Anda di halaman 1dari 12

Etika dan Kedisiplinan

Pengertian Etika

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1988)
merumuskan pengertian etika dalam tiga arti, yaitu sebagai berikut :

Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral baik itu dalam
kehidupan sehari-hari dalam keluarga maupun dalam lingkup bermasyarakat bahkan dalam
berfrofesi sekalipun.

Kumpulan azaz atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau pribadi seseorang.

Nilai yang mengenal benar dan salah yang dianut masyarakat.

Dari asal-usul katanya, etika itu berasal dari bahasa Yunani "ethos" yang berarti adat istiadat atau
kebiasaan yang baik. Bertolak belakang dari kata diatas , akhirnya etika berkembang menjadi
studi kebiasaan manusia yang menggambarkan baik buruknya kepribadian seseorang

Etika juga dapat dikelompokan menjadi dua definisi yang pernah disampaikan oleh Profesor
Robert Salomon yaitu :

Etika merupakan karakter individu, dalam hal ini termasuk bahwa orang yang beretika adalah
orang yang baik. Pengertian ini disebut pemahaman manusia sebagai individu atau pribadi yang
beretika.

Etika merupakan hukum sosial. Etika merupakan hukum yang mengatur, mengendalikan serta
membatasi perilaku manusia, bila mana seseorang atau pribadi yang beretika pastinya dia
memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan dan pasti tidak mungkin melakukan hal
yang buruk yang nantinya akan mencerminkan pribadinya tersebut menjadi tidak beretika.

bahwa etika bagian dari filsafat. Filsafat sendiri merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Jadi
bisa didefinisikan Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai interpretasi tentang
hidup manusia, yang tugasnya meneliti dan menentukan semua fakta konkret sampai pada yang
paling mendasar. Etika merupakan bagian dari filsafat, yaitu filsafat moral.
Dalam konteks etika sebagai filsafat dan ilmu pengetahuan ini, perlu dilakukan pemisahan antara
etika dan moral. Yaitu bahwa etika adalah ilmu pengetahuan, sedangkan moral adalah obyek
ilmu pengetahuan tersebut.

Abdul kadir (2001) memperinci unsur-unsur penting filsafat ilmu sebagai berikut:

Kegiatan intelektual

Bahwa filsafat merupakan kegiatan yang memerlukan intelektualitas atau pemukiran .

Mancari makna yang hakiki

Filsafat memerlukan interpretasi terhadap suatu dalam kerangka pencarian makna yang hakiki.

Segala fakta dan gejala

Bahwa objik dari kegiatan filsafat adalah fakta dan gejala yang terjadi secara nyata.

Dengan cara refleksi, metodis dan sistematis

Filsafat memrlukan suatu metode dalam kegiatannya serta membutukan prosedur-prosedur yang
sistematis.

Untuk kebahagian manusia

Tujuan akhir filsafat sebagai ilmu adalah untuk kebahagian manusia.

Etika merupakan bagian filsafat, yaitu filsafat moral. Beberapa alasan yang dapat dikemukakan
untuk itu antara lain adalah bahwa etika merupakan ilmu yang mempelajari perbuatan yang baik
dan buruk, benar atau salah berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan dalam kehendaknya.
Sebagai sebuah ilmu, etika juga berkembang menjadi study tentang kehendak manusia dalam
mengambil keputusan untuk berbuat, yang mendasari hubungan antara sesama manusia.
Etika, Moral dan Norma Kehidupan

Secara etimologis etika dapat pula disamakan dengan moral. Moral berasal dari bahasa latin
"mos" yang juga berarti sebagai adat kebiasaan. Hal yang senada disampaikan juga oleh
Lawrence Konhberg (1927-1987), yang menyatakan bahwa etika dekat dengan moral. Lawrence
juga menyatakan bahwa pendidikan moral merupakan integrasi berbagai ilmu seperti psikologi,
sosiologi, antropologi budaya, filsafat, ilmu pendidikan, bahkan ilmu politik. Itu yang dijadikan
dasar membangun sebuah etika.

Sedangkan jika dikaji lebih dalam lagi, beberapa ahli membedakan etika dengan moralitas.
Menurut Sony Keraf (1991), moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup
dengan baik sebagai manusia.

Nilai-nilai moral mengandung petuah-petuah, nasihat, wejangan, peraturan, perintah turun-


temurun melalui suatu budaya tertentu.

Sedangkan etika merupakan refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan dan terwujud dalam sikap dan perilaku hidup manusia.

Frans Magnis Suseno (1987), memiliki pernyataan yang sepaham dengan pernyataan di atas.
Bahwa etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran. Sedangkan yang memberi manusia
norma tentang bagaimana manusia harus hidup adalah moralitas.
Lawrence konhberg juga mencatat 6 orientasi tahap perkembangan moral yang dekat
hubungannya

1. Orientasi pada hukuman, ganjaran, kekuatan fisik dan material.

Nilai-nilai yang bersifat kemanusiaan tidak di persoalkan pada orientasi ini. Orang cenderung
takut pad hukuman dibandingkan sekedar menjalakan mana yang baik atau mana yang buruk.

2. Orientasi hidonistis hubungan manusia.

Orientasi ini melihat bahwa perbuatan benar adalah perbuatan yang memuaskan individu dan
atau kebutuhan orang lain. Hubungan antar manusia dipandang seperti hubungan formal di
tempat umum, unsur kewajaran adalah timbal balik. Hal itu terlihat pada adanya tanggapan
seperti "jika anda merugikan saya, saya juga bisa merugikan anda". Orientasi ini tak
mempersoalkan kesetiaan, rasa terima kasih dan keadilan sebagai latar belakang pelaksanaan
etika.

3. Orientasi konformitas

Orientasi ini sering disebut orientasi "anak manis" dimana seseorang cenderung
mempertahankan harapan kelompoknya, serta memperoleh persetujuan kelompoknya, sedangkan
moral adalah ikatan antar individu. Tingkah laku konformitas dianggap tingkah laku wajar dan
baik.

4. Orientasi pada otoritas

Pada orientasi ini orang lebih cenderung melihat hukum, kewajiban untuk mempertahankan tata
tertib sosial, religius, dan lain-lain yang dianggap sebagai nilai utama dalam kehidupan.
5. Orientasi kontrak sosial

Orientasi ini dilatarbelakangi adanya tekanan pada persamaan derajat dan hak kewajiban timbal
balik atas tatanan bersifat demokratis. Kesadaran akan relativitas nilai dan pendapat pribadi,
pengutamaan pada prosedur dan upaya mencapai kesepakatan konstitusional dan demokratis,
kemudian diangkat sebagai moralitas resmi kolompok tersebut.

6. Orientasi moral prinsip suara hati, individual, komprehensif, dan universal.

Orientasi ini memberi nilai tertiggi pada hidup manusia, dimana persamaan derajat dan martabat
menjadi suatu hal pokok yang di pertimbangakan.

Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa etika dan moral dapat digambarkan
sebagai dua buah objek yang saling beririsan (intersection).

Disatu kondisi, etika berbeda dengan moral. Etika merupakan refleksi kritis dari nilai-nilai
moral, sedangkan dengan kondisi berbeda ia bisa sama dengan moral, yaitu nilai-nilai yang
menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku didalam
komunitas kehidupannya
Pelanggaran Etika dan kaitannya dengan Hukum

Etika menjadi sebuah nilai yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah laku di dalam kehidupan kelompok tersebut. Tentunya tidak akan terlepas dari
tindakan-tindakan tidak etis. Tindakan tidak etis yang di maksud disini adalah tindakan yang
melangar etika yang berlaku dalam lingkungan kehidupan tersebut.

Jam husada (2002) mencatat beberapa faktor berpengaruh pada keputusan atau tindakan-tidakan
tidak etis dalam sebuah perusahaan ,antara lain adalah:

a. Kebutuhan individu

Kebutuhan individu merupakan faktor utama penyebab terjadinya tindakan-tindakan tidak etis.

b. Tidak ada pedoman

Tindakan tidak etis bisa saja muncul karena tidak adanya pedoman atau prosedur-prosedur yang
baku tentang bagaimana melakukan sesuatu.

c. Perilaku dan kebiasaan individu

Tindakan tidak etis bisa juga muncul karena perilaku dan kebiasaan individu, tanpa
memperhatikan faktorlingkungan dimana individu itu berada.

d. Lingkungan tidak etis

Kebiasaan tidak etis yang sebelumnya sudah ada dalam suatu lingkungan, dapat mempengaruhi
orang lain yang berada dalam lingkungan tersebut untuk melakukan hal serupa. Lingkungan
tidak etis ini terkait pada teori psikilogi sosial, dimana anggota mencari konformitas dengan
lingkungan dan kepercayaan pada kelompok.
e. Perilaku atasan

Atasan yang terbiasa melakukan tindakan tidak etis, dapat mempengaruhi orang-orang yang
berada dalam lingkup pekerjaannya dalam melakukan hal serupa.

Etika juga tidak terlepas dari hukum urutan kebutuhan (needs thoery). Menurut kerangka
berpikir Maslow, yang paling pokok adalah pemenuhan kebutuhan jasmaniah terlebih dahulu
agar dapat melaksanakan urgensi kebutuhan ekstrim dan aktualisasi diri sebagai profesional.

Pendapat kontrofersial responden Kohlberg menunjukkan bahwa menipu, mencuri, berbohong


adalah tindakan etis apabila digunakan dalam kerangka untuk melanjutkan hidup. Kendala yang
mempengaruhi adalah di satu pihak kode etik tak mempersoalkan urutan kebutuhan dalam
penerapannya, namun dilain pihak kebutuhan jasmani tak pernah dapat terpuaskan, dan dapat
dikonversikan menjadi bentuk ekstrim lain yang mungkin akan berpengaruh terhadap tindakan-
tindakan yang melanggar etika.

Tindakan pelangaran terhadap etika seperti beberapa contoh diatas akan menimbulkan beberapa
jenis sangsi, yaitu:

Sangsi sosial

Sangsi hukum
Berbagai Macam Etika yang Berkembang di Masyarakat

Jika etika dihubungkan dengan moral, kita akan berbicara tentang nilai dan norma yang
berkembang dalam kehidupan bermasyarakat. Dan jika dilihat berdasarkan nilai dan norma yang
terkandung didalamnya, etika dapat dikelompokkan dalam dua jenis;

Etika deskriptif

Etika deskriptif merupakan etika yang berbicara mengenai suatu fakta, yaitu tentang nilai dan
pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan
masyarakat.

Etika normatif

Etika normatif merupakan etika yang memberikan penilaian serta hibauan kepada manusia
tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku.

Perbedaan etika deskriptif dengan etika normatif adalah bahwa etika deskriptif memberikan fakta
sebagai dasar utnuk mengambil keputusan tentang perilaku yang akan dilakukan, sedangkan
etika normatif memberikan penilaian sekaligus memberikan norma sebagai dasar dan kerangka
tindakan yang akan di putuskan.

Sony keref (1991) mencatat ada dua norma yang berkembang, yaitu norma umum dan norma
khusus. Norma umum merupakan norma yang memiliki sifat universal yang dapat
dikelompokkan lagi menjadi tiga kelompok, yaitu;

-Norma sopan santun

-Norma hukum

-Norma moral
Adapun norma khusus merupakan aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan
dalam lingkup yang lebih sempit. Misalnya menyangkut aturan menjenguk pasien di sebuah
rumah sakit, aturan bermain dalam olahraga dan sebagainya.

Etika umum adalah etika tentang kondisi-kondisi dasar dan umum, bagaimana manusia harus
bertindak secara etis. Etika ini merupakan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan
manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik buruknya suatu tindakan.

Adapun etika khusus merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam kehidupan khusus.
Penerapan dalam bidang khusus tersebut misalnya bagaimana seseorang bertindak dalam bidang
kehidupan tertentu yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan bagi manusia untuk
bertindak secara etis. Hal itu dapat dilihat pada etika untuk melakukan kegiatan olah raga, etika
untuk melakukan kegiatan pemasaran sebuah produk, dan lain sebagainya.
Etika dan Teknilogi; Tantangan Masa Depan

Perkembangan teknologi yang terjadi dalam kehidupan manusia, seperti refolusi yang
memberikan banyak perubahan pada cara berfikir manusia, baik dalam usaha pemecahan
masalah, perencanaan maupun dalam pengambilan keputusan. Para pakar ilmu kognitif telah
menemukan bahwa ketika teknologi mengambil alih fungsi-fungsi mental manusia, pada saat
yang sama terjadi kerugian yang di akibatkan oleh hilangnya fungsi-fungsi tersebut dari kerja
mental manusia.

Perubahan yang terjadi pada cara berfikir manusia sebagai salah satu akibat perkembangan
teknologi tersebut, sedikit banyak akan berengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang
manusia terhadap etika dan norma-norma dalam kehidupannya. Orang yang biasanya
berinteraksi secara fisik, melakukan komunikasi secara langsung dengan orang lain, karena
perkembangan teknologi internet dan email maka interaksi tersebut menjadi kurang.

Teknologi sebenarnya hanya alat yang digunakan manusia untuk menjawab tantangan hidup.
Jadi, faktor manusia dalam teknologi sangat penting. Ketika manusia membiarkan dirinya
dikuasai oleh teknologi maka manusia yang lain akan mengalahkannya. Sebenarnya, teknologi
dikembangkan untuk membantu manusia dalam melaksanakan aktifitasnya. Hal itu karena
manusia memang memilki kterbatasan.
Pengertian Kedisiplinan

Pengertian Kedisiplinan

Disiplin merupakan sikap mental yang tecermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan,
kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika,
norma dan kaidah yang berlaku. Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok
yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturan yang telah
ditentukan. Kedisiplinan dapat dilakukan dengan latihan antara lain dengan bekerja menghargai
waktu dan biaya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap produktivitas kerja pegawai.
Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa disiplin mengacu pada pola tingkah laku
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Adanya hasrat yang kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang sudah menjadi norma,
etik, dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat.
2) Adanya prilaku yang dikendalikan.
3) Adanya ketaatan (obedience)
Dari ciri-ciri pola tingkah laku pribadi disiplin, jelaslah bahwa disiplin membutuhkan
pengorbanan, baik itu perasaan, waktu, kenikmatan dan lain-lain. Disiplin bukanlah tujuan,
melainkan sarana yang ikut memainkan peranan dalam pencapaian tujuan. Manusia sukses
adalah manusia yang mampu mengatur, mengendalikan diri yang menyangkut pengaturan cara
hidup dan mengatur cara kerja. Maka erat hubungannya antara manusia sukses dengan pribadi
disiplin. Mengingat eratnya hubungan disiplin dengan produktivitas kerja maka disiplin
mempunyai peran sentral dalam membentuk pola kerja dan etos kerja produktif.
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul
kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami
perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan
terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai
latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan. Kedisiplinan pegawai adalah sikap penuh kerelaan
dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk
tanggung jawabnya terhadap pekerjaannya
Macam-macam Kedisiplinan

Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar dan mengajar yang
teratur serta mencintai dan menghargai pekerjaannya. Disiplin merupakan proses pendidikan dan
pelatihan yang memadai, untuk itu guru memerlukan pemahaman tentang landasan Ilmu
kependidikan akan keguruan sebab saat ini banyak terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin.
Macam-macam bentuk disiplin juga terbagi menjadi:

1) Disiplin dalam menggunakan waktu.


Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga
dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik

2) Disiplin diri pribadi


Apabila dianalisi maka disiplin menganung beberapa unsur yaitu adanya sesuatu yang harus
ditaati atau ditinggalkan dan adanya proses sikap seseorang terhadap hal tersebut. Disiplin diri
merupakan kunci bagi kedisiplinan pada lingkungan yang lebih luas lagi. Contoh disiplin diri
pribadi yaitu tidak pernah meninggalkan Ibadan lepada Tuhan Yang Maha Kuasa

3) Disiplin Sosial
Pada hakekatnya disiplin sosial adalah Disiplin dari dalam kaitannya dengan masyarakat atau
dalam hubunganya dengan. Contoh prilaku disiplin social hádala melaksanakan siskaling verja
bakti. Senantiasa menjaga nama baik masyarakat dan sebagaiannya.
4) Disiplin Nasional
Berdasarkan hasil perumusan lembaga pertahanan nasional, yang diuraikan dalam disiplin
nasional untuk mendukung pembangunan nasional. Disiplin nasional diartikan sebagai status
mental bangsa yang tercemin dalam perbuatan berupa keputusan dan ketaatan. Baik secara sadar
maupun melalui pembinaan terhadap norma-norma kehidupan yang berlaku.
Disiplin nasional pada hakekatnya menacakup :
(a) Terbitnya kesadaran masyarakat dan aparat penyelenggaraan terhadap arti pentingnya
disiplin negara.
(b) Tertibnya ketaatan bangsa kepada aturan hukum
(c) Terbentuk sistem perilaku demokrasi Konstitusi yang efektif dan efisien
Faktor yang mempengaruhi disiplin nasional :
(a) Menerima pancasila sebagai satu-satunya asas dalam berbangsa, bermasyarakat dan
bernegara.
(b) Kita telah memiliki berbagai peraturan yang kita yakini kebenarannya
(c) Kita telah memahami. menghayati dan mengamalkan Pancasila
(d) Partisipasi masyarakat terhadap pembangunan

Anda mungkin juga menyukai