MAKALAH
Filsafat Pancasila
Oleh :
ARRAHMANIYAH DEPOK
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila adalah ideologi yang dianut oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan salah satu
fungsinya adalah sebagai sistem etika dimana etika itu sendiri merupakan gabungan dari tiga unsur,
yaitu nilai, norma, dan moral. Ketiga unsur tersebut saling berhubungan satu sama lain.
Pada hakikatnya, pancasila bukan merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat normatif
ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma.
Namun, pada kenyataannya sekarang sudah berubah. Tingkah laku masyarakat Indonesia dalam
prakteknya sekarang tidak lagi mewujudkan bagaimana bentuk pancasila dan tidak lagi
memperlihatkan nilai etika yang baik itu sendiri.
Akhir-akhir ini nilai pancasila sudah memudar, maksudnya hanya sedikit bangsa Indonesia yang
menggunakan nilai Pacasila bagi kehidupannya. Jangankan untuk menggunakan nilai Pancasila,
masih banyak bangsa Indonesia lupa atau tertukar dengan sila-sila Pancasila. Hal ini dikarenakan
kurangnya kita menyebutkan sila-sila Pancasia. Dulu sewaktu kita duduk di bangku sekolah, setiap
senin kita pasti selalu menjalankan upacara bendera, kita serentak hormat kepada bendera merah
putih, menyanyikan lagu Indonesia raya dan lagu wajib, bahkan kita serentak menyebutkan
Pancasila. Tapi sekarang? Hanya sebagian kecil yang masih menganggap Pancasila itu merupakan
pedoman dan sesuatu yang sangat penting bagi pribadi bangsa Indonesia itu sendiri.
B. TUJUAN PENULIS
1. Melaksanakan tugas mata kuliah Filsafat Pancasila yang merupakan tugas individu,
3. Dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai sumber etika.
C. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ETIKA
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang
merupa¬kan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti
juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan),
dan menghin-dari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya,
tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian
perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
mengatakan bahwa etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran
dan nilai yang baik.
mengatakan bahwa etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral
yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya
Jadi kesimpulan dari pendapat para ahli, etika adalah perilaku baik atau buruk manusia yang
dilakukan secara alami dan tanpa paksaan dari orang lain.
Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-
pandangan moral. Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab dengan
berbagai ajaran moral.
Etika adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana manusia bersikap
terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia.
Pemikiran etika beragam, tetapi pada prinsipnya membicarakan asas-asas dari tindakan dan
perbuatan manusia, serta sistem nilai apa yang terkandung didalamnya.
Etika Individual
Membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan dengan kepercayaan agama yang
dianutnya serta kewajiban dan tanggung jawabnya terhadap Tuhannya.
Etika Sosial
membahas norma-norma sosial yang harus dipatuhi dalam hubungannya dengan manusia,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Pancasila sebagai sistem etika adalah poin – poin yang terkandung di dalam pancasila yang
mencerminkan etika yang ada pada diri bangsa Indonesia. Pembentukan etika ini berdasarkan hati
nurani dan tingkah laku, tidak ada paksaan dalam hal ini. Pancasila memegang peranan dalam
perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada
kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke
dua “kemanusian yang adil dan beadab” tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam
membangun etika bangsa ini sangat berandil besar, setiap sila pada dasarnya merupakan azas dan
fungsi sendiri-sendiri, namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan.
1. Nilai
Nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia.
Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok. Nilai bersumber
pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan (motivator) sikap dan perilaku manusia.
Nilai sebagai suatu sistem merupakan salah satu wujud kebudayaan di samping sistem sosial dan
karya.
a. Nilai Dasar
Meskipun nilai bersifat abstrak dan tidak dapat diamati oleh panca indra manusia, namun dalam
kenyataannya nilai berhubungan dengan tingkah laku manusia. Setiap meiliki nilai dasar yaitu berupa
hakikat, esensi, intisari atau makna yang dalam dari nilai-nilai tersebut. Nilai dasar bersifat universal
karena karena menyangkut kenyataan obyek dari segala sesuatu. Contohnya tentang hakikat Tuhan,
manusia serta mahkluk hidup lainnya.
Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat Tuhan maka nilai dasar itu bersifat mutlak karena
Tuhan adalah kausa prima (penyebab pertama). Nilai dasar yang berkaitan dengan hakikat manusia
maka nilai-nilai itu harus bersumber pada hakikat kemanusiaan yang dijabarkan dalam norma hukum
yang diistilahkan dengan hak dasar (hak asasi manusia). Dan apabila nilai dasar itu berdasarkan
kepada hakikat suatu benda (kuatutas,aksi, ruang dan waktu) maka nilai dasar itu juga dapat disebut
sebagai norma yang direalisasikan dalam kehidupan yang praksis. Nilai Dasar yang menjadi sumber
etika bagi bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
b. Nilai Instrumental
Nilai instrumental adalah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar. Nilai dasar belum
dapat bermakna sepenuhnya apabila belum memiliki formulasi serta parameter atau ukuran yang
jelas dan konkrit. Apabila nilai instrumental itu berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam
kehidupan sehari-hari makan itu akan menjadi norma moral. Namun apabila nilai instrumental itu
berkaitan dengan suatu organisasi atau Negara, maka nilai instrumental itu merupakan suatu
arahan, kebijakan, atau strategi yangbersumber pada nilai dasar sehingga dapat juga dikatakan
bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar. Dalam kehidupan
ketatanegaraan Republik Indonesia, nilai-nilai instrumental dapat ditemukan dalam pasal-pasal
undang-undang dasar yang merupakan penjabaran Pancasila.
c. Nilai Praksis
Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan yang lebih
nyata dengan demikian nilai praksis merupakan pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai dasar dan
nilai-nilai instrumental.
Nilai berperan sebagai pedoman menentukan kehidupan setiap manusia. Nilai manusia berada
dalam hati nurani, kata hati dan pikiran sebagai suatu keyakinan dan kepercayaan yang bersumber
pada berbagai sistem nilai.
2. Norma
Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai mahluk budaya, moral, religi, dan sosial.
Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi.
Oleh karena itu norma dalam perwujudannya norma agama, norma filsafat, norma kesusilaan,
norma hukum dan norma sosial. Norma memiliki kekuatan untuk dipatuhi karena adanya sanksi.
c. Norma hukum adalah ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku dan bersumber pada UU suatu
Negara tertentu.
d. Norma sosial adalah ketentuan hidup yang berlaku dalam hubungan antara manusia dalam
masyarakat.
3. Moral
Pengertian moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan kesusilaan, kelakuan. Moral
adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan
manusia.
Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma-norma yang berlaku
dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak secara moral. Jika sebaliknya yang terjadi
maka pribadi itu dianggap tidak bermoral.
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-prinsip yang benar, baik
terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang
mengikat kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan nafas humanisme. Oleh karena itu,
Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa saja. Meskipun Pancasila mempunyai nilai
universal tetapi tidak begitu sajadengan mudah diterima oleh semua bangsa. Perbedaannya terletak
pada fakta sejarah bahwa nilai Pancasila secara sadar dirangkai dan disahkan menjadi satu kesatuan
yang berfungsi sebagai basis perilaku politik dan sikap moral bangsa.
Adapun Pembukaan UUD 1945 yang didalamnya memuat nilai-nilai Pancasila mengandung empat
pokok pikiran yang merupakan derivasi atau penjabaran dari nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Pokok
pikiran pertama menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara persatuan, yaitu negara yang
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mengatasi segala paham golongan
maupun perseorangan.
Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Republik Indonesia merupakan nilai yang tidak
dapat dipisah-pisahkan dengan masing-masing silanya. Untuk lebih memahami nilai-nilai yang
terkandung dalam masing-masing sila Pancasila, makadapat diuraikan sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai keempat sila lainnya. Dalam sila ini
terkandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah pengejawantahan tujuan manusia sebagai
mahluk Tuhan Yang Maha esa.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Kemanusian berasal dari kata manusia yaitu mahluk yang
berbudaya dengan memiliki potensi pikir, rasa, karsa dan cipta. Potensi itu yang mendudukkan
manusia pada tingkatan martabat yang tinggi yang menyadari nilai-nilai dan norma-norma.
Kemanusiaan terutama berarti hakikat dan sifat-sifat khas manusia sesuai dengan martabat.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam
masyarakat di segala bidang kehidupan, baik materiil maupun spiritual. Seluruh rakyat Indonesia
berarti untuk setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia.
Adapun makna dan maksud istilah beradab pada sila kedua, “Kemanusiaan yanga dil dan
beradab” yaitu terlaksananya penjelmaan unsur-unsur hakikat manusia, jiwa raga, akal, rasa,
kehendak, serta sifat kodrat perseorangan dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa sebagai causa prima
dalam kesatuan majemuk-tunggal. Hal demikian dilaksnakan dalam upaya penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernagara yang bermartabat tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-
pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika dibagi menjadi
dua kelompok yaitu etika umumdan etika khusus. Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip
yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu
dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia (Suseno, 1987).
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya
merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Oleh karena itu sebagai suatu dasar filsafat
maka sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat, hierarkhis dan sistematis. Pancasila
memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA