"Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan"
● Namun kita tidak dapat memaksakan semua orang untuk hidup dengan prinsip
golden rule karena karena dalam hidup tidak semua orang akan memiliki pemikiran
yang sama seperti kita, bertindak seperti kita, atau percaya pada prinsip yang sama
dengan kita. Jadi jika kita berharap orang lain akan selalu membalas kita dengan
baik hanya karena bersikap baik kepadanya dapat membuat kita mendapat masalah,
kita akan sangat kecewa jika dia tidak melakukan hal yang sama terhadap kita.

Sebagai contoh, jika anda adalah tipe orang yang menghargai kejujuran dan anda
menemukan sebuah handphone di mall, tentu anda akan mencoba mengembalikannya ke
pemilik yang sebenarnya. Namun, jika suatu saat anda yang kehilangan handphone,
bisakah Anda mengharapkan orang yang menemukannya akan melakukan hal yang sama
untuk mengembalikannya kepada Anda? Jawabannya adalah belum tentu.

3. RELATIVISME ETHIC
● Etika Relativisme adalah paham yang menyatakan bahwa tindakan harus dinilai
sesuai dengan apa yang dirasakan individu benar atau salah menurut mereka. Hal
ini berpendapat bahwa bila ada dua individu atau budaya berbeda mengenai
moralitas isu atau tindakan tertentu.
● Relativisme etis adalah teori bahwa karena masyarakat yang berbeda memiliki
keyakinan etis yang berbeda. Apakah tindakan secara moral benar atau salah,
tergantung kepada pandangan masyarakat itu.
● Dengan kata lain, relativisme moral adalah pandangan bahwa tidak ada standar etis
yang secara absolute benar dan yang diterapkan atau harus diterapkan terhadap
perusahaan atau orang dari semua masyarakat.

4. ETICHAL DILEMAS (DILEMA ETIKA)


Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku
yang layak harus dibuat.
6. MENYELESAIKAN DILEMA ETIS :
Tiga langkah atau Proses untuk memecahkan masalah etika :
1. Analisis Konsekuensi : Siapa yang akan dibantu dengan apa yang kamu lakukan?
Siapa yang akan dirugikan? Manfaat dan kerugian apa yang sedang kita bicarakan?
Bagaimana semua ini lihat dalam jangka panjang maupun jangka pendek?
2. Analisis Aksi : Pertimbangkan semua opsi dari perspektif yang berbeda, tanpa
memikirkan konsekuensinya. Bagaimana aksinya diukur dengan prinsip moral seperti
kejujuran, keadilan, kesetaraan, menghormati martabat orang lain, dan hak-hak
rakyat.
3. Membuat Keputusan : Pertimbangkan kedua bagian analisis Anda, dan buat
keputusan. Strategi ini setidaknya memberi Anda beberapa langkah dasar yang bisa
Anda ikuti.

Jika model tiga langkah tampaknya terlalu sederhana, Arthur Dobrin mengidentifikasi
delapan pertanyaan yang harus Anda pertimbangkan saat menyelesaikan dilema etika
:
1) Apa faktanya? Ketahuilah fakta sebaik mungkin. Jika fakta Anda salah, Anda
cenderung membuat pilihan yang salah.
2) Apa yang bisa Anda tebak tentang fakta yang tidak Anda ketahui? Karena tidak
mungkin mengetahui semua fakta, buatlah asumsi yang masuk akal tentang
terhadap informasi yang tidak ada.
3) Apa arti fakta? Fakta sendiri memiliki tidak ada artinya. Anda perlu menafsirkan
informasi mengingat nilai-nilai yang penting bagi Anda.
4) Seperti apa masalahnya dari sudut pandang orang-orang yang terlibat?
Kemampuan untuk berjalan di posisi orang lain sangat penting. Memahami masalah
melalui berbagai perspektif meningkatkan kemungkinan Anda akan memilih dengan
bijak.
5) Apa yang akan terjadi jika Anda pilih satu hal dari yang lain? Semua tindakan
memiliki konsekuensi. Membuat tebakan yang masuk akal apa yang akan terjadi jika
Anda mengikuti tindakan tertentu. Putuskan apakah menurut Anda tindakan Anda
akan lebih baik atau merugikan.
6) Apa perasaan Anda memberitahu Anda? Perasaan adalah fakta juga. Perasaan
Anda tentang masalah etika dapat memberi Anda petunjuk tentang bagian-bagian
dari keputusan Anda yang mungkin diabaikan oleh pikiran rasional Anda.
7) Apa yang akan Anda pikirkan tentang diri Anda sendiri jika Anda memutuskan
satu hal atau lainnya? Beberapa orang menyebut ini hati nurani Anda. Ini adalah
bentuk penilaian diri. Ini membantu Anda memutuskan apakah Anda jenis orang
yang Anda inginkan. Ini membantu Anda hidup dengan diri Anda sendiri.
8) Apa yang akan Anda pikirkan tentang diri Anda sendiri jika Anda memutuskan
satu hal atau lainnya? Beberapa orang menyebut ini hati nurani Anda. Ini adalah
bentuk penilaian diri. Ini membantu Anda memutuskan apakah Anda jenis orang
yang Anda inginkan. Ini membantu Anda hidup dengan diri Anda sendiri.

7. Etika Islam
Sumber standar benar/salah yang berasal dari Alquran dan hadist.

TUGAS 1 REVIEW QUESTIONS CHAPTER 1 "UNDERSTANDING ETHICS" HALAMAN


15
1. WHY DO WE STUDY ETHICS ?
(Mengapa kita perlu mempelajari etika?)

Etika adalah studi yang berkaitan dengan perilaku manusia tentang bagaimana kita
berusaha menjalani hidup kita sesuai dengan standar "benar" atau Perilaku "salah". Standar
"benar" atau salah tersebut juga sangat bergantung dari banyak faktor, yaitu faktor situasi
dan kondisi, bagaimana seseorang dibesarkan, agama, tradisi dan kepercayaan
masyarakat. (sumber : Buku Business Ethics Now Halaman 4.)

Sebagai Contoh dalam hal memakai masker, jika kita dalam situasi kondisi wabah virus
yang sangat cepat menular, flu atau batuk, maka jika tidak memakai masker merupakan
suatu perilaku yang salah karena dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Jadi, Mengapa kita mempelajari etika?

Dari pengertian etika diatas maka dapat kita ketahui apa tujuan dari mempelajari etika, yaitu
sebagai berikut :
1. Mempelajari etika memberi individu karakter yang kuat atau seperangkat prinsip
untuk memandu kehidupan mereka dan pilihan yang dibuat.
2. Mempelajari etika kita dapat mengetahui hal-hal yang buruk dan baik, dan dapat
mengubah manusia menjadi lebih baik.
3. Etika juga mengajarkan kita untuk berperilaku sesuai dengan aturan yang berlaku di
suatu lingkungan atau masyarakat.
4. Dengan mempelajari etika kita dapat mengarahkan suasana suasana yang
harmonis, tertib, teratur, damai dan sejahtera di masyarakat.

2. WHY SHOULD WE BE CONCERNED ABOUT DOING "THE RIGHT THING" ?


(Mengapa kita harus peduli untuk melakukan "Hal yang benar"?)

Melakukan hal yang benar dapat membangun karakter dan terkadang meningkatkan
reputasi untuk diri kita sendiri. Jika kita melakukan hal yang benar maka pandangan orang
lain terhadap kita juga akan baik. Dan sebaliknya jika kita melakukan hal yang buruk sedikit
saja maka orang juga akan memandang kita buruk, kita akan dikucilkan, dicela di lingkungan
masyarakat.

Banyak orang melakukan hal yang benar karena untuk menghindari masuk penjara atau
melanggar hukum. Namun, melakukan "hal yang benar" adalah bagian besar dari bersikap
etis. Dan orang yang lebih peduli untuk melakukan "hal yang benar" cenderung menjalani
kehidupan yang jauh lebih damai karena mereka menghindari melakukan hal yang salah
atau tidak boleh dilakukan.

3. IF EACH OF US HAS A UNIQUE SET OF INFLUENCES AND VALUES THAT


CONTRIBUTE TO OUR PERSONAL VALUE SYSTEM, HOW CAN THAT BE APPLIED TO
A COMMUNITY AS A WHOLE?
(Jika sebagian dari kita memiliki seperangkat pengaruh dan nilai unik yang dapat
berkontribusi pada sistem nilai pribadi kita, bagaimana itu bisa diterapkan pada
komunitas/organisasi secara keseluruhan?)

Perilaku kita sebagai manusia dapat menggambarkan kepribadian dan identitas kita. Jika
perilaku kita baik maka pastinya kepribadian kita juga akan baik. Perilaku manusia juga
sangat berpengaruh dalam suatu komunitas atau organisasi. Jika kita menjadi pemimpin
sebuah komunitas/organisasi maka kita harus berperilaku dan beretika yang baik. Dan
perilaku yang baik itu harus dapat mempengaruhi orang-orang di dalam komunitas tersebut
agar menjadi lebih baik. Cara yang dapat diterapkan yaitu kita dapat menyebarkan energi
dan sikap positif kepada semua orang misalnya harus sering melakukan hal-hal yang benar,
menjaga perilaku dan hal positif lain. Energi dan sikap positif ini dapat memotivasi orang
lain untuk melakukan hal-hal positif juga.

4. .IS IT UNREALISTIC TO EXPECT OTHERS TO LIVE BY THE GOLDEN RULE?


(Apakah tidak realistis mengharapkan orang lain untuk hidup sesuai dengan prinsip "Aturan
Emas"?)

Aturan Emas (Golden Rule) merupakan suatu prinsip atau konsep yang berbunyi:
"Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan"

Berdasarkan bunyi dari prinsip golden role, saya berpendapat bahwa tidak realistis
mengharapkan orang lain untuk hidup sesuai dengan prinsip Golden Rule. Karena dalam
hidup tidak semua orang akan memiliki pemikiran yang sama seperti kita, bertindak seperti
kita, atau percaya pada prinsip yang sama dengan kita. Jadi jika kita berharap orang lain
akan selalu membalas kita dengan baik hanya karena bersikap baik kepadanya dapat
membuat kita mendapat masalah, kita akan sangat kecewa jika dia tidak melakukan hal
yang sama terhadap kita.

Sebagai contoh, jika anda adalah tipe orang yang menghargai kejujuran dan anda
menemukan sebuah handphone di mall, tentu anda akan mencoba mengembalikannya ke
pemilik yang sebenarnya. Namun, jika suatu saat anda yang kehilangan handphone,
bisakah Anda mengharapkan orang yang menemukannya akan melakukan hal yang sama
untuk mengembalikannya kepada Anda? Jawabannya adalah belum tentu.

Oleh karena itu maka tidak realistis mengharapkan orang lain untuk hidup sesuai dengan
prinsip 'Aturan Emas (Golden Rule)'. (sumber : Buku Business Ethics Now Halaman 6.)

5. CONSIDER HOW YOU HAVE RESOLVED ETHICAL DILEMMAS IN THE PAST. WHAT
WOULD YOU DO DIFFERENTLY NOW?
(Pertimbangkan bagaimana Anda menyelesaikan dilema etika di masa lalu. Maka apa yang
akan Anda lakukan secara berbeda sekarang?)
Saat menyelesaikan dilema etika di masa lalu saya mencoba menangani dilema etika
dengan sesuai fakta dan hanya memikirkan hasil yang terbaik.

Namun yang akan saya lakukan secara berbeda sekarang dalam mengatasi dilema etika
yaitu mencoba untuk lebih banyak mendengarkan pendapat dari segala pihak dan tidak
membuat suatu keputusan dengan cepat bahkan ketika saya memiliki semua bukti.

6. WHAT WOULD YOU DO IF YOUR RESOLUTION OF AN ETHICAL DILEMMA TURNED


OUT TO BE WRONG APPROACH AND IT ACTUALLY MADE THINGS WORSE?
(Apa yang akan anda lakukan jika penyelesaian terhadap dilema etika anda tersebut
ternyata pendekatan yang salah dan itu sebenarnya memperburuk keadaan?)

Jika resolusi saya terhadap dilema etika menjadi pendekatan yang salah dan memperburuk
keadaan,maka pendekatan tersebut akan saya hentikan dan saya akan benar-benar
menyalahkan diri sendiri dan mencoba merenungkan kesalahan saya. Saya akan melihat
situasinya dan akan mencoba yang terbaik untuk memahami atau mencari tahu apa yang
bisa saya lakukan dengan lebih baik kedepannya .

Langkah-langkah yang mungkin saya lakukan kedepannya dalam mengatasi dilema etika
yaitu :
Langkah 1. Mencoba lebih banyak mendengarkan dan memahami situasi agar keputusan
yang saya buat tidak akan memperburuk keadaan.

Langkah 2. Saya akan mencoba lebih menganalisis konsekuensinya. Yaitu memikirkan


siapa yang akan merasa terbantu dengan apa yang saya lakukan? Siapa yang akan
dirugikan? Manfaat dan kerugian apa yang timbul nantinya.

Langkah 3. Saya akan membuat keputusan dengan sangat hati-hati agar keputusan yang
saya ambil tidak salah dan tidak memperburuk keadaan lagi. (sumber : Buku Business
Ethics Now Halaman 9.)

CHAPTER 2 : ETIKA DALAM DUNIA BISNIS

1. DEFINISI ETIKA BISNIS :


Standar moral benar atau salah yang berlaku pada situasi bisnis.

terdapat dua perspektif yang berbeda dari chapter 1 yaitu :


1. Penjumlahan deskriptif tentang kebiasaan, sikap, dan aturan yang diamati dalam
bisnis. Sebagai seperti itu, kami hanya mendokumentasikan apa yang terjadi.
2. Evaluasi normatif (atau preskriptif) tentang sejauh mana kebiasaan, sikap, dan
aturan yang diamati dapat dikatakan etis. Di sini kami lebih tertarik untuk
merekomendasikan apa yang seharusnya kejadian.

2. History dan sejarah etika bisnis

Perubahan dramatis yang terjadi di lingkungan bisnis selama empat dekade terakhir:
1. Meningkatnya suara para karyawan telah membuat karyawan merasa lebih berani
untuk menentang tindakan atasan mereka yang mereka rasa tidak bertanggung
jawab atau tidak etis. Mereka juga lebih bersedia mencari penyelesaian hukum untuk
masalah-masalah seperti kondisi kerja yang tidak aman, pelecehan, diskriminasi,
dan pelanggaran privasi.
2. Masalah tanggung jawab sosial perusahaan berkembang Saya percaya bahwa dunia
bisnis menjadi lebih etis dari debat abstrak menjadi masalah penilaian kinerja inti
dengan kewajiban hukum yang ditetapkan dengan jelas.
3. Etika perusahaan telah berpindah dari domain departemen hukum dan sumber daya
manusia ke dalam arus utama organisasi dengan penunjukan pejabat etika
perusahaan dengan mandat yang jelas
4. Kode etik telah matang dari dokumen PR kosmetik menjadi pengukuran kinerja
dokumen yang semakin banyak organisasi sekarang berkomitmen untuk berbagi
semua informasi mereka kepada pemangku kepentingan (contohnya kyk pemegang
saham)

Berdasarkan sejarah etika bisnis yang diulas di dalam bab ini menggambarkan
bahwa dunia bisnis lebih berkembang menjadi etis dapat dilihat banyak perubahan
yang mengarah pada kemajuan. Namun sistem-sistem yang baik tersebut dalam
prakteknya masih belum dilakukan dan digerakan secara nyata, dalam dunia bisnis
tetap akan ada suatu perusahaan ada kurang etis. Etis atau tidak etis nya sebuah
bisnis tergantung dari perusahaan itu sendiri, apakah ia menerapkan hal-hal yang
benar atau tidak.

Berdasarkan sejarah etika bisnis yang diulas di dalam bab ini menggambarkan
bahwa dunia bisnis lebih berkembang menjadi etis dapat dilihat banyak perubahan
yang mengarah pada kemajuan. Namun sistem-sistem yang baik tersebut dalam
prakteknya masih belum dilakukan dan digerakan secara nyata, dalam dunia bisnis
tetap akan ada suatu perusahaan ada kurang etis. Etis atau tidak etis nya sebuah
bisnis tergantung dari perusahaan itu sendiri, apakah ia menerapkan hal-hal yang
benar atau tidak.

Contoh perusahaan yang etis yaitu sekarang ini banyak perusahaan yang memberi bantuan
berupa beasiswa dan sosialisasi kepada masyarakat. Namun, ada juga yang tidak etis yaitu
banyak perusahaan tumbuh dan melakukan apa saja untuk mempertahankan usahanya
dengan praktik bisnis yang tidak jujur. Misalnya dapat kita lihat dari pelaku bisnis kecil
seperti tukang gorengan keliling yang memakai plastik dalam pembuatan gorengan agar
lebih renyah hingga perusahaan besar seperti perusahaan operator seluler yang di dalam
iklannya mengandung kebohongan dan lain-lain.

3. Resolving Ethical Dilemmas

Ketika karyawan mengamati perilaku tidak etis (misalnya, penipuan, pencurian properti
perusahaan, atau insentif dibayar di bawah meja kepada pemasok atau mitra vendor) atau
diminta untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai pribadi mereka (menjual
produk atau layanan pelanggan yang tidak mereka butuhkan atau yang tidak memenuhi
kebutuhan mereka), maka yang yg harus dilakukan :

● Konsultasikan kode etik perusahaan.


● Lakukan apa yang benar untuk kepentingan organisasi- pemegang.
● Lakukan apa yang legal.
● Lakukan apa yang menurut Anda terbaik (“gunakan yang terbaik pertimbangan").
● Lakukan hal yang benar.

Resolusi/penyelesaian terhadap etika dilema dalam bisnis :


Penyelesaian dilema etika dapat dicapai dengan pertama mengenali jenis konflik yang Anda
hadapi dengan :
● Kebenaran versus loyalitas. Apakah Anda mengatakan yang sebenarnya atau tetap
setia kepada orang atau organisasi yang meminta Anda untuk tidak mengungkapkan
kebenaran itu?
● Jangka pendek versus jangka panjang. Apakah keputusan Anda memiliki
konsekuensi jangka pendek atau jangka panjang konsekuensi?
● Keadilan versus belas kasihan. Apakah Anda menganggap masalah ini sebagai
pertanyaan tentang pemberian keadilan atau belas kasihan? (Yang satu yang
membuatmu lebih nyaman?)
● Individu versus komunitas. Akankah pilihan Anda mempengaruhi satu individu atau
kelompok atau komunitas yang lebih luas?

Setelah anda mengetahui tentang jenis konflik yang Anda hadapi, ada tiga prinsip
penyelesaian tersedia untuk Anda:
● Berbasis akhir. Keputusan mana yang akan memberikan kebaikan terbesar bagi
sebagian besar orang?
● Berbasis aturan. Apa yang akan terjadi jika semua orang membuat keputusan yang
sama seperti Anda?
● Aturan emas. Lakukan kepada orang lain sebagaimana Anda ingin mereka lakukan
kepada Anda.

4. ALASAN MEMBENARKAN PERILAKU TIDAK ETIS


Saul Gellerman mengidentifikasi 4 alasan perusahaan dalam membenarkan perilaku tidak
etis :

1. Kepercayaan bahwa aktivitasnya masih dalam batas etika dan hukum yang wajar;
artinya, ini tidak "benar-benar" ilegal atau tidak bermoral.
2. Kepercayaan bahwa aktivitas yang dilakukan merupakan kepentingan terbaik
individu/korporasi ; Sehingga individu diharapkan melakukan tindakan tersebut.
3. Kepercayaan bahwa segala aktivitas adalah aman karena siapapun tidak akan
mengetahui atau tidak dipublikasikan; kejahatan klasik dan masalah hukuman
penemuan.
4. Kepercayaan yang timbul karena aktivitas yang dilakukan membantu perusahaan,
maka perusahaan akan melindungi orang yang melakukan itu.“

TUGAS 2 :
REVIEW QUESTIONS CHAPTER 2 "DEFINING BUSINESS ETHICS" HALAMAN
33
1. Based on the history of business ethics reviewed in this chapter, do you think the
business world is becoming more or less ethical? Explain your answer.
(Berdasarkan sejarah etika bisnis yang diulas di dalam bab ini, apakah menurut Anda dunia
bisnis menjadi lebih atau kurang etis? Jelaskan jawabanmu.)

➔ Berdasarkan sejarah etika bisnis yang diulas di dalam bab ini menggambarkan
bahwa dunia bisnis lebih berkembang menjadi etis dapat dilihat banyak perubahan
yang mengarah pada kemajuan. Namun sistem-sistem yang baik tersebut dalam
praktiknya masih belum dilakukan dan digerakan secara nyata, dalam dunia bisnis
tetap akan ada suatu perusahaan ada kurang etis. Etis atau tidak etis nya sebuah
bisnis tergantung dari perusahaan itu sendiri, apakah ia menerapkan hal-hal yang
benar atau tidak.

Contoh perusahaan yang etis yaitu sekarang ini banyak perusahaan yang memberi
bantuan berupa beasiswa dan sosialisasi kepada masyarakat. Namun, ada juga
yang tidak etis yaitu banyak perusahaan tumbuh dan melakukan apa saja untuk
mempertahankan usahanya dengan praktik bisnis yang tidak jujur. Misalnya dapat
kita lihat dari pelaku bisnis kecil seperti tukang gorengan keliling yang memakai
plastik dalam pembuatan gorengan agar lebih renyah hingga perusahaan besar
seperti perusahaan operator seluler yang didalam iklannya mengandung
kebohongan dan lain-lain.

Jadi, Meskipun pemerintah terus membuat lebih banyak undang-undang dan


peraturan untuk diikuti oleh bisnis, kita tetap hidup dalam kapitalis dan itu akan terus
memimpin motif dan niat bisnis modern yaitu hanya memikirkan keuntungan
sebanyak mungkin dan kurang menerapkan kode etik bisnis. Kesimpulannya yaitu
dunia bisnis akan lebih etis dalam sistemnya namun dalam praktiknya tetap ada
beberapa bisnis yang tidak etis, semua tergantung pada bagaimana si pembisnis
menjalankan perusahaannya.

2. How would you propose the resolution of an ethical dilemma using the Golden
Rule? (Bagaimana Anda mengusulkan resolusi etika dilema menggunakan Aturan Emas?)

➔ Terdapat tiga prinsip dalam penyelesaian suatu etika dilema yaitu berbasis akhir,
berbasis aturan dan aturan emas (golden rule). (Sumber : buku Business Ethics Now
halaman 29)

Aturan emas (golden rule) merupakan prinsip untuk menyelesaikan dilema etika
dengan pandangan "Perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan".
(Sumber : buku Business Ethics Now halaman 29)

Misalnya saya dihadapi dilemma etika dimana memiliki atasan yang egois, tidak mau
bekerja sama dan memberikan banyak beban pekerjaan. Sehingga saya harus
memilih untuk tetap patuh dan memiliki hubungan yang baik dengan atasan tersebut
atau lebih baik untuk meninggalkan pekerjaan saya?

Maka resolusi yang saya usulkan untuk menyelesaikan etika dilema diatas dengan
menggunakan Golden Rule yaitu :
❏ Di satu sisi, adalah benar untuk memberi tetap patuh dan memiliki hubungan
baik dengan atasan. Saya percaya bahwa rasa hormat antara supervisor dan
karyawan sangat penting. Alasannya saya percaya dengan dengan tetap
patuh dan menjalankan pekerjaan maka dapat menciptakan lingkungan yang
saling mendukung dan menghormati yang dibutuhkan di antara tim.

3. Why should a short-term or long-term consequence make a difference in resolving


an ethical dilemma?
(Kenapa harus konsekuensi jangka pendek atau jangka panjang membuat perbedaan
dalam menyelesaikan dilema etika?)

➔ Dalam menyelesaikan dilema etika kita harus paham terhadap jenis konflik yang kita
hadapi. Terdapat 3 jenis konflik salah satu diantaranya adalah konflik Jangka
pendek versus jangka panjang. Yaitu membuat perbedaan apakah keputusan kita
memiliki konsekuensi jangka pendek atau konsekuensi jangka panjang. (Sumber :
Buku Business Ethics Now halaman 28)

Diperlukannya membuat perbedaan konsekuensi jangka pendek atau jangan


panjang dalam menyelesaikan dilema etika karena setiap konsekuensi memerlukan
prinsip penyelesaian yang berbeda. Terdapat tiga jenis prinsip penyelesaian yaitu
berbasis tujuan atau akhir, berbasis aturan, dan berdasarkan golden rule (aturan
emas).

Misalnya, untuk konsekuensi jangka panjang maka manajer lebih baik untuk
mempertimbangkan prinsip resolusi berbasis tujuan, karena resolusi berbasis tujuan
dapat membantu kita membuat keputusan mana yang akan memberikan kebaikan
terbesar bagi semua orang. Sedangkan untuk konsekuensi jangka pendek, manajer
dapat mempertimbangkan prinsip resolusi Aturan Emas atau prinsip resolusi
berdasarkan aturan.

4. Of the four commonly held rationalizations for unethical behavior proposed by Saul
Gellerman, which one do you think gets used most often? Why?
(Dari empat rasionalisasi yang umum dipegang untuk perilaku tidak etis yang dikemukakan
oleh Saul Gellerman, yang mana menurutmu apa yang paling sering digunakan?
Mengapa?)

➔ Terdapat 4 rasionalisasi Saul w. Gellerman, yang dapat digunakan untuk


membenarkan perilaku yang mencurigakan.
1. Kepercayaan bahwa aktivitasnya masih dalam batas etika dan hukum yang wajar;
artinya, ini tidak "benar-benar" ilegal atau tidak bermoral.
2. Kepercayaan bahwa aktivitas yang dilakukan merupakan kepentingan terbaik
individu/korporasi ; Sehingga individu diharapkan melakukan tindakan tersebut.
3. Kepercayaan bahwa segala aktivitas adalah aman karena siapapun tidak akan
mengetaui atau tidak dipublikasikan; kejahatan klasik dan masalah hukuman
penemuan.
4. Kepercayaan yang timbul karena aktivitas yang dilakukan membantu perusahaan,
maka perusahaan akan melindungi orang yang melakukan itu.“
(Sumber : buku Business Ethics Now halaman 30-31).
Berdasarkan 4 rasionalisasi Saul w. Gellerman, menurut saya yang paling sering
digunakan ialah yang kedua yaitu kepercayaan bahwa aktivitas yang dilakukan
merupakan kepentingan terbaik perusahaan. Karena lingkungan bisnis sekarang ini
sangat kompetitif, tingkat persaingan tinggi. sehingga banyak yang melakukan apa
saja untuk mempertankan perusahaannya dan diharapkan karyawan loyal terhadap
perusahaan . Sehingga untuk mengalahkan pesaing, mendapatkan keuntungan
besar, harga saham yang sehat, individu/karyawan terkadang melakukan suatu
tindakan yang tidak etis.

5. Is it ever acceptable to justify unethical behavior? Why or why not?


(Apakah membenarkan perilaku yang tidak etis dapat diterima? Mengapa atau kenapa
tidak?)

➔ Membenarkan perilaku yang tidak etis tentu saja tidak dapat diterima karena
perilaku tidak etis dianggap tidak secara moral dan terkadang perilaku tidak etis
dapat menyebabkan kerugian terhadap orang lain.
Contoh perilaku tidak etis dalam dunia bisnis yaitu seperti penipuan produk yang
tidak sesuai dengan yang ditawarkan, penjualan produk yang sudah kadarluwarsa
dan masih banyak lainnya. Tentu perilaku bisnis tersebut sangat merugikan orang
banyak dengan menjual produk kadaluawarsa bisa membahayakan kesehatan
bahkan nyawa konsumen.

6. Explain what “doing the right thing” in a business environment means to you.
(Jelaskan apa arti "melakukan hal yang benar" dalam lingkungan bisnis bagi Anda.)

➔ Bagi saya melakukan hal yang benar dalam lingkungan bisnis berarti kita melakukan
hal-hal yang bermanfaat bagi perusahaan serta masyarakat dan yang kita lakukan
tersebut dinilai baik, adil, benar, jujur dan terhormat.

Dalam lingkungan bisnis, ada beberapa hal yang saya anggap "melakukan hal yang
benar". Pertama yaitu mengikuti kode etik perusahaan, ini diberlakukan untuk diikuti
setiap karyawan sehingga setiap orang menjaga dan menghormati citra perusahaan.
Melakukan hal yang benar termasuk juga yaitu menghormati tingkatan posisi di
tempat kerja. Sebagai seorang karyawan, kita perlu menghormati pimpinan /senior
kita. Melakukan hal yang benar di perusahaan yaitu kita melakukan praktik bisnis
yang jujur dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

BAB 3 ETIKA ORGANISASI

1. Definisikan etika organisasi.


Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai nilai, keyakinan, dan norma yang dimiliki oleh
semua karyawan organisasi itu. Budaya mewakili jumlah dari semua kebijakan dan prosedur
baik tertulis maupun informal — dari masing-masing departemen fungsional dalam
organisasi di selain kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk organisasi sebagai
semua.
Etika organisasi dapat dianggap sebagai bidang studi yang terpisah dari subjek umum etika
karena dua masalah berbeda:
● Pihak lain (pemangku kepentingan) memiliki kepentingan pribadi dalam kinerja etis
organisasi.
● Dalam lingkungan kerja, Anda mungkin ditempatkan dalam situasi di mana sistem
nilai pribadi Anda mungkin bertentangan dengan standar etika budaya operasi
organisasi (nilai, keyakinan, dan norma yang dimiliki oleh semua karyawan
organisasi itu).

2. Jelaskan tantangan etika masing-masing yang dihadapi departemen fungsional


organisasi.

Area garis fungsional suatu organisasi yaitu : R&D, manufaktur, pemasaran, SDM, dan
keuangan , semua menghadapi tekanan operasional dan anggaran yang menghadirkan
tantangan etis atas apa yang harus mereka lakukan sebagai lawan dari apa yang mungkin
diminta perusahaan untuk mereka lakukan:

● Riset dan pengembangan (R&D) memikul beban mengembangkan produk atau


layanan yang cukup lebih baik, lebih cepat, atau lebih murah daripada kompetisi
memberi perusahaan posisi terdepan di pasar. Namun, tekanan pasar seringkali
meminta instruksi dari senior manajemen untuk menurunkan biaya dan / atau
meningkatkan tenggat waktu yang dapat mencegah perancang dan insinyur
melakukan semua pengujian kualitas yang biasanya ingin mereka lakukan.

● Orang-orang di bidang manufaktur memiliki tantangan yang sama: Apakah kita


membangun produk dengan kualitas terbaik dan memberinya harga yang sesuai,
atau apakah kita membangun produk yang memenuhi titik harga yang lebih rendah
dari pesaing kita, bahkan jika artinya menggunakan bahan berkualitas lebih rendah?

● Tantangan pemasaran lebih selaras secara langsung perdebatan antara etika


universal dan utilitarianisme. Apakah Anda membangun produk yang benar-benar
pelanggan membutuhkan dan memfokuskan pesan pemasaran Anda untuk
menunjukkan kepada pelanggan bagaimana produk itu memenuhi kebutuhan
mereka (universal), atau apakah Anda membangun produk yang menurut Anda
dapat dijual dengan keuntungan yang sehat dan menawarkan pekerjaan yang
menguntungkan bagi pekerja Anda dan kemudian memfokuskan pesan pemasaran
Anda pada meyakinkan pelanggan untuk membeli produk yang mungkin tidak
mereka butuhkan (utilitarianisme).

● Untuk HR, ada potensi dilema etika di setiap langkah siklus hidup kontrak karyawan
dengan organisasi. Dari perekrutan hingga akhirnya keluar dari perusahaan (baik
secara sukarela atau tidak), HR memikul tanggung jawab kepatuhan perusahaan
terhadap semua undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku. Setiap bukti
diskriminasi, pelecehan, kondisi kerja yang buruk, atau kegagalan untuk
menawarkan kesempatan kerja yang sama menghadirkan risiko yang signifikan bagi
perusahaan, dan HR harus memerangi manajer yang bersedia untuk
membengkokkan aturan untuk memenuhi tujuan departemen mereka dalam menjaga
kepatuhan perusahaan.
● Apakah itu transaksi keuangan yang curang, praktik akuntansi yang buruk, atau
prosedur audit yang tidak memadai, manajemen keuangan yang buruk telah
ditampilkan dalam setiap skandal keuangan besar selama lima puluh tahun terakhir.
Investor mempercayai perusahaan untuk menggunakan modal yang diinvestasikan
dengan bijaksana dan untuk menghasilkan keuntungan yang masuk akal. Cek dan
saldo ditetapkan berdasarkan GAAP (umumnya prinsip akuntansi yang diterima)
untuk memastikan bahwa dana perusahaan dikelola dengan benar, tetapi seperti
kasus seperti Enron telah tunjukkan, cek dan saldo tersebut sering dimodifikasi,
ditolak, atau diabaikan sepenuhnya.

3. Diskusikan posisi itu sebagai sumber daya manusia Departemen (HR) harus menjadi
pusat dari setiap kode etik perusahaan.

Sebagian besar profesional HR melihat keterlibatan langsung mereka dalam setiap aspek
dari hubungan karyawan-majikan sebagai bertindak sebagai hati nurani perusahaan dalam
banyak hal. Jika orang yang tepat dipekerjakan sejak awal, diyakini, banyak masalah lain
yang bisa dihindari di jalan. Saat organisasi gagal untuk merencanakan ke depan untuk
lowongan dan promosi, tekanan untuk merekrut seseorang yang dibutuhkan kemarin dapat
mengarah pada relaksasi bertahap dari apa yang mungkin sudah jelas Kode etik.

TUGAS DEPARTEMEN SDM


1. Departemen SDM membantu memastikan bahwa etika merupakan prioritas utama
organisasi. Skandal bisnis baru-baru ini menunjukkan bahwa hanya mengandalkan
Kehadiran monitor etis tidak akan mencegah perilaku tidak etis. HR harus menjadi juara
etika dalam organisasi, termasuk mempekerjakan petugas etika formal jika perlu
2. Departemen SDM harus memastikan bahwa seleksi kepemimpinan dan proses
pengembangan karyawan termasuk dalam komponen etika. HR harus dilibatkan dalam
mempekerjakan pemimpin dan memberi contoh standar etika yang diperlukan untuk
menjauhkan perusahaan dari bahaya.
3. Departemen SDM bertanggung jawab untuk memastikan bahwa program dan kebijakan
diterapkan dengan tepat. Artinya Departemen SDM harus tetap adil dalam pemberian sanksi
terhadap pelanggaran etika.
Contohnya seperti Seperti yang kita pelajari di bab-bab selanjutnya dalam buku ini,
terhadap sanksi finansial tidak adanya kebijakan dan program pelatihan yang tepat untuk
meningkatkan denda yang dikenakan terhadap perilaku tidak etis.
4. Departemen SDM harus selalu mengikuti perkembangan masalah etika (khususnya
dalam hal undang-undang yang berubah dan pedoman hukuman untuk perilaku tidak etis).

4. TANTANGAN ETIS
Untuk karyawan internal di bagian keuangan, akuntansi, dan departemen audit, kewajiban
etisnya adalah tidak berbeda dengan karyawan lainnya di organisasi. Dengan demikian,
mereka diharapkan dapat mempertahankannya reputasi organisasi dan mematuhi kode etik.
Dalam tugas pekerjaan khusus mereka, ini termasuk tidak memalsukan dokumen, mencuri
uang dari organisasi, atau melakukan apapun bentuk kecurangan lainnya yang terkait
dengan pengelolaan keuangan organisasi.
Namun, begitu kami melibatkan profesional pihak ketiga yang dikontrak untuk bekerja di
perusahaan, maka potensi tantangan dan dilema etika meningkat secara dramatis.

(1). GAAP
GAAP adalah singkatan dari Generally Accepted Accounting Principles. GAAP merupakan
standar umum yang sudah dikembangkan selama bertahun-tahun dan telah dipercaya oleh
banyak perusahaan untuk melakukan berbagai aktivitas akuntansi perusahaan, seperti
mengatur keuangan perusahaan dengan membuat berbagai laporan yang sudah standart.

(2). Teknik pembukuan kreatif (akuntansi kreatif)

Pembukuan kreatif atau sering disebut "pembukuan yang curang" yaitu metode
pembukuan dalam akuntansi yang dilakukan untuk mengelola keuangan dengan cara yang
curang dan untuk melakukan penggelapan dana di suatu perusahaan. Pembukuan kreatif ini
sering dilakukan oleh pihak internal di perusahaan bukan hanya untuk memanipulasi data
yang ada akan tetapi juga untuk menyelamatkan perusahaannya.

Pembukuan kreatif juga dapat didefinisikan sebagai proses di mana akuntan menggunakan
pengetahuan dan pengalaman mereka tentang standar akuntansi untuk memanipulasi
angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Yang tujuannya memperkaya suatu
individu di perusahaan dan tentunya menyebabkan conflict of interest antara investor
dengan manajemen perusahaan.

Pembukuan kreatif pada dasarnya berarti permainan angka-angka dalam laporan


keuangan. Pembukuan kreatif dapat bersifat positif maupun negatif. Pembukuan kreatif yang
bersifat positif yaitu penyederhanaan beberapa bentuk laporan atau penggabungan sebuah
biaya menjadi satu dalam biaya lain-lain karena dianggap jarang timbul. Namun,
kecenderungannya saat ini banyak orang menganggap pembukuan kreatif sebagai tindakan
ilegal karena memang ditujukan untuk perbuatan melawan hukum.

Orang menganggap pembukuan kreatif sebagai tindakan ilegal karena terkadang


pembukuan kreatif digunakan untuk melakukan kegiatan curang seperti dibawah ini :

● Mendapatkan kredit, modal jangka panjang, atau tambahan modal investasi


berdasarkan informasi keuangan yang didistorsi atau dihapus
● Menyembunyikan kinerja tidak baik dari perusahaan
● Menghapus hutang pajak atau menghindari pajak
● Manipulasi harga saham
● Menyembunyikan kinerja tidak baik oleh manajemen
● Mengecoh pemegang saham untuk menciptakan kesan bahwa manajemen berhasil
mencapai hasil yang cemerlang.

Tiga contoh dari pembukuan kreatif yaitu :


● Pemalsuan akun
● Pendapatan yang tidak dilaporkan atau pendapatan usaha dilaporkan sebagai
pendapatan di luar usaha atau sebaliknya.
● Menyembunyikan pembayaran yang tidak benar yang bukan pengeluaran
perusahaan melainkan pengeluaran untuk kepentingan sendiri yang bersifat ilegal.
Nama : Dara Faradita
Npm : 1901102010031
Mata Kuliah Etika Bisnis kelas 24
Book Business Ethics Now GHILLYER

TUGAS 3 :
REVIEW QUESTIONS CHAPTER 3 "ORGANIZATIONAL ETHICS" HALAMAN 57

1. Consider the functional departments we have reviewed in this chapter. Which department do you
think faces the greatest number of ethical challenges? . Why?
(Pertimbangkan departemen fungsional yang telah kami tinjau di bab ini. Departemen mana menurut
Anda wajah jumlah terbesar dari tantangan etika? Mengapa?

Jawaban :
Area garis fungsional suatu organisasi terdiri atas departemen riset dan perkembangan (R&D),
manufaktur, pemasaran, Human Resource Management (SDM), dan keuangan.

Semua departemen diatas tentunya menghadapi tekanan tantangan etis masing-masing atas apa yang
harus mereka lakukan yang mungkin bisa berlawanan dengan apa diminta perusahaan untuk mereka
lakukan.

Menurut saya, departementen yang menghadapi tantangan etika terbesar adalah departemen Human
Resource (HRD) atau Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) karena departemen ini memiliki
potensi dilema etika di setiap langkah siklus hidup kontrak karyawan dengan organisasi. Dari
perekrutan hingga akhirnya keluar dari perusahaan (baik secara sukarela atau tidak) HR memikul
tanggung jawab kepatuhan perusahaan terhadap semua undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku.
Setiap bukti diskriminasi, pelecehan, kondisi kerja yang buruk, atau kegagalan untuk menawarkan
kesempatan kerja yang sama menghadirkan risiko yang signifikan bagi perusahaan.
Bahkan terkadang HR harus memerangi manajer yang bersedia untuk membengkokkan aturan untuk
memenuhi tujuan departemen mereka dalam menjaga kepatuhan perusahaan.
(Sumber : buku Business Ethics Now halaman 49 & 56)

Contoh tantangan etika yang dihadapi Departemen HR :


• Dalam hal perekrutan karyawan departemen HR menghadapi tantangan etika yang berupa tekanan
apakah mereka harus mempekerjakan orang yang telah direkomendasikan oleh seorang teman,
seseorang dari keluarga, atau seseorang dari eksekutif puncak. Atau bisa juga tantangan etika berupa
apakah harus merekrut pelamar yang berkualifikasi tinggi latar belakangnya tidak sesuai dengan
yang diperlukan perusahaan atau sebaliknya.
• Memiliki seorang karyawan yang telah bekerja dalam waktu yang lama, terampil, dan kinerjanya
sangat baik. Namun dia berbohong tentang latar belakang pendidikannya. Maka dalam kondisi
tersebut departemen HR mengalami tantangan apakah harus memecat karyawan tersebut karena telah
berbohong atau mempertahankan pegawai tersebut karena kinerja nya yang bagus.

2. Provide three examples of unethical behavior that you have observed at the company you work for
(or a company you have worked for in the past). What were the outcomes of this behavior?
(Berikan tiga contoh perilaku tidak etis yang telah anda amati yang terjadi di perusahaan tempat Anda
bekerja (atau perusahaan tempat Anda bekerja di masa lalu). Apa hasil dari perilaku tersebut?)
Jawaban :
Dalam praktik bisnis sekarang banyak pengusaha-pengusaha yang cenderung untuk mencari
keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan kerugian pihak lain. Tiga contoh perilaku yang
tidak etis yang pernah saya amati di lingkungan saya dan hasil dari perbuatan tersebut yaitu sebagai
berikut :
1. Dalam praktik bisnis produk kecantikan online banyak yang menjual produk kosmetik palsu
dengan menggunakan bahan-bahan berbahaya, namun penjual mengatakan kepada konsumen bahwa
produk tersebut original (asli) dan si penjual tetap menjual produk tersebut dengan harga yang tinggi.
Hasil dari perbuatan si penjual tersebut banyak konsumen yang dirugikan apalagi ia menjual produk
dengan bahan yang berbahaya yang bisa merusak kulit konsumen. Walaupun ada beberapa penjual
seperti itu sudah ditangkap oleh pihak berwenang, namun dapat dilihat masih banyak yang menjual
produk kosmetik-kosmetik berbahaya tersebut di toko-toko online.
2. Perilaku tidak etis yang dilakukan oleh karyawan. Ia berbohong dengan alasan sakit untuk
menutupi pekerjaan yang tidak beres. Sehingga pekerjaan ia tersebut dilakukan oleh orang lain yang
seharusnya tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut.
Hasil dari perbuatannya tersebut tentu merugikan orang lain karena sikap tidak tanggung jawabnya ia
menyusahkan dan memberikan beban kepada orang lain, sedangkan ia bersantai dan tetap
mendapatkan gaji seperti biasanya.
3. Dalam hal memberi upah karyawan sering tidak sesuai dengan kesepakatan dan undang-undang
yang mengatur tentang upah karyawan. Terkadang gaji yang diberikan dibawah UMR dan jam kerja
yang yang tidak sesuai.
Hasil dari perbuatannya tersebut tentu merugikan karyawan yang sudah bekerja dengan baik namun
diberi gaji yang tidak sesuai. Dan karena perbuatannya tersebut banyak pegawai yang mengundurkan
diri serta para pelamar tidak mau untuk melamar bekerja di perusahaan tersebut.

3. Philip Kotler argues that professional marketers “should have the same ambivalence as nuclear
scientists who
help build nuclear bombs.” Is that a valid argument? Why or why not?)
(Philip Kotler berpendapat bahwa pemasar profesional “harus memiliki ambivalensi yang sama
dengan ilmuwan nuklir yang membantu membangun bom nuklir. " Apakah itu argumen yang valid?
Mengapa atau mengapa tidak?)

Jawaban :

Menurut saya argumen yang dikemukakan oleh Philip Kotler adalah argumen yang valid. Sebagai
pemasar profesional, kita "harus memiliki ambivalensi yang sama dengan ilmuwan nuklir yang
membantu membuat bom nuklir". Maksud dari kata-kata tersebut adalah bahwa pemasaran harus
bangga dengan produknya namun juga tetap harus hati-hati dengan mengambil keputusan pemasaran
yang baik yaitu seperti memperhatikan keinginan konsumen, persyaratan perusahaan, kepentingan
jangka panjang konsumen, dan kepentingan jangka panjang masyarakat.

Pemasar harus bangga dengan bidangnya karena mereka telah mendorong dan mempromosikan
pengembangan banyak produk dan layanan yang bermanfaat bagi orang di seluruh dunia.
Tetapi selain bangga mereka juga harus penuh pertimbangan dan hati-hati dalam memasarkan produk
mereka apakah
strategi pemasaran yang mereka gunakan dapat mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan
konsumen dan masyarakat.

Contohnya dapat dilihat pada industri makanan siap saji (junk food) yang mungkin dianggap sebagai
industri makanan terbesar karena industri ini menawarkan makanan lezat namun harganya murah.

Tetapi di lain sisi banyak ahli gizi dan masyarakat yang berpendapat bahwa makanan siap saji tidak
baik bagi kesehatan dan dapat berdampak buruk bagi kesehatan apabila kita mengkonsumsi nya dalam
jangka panjang.

Oleh karena itu kita sebagai pemasar harus bangga dengan produk kita namun juga harus tetap
waspada terhadap apa yang kita pasarkan.

4. Should the HR department be the ethics champion in the organization? Why or why not?
(Haruskah departemen SDM menjadi pemimpin etika organisasi? Mengapa atau mengapa tidak?)

Jawaban :

Banyak perilaku bisnis yang etis berpendapat bahwa departemen SDM harus menjadi pusat kode etik
perusahaan karena departemen SDM merupakan penyusun kode etik itu sendiri di dalam perusahaan.
(Sumber : Buku Business Ethics Now halaman 50)

Departemen sumber daya manusia memiliki tugas mengkoordinasikan perekrutan, pelatihan, dan
pengembangan personel untuk dan bertanggung jawab atas semua pegawai yang ada di suatu
organisasi. Seluruh karyawan yang ada departemen keuangan, pemasaran, operasional, development
& perkembangan (D&R) diatur oleh departemen SDM, mereka dilambangkan sebagai "polisi" yang
memberikan sanksi apabila ada salah satu dari karyawan yang melanggar etika perusahaan.

Oleh karena itu, departemen SDM harus menjadi pusat kode etik karena mereka yang dapat
mempraktikkan atau mengarahkan seluruh karyawan agar berperilaku etis.

1. Departemen SDM membantu memastikan bahwa etika merupakan prioritas utama organisasi.
Skandal bisnis baru-baru ini menunjukkan bahwa hanya mengandalkan Kehadiran monitor etis tidak
akan mencegah perilaku tidak etis. HR harus menjadi juara etika dalam organisasi, termasuk
mempekerjakan petugas etika formal jika perlu
2. Departemen SDM harus memastikan bahwa seleksi kepemimpinan dan proses pengembangan
karyawan termasuk dalam komponen etika. HR harus dilibatkan dalam mempekerjakan pemimpin
dan memberi contoh standar etika yang diperlukan untuk menjauhkan perusahaan dari bahaya.
3. Departemen SDM bertanggung jawab untuk memastikan bahwa program dan kebijakan diterapkan
dengan tepat. Artinya Departemen SDM harus tetap adil dalam pemberian sanksi terhadap
pelanggaran etika.
Contohnya seperti Seperti yang kita pelajari di bab-bab selanjutnya dalam buku ini, terhadap sanksi
finansial tidak adanya kebijakan dan program pelatihan yang tepat untuk meningkatkan denda yang
dikenakan terhadap perilaku tidak etis.
4. Departemen SDM harus selalu mengikuti perkembangan masalah etika (khususnya dalam hal
undang-undang yang berubah dan pedoman hukuman untuk perilaku tidak etis).

5. What are “creative bookkeeping techniques”? Provide three examples.


(Apa itu "teknik pembukuan kreatif"? Berikan tiga contoh.)

Jawaban :
Pembukuan kreatif atau sering disebut "pembukuan yang curang" yaitu metode pembukuan dalam
akuntansi yang dilakukan untuk mengelola keuangan dengan cara yang curang dan untuk melakukan
penggelapan dana di suatu perusahaan.
Pembukuan kreatif ini sering dilakukan oleh pihak internal di perusahaan bukan hanya untuk
memanipulasi data yang ada akan tetapi juga untuk menyelamatkan perusahaannya.

Pembukuan kreatif juga dapat didefinisikan sebagai proses di mana akuntan menggunakan
pengetahuan dan pengalaman mereka tentang standar akuntansi untuk memanipulasi angka yang
dilaporkan dalam laporan keuangan. Yang tujuannya memperkaya suatu individu di perusahaan dan
tentunya menyebabkan conflict of interest antara investor dengan manajemen perusahaan.

Pembukuan kreatif pada dasarnya berarti permainan angka-angka dalam laporan keuangan.
Pembukuan kreatif dapat bersifat positif maupun negatif. Pembukuan kreatif yang bersifat positif
yaitu penyederhanaan beberapa bentuk laporan atau penggabungan sebuah biaya menjadi satu dalam
biaya lain-lain karena dianggap jarang timbul. Namun, kecenderungannya saat ini banyak orang
menganggap pembukuan kreatif sebagai tindakan ilegal karena memang ditujukan untuk perbuatan
melawan hukum.

Orang menganggap pembukuan kreatif sebagai tindakan ilegal karena terkadang pembukuan kreatif
digunakan untuk melakukan kegiatan curang seperti dibawah ini :
1. Mendapatkan kredit, modal jangka panjang, atau tambahan modal investasi berdasarkan informasi
keuangan yang didistorsi atau dihapus
2. Menyembunyikan kinerja tidak baik dari perusahaan
3. Menghapus hutang pajak atau menghindari pajak
4. Manipulasi harga saham
5. Menyembunyikan kinerja tidak baik oleh manajemen
6. Mengecoh pemegang saham untuk menciptakan kesan bahwa manajemen berhasil mencapai hasil
yang cemerlang.

Tiga contoh dari pembukuan kreatif yaitu :


1. Pemalsuan akun
2. Pendapatan yang tidak dilaporkan atau pendapatan usaha dilaporkan sebagai pendapatan di luar
usaha atau sebaliknya.
3. Menyembunyikan pembayaran yang tidak benar yang bukan pengeluaran perusahaan melainkan
pengeluaran untuk kepentingan sendiri yang bersifat ilegal.

6. Would you leave your position with a company if you saw evidence of unethical business
practices? Why or
why not? What factors would you consider in making that decision?
(Apakah Anda akan meninggalkan posisi Anda di perusahaan jika Anda melihat bukti praktik bisnis
yang tidak etis? Mengapa atau kenapa tidak? Faktor apa yang akan Anda pertimbangkan dalam
membuat keputusan itu?)

Jawaban :
Saya akan meninggalkan posisi di perusahaan jika saya melihat praktik bisnis yang tidak etis terutama
apabila masalah tersebut menyangkut masalah besar seperti penggelapan dana. Cepat atau lambat,
praktik tidak etis tersebut tentu akan ditemukan oleh pihak berwajib dan semua yang terlibat atau
mengetahui apa yang sedang terjadi sama patut disalahkan seperti mereka yang melakukan perilaku
tidak etis.

Saya membuat keputusan tersebut berdasarkan faktor rasa takut akan dilibatkan atau disalahkan jika
praktik-praktik curang tersebut ditemukan oleh pihak berwajib. Karena dalam dunia bisnis terkadang
yang melakukan perilaku tidak etis sudah menyiapkan kambing hitam atau seseorang yang bisa
mereka manfaatkan dan mereka fitnah apabila perbuatan mereka tersebut ditemukan oleh pihak
berwajib.

Anda mungkin juga menyukai