Anda di halaman 1dari 6

BAB V MENGAPA PANCASILA MENJADI

SISTEM ETIKA
Etika adalah konsep penilaian sifat kebenaran atau kebaikan dari tindakan sosial berda
sarkan kepada tradisi yang dimiliki oleh individu maupun kelompok. Pembentukan eti
ka melalui proses filsafat sehingga etika merupakan bagian dari filsafat. Unsur utama
yang membentuk etika Ialah moral.

A. KONSEP DAN URGENSI PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA


1. Konsep Pancasila Sebagai Sistem Etika

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, etika di definisikan sebagai ilmu tentan
g apa yang baik dan buruk, mengenai hak dan kewajiban moral, kumpulan asas atau n
ilai yang berhubungan dengan ahlak, dan nilai benar atau salah yang dianut dalam ma
syarakat.

Anda perlu mengenal untuk beberapa tokoh atau pemikir ternama yang mendefinisika
n etika sebagai berikut :

a. Aristoteles
“Pengertian etika dibagi menjadi dua yaitu terminius technikus dan manner an
d custom. Terminius technikus adalah etika yang dipelajari sebagai ilmu penge
tahuan dengan mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan manusia.
Sedangkan manner and custom adalah pembahasan etika yang berhubungan at
au berkaitan dengan tata cara serta adat kebiasaan yang melekat pada kodrat m
anusia yang sangat terkait dengan arti baik dan buruk suatu perilaku, tingkah l
aku, atau perbuatan manusia.”.
b. K Bertens
“Nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau su
atu kelompok untuk mengatur perilaku”.
c. WJS Poerwadarminto
“Ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak atau moral”.
d. Hamzah Yakub
“Menyelidiki suatu perbuatan yang baik dan buruk. Soegarda Poerbakawatja
mengatakan pengertian etika adalah filsafat berkaitan dengan nilai-nilai tenta
ng baik dan buruknya tindakan dan kesusilaan.”
e. Drs. O. P. Simorangkir

“Pandangan manusia terhadap baik dan buruknya perilaku manusia.”

f. Prof. DR. Franz Magnis Suseno


“Ilmu yang mencari orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan
dalam tindakan manusia.”
g. Drs. Sidi Gajabla

“Teori tentang perilaku atau perbuatan manusia yang dipandang dari segi
baik dan buruknya sejauh mana dapat ditentukan oleh akal manusia.”

h. Drs. H. Burhanudin

“Suatu cabang ilmu filsafat yang berbicara tentang nilai-nilai dan norma
yang dapat menentukan perilaku manusia dalam kehidupannya.”

i. James J. Spillane SJ

“Mempertimbangkan atau memperhatikan tingkah laku manusia dalam


mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan moral.”

B. MENANYA ALASAN DI PERLUKANNYA KAJIAN PANCASILA SEBAGAI


SISTEM ETIKA

1. Warga negara memahami dan melaksanakan Pancasila sebagai sistem etika

Pancasila sebagai sistem etika artinya seluruh warga Indonesia menjadikan P


ancasila sebagai dasar pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan ata
u panduan kepada masyarakat atau warga negara dalam bersikap dan bertingka
h laku. Dimana Pancasila sebagai sistem etika digunakan untuk mengembangk
an sebuah moralitas dalam setiap individu masyarakat atau warga negara untuk
mewujudkan perilaku dan sikap yang baik dalam kehidupan bermasyarakat, be
rbangsa, dan bernegara.
2. Etika Pancasila

Etika Pancasila merupakan suatu nilai-nilai dalam Pancasila yang didasarkan


untuk Mengontrol kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam
Pancasila, memuat Nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi,
dan keadilan. Di antara kelima nilai Pancasila merupakan dasar atau bentuk
perilaku hidup manusia.

Berikut adalah bunyi dan makna dari kelima Pancasila:

1. “Ketuhanan Yang Maha Esa”, dimana sila tersebut memuat makna nilai bahw
asanya untuk selalu mendekatkan diri manusia kepada Tuhan atau Sang Penci
pta.
2. “Kemanusiaan yang adil dan beradap”, dimana sila tersebut memuat makna nil
ai untuk menjadikan manusia atau meningkatkan kualitas manusia dalam perg
aulan antar sesama manusia.
3. “Persatuan Indonesia”, dimana sila tersebut memuat makna nilai untuk selalu
menjaga solidaritas antar sesama manusia dalam rasa kebersamaan dan cinta d
engan tanah air.
4. “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarata
n perwakilan”, dimana sila tersebut mengandung makna nilai yang berupa sika
p untuk selalu menghargai orang lain dalam memberikan pendapat dan tidak
memaksakan kehendak terhadap orang lain.
5. “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, dimana sila tersebut mengand
ung makna nilai untuk selalu peduli terhadap nasib orang lain dalam kesusaha
n ataupun dalam kesedihan atau untuk selalu membantu orang lain dalam kesu
sahan.

3. Aliran-aliran dalam etika

Etika dalam bidang filsafat dikenal tiga macam, yaitu etika keutamaan, telelogis, dan
deontologis. Berikut adalah penjelasannya dari masing-masing macam etika :

1. Yang pertama adalah etika keutamaan atau bisa disebut dengan kebijakan yait
u sebuah teori yang mempelajari perilaku baik dan buruk manusia.
2. Yang kedua adalah etika telelogis yaitu sebuah teori yang menggambarkan seb
uah hasil dan tindakan moral yang menentukan sebuah nilai atau hasil dari seb
uah kewajiban yang sudah dilakukan oleh manusia.
3. Yang ketiga adalah ketika deontologis yaitu sebuah teori yang menyangkut pa
utkan dengan kewajiban moral dalam hal kebenaran dan tidak membicarakan t
entang tujuan dari sebuah moral.

C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai sistem


etika
1) Sumber historis Pancasila sebagai sistem etika

Pada era orde lama, Pancasila belum menjadi dasar sebagai sistem etika,
tetapi terdapat sebuah nilai moral yang digunakan  dalam kehidupan
masyarakat. Berikut adalah sila dalam Pancasila dan salah satu cara
pengamalannya :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa : Manusia percaya dan patuh kepada Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan agama masing-masing dan kepercayaannya masing-
masing.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap : Mengakui persamaan derajat, hak, dan k
ewajiban antar sesama manusia yang sesuai dengan harkat dan martabat.
3. Persatuan Indonesia : Mengedepankan pergaulan yang baik atau yang positif d
emi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan : Melakukan musyawarah  dengan akal sehat  dan sesuai hati nuran
i yang luhur untuk mencapai mufakat yang diikuti oleh semangat kekeluargaan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia : Selalu melakukan sikap adil da
lam kehidupan sosial atau masyarakat.

Pada era reformasi, Pancasila sebagai sistem etika mengalami penurunan


atau tenggelam dalam peristiwa perebutan kekuasaan yang menuju kepada
pelanggaran etika politik. Yaitu kesalahan dalam penyalahgunaan kekuasaan
yang menimbulkan aksi korupsi di berbagai penyelenggara negara.

2) Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem etika

Dalam sumber ini, Pancasila sebagai sistem etika dapat kita jumpai dalam
kehidupan masyarakat dalam berbagai etnik yang ada di Indonesia. Contoh
saja  dalam masyarakat

Minangkabau yang dalam bermusyawarah menggunakan prinsip “bulat air


oleh pembuluh, bulat kata oleh mufakat” yaitu saling memberikan masukan
atau usul dalam musyawarah  tersebut dan pada akhirnya akan menghasilkan
hasil musyawarah yang mufakat dari semua usul yang di usulkan akan
dipilih salah satu mana yang terbaik untuk digunakan atau dijalankan atas
persetujuan semua pihak yang terlibat dalam musyawarah.

3) Sumber Politis Pancasila sebagai sistem etika

Dalam sumber ini, Pancasila sebagai sistem moral termasuk dalam norma-
norma dasar yang ada di Indonesia, dan menjadi sumber bagi penyusun
untuk membentuk peraturan perundang-undangan di Indonesia saat ini.

Norma etika politik berkaitan dengan masalah-masalah yang berkaitan


dengan masyarakat, hukum, masyarakat, struktur sosial, politik, dan
ekonomi. Etika politik memiliki tiga dimensi yang saling berkaitan, yaitu:
1. Dimensi tujuannya adalah untuk mencapai kesejahteraan sosial dalam kehi
dupan yang damai berdasarkan kebebasan dan keadilan.
2. Dimensi fasilitas, yang memprediksi terwujudnya tujuan pengelolaan admi
nistrasi nasional yang menjadi landasan sistem sosial.
3. Dimensi tindakan politik berkaitan dengan aktor-aktor yang berperan seba
gai partai politik dan menentukan rasionalitas politik, termasuk rasionalita
s tindakan dan kebajikan.

D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai


sistem etika
1. Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai sistem etika

Berikut adalah beberapa argumen yang terkait tentang dinamika Pancasila sebagai
sistem etika dalam suatu penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia :

1. Pada zaman orde lama, pemilu biasanya diselenggarakan dengan semangat de


mokrasi yang diikuti oleh banyak partai politik di dalamnya. Pada zaman orde
lama, biasanya tidak bisa dikatakan apabila mengikuti sistem etika Pancasila,
karena pada masa itu pemilu di bawah pimpinan Soeharto pada saat demokrasi
yang terjadi pada waktu itu adalah demokrasi terpimpin yang cenderung bersif
at otoriter.
2. Pada masa orde baru, pada masa ini biasanya terdapat konsep manusia tentang
perilaku dan budi pekerti yang luhur dengan dasar  nilai-nilai Pancasila. Pada
zaman ini pula, manusia mulai berpandangan yaitu manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa yang bersifat monodualistik atau makhluk yang rohani
dan jasmani, makhluk yang individu, dan sebagai makhluk sosial.
3. Pada era reformasi, pada masa reformasi ini terpaku pada eforia demokrasi. N
amun seiring berjalannya waktu, pada masa reformasi ini, pelaksanaan demokr
asi tidak lagi didasarkan pada sistem etika politik yang berpusat pada penyalah
gunaan kekuasaan dan dibenarkan dengan segala cara untuk mencapai tujuan b
ersama.

2. Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila sebagai sistem etika

Berikut ini diuraikan beberapa bentuk sistem moral Pancasila:

1. Tantangan pemerintah untuk mengambil sikap otokratis di era orde lama tercer
min dalam penerapan sistem demokrasi terpimpin dalam penyelenggaraan neg
ara. Sehingga dalam hal ini dapat dikatakan tidak sesuai dengan sistem etika P
ancasila yang mengutamakan musyawarah untuk mufakat.
2. Tantangan di era orde baru terkait dengan nepotisme, korupsi, kolusi dan isu-i
su lainnya yang menimbulkan kerugian besar bagi penyelenggaraan negara. Ja
di dalam hal ini tidak sesuai dengan keadilan sosial, yaitu masalah pengaturan
hanya pada kelompok masyarakat tertentu saja.
3. Tantangan pada era reformasi yang berupa kebebasan dalam berpolitik yang b
erakibatkan mengabaikan norma-norma moral. Seperti munculnya sekelompo
k golongan yang bersifat anarkis, dimana memaksakan kehendak orang lain da
n mengatasnamakan kebebasan berdemokrasi.

E. Kesimpulan tentang Pengertian dan Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika


Pancasila sebagai sistem etika merupakan sebuah cabang filsafat yang dapat
diartikan lebih luas dari tiap-tiap sila yang ada di dalam Pancasila. Dimana isi
dari sila-sila tersebut untuk mengatur bagaimana cara berperilaku di dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Maka, di dalam etika
yang ada di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

Peran Pancasila sangat penting untuk mendasari sistem etika bangsa


Indonesia. Peran Pancasila tersebut merupakan petunjuk untuk mengatur
perilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai