Etika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia dalam hidup bermasyarakat
menjalani hidup sesuai standar perilaku yang benar dan salah- bagaimana kita berpikir
dan bersikap terhadap orang lain, dan bagaimana kita ingin diperlakukan.
Terdapat berbagai faktor bagi seseorang dalam menentukan mana yang benar dan
saah, seperti bagaimana cara mereka dibesarkan, agama yang mereka anut, serta
tradisi dan kepercayaan masyarakat di sana.
Dalam memberikan penilaian atas penentuan mana hal baik dan buruk, terdapat
standar moral, yakni prinsip-prinsip yang berdasarkan atas agama, kebudayaan, atau
nilai-nilai filosofis dimana penilaian atas hal baik dan buruk ditentukan. Kepercayaan
ini bisa berasal dari berbagai sumber: teman, keluarga, latar belakang etnis, agama,
sekolah, media, ataupun idola maupun mentor pribadi.
Bagi setiap orang, nilai yang dipegang setiap orang dalam hidup mereka juga dapat
dinilai dan bisa dilihat melalui dua cara:
1. Nilai intrinsik
Nilai suatu hal sudah dianggap bai kapa adanya dan akan berusaha diraih,
meski ada balasan baik atau tidak dalam meraihnya.
Contoh: kebahagiaan, kesehatan, harga diri
2. Nilai instrumental
Dimana proses meraih sebuah nilai menjadi cara yang bagus dalam
merain nilai lainnya.
Contoh: uang yang dihargai sesuai kemampuannya membeli sesuatu,
bukan untuk uang itu sendiri
Nilai yang dipegang oleh seseorang atau sekelompok orang dapat dilihat dari
seberapa jauh nilai-nilai tersebut memengaruhi kehidupam sehari-hari mereka. Namun apa
jadinya jika nilai yang dipegang tersebut dihadapkan dengan konflik langsung, seperti
- Berbohong itu salah- namun apa jadinya jika seseorang berbohong demi melindungi
nyawa seseorang yang ias sayangi
- Mencuri itu salah- namun apa jadinya jika seseorang mencuri makanan untuk
diberikan pada anak yang kelaparan
- Membunuh itu salah- namun bagaimana jika seseorang harus membunuh demi
melindungi dirinya sendiri dari bahaya?
Etika sendiri memiliki tiga pendekatan teori yang memiliki kelemahan masing-
masing.
1. Virtue Ethics
Digagas oleh Aristoteles (Yunani)
Karakter dan integritas seseorang akan membentuk konsep ehidupan sesuai
dengan komitmen ata pencapaian ideal- ingin jadi seperti apa saya dan bagaiman
saya menjadi seseorang tersebut?
Sayangnya, masyarakat dapat memiliki penekanan berbeda terhadap nilai
kebaikan tertentu. Dengan kata lain, jika kebaikan tertentu yang seseorang ingin
raih tidak sejalan dengan nilai yang ada di masayarkat tempat ia hidup, maka aka
nada bahaya konflik yang patut untuk diwaspadai.
Relativisme Etika
Dalam tiga pendekatan etika di atas, terdapat batasan-batasan yang membuat
etika tidak benar-benar memiliki teori komprehensif. Maka dari itu, dalam hal ini,
kebanyakan orang memilih konsep relativisme etika dalam memilih model
tentang bagaimana kita menjalani kehidupan. Etikal relativisme sendiri adalah
sebuah konsep dimana tradisi masyarakat, pendapat pribadi, dan situasi pada
saat itu akan menentukan prinsip etika seseorang.
Dilema Etika
Terdapat asumsi dasar mengenai etika yakni seorang individual maupun sebuah
komunitas memiliki control atas semua faktor yang mempengaruhhi semua
keputusan yang dibuat. Dalam situasi ini muncul dilemma etika dimana tidak ada
keputusan yang pasti salah atau pasti benar, yang ada hanyalah keputusan yang
sama-sama benar.
Langkah 2
Analisis pilihan dari berbagai tindakan. Pertimbangkan semua pilihan dari
berbagai sudut pandang, tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Akankah
tindakan tersebut berlawanan dengan prinsip-prinsip moral seperti kejujuran,
keadilan, penyamarataan, menghargai kehormatan dan hak-hak orang lain?
Langkah 3
Buat keputusan dengan memperhitungkan dua langkah di atas, setidaknya dapat
membantu dalam membuat keputusan.
1. Berdasarkan bukti-bukti yang disajikan dalam studi kasus ini, apakah pekerjaan
Mortenson’s di CAI merupakan contoh dari penipuan yang disengaja atau
mismanajemen? Jelaskan pendapat anda.
Berdasarkan bukti yang ada, kecendrungan untuk penipuan yang disengaja lebih
besar dimana Mortensen menggunakan uang donasi yang diperoleh CAI untuk
kepentingan pribadinya.
2. Bagaimana pernyataan sikap dari jajaran direksi CAI terkait kasus ini?
Jajaran direksi sepakat bahwa Mortensen telah melakukan penyimpangan namun
tetap mempertahankan Mortensen dalam posisi visioner.
3. Dari sudut pandang etika bisnis, mana yang lebih buruk, tindakan jajaran direksi CAI
atau tindakan Mortensin sendiri? Mengapa?
Meskipun CAI juga memikul beban kesalahan karena baru melakukan tindakan saat
penyidikan dilakukan, namun tetap saja tindakan Mortensen jauh lebih buruk
dimana selain menggunakan uang donasi untuk kepentingan pribadi, ia sejak awal
juga menggunakan cerita bohong (dimana ia menyalahkan co-rwriternya disini)
untuk mendapatkan donasi.
4. Mengapa CAI ingin mempertahankan Mortensen dalam kapasitas visioner?
Tidak dapat dipungkiri CAI hidup dan berkembang dari visi Mortensen, terlepas cara
yang ia lakukan sudah sesuai etika bisnis atau belum. Meskipun CAI tetap
memberikan tindakan tegas dengan mencopot jabatan Mortensen, tapi terlihat jelas
CAI tidak ingin melepaskan Mortensen secara sepenuhnya.
Etika bisnis adalah penerapan standar etika dalam perilaku bisnis. Terdapat dua sudut
padang dalam pendekatan topik ini, yakni:
1. Kumpulan deskriptif dari kebiasaan, sikap, dan aturan dalam bisnis
2. Evaluasi normative (preskriptif) tentang sejauh mana kebiasaan, sikap dan aturan
tadi bisa disebut beretika.
Dalam kasus manapun, penerapan etika bisnis tidak seharusnya dipisahkan menjadi
standar moral dan konsep etika, melainkan dalam satu kesatuan. Perilaku etika,
harusnya tetap sama di dalam maupun di luar situasi bisnis. Dengan menyadari
tantangan dalam lingkungan bisnis, seseorang juga menyadari identitas dari pemain
utama yan gterdampak jika terjadi perilaku tidak etis, yakni stakeholder. Stakeholder
adalah sesorang yang memiliki saham atau pun kepentingan di sebuah entitas bisnis.
Namun, tidak semua stakeholders memiliki keterkaitan dalam setiap proses bisnis
yang dijalankan, berikut stakeholders kepentingannya di perusahaan:
Tentu saja proses resolusi di atas bersifat awal dan dan ideal, namun tetap akan
sangat membantu dibandingkan hanya menggunakan insting atau perasaan tanpa basis
semata.
4. Apa yang mungkin dilakukan secara berbeda dalam kepemilikan dan manajemen
Hostess Brands?
o Inovasi/ modifikasi produk
o Efisiensi biaya operasional
o Peningkatan kualitas sdm
o Menyiapakn strategi jangka panjang seperti investasi
5. Apakah ada masa depan jangka Panjang bagi Hostess Brands? Mengapa dan
mengapa tidak?
Jika Hostess Brand tetap menggunakan sistem, budaya perusahaan serta
manajemen yang sama, kecil kemungkinan untuk Hostess Brand memiliki masa
depan jangka Panjang terbukti dengan kegagalan yang tidak hanya terjadi sekali.