Nilai manusia berada dalam hati nurani kata hati dan pikiran
sbg suatu keyakinan dan kepercayaan yg bersumber pd
berbagai sistem nilai.
2. Pengertian Moral
Moral asal kata dari mos (mores) sinonimnya dngn kesusilaan,
tabiat, kelakuan.
Moral adalah ajaran yang baik dan buruk yg menyangkut tingkah
laku manusia
Moral dalam perwujudannya dpt berupa kesetiaan, kepatuhan,
terhadap nilai dan norma yg mengikat kehidupan masyarakat
bangsa dan negara.
3. Pengertian Norma
Petunjuk tingkah laku yg harus dijalankan dalam kehidupan
sehari-hari berdasarkan motivasi tertentu.
norma memiliki kekuatan untuk dapat dipatuhi, yg dikenal dengan
sanksi, misalnya :
a. norma Agama dgn sanksinya dari tuhan
b. norma Kesusilaan, dngn sanskinya rasa malu dan
menyesal terhadap diri sendiri.
c. norma Kesopanan, dngn sanskinya berupa mengucilkan
dalam pergaulan masyarakat
d. norma Hukum, dngn sanskinya berupa penjara atau
kurungan atau denda yg dipaksakan oleh alat negara.
c. Nilai Dasar, Nilai Instrumen, nilai praksis
Kaitannya dengan penjabaran nilai, maka dapat dikelompokan kepada tiga macam,
yaitu;
1. Nilai Dasar
yang menjadi sumber etika bangsa indonesia adalah nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila
2. Nilai instrumen
nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar. Nilai dasar belum
dpt bermakna sepenuhnya apabila nilai dasar tersebut belum memiliki
formulasi serta parameter yg jelas konkrit apabila nilai instrumental itu
berkaitan dngn tingkah laku manusia maka nilai tsb menjadi norma moral.
Jika nilai instrumental mrpkn suatu arahan kebijakan atau strategi yg
bersumber pada nilai dasar, bahwa nilai instrumental tsb suatu ekplisitasi
nilai dasar.
Dalam kehidupan ketatanegaraan kita, nilai instrumental dpt
ditemukan dalam pasal-pasal UUD 1945, ketetapan MPR
3. Nilai praksis
mrpkn penjabarn lebih lanjut dari nilai instrumen dalam
kehidupan yang lebih nyata. Nilai praksis pelaksanaan secara
nyata dari nilai dasar dan instrumen sekaligus tidak
bertentangan dengan kedua nilai tsb.
UU, Peraturan pemerintah pengganti
undang-undang/perpu,Perpres,perda.
D. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi
Bangsa dan Negara Indonesia
Sesuai dengan TAP MPR N0. VI/MPR 2001, pengertian dari etika
kehidupan berbangsa dinyatakan dngn rumusan yg bersumber dari
ajaran agama dan nilai-nilai budaya yg terjamin dalam Pancasila.
pola berpikir untuk membangun kehidupan berpolitik secara jernih
mutlak diperlukan, pembangunan moral politik yg berbudaya
adalah utk melahirkan kultur politik yg berdasarkan kepada iman
dan takwa terhadap tuhan yg maha kuasa.
Etika Politik lebih banyak bergerak dlm wilayah, dimana
seseorang secara ikhlas dan jujur melaksanakan hukum
yg berlaku tanpa adanya rasa takut kepada sanksi hukum
yg berlaku, dlm demokrasi liberal, sering ditemukan
apabila seorang kepala pemerintah gagal melaksanakan
tugasnya sesuai dngn janjinya saat kampanye pemilihan
umum, atau dituduh terlibat korupsi belum sampai pd
pengadilan, maka pemimpin itu mengundurkan diri.
suatu pandangan dlm demokrasi liberal bahwa jabatan publik
(perdana menteri) anggota parlemen, hakim, pegawai birokrasi, dll)
dianggap suci, mulia dan terhormat dlm negara.
Studi Kasus :
Kasus di negara malaysia tahun 1990 suatu contoh dimana
Muhamad bin Muhamad Tahib a/ Gubernur (menteri besar) negara
bagian selangor. Muhamad dituduh melakukan suatu pelanggaran
hukum, sehingga beliau mengundurkan diri dari
gubernur,kemudian mempertanggungjawabkan perbuatannya
secara hukum, namun ternyata tidak bersalah dan beliau rela
untuk mengundurkan diri
Ada dua faktor yg menyebabkan krisis etika berpolitik, faktor yg
berasal dari dalam negeri dan luar negeri, antara lain sbb:
a. Masih lemahnya pengamalan agama dan munculnya pemahaman
agama yg keliru dan sempit.
b. Sistem sentralisasi pemerintah di masa lampau sehingga timbul
fanatisme daerah.
c. Tdk berkembangnya pemahaman kemajemukan dalam kehidupan
berbangsa
d. Terjadinya ketidak adilan ekonomi dlm kurun waktu yg panjang
sehingga munculnya perilaku ekonomi yg bertentangan dengan
moralitas dan etika.
e. Kurangnya keteladanan bersikap dan berprilaku sebagai
pemimpin bangsa.
Faktor penyebab dari luar negeri, sbb :
a. Pengaruh globalisasi yang luas dengan persaingan bangsa yg
semakin tajam
b. Makin tingginya intensitas intervensi global dalam perumusan
kebijakan nasional