Anda di halaman 1dari 25

PENGANTAR ETIKA

EKA WULANSARI, S.KM, M.Kes


PENDAHULUAN
 Etika merupakan cabang ilmu filsafat, etika dinamakan
juga filsafat moral, yaitu sistem prinsip-prinsip tentang
moral, tentang baik, atau buruk
 Jika membahas etika tidak bisa terlepas dari masalah
moral dan hukum, kerena ketiganya berhubungan erat
dan saling memengaruhi satu sama lain
NEXT

 F.A. Moeloek (2002) menyatakan bahwa etika, moral dan


hukum merupakan the guardians (pengawal) bagi
kemanusiaan. Ketiganya mempunyai tugas dan kewenangan
untuk memanusiakan manusia dan memperadab manusia
 Istilah etika yang kita gunakan sehari-hari pada hakikatnya
berkaitan dengan falsafah moral yaitu mengenai apa yang
dianggap baik atau buruk di masyarakat dalam kurun waktu
tertentu, sesuai dengan perubahan/perkembangan
norma/nilai.
 Etika dan hukum memiliki tujuan yang sama yaitu mengatur
tertib dan tenteramnya pergaulan hidup dalam masyarakat
 Pelanggaran etik tidak selalu merupakan pelanggaran hukum,
tetapi sebaliknya pelanggaran hukum hampir selalu
merupakan pelanggaran etik
DEFINISI ETIKA
Kata “ETIKA” dalam bahasa Kata “ETIKA” dalam bahasa
Yunani : Inggris:

“Ethos” (tunggal) “ethics” berarti ukuran


berarti kebiasaan- tingkah laku atau
kebiasaan tingkah laku perilaku manusia yang
manusia, adab, akhlak, baik, tindakan yang
watak, perasaan, sikap tepat, yang harus
dan cara berpikir . dilaksanakan oleh
“ta etha” (jamak) manusia sesuai dengan
berarti adab kebiasaan moral pada umumnya
NEXT

K. Bartens (2002) merumuskan arti etika sbb:

 Kata etika dapat digunakan dalan arti nilai dan norma


moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Arti ini bisa dirumuskan sebagai sistem nilai. Sistem
nilai dapat berfungsi dalam hidup manusia baik
secara individu maupun sosial
 Etika berati kumpulan asas atau nilai moral, yang
dimaksud ad/ kode etik
 Etika mempunyai arti ilmu tentang apa yang baik
atau buruk
NEXT

Menurut Shirley R. Jones (2000) Etika terbagi dalam 3 bagian yaitu:

1. Meta-ethic (Ethics): merupakan bentuk filsafat moral yang paling


abstrak, mencakup pemikiran moral manusia mengenai suatu
kejadian. Tahap ini dimksdkan bahwa manusia memandang etika
hanya sebatas analisis pemikiran (konsep, bahasa) untuk menentukan
suatu kejadian dianggap baik, buruk atau lainnya
2. Ethical/ Moral Theory: tahap ini manusia mencoba memformulasikan
mekanisme untuk menyelesaikan masalah etika. Setiap manusia akan
mengalami masalah etika sepanjang hidupnya maka dibutuhkan
mekanisme /formula pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
untuk menghadapi konsekuensi keputusan
3. Practical Ethics: tahap ini manusia berupaya mengaplikasikan bentuk
etika dalam wujud sikap atau perilaku untuk menghadapi masalah
etika yang dihadapi sehari-hari. Wujudnya berupa etika bisnis
BEBERAPA ISTILAH DAN PENJELASAN
TERKAIT ETIKA, MORAL, DAN HUKUM
a. Etik ad/ kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai
benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat
b. Etika ad/ ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiba moral (akhlak)
c. Etis ad/ berhubungan (sesuai) dengan etika, sesuai dengan asas
perilaku yang disepakati secara umum
d. Etiket ad/ tata cara (adab sopan santun) dimasyarakat beradab dalam
memelihara hubungan baik di antara sesama manusia
e. Moral ad/ ajaran tentang baik atau buruk yang diterima secara umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban akhlak, budi pekerti, susila
f. Hukum: peraturan, undang-undang atau adab yang secara resmi
dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah
NEXT

g. Nilai: sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan


hakikatnya , sifat2 (sesuatu)yang penting atau berguna bagi
kemanusiaan (mis: kejujuran)
h. Norma: aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok
di masyarakat, digunakan sebagai panduan, tatanan, dan
pengendali tingkah laku yang sesuai
i. Hak ad/ benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan
untuk berbuat sesuatu
j. Kewajiban : sesuatu yang harus dilaksankan, keharusan
k. Nurani: lubuk hati yang paling dalam, perasaan hati yang murni
l. Tanggung jawab: keadaan wajib menanggung segala sesuatu
(jika terjadi apa2 boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan)
DEFINISI MORAL

Kata “moral” berasal dari bahasa latin yaitu


“Mos” (tunggal) atau mores (jamak) yang
berarti kebiasaan, adat.

Moral membahas mengenai apa yang dinilai


“seharusnya” dimasyarakat. Istilah moral dipakai
untuk menunjukkan aturan dan norma yang
lebih konkret bagi penilaian baik buruknya
perilaku manusia
FAKTOR PENENTU MORALITAS

Perbuatan manusia dilihat dari motivasi, tujuan akhir


dan lingkungan perbuatan
 Motivasi adalah hal yang diinginkan oleh pelaku
perbuatan dengan maksud untuk mencapai sasaran
byang hendak dituju. Contoh: kasus aborsi motivasinya
mencegah malu da aib keluarga
 Tujuan akhir adalah diwujudkan perbuatan yang
dikehendaki secara bebas. Contoh aborsi tujuannya
menggugurkan kandungan
 Lingkungan perbuatan adalah segalah sesuatu yang
secara aksidential atau mewarnai perbuatan. Contoh
aborsi oleh PSK
KONFLIK MORAL

Terdapat 2 tipe konflik moral:


1. Konflik dalam prinsip yang sama . Contoh: seorang
bidan berprinsip untuk menjunjung tinggi autonomi
bidan dan klien, keduanya memiliki kedudukan dan
kepentingan yang sama sehingga sering kali
menimbulkan konflik bagi bidan
2. Konflik dalam prinsip yang berbeda. Contoh: dalam
kasus ibu yang menolak episiotomi, bidan memiliki
konflik antara kewajiban untuk menghargai hak hidup
janin sekaligus menghargai autonomi dan keinginan
ibu
PENYEBAB MUNCULNYA KONFLIK
• Berusaha mencapai tujuan dengan cara memuaskan kebutuhan
1

• Mempertahankan nilai-nilai
2

• Memaksakan kepentingan
3

• Sumber daya yang tidak mencukupi


4

• Kurang atau ketiadaan komunikasi antara pihak-pihak berkonflik


5

• Kurangnya rasa percaya satu sama lain


6

• Saling tidak menghargai hubungan


7

• Kekuasaan terpusat (tidak terbagi secara merata)


8
CONTOH KONFLIK MORAL

Aborsi

Bayi Tabung

Sewa Rahim

Bank Sperma

Kloning
PERKEMBANGAN-PERKEMBANGAN MORAL

Pra-Konvensional
 Tingkat pra-konvensional dari penalaran moral umumnya ada pada
anak-anak, walaupun orang deasa juga dpt menunjukkan penalaran
tahap ini
 Tingkat pra-konvensional terdiri dari 2 tahapan awal dlm
perkembangan moral dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris
 Tahap pertama: individu2 memfokuskan diri pada kensekuensi
langsung dari tindakan mereka yang dirasakan sendiri ,contoh:suatu
tindakan dianggap salah bila orang yg melakukannya dihukum
 Tahap Kedua: penalaran tahap ini kurang menunjukkan perhatian
pada kebutuhan org lain hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga
berpengaruh terhadap kebutuhannya sendiri, perhatian kepada orang
lain tidak didasari oleh loyalitas atau faktor yang bersifat intrinsik
NEXT

Konvensional
 Tingkat konvensional umumnya ada pada seorang remaja atau
orang dewasa
 Pada tahap ini orang menilai moralitas dari suatu tindakan
dengan membandingkannya dengan padangan dan harapan
masyarakat
 Tingkat konvensional terdiri dari tahap ketiga dan tahap keempat
dalam perkembangan moral
 Tahap Ketiga: individu mau menerima persetujuan atau
ketidaksetujuan dari orang lain karena hal tsb merefleksikan
persetujuan masyarakat terhadap peran yang dimilikinya ,
penalaran tahap ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan
mengevaluasi konsekuensinya dlm bentuk hubungan
interpersonal yang mulai menyertakan hal seperti rasa hormat,
rasa terimakasih
Lanjutan…
 Tahap empat: penting untuk mematuhi hukum,
keputusan, dan konvensi sosial karena berguna
dalam memelihara fungsi dari masyarakat
.Penalaran moral tahap ini lebih dari sekedar
kebutuhan akan penerimaan individual,
kebutuhan masyarakat harus melebihi
kebutuhan pribadi. Contoh: bila seseorang
melanggar hukum, mungkin org laim juga akan
ikut sehingga ada kewajiban atau tugas untuk
mematuhi hukum atau aturan
NEXT

Pasca Konvensional
 Tingkatan pasca konvensional dikenal juga tingkat
berprinsip, terdiri dari tahap lima dan tahap enam
 Perspektif seseorang dilihat sebelum perspektif
masyarakat
 Pada tahap lima individu2 dipandang sebagai memiliki
pendapat-pendapat dan nilai-nilai yg berbeda dan
mereka dihormati dan dihargai tanpa memihak
 Tahap enam penalaran moral berdasar pada penalaran
abstrak menggunakan prinsip etika universal
ETIKET

 Pengertian Etiket berasal dari kata Perancis “etiquette“


yang berarti aturan sopan santun dalam pergaulan
 Etiket ad/ kumpulan tata cara dan sikap yg baik dlm
pergaulan antar manusia yg beradab
 Etiket ad/ tata krama, sopan santun atau aturan2 yg
disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma
serta anutan dalam bertingkah laku
 Etiket ad/ tata cara peraturan pergaulan yang disetujui
oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma dan
anutan dlm bertingkah laku anggota masyarakat
NEXT

Etiket didukung oleh berbagai macam nilai,


antara lain
1. nilai-nilai kepentingan umum
2. Nilai-nilai kejujuran, keterbukaan dan
kebaikan
3. Nilai-nilai kesopanan, harga-menghargai
4. Nilai diskresi (pertimbangan) penuh pikir
NEXT

Etiket merupakan ketentuan tidak tertulis yang mengatur


tinda dan gerak manusia berkaitan dengan:
 Sikap dan perilaku
Bagaimana seseorang bersikap dan berperilaku dalam
menghadapi situasi
 Ekspresi wajah
Bagaimana raut muka yang harus anda tampilkan dalam
menghadapi suatu situasi, mis: dlm melayani klien/pasien
 Penampilan
Sopan santun mengenai cara seseorang menampilkan diri,
mis: cara duduk, cara berdiri , hal wajar dan tidak dibuat2 dan
sbgnya
NEXT

 Cara berpakaian
Cara mengatur tentang sopan santun dlm
mengenakan pakaian , baik menyangkut gaya
pakaian, tata warna, keserasian model yg tdk
menyolok dll
 Cara berbicara
Tata cara/sopan santun dlm berbicara baik secara
lngsng maupun tdk lngsng
 Gerak-gerik
Sopan santun dlm gerak gerik badan dlm berbicara
secara langsung berhadapan dengan klien/pasien
FUNGSI ETIKA DAN MORALITAS
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
 Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya
bidan dan klien
 Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan
dan mencegah tindakan yg merugikan /
membahayakan org lain
 Menjaga privacy setiap individu
 Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana
sesuai dengan porsinya
 Dengan etik kita mengetahui apakah suatu tindakan
itu dapat diterima dan apa alasannya
NEXT

 Mengarahkan pola pikir seseorang dlm bertindak


atau dalam menganalisis suatu masalah
 Menghasilkan tindakan yg benar
 Mendapatkan informasi tentang hal yg
sebenarnya
 Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/
perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau
salah sesuai dengan moral yg berlaku pd
umumnya
 Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yg
bersifat abstrak
NEXT

 Memfasilitas proses pemecahan masalah etik


 Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
 Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam
tata tertib masyarakat maupun tata cara di
dalam organisasi profesi
 Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam
menjalankan tugas profesinya yg biasa disebut
kode etik profesi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai