0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan19 halaman
Pancasila mempunyai lima prinsip sebagai etika politik, yaitu pluralisme, hak asasi manusia, solidaritas bangsa, demokrasi, dan keadilan sosial. Prinsip-prinsip ini memberikan panduan bagaimana kekuasaan politik dijalankan secara bermoral dan demokratis.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Materi Kuliah Pancasila sebagai sistem etika politik-dikonversi
Pancasila mempunyai lima prinsip sebagai etika politik, yaitu pluralisme, hak asasi manusia, solidaritas bangsa, demokrasi, dan keadilan sosial. Prinsip-prinsip ini memberikan panduan bagaimana kekuasaan politik dijalankan secara bermoral dan demokratis.
Pancasila mempunyai lima prinsip sebagai etika politik, yaitu pluralisme, hak asasi manusia, solidaritas bangsa, demokrasi, dan keadilan sosial. Prinsip-prinsip ini memberikan panduan bagaimana kekuasaan politik dijalankan secara bermoral dan demokratis.
Etika Politik Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber Etika Politik Etika (Ethics) dapat diartikan sebagai berikut : ◼ Merupakan dasar moral yaitu nilai-nilai tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan berkaitan dengan hak dan kewajiban. ◼ Sebagai pedoman perilaku, sikap atau tindakan yang diterima dan diakui sehubungan dengan kegiatan manusia atau kelompok tertentu. Nilai Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin, dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengrahkan sikap dan perilaku manusia. Cita-cita, gagasan, konsep, ide tentang sesuatu adalah wujud kebudayaan sebagai sistem nilai. Oleh karena itu, nilai dapat dihayati atau dipersepsikan dalam konteks kebudayaan, atau sebagai wujud kebudayaan yang abstrak. Nilai Kerohanian Nilai kebenaran, yaitu bersumber kepada unsur rasio manusia, budi, dan cipta. Nilai keindahan, yaitu bersumber pada unsur rasa atau intuisi. Nilai moral, yaitu bersumber pada unsur kehendak manusia atau kemauan (karsa, etika) Nilai religi, yaitu bersumber pada nilai ketuhanan, merupakan nilai kerohanian yang tinggi dan mutlak. Nilai Dasar adalah nilai yang ada dalam ideologi Pancasila yang merupakan representasi dari nilai atau norma dalam masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Nilai instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama dari nilai dasar (Pancasila). Nilai Praksis adalah pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai dasar dan nilai instrumental. Moral berasal dari bhs. Latin dr kata mos (mores) yang berarti kesusilaan, tabiat, kelakuan.
Moral adalah ajaran tentang hal yang baik
dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia.
Moral dalam perwujudannya dapat berupa
peraturan, prinsip-prinsip yang benar, baik, terpuji, dan mulia. Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi tertentu. Norma memiliki kekuatan untuk dapat dipatuhi, yang dikenal dengan sanksi, misalnya: a. Norma agama, sanksinya dari Tuhan
b. Norma kesusilaan, sanksinya rasa malu dan menyesal
terhadap diri sendiri. c. Norma kesopanan, sanksinya berupa mengucilkan dalam pergaulan masyarakat. d. Norma hukum, sanksinya berupa penjara atau kurungan atau denda yang dipaksakan oleh alat negara. Pengertian Politik Kata politik berasal dari kata” Politics ” “Suatu kegiatan/proses untu mencapai tujuan yang berkaitan dengan konsep negara (state) atau ketatanegaraan /kenegaraan, kekuasaan(power), pengambilan keputusan (decisionmaking), kebijaksanaan (policy), pembagian (distribution) serta alokasi (allocation),( Budiardjo 1981 : 89) Bahwa pelaksanaan/penyelenggara negara yang berdasarkan etika politik: Menuntut agar kekuasaan dalam negara di jalankan berdasarkan : a. Asas legalitas (legitimasi hukum),yaitu sesuai dengan hukum yang berlaku b. Disahkan dan dijalankan secara demokrasi( lagitimasi demokrasi ) c. Dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral (legitimasi moral ) Pancasila sebagai sistem filsafat melaksanakan 3 dasar tersebut, maka penyelenggara negara harus berpegang pada ke 3 hal tersebut.
Etika politik harus dilaksanakan baik oleh
individu maupun dalam penyelengaraan negara/pemerintahan ( pejabat eksekutif, legislatif, dan yudikatif) Dilihat dari rumus rangkaian kesatuan sila-sila Pancasila masalah etika dalam hal ini etika politik Pancasila, paling dekat dengan sila kedua. Maka dari itu rumus rangkaian kesatuannya dengan keempat sila yang lain adalah sebagai berikut:
Etika politik Pancasila ialah perilaku atau perbuatan
politik yang sesuai dengan Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang bersila ketiga, bersila keempat, bersila kelima, dan bersila kesatu. Etikapolitik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung jawab.
Tugasetika politik membantu agar
pembahasan masalah-masalah ideologis dapat dijalankan secara obyektif. Pokok permasalahan etika politik adalah legitimasi etis kekuasaan, yang dapat dirumuskan dengan pertanyaan yaitu dengan moral apa seseorang atau sekelompok orang memegang dan menggunakan kekuasaan yang mereka miliki? Betapa besarnya kekuasaan seseorang , dia harus berhadapan dengan tuntutan untuk mempertanggungjawabkannya. Legitimasi kekuasaan meliputi: 1. Legitimasi etis, yaitu pembenaran atau pengabsahan wewenang negara (kekuasaan negara) berdasarkan prinsip-prinsip moral.
2. Legitimasi legalitas, yaitu keabsahan kekuasaan
itu berkaitan dengan fungsi-fungsi kekuasaan negara dan menuntut agar fungsi-fungsi itu diperoleh dan dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku. Legitimasi etis mempersoalkan keabsahan kekuasaan politik dari segi norma-norma moral. Legitimasi ini muncul dalam konteks bahwa setiap tindakan negara baik dari legislatif maupun eksekutif dapat dipertanyakan dari segi norma- norma moral. Tujuannya adalah agar kekuasaan itu mengarahkan kekuasaan ke pemakaian kebijakan dan cara-cara yang semakin sesuai dengan tuntutan-tuntutan kemanusiaan yang adil dan beradab. Pancasila sebagai etika politik mempunyai lima prinsip : 1. Pluralisme, adalah kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya untuk hidup dengan positif, damai, toleran, dan biasa/normal bersama warga masyarakat yang berbeda pandangan hidup, agama, budaya, adat. 2. Hak Asasi Manusia, Jaminan hak-hak asasi manusia adalah bukti Kemanusian yang adil dan beradab. Karena hak-hak asasi manusia menyatakan bagaimana manusia wajib diperlakukan dan wajib tidak diperlakukan 3. Solidaritas Bangsa, Solidaritas bermakna manusia tidak hanya hidup demi diri sendiri, melainkan juga demi orang lain, bahwa kita bersatu senasib sepenanggungan. 4. Demokrasi, Prinsip “kedaulatan rakyat” menyatakan bahwa tak ada manusia atau sebuah elit atau sekelompok ideologi berhak untuk menentukan dan memaksakan orang lain harus atau boleh hidup. 5. Keadilan Sosial , Keadilan merupakan norma moral paling dasar dalam kehidupan masyarakat. Moralitas masyarakat mulai dengan penolakan terhadap ketidakadilan, ketidakadilan adalah diskriminasi di semua bidang terhadap perempuan, semua diskriminasi atas dasar ras, suku dan budaya.