Pancasila sebagai sistem etika memerlukan kajian kritis-rasional terhadap nilai moral
yang hidup agar tidak terjebak dalam pandangan yang bersifat mitos. Misalnya korupsi
terjadi karena pejabat diberi hadiah oleh seorang yang membutuhkan sehingga
urusannya lancar. Dia menerima hadiah tanpa memikirkan alasan orang tersebut
memberikan bantuan. Sehingga tidak tahu kalua perbuatannya dikategorikan dalam
bentuk suap.
Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila
Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia. Oleh karena itu, di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut
membentuk perilaku manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupannya. Pentingnya
pancasia sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu normatif
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia. Dengan demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara, seperti korupsi
(penyalahgunaan kekuasaan) dapat diminimalkan.
1. Pada zaman Orde Lama, pemilihan umum dianggap terlalu liberal karena
pemerintahan Soekarno menganut sistem demokrasi terpimpin, yang cenderung
otoriter.
2. Pada zaman Orde Baru, etika Pancasila diletakkan dalam bentuk penataran P-4.
Dimana konsep manusia Indonesia seutuhnya sebagai cerminan manusia yang
berperilaku dan berakhlak mulia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
3. Pada era Reformasi, etika Pancasila memudar dalam eforia demokrasi. Banyaknya
penyalahgunaan kekuasaan akibat dari tidak adanya etika politik yang dijadikan acuan
dalam berpolitik di Indonesia.