Anda di halaman 1dari 3

BAGAIMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA?

A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila Serbagai Sistem Etika


1. Konsep Pancasila sebagai Sistem Etika
a. Pengertian Etika
Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani, “Ethos” yang artinya padang rumput, kandang,
kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Bentuk jamaknya adalah ta, etha,
yang berarti adat istiadat. Dalam hal ini, kata etika sama pengertianya dengan moral yang
berasal dari kata latin: Mos (bentuk tunggal), atau mores (bentuk jamak) yang berarti adat
istiadat, kebiasaan, watak, tabiat, akhlak, cara hidup. (Abuddin Nata, 2012). Jadi, etika adalah
ilmu yang meyelidki baik dan buruk dengan memperhatikan perbuatan manusia sejauh yang
diketahui oleh akal pikiran. (Syarifah Habibah, 2015).
b. Aliran-aliran Etika
Menurut Sri Soeprapto ada beberapa aliran etika yang dikenal dalam bidang filsafat, meliputi
etika keutamaan, teleologis, deontologis.

c. Etika Pancasila
Etika Pancasila adalah norma etis sebagai pedoman pelaksanaan pancasila bagi Negara dan
warga negara Indonesia. (Sri Soeprapto, 2013).
Dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
dan keadilan. Sila ketuhanan mengandung nilai spiritualitas berupa pendekatan diri manusia
kepada Sang Pencipta, ketaatan terhadap agama yang diyakininya. Sila kemanusiaan artinya
menjadikan manusia lebih manusiawi dengan meningkatkan kualitas kemanusiaan dalam
pergaulan antar sesama. Sila persatuan mengandung dimensi nilai solidaritas, rasa
kebersamaa, cinta tanah air. Sila kerakyatan berupa sikap menghargai dan menghormati
oraang lain. Sila keadilan mengandung nilai peduli atas nasib orang lain dan kesediaan
membantu orang lain.
B. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Sistem Etika
1. Sumber historis
Artinya, nilai-nilai pancasila belum ditegaskan ke dalam sistem etika, tetapi nilai-
nilai moral telah terdapat pada pandangan hidup masyarakat, mereka mengenalnya
dengan nilai-nilai kemandirian bangsa yang oleh Presiden Soekarno disebut
dengan istilah berdikari (berdiri di atas kaki sendiri).
2. Sumber Sosiologis
Sumber sosiologis pancasila sebagai sistem etika dapat ditemukan dalam
kehidupan masyarakat berbagai etnik di Indonesia. Misalnya, orang Minangkabau
dalam hal bermusyawarah memakai prinsip “bulat air oleh pembuluh, bulat kata
oleh mufakat”.
3. Sumber politis
Semakin tinggi suatu norma, akan semakin abstrak sifatnya, dan sebaliknya,
semakin rendah kedudukannya, akan semakin konkrit norma tersebut (Kaelan,
2013).

C. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika


1. Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika
Hakikat pancasila sebagai sistem etika terletak pada hal-hal sebagai berikut:
Pertama, hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bahwa Tuhan sebagai
penjamin prinsip-prinsip moral dimana setiap perilaku harus didasarkan atas
nilai-nilai moral yang bersumber pada norma agama.
Kedua, hakikat sila kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu tindakan
manusia yang mengandung implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan
dengan actus homini, yaitu tindakan manusia yang biasa.
Ketiga, hakikat sila persatuan terletak pada kesediaan untuk hidup bersama
sebagai warga bangsa yang mementingkan masalah bangsa di atas
kepentingan individu atau kelompok.
Keempat, hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk
mufakat.
Kelima, hakikat sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan
suatu hal yang tidak menekankan pada kewajiban semata, tetapi lebih
menonjolkan keutamaan yang terkandung dalam nilai keadilan itu sendiri.
2. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika
Hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagai
sistem etika meliputi hal-hal sebagai berikut:
Pertama, menempatkan pancasila sebagai sumber moral dan inspirasi bagi
penentu sikap yang diambil setiap warga negara.
Kedua, memberi guidance bagi setiap warga negara sehingga memiliki
orientasi yang jelas dalam tata pergaulan.
Ketiga, menjadi dasar analisis bagi berbagai kebijakan yang dibuat oleh
penyelenggara negara sehingga yang berjiwa pancasilais.
Keempat, pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk menyaring
pluralitas.

Kaelan, 2013, Negara Kebangsaan Pancasila : Kultural, Histori, Filosofis, Yuridis, dan Aktualisasinya.
Yogyakarta: Penerbit Paradigma.

Habibah, S., 2015. Akhlak dan etika dalam islam. Jurnal Pesona Dasar. Vol. 1(4).

Natta, A., 2012. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: Raja Grafindo.

Soeprapto, S. 2013. Konsep muhammad hatta tentang implementasi pancasila dalam perspektif
etika pancasila. Jurnal Filsafat. Vol. 23(2).

Anda mungkin juga menyukai