Anda di halaman 1dari 23

PANCASILA SEBAGAI SUATU

SISTEM ETIKA

Dra Nawang Retno Dwiningrum,M.Si


DEFINISI ETIKA
Etika adalah suatu ilmu yang
membahas tentang bagaimana
dan mengapa kita mengikuti
suatu ajaran moral tertentu, atau
bagaimana kita harus mengambil
sikap yang bertanggung jawab
berhadapan dengan pelbagai
ajaran moral
PENGERTIAN NILAI
nilai adalah sesuatu yang berharga,
berguna,indah, memperkaya batin, dan
menyadarkan manusia akan harkat dan
martabatnya
Di dalam nilai itu sendiri terkandung cita-cita,
harapan-harapan, dambaan-dambaan dan
keharusan. Maka apabila berbicara tentang
nilai, sebenarnya kita berbicara tentang hal
yang ideal, tentang hal yang merupakan cita-
cita, harapan dambaan dan keharusan
PENGERTIAN MORAL
 Moral berasal dari kata mos (mores) =kesusilaan, tabiat,
kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik
dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan
perbuatan manusia. Seorang pribadi yang taat kepada
aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma yang berlaku
dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak
benar secara moral. Jika sebaliknya yang terjadi, maka
pribadi itu dianggap tidak bermoral. Moral dalam
perwujudannya dapat berupa peraturan, prinsip-prinsip
yang benar, baik, terpuji , dan mulia. Moral dapat
berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma
yang mengikat kehidupan masyarakat, negara dan
bangsa.
PENGERTIAN NORMA

Norma sesungguhnya merupakan


perwujudan martabat manusia
sebagai makhluk budaya, sosial,
moral dan religi, norma
merupakan suatu kesadaran dan
sikap luhur yang dikehendaki oleh
tata nilai untuk dipatuhi
ETIKA DEONTOLOGI
 Etika deontologi memandang bahwa tindakan
dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah
tindakan itu sesuai atau tidak dengan
kewajiban. Etika deontologi tidak
mempersoalkan akibat dari tindakan
tersebut, baik atau buruk. Kebaikan adalah
ketika seseorang melaksanakan apa yang
sudah menjadi kewajibannya.
ETIKA TELEOLOGI
 Pandangan etika teleologi berkebalikan
dengan etika deontologi, yaitu bahwa baik
buruk suatu tindakan dilihat berdasarkan
tujuan atau akibat dari perbuatan itu. Etika
teleologi membantu kesulitan etika
deontologi ketika menjawab apabila
dihadapkan pada situasi konkret ketika
dihadapkan pada dua atau lebih kewajiban
yang bertentangan satu dengan yang lain.
 Etika teleologi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
egoisme etis dan utilitarisme. Egoisme etis
memandang bahwa tindakan yang baik adalah
tindakan yang berakibat baik untuk pelakunya.
Secara moral setiap orang dibenarkan mengejar
kebahagiaan untuk dirinya dan dianggap salah atau
buruk apabila membiarkan dirinya sengsara dan
dirugikan. Utilitarianisme menilai bahwa baik
buruknya suatu perbuatan tergantung bagaimana
akibatnya terhadap banyak orang.Tindakan
dikatakan baik apabila mendatangkan kemanfaatan
bagi sebanyak mungkin orang
ETIKA KEUTAMAAN
Etika ini mempersoalkan akibat suatu
tindakan, juga mendasarkan pada penilaian
moral pada kewajiban terhadap hukum moral
universal, tetapi pada pengembangan
karakter moral pada diri setiap orang. Orang
tidak hanya melakukan tindakan yang baik,
melainkan menjadi orang yang baik.
ETIKA PANCASILA
 Etika Pancasila adalah etika
yang mendasarkan pada
penilaian baik dan buruk pada
nilai-nilai Pancasila yaitu nilai
Ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan
keadilan.
ETIKA PANCASILA
 Nilai-nilai Pancasila juga merupakan suatu
landasan moral etik dalam kehidupan
kenegaraan. Hal ini ditegaskan dalam pokok-
pokok pikiran keempat yang menyatakan
bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang
Maha Esa atas kemanusiaan yang adil dan
beradab.
Sebagai dasar filsafat negara Pancasila tidak
hanya merupakan sumber peraturan
perundang-undangan melainkan juga sumber
moralitas utama dalan hubungannya dengan
legitiminasi kekuasaan, hukum serta berbagai
kebijakan dalam pelaksanaan dan
penyelenggaraan.
NILAI KETUHANAN
 Nilai yang pertama adalah Ketuhanan, secara hierarkhis bisa
dikatakan sebagai nilai yang tertinggi karena menyangkut
nilai yang bersifat mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan
dari nilai ini. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila tidak
bertentangan dengan nilai, kaidah dan hukum Tuhan.
Pandangan demikian secara empiris bisa dibuktikan bahwa
setiap perbuatan yang melanggar nilai, kaidah dan hukum
Tuhan, baik itu kaitannya dengan hubungan antara manusia
maupun alam pasti berdampak buruk, misalnya
pelanggaran akan kaidah Tuhan tentang menjalin kasih
sayang antar sesama akan menghasilkan konflik dan
permusuhan. Pelanggaran kaidah Tuhan untuk melestarikan
alam akan menghasilkan bencana alam, dan lain-lain
NILAI KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN
BERADAB
nilai yang terkandung dalam kemanusiaan yang adil
dan beradab adalah menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi hak asasi manusia,
menghargai atas kesamaan hak dan derajad tanpa
membedakan suku, ras, keturunan, status sosial
maupun agama. Mengembangkan sikap saling
mencintai sesama manusia, tenggangrasa, tidak
semena-mena terhadap sesama manusia,
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan , dan
berani membela keadilan dan kebenaran atas dasar
kemanusiaan
NILAI PERSATUAN INDONESIA
 Persatuan Indonesia dalam sila ketiga ini,
mencangkup persatuan dalam arti ideologis,
politik, ekonomi, sosial budaya dan
keamanan. Persatuan Indonesia ialah
persatuan bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia yang bersatu karena didorong
untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang
bebas, dalam wadah negara yang merdeka
dan berdaulat.
NILAI KERAKYATAN YANG DIPIMPIN
OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN /PERWAKILAN
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan berarti rakyat
dalam melaksanakan tugas kekuasaannya
ikut dalam pengambilan keputusan-
keputusan.
NILAI KEADILAN SOSIAL
Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai-nilai
yang merupakan tujuan negara sebagai tujuan
dalam hidup bersama. Maka di dalam sila kelima
tersebut terkandung nilai keadilan yang harus
terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan
sosial). Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh
hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan
dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri,
manusia dengan manusia lain, manusia dengan
masyarakat, bangsa dan negaranya serta
hubungan manusia dengan Tuhannya
ETIKA POLITIK
Etika politik tidak diatur dalam hukum tertulis
secara lengkap, tetapi melalui moralitas yang
bersumber dari hati nurani, rasa malu kepada
masyarakat, dan rasa takut kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa.
CONTOH ETIKA POLITIK
 tidak memiliki ambisius yang berlebihan
dalam merebut jabatan, namun membekali
diri dengan kemampuan secara kompetitif
yang terbuka untuk menduduki suatu
jabatan, tidak melakukan cara-cara yang
terlarang, seperti penipuan untuk
memenangkan persaingan politik. Dengan
kata lain, tidak menghalalkan segala macam
cara untuk mencapai suatu tujuan politik
Kenapa kita perlu revolusi mental
1. Maraknya praktek-praktek yang tidak jujur ,
tdak memegang etika moral , tidak
bertanggungjawab, tidak dapat diandalkan
dan tidak dapat dipercaya.
2. ketertinggalan di bidang perekonomian
dibanding negara lain
3. Sebagai bangsa mengalami krisis identitas
Tiga rumpun nilai strategis revolusi
mental
1. Integritas: jujur, dapat dipercaya,
berkarakter, bertanggungjawab.
2. Etos kerja: kerja keras,
optimis,produktif, inovatif dan
berdaya saing.
3. Gotong royong: bekerjasama,
solidaritas tinggi, komunal,
berorientasi kemaslahatan.
LATIHAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan moral


2. Jelaskan perbedaan nilai, norma dan etika
3. Jelaskan hubungan antara nilai, norma dan
etika
4. Jelaskan tentang etika teleologi
5. Jelaskan tentang etika keutamaan
TUGAS
Rumuskan solusi atas problem
moralitas bangsa, berikan contoh 1
kasus misalnya kepatuhan membayar
pajak dengan pendekatan Pancasila

Anda mungkin juga menyukai