Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH PANCASILA

“Pancasila Sebagai Etika Politik”

Dosen Pengampu :
Romi Junior Mongdong M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 3 (22-A)

Michael Wakkary (22101001)


Atalya Tumewu Frala Yakobus (22101002)
(22101038)
Nayla Tawil Cornelia Kewo (22101007)
(22101040)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2022
A. Etika Secara Umum
Etika adalah kajian ilmiah terkait dengan etiket atau moralitas Etika memiliki tiga teori/aliran
besar yaitu deontologi (memandang bahwa tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah
tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban), teleologi (bahwa baik buruk suatu tindakan dilihat
berdasarkan tujuan atau akibat dari perbuatan), dan keutamaan (mempersoalkan pengembangan
karakter moral pada diri setiap orang).
B. Etika Pancasila
Aktualisasi Pancasila sebagai etika tercermin dalam sila-silanya yang terbagi atas nilai-nilai
seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

C. Bidang Etika Politik


Etika Politik termasuk dalam lingkungan filsafat yang mempertanyakan tanggung jawab dan
kewajiban manusia, etika berkaitan langsung dengan norma moral yang mengukur betul-
salahnya tindakan manusia sebagai manusia.Fungsi etika politik terbatas pada penyediaan
alat-alat teoretis. Tugas etika politik membantu agar pembahasan masalah-masalah ideologis
dapat dijalankan secara objektif.
Pokok masalah etika politik adalah legitimasi etis kekuasaan, yang dapat dirumuskan dengan
suatu pertanyaan, yaitu dengan moral apa seseorang atau sekelompok orang memegang dan
menggunakan kekuasaan yang mereka miliki? Betap besarnya kekuasaan yang dimiliki
seseorang, dia harus berhadapan dengan tutuntan untuk mempertanggungjawabkannya.
Legitimasi kekuasaan meliputi legitimasi etis (pembenaran/pengabsahan wewenang negara
berdasarkan prinsip-prinsip moral) dan legitimasi legalitas (keabsahan kekuasaan berkaitan
dengan fungsi-fungsi kekuasaan negara dan menuntut agar fungsi-fungsi itu diperoleh dan
dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku).
Legitimasi moral,muncul agar kekuasaan itu mengarahkan kekuasaan ke pemakaian kebijakan
dan cara-cara yang semakin sesuai dengan tuntutan-tuntutan kemanusiaan yang adil dan
beradab.

D. Pengertian Nilai, Moral, dan Norma


Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku
manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan suatu wujud kebudayaan, disamping sistem
sosial dan karya.
Moral ialah kesusilaan, tabiat, kelakuan, ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang
menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia.
Norma merupakan perwujuda martabat manusia sebagai makhluk budaya, sosial, moral, dan
religi,merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk
dipatuhi. Perwujudannya berupa norma agama, norma kesusilaan, noma kesopanan dan norma
hukum.Moralitas terbagi atas moralitas individu, moralitas sosisal dan moralitas mondial
(bersifat universal).

E. Nilai Dasar, Nilai Instrumental, dan Nilai Praksis


Nilai dasar ialah hakikat, intisari, esensi, atau makna yang ada dalam nilai-nilai tersebut,
contohnya hakikat Tuhan, manusia, dan makhluk lainnya.
Nilai instrumental ialah yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar, sebagai
parameter atau ukuran yang jelas dan konkret.
Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan yang
lebih nyata, pelaksanaan nyata dari kedua nilai sebelumnya, perwujudan nilai praksis ini dapat
ditemukan dalam perundang-undangan yang berada dibawah UUD 1945 sampai pada
peraturan pelaksana yang dibuat oleh pemerintah

F. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bnagsa dan Negara


Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkatn nilai yang terpadu
berkenaan dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Jika dipahami pokok-
pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 maka pada hakikatnya pokok
pikiran pertama berisi bahwa negara Indonesia adalah negara persatuan, pokok pikiran kedua
bahwa negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, pokok
pikiran ketiga yaitu negara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan, pokok pikiran keempat menyatakan bahwa negara berdasarkan
atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

G. Makna Nilai-Nilai setiap Sila Pancasila


Sila Pertama, menjadi sumber pokok nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia, menjiwai dan
menjiwai serta membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab, penggalangan
persatuan Indonesia yang telah membentuk negara kesatuan Indonesia yang telah berdaulat
penuh, yang bersifat kerakyatan dan dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalan
permusyawaran/perwakilan guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila Kedua, kesadaran sikap atau perbuatan yang didasarkan kepada potensi budi nurani
manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kesusilaan umumnya, baik terhadap diri
sendiri, sesama manusia, maupun terhadap alam dan hewan.
Sila Ketiga, perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh Ketuhanan Yang
Maha Esa, serta kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sila Keempat, kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat, rakyat dalam melaksanakan
tugas kekuasaannya ikut dalam pengambilan keputusan-keputusan.
Sila Kelima, setiap warga Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam biang hukum,
politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan, mencakup pengetian adil dan makmur.
H. Etika Politik dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Dalam etika politik dan pemerintahan menyatakan bahwa untuk mewujudkan pemerintahan
yang bersih, efektif dan efisien, serta menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang
bercirikan keterbukaan, maka rasa bertanggungjawab, tanggap akan aspirasi rakyat,
menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan, kesediaan untuk menerima pendapat yang
lebih benar, harus menjunjung Hak Asasi Manusia, serta keseimbangan hak dan kewajiban
dalam kehidupan berbangsa
Etika Pemerintahan mengamnatkan agar penyelenggara negara memiliki rasa kepedulian
tinggi dalam memberikan pelayanan kepada publik. Siap mundur apabila merasa dirinya telah
melanggar kaidah dan sistem nilai atau dianggap tidak mampu memenuhi amanah masyarakat,
bangsa, dan negara. Etika ini diwujudkan dalam bentuk sikap yang bertata krama dalam dalam
perilaku politik yang toleran, tidak berpura-pura, tidak arogan, jauh dari sikap munafik, serta
tidak melakukan kebohongan publik, tidak manipulatif dan berbagai tindakan lainnya.
Laporan Situasi Kelas
Presentasi dimulai dengan kelompok mempersiapkan diri di 5 menit pertama kelas dimulai,
dilanjutkan dengan presentasi serta diskusi yang berlangsung hingga batas waktu mata kuliah
ini, suasana presentasi berjalan lancar dengan pemaparan materi per bagian tanpa adanya
kendala yang fatal. Sesi diskusi dan tanya jawab pun teman-teman aktif memberi pendapatnya
karena materi kali ini yaitu etika berkaitan langsung dengan mata kuliah yang menjadi fokus
kami yaitu filsafat, sehingga materi dapat didiskusikan secara menyeluruh. Presentasi dibuka
dengan doa oleh anggota kelompok, begitu juga doa tutup.

Anda mungkin juga menyukai