Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

DI LABORATORIUM PENGAWASAN MUTU


PT KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk. PLANT BANDUNG
SUPERVISOR PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI DAN LIMBAH CAIR (SPML)

Disusun oleh:
Raissa Talitha Minerva 15.61.08185
Tiara Syilviani 15.61.08247

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN-SMAK BOGOR
Jl. Binamarga Ciheuleut Baranangsiang Bogor Timur
Telp. (0251) 8323138 Fax. (0251) 8384785
2019
Supervisor Pemeriksaan Mikrobiologi dan Limbah (SPML)

1. Mikrobiologi

1.1 . Pengertian
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk, sifat, kehidupan dan
penyebaran jasad hidup mikroorganisme, termasuk mikroba. Mikroorganisme
adalah makhluk hidup yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan
mikroskop.

1.2 . Sumber Sampel


Sampel yang akan dianalisis dalam laboratorium mikrobiologi berasal dari:

1) Bahan baku.
Contoh : Microcrystalin Cellulose, dan Lacbon Pulvis
2) Bahan kemas.
Contoh : Botol PET.
3) Produk jadi.
Contoh : Batugin Elixir, Enkasari, Ambroxol, Asifit, dan Fituno.
4) Kegiatan pemantauan.
Contoh : Air, dan Ruangan.
1.3. Alur Pemeriksaan di Laboratorium Mikrobiologi

Penerimaan Contoh
Contoh diterima oleh pihak pelaksana
Laboratorium Mikrobiologi

Pencatatan Contoh
Pencatatan penerimaan contoh pada
Log Book yang telah tersedia

Pemeriksaan Contoh
Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan spesifikasi
masing-masing bahan atau produk

Hasil Pemeriksaan

Memenuhi Tidak Memenuhi


Syarat Syarat

Distribusi Hasil Pemeriksaan


1.4. Parameter Pemeriksaan
1) Uji Batas Mikroba
Uji Batas Mikroba merupakan parameter pemeriksaan untuk
mengontrol batasan mikroba yang hidup dalam sampel. Berikut parameter
pemeriksaannya :
a) Angka Lempeng Total (ALT)
(1) Pengertian
Angka lempeng total merupakan analisa yang bertujuan untuk
menentukan total koloni bakteri dari suatu sampel baik padat maupun
cair dengan menggunakan metode cawan tuang dengan pengenceran
serial menggunakan media Tryptic Soy Agar (TSA) yang diinkubasi
selama tidak kurang dari 3 hari dengan suhu 30-35°C.
(2) Cara Kerja
(a) Ditimbang 10 gram atau pipet 10 mL zat uji secara aseptik,
masukkan ke dalam labu erlenmeyer yang berisi 90 mL Dapar
Fosfat pH 7.2 steril, kocok hingga homogen sehingga terbentuk
suspensi dengan pengenceran 10-1.
(b) Pipet 1 mL suspensi 10-1 ke dalam 2 cawan petri steril dan ke
dalam 1 tabung reaksi yang berisi 9 mL Dapar Fosfat pH 7.2 steril,
kocok sampai homogen hingga diperoleh suspensi dengan
pengenceran 10-2.
(c) Lakukan pengenceran sesuai dengan spesifikasi masing-masing
bahan.
(d) Pipet 1 mL Dapar Fosfat pH 7.2 steril ke dalam satu cawan petri
steril (sebagai kontrol negatif).
(e) Tuangkan 15-20 mL media TSA dengan suhu ± 45°C ke dalam
cawan petri yang berisi zat uji dan cawan petri yang berisi 1 mL
Dapar Fosfat pH 7,2.
(f) Tutup cawan petri, homogenkan zat uji dan media dengan cara
memutarkannya sehingga suspensi tersebar merata.
(g) Biarkan isi cawan memadat pada suhu kamar.
(h) Balikkan cawan petri, bungkus dan inkubasi pada suhu 30-35°C.
(i) Setelah inkubasi, amati dan hitung jumlah koloni yang tumbuh
pada hari ke-1 sampai ke-3.
(3) Catatan :
(a) Pengerjaan dilakukan secara aseptis.
(b) Alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan dalam kondisi
steril.
(c) Pembalikan cawan sebelum dibungkus dan diinkubasi dilakukan
karena sifat bakteri yang tidak menyukai kondisi lembab yang
dapat terjadi karena uap air dari media. Suhu optimum bakteri
yang dapat tumbuh pada kondisi kering (30 oC – 35oC) dan uap air
dari media dapat mengganggu saat pengamatan.
(4) Interpretasi Hasil
(a) Dipilih cawan petri dari satu pengenceran dengan jumlah koloni ≤
250. Hitung rata-rata jumlah koloni dari dua cawan petri, dikalikan
dengan faktor pengencernya. Hasil dinyatakan dalam Cfu⁄ml

atau Cfu⁄g.
(b) Apabila tidak ada pertumbuhan pada cawan petri dan bukan
disebabkan faktor inhibitor, maka hasil ALT adalah kurang dari
satu dikalikan dengan faktor pengenceran terendah.
(c) Jika seluruh cawan petri menunjukkan jumlah koloni > 250, dipilih
cawan dari pengenceran tertinggi kemudian dibagi menjadi
beberapa sektor (2.4, atau 8) dan dihitung jumlah koloni dari satu
sektor. Angka lempeng total adalah jumlah koloni dikalikan
dengan jumlah sektor, kemdia dihitung rata-rata dari kedua cawan
dan dikalikan dengan faktor pengencerannya.
(d) Hasil ALT hanya ditulis dalam 2 angka. Angka berikutnya
dibulatkan ke bawah apabila kurang dari 5 dan dibulatkan ke atas
apabila lebih dari 5.
(e) Apabila dijumpai koloni spreader tipe rantai, maka tiap satu deret
koloni yang tidak terpisah dihitung sebagai satu koloni, dan bila
ada kelompok spreader tediri dari beberapa rantai, maka tiap
rantai dihitung sebagai satu koloni.

b) Angka Kapang dan Khamir (AKK)


(1) Pengertian
Angka kapang dan khamir adalah analisa yang bertujuan untuk
menentukan total koloni kapang dan khamir (jamur) dari suatu sampel
baik padat maupun cair dengan menggunakan metode cawan tuang
dengan pengenceran serial dan menggunakan media Sabouraud
Dextrose Agar (SDA) yang diinkubasi selama tidak kurang dari 5 hari
pada suhu 20–25oC.
(2) Cara Kerja
(a) Timbang 10 gram atau pipet 10 mL zat uji secara aseptik,
masukkan ke dalam labu erlenmeyer yang berisi 90 mL Dapar
Fosfat pH 7,2 steril, kocok hingga homogen sehingga terbentuk
suspensi dengan pengenceran 10-1.
(b) Pipet 1 mL suspensi 10-1 ke dalam 2 cawan petri steril dan ke
dalam 1 tabung reaksi yang berisi 9 mL Dapar Fosfat pH 7,2,
kocok sampai homogen hingga diperoleh suspensi dengan
pengenceran 10-2.
(c) Lakukan pengenceran sesuai dengan spesifikasi masing-masing
bahan.
(d) Pipet 1 mL Dapar Fosfat pH 7,2 steril, ke dalam satu cawan petri
(sebagai kontrol negatif).
(e) Tuangkan 15-20 mL media SDA dengan suhu ±45°C ke dalam
cawan petri yang berisi zat uji dan cawan petri yang berisi 1 mL
Dapar Fosfat pH 7,2.
(f) Tutup cawan petri, homogenkan zat uji dan media dengan cara
memiringkan atau memutarnya sedemikian rupa sehingga
suspensi tersebar merata.
(g) Biarkan isi cawan memadat pada suhu kamar.
(h) Bungkus dan inkubasi pada suhu 20-25°C.
(i) Setelah inkubasi, amati dan hitung jumlah koloni yang tubuh paa
hari ke-3 sampai hari ke-5.
(3) Catatan :
(a) Pengerjaan dilakukan secara aseptik.
(b) Alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan dalam kondisi
steril.
(c) Cawan petri tidak dibalikkan sebelum dibungkus dan diinkubasi
karena sifat jamur yang menyukai kondisi lembab karena uap air
dari media yang dapat menyebabkan kondisi menjadi lembab dan
jamur tumbuh optimum pada kondisi lembab (suhu 20 oC–25oC)
dan uap air dari media tidak menghambat pengamatan.
(4) Interpretasi Hasil
(a) Dipilih cawan petri dari satu pengenceran dengan jumlah koloni
tertinggi ≤ 50 koloni. Hitung rata-rata jumlah koloni dari dua
cawan petri, dikalikan dengan faktor pengencernya. Hasil
dinyatakan dalam Cfu⁄ml atau Cfu⁄g.
(b) Apabila tidak ada satupun yang berjumlah antara ≤ 50 koloni,
maka dicatat angka sebenarnya dari tingkat pengenceran rendah
dan dihitung sebagai AKK perkiraan
(c) Apabila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan petri dan
bukan disebabkan faktor inhibitor, maka hasil AKK adalah kurang
dari satu dikalikan dengan faktor pengenceran terendah.

c) Bagan Kerja ALT dan AKK

10 g (sampel padat) /
10mL (sampel cair)
Pipet 1 mL Pipet 1 mL

Diencerkan sesuai
dengan spesifikasi
masing-masing
Sampel bahan atau produk

Dapar Dapar Dapar


90 mL 9 mL 9 mL

Bagan Kerja ALT dan AKK

Setelah di pipet ke dalam petri, dituangkan 15 - 20 ml media TSA untuk ALT, dan
15 - 20 ml media SDA untuk AKK, tunggu hingga memadat, kemudian di bungkus
dengan kertas perkamen. Dan diinkubasi selama tidak kurang dari 3 hari untuk
ALT dan pembacaan dimulai pada hari pertama karena dihari pertama bakteri telah
tumbuh, sedangkan untuk AKK inkubasi selama tidak kurang dari 5 hari dan
pembacaan dimulai dari hari ketiga karena dihari ketiga jamur sudah mulai tumbuh.
Keterangan :

ALT (Media TSA)


AKK (Media SDA)

2) Identifikasi Bakteri Patogen


Bakteri patogen merupakan bakteri parasit yang menimbulkan penyakit
pada manusia, hewan dan tumbuhan. Sedangkan, identifikasi bakteri patogen
merupakan parameter yang bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang
diperiksa tercemar oleh bakteri patogen atau tidak dengan menginokulasikan
suspensi zat uji pada media yang sesuai dan diinkubasi pada suhu 30-35°C
selama 24-48 jam. Identifikasi bakteri patogen yang dilakukan meliputi :
a) Uji Penduga
(1) Tahap 1
Sebelum melakukan uji penduga, sampel ditanam terlebih dahulu
pada media pengaya yaitu media Lactose Broth (LB) dan Tryptic Soy
Broth (TSB) yang mengandung banyak nutrisi, kemudian diinkubasi
pada suhu 30-35°C selama 24-48 jam. Banyaknya sampel yang
ditanam pada 100 mL media pengaya didasarkan atas bentuknya. Jika
sampel berupa padatan, maka ditimbang sebanyak 10 gram dan jika
sampel berupa cairan, maka dipipet sebanyak 10 mL kemudian amati
kekeruhannya setelah masa inkubasi.
(2) Tahap 2
Setelah masa inkubasi selesai, sampel pada media pengaya
diinokulasi pada media selektifnya masing-masing.
Tabel Uji Penduga Tahap 2

Media Media
Bakteri Hasil Positif
Pengaya Penanaman
Koloni ungu
Lactose Mac Conkey
Escherichia coli Zona ungu
Broth Agar (MCA)
muda
Cetrimide Agar Pseudomonas Koloni hijau
(CMD) aeruginosa fluorescein
Mannitol Salt Staphylococcus Koloni kuning
Agar (MSA) aureus Zona kuning
Trypton Xylose Lysine
Koloni merah
Soya Desoxycholate Salmonella sp.
Pusat hitam
Broth Agar (XLD)
Koloni warna
Mac Conkey merah muda
Shigella sonnei
Agar (MCA) terang,
translusent
Catatan :
Untuk identifikasi bakteri Salmonella sp sebelum diinokulasi pada
media XLD, dipipet terlebih dahulu sebanyak 0,1 mL dari media TSB
yang telah diinkubasi ke media Rappaport Vassiliadis Soy Broth
(RVSB), kemudian media RVSB diinkubasi pada suhu 30-35°C
selama 24 jam dan diamati kekeruhannya.
Untuk Sampel yang mengandung Bahan Alam dilakukan
pemeriksaan Shigella sonnei.

b) Uji Konfirmasi
Jika dari hasil pengamatan ditemukan koloni yang mirip dengan kontrol
positifnya, maka dilakukan uji konfirmasi dengan mengambil koloni terpisah
dan diinokulasi pada media konfirmasinya masing-masing.
Tabel Media untuk Uji Konfirmasi

No. Bakteri Media Hasil Positif

Pseudomonas Pseudomonas Koloni hijau


1
aeruginosa Agar Fluorescein

Eosin Methylene Koloni biru hitam


2 Escherichia coli dengan kilau logam
Blue Agar yang khas

Terjadi reaksi Alkali


(merah)
Dipermukaan
media dan asam
Triple Sugar (kuning) pada
3 Salmonella sp tusukan,
Iron Agar dengan/tanpa
warna hitam pada
tusukan sebagai
pertanda adanya
Hidrogen sulfide
Triple Sugar Iron Koloni kuning
4 Shigella sonnei
Agar pusat merah

Setelah proses inokulasi pada media selektif kemudian diinkubasi pada


suhu 30-35°C selama 24 jam.

3) Growth Promotion Test (GPT)

Pada pemeriksaan ALT, AKK dan identifikasi bakteri patogen harus


disertai dengan kontrol positif dan kontrol negatif.

Pada pemeriksaan ALT & AKK Growth Promotion Test (GPT) atau Uji
Daya Hidup berperan sebagai kontrol positif yang fungsinya untuk mengetahui
apakah media yang digunakan dalam analisa mampu menumbuhkan
mikroorganisme atau tidak. GPT dilakukan setiap pembuatan media TSA dan
SDA.

Pada identifikasi bakteri patogen, pembuatan kontrol positifnya adalah


dengan cara menginokulasikan kultur kerja pada media selektif dan setelah itu
membandingkan hasil dari pertumbuhan koloni sampel dengan koloni kontrol
positifnya.
Kontrol negatif bertujuan untuk memeriksa apakah dapar Fosfat pH 7,2
(untuk ALT dan AKK) atau LB dan TSB (untuk identifikasi bakteri patogen) dan
peralatan steril atau tidak.

Tabel Kententuan Grow Promotion Test (GPT)

Suhu Masa Inkubasi


Media Mikroorganisme
Inkubasi

Tidak kurang
Candida Albicans 20-25°C dari 5 hari
Sabouraud
ATCC 10231
Dextrose
Agar (SDA) Tidak kurang
Aspergillus brasiliensis 20-25°C dari 5 hari
ATCC 16404

Tidak kurang
Pseudomonas aeruginosa 30-35°C dari 3 hari
ATCC 9027

Tidak kurang
Staphylococcus aureus 30-35°C dari 3 hari
ATCC 6538

Tryptic Soy Tidak kurang


Agar (TSA) Bacillus subtilis 30-35°C dari 3 hari
ATCC 6633

Tidak kurang
Candida albicans 30-35°C dari 5 hari
ATCC 10231

Tidak kurang
Aspergillus brasiliensis 30-35°C dari 5 hari
ATCC 16404

4) Uji Kualitas Air dengan metode MPN (Most Probably Number)


MPN adalah suatu metode enumerasi mikroorganisme yang menggunakan
data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam
seri tabung yang ditanam dari sampel padat/cair sehingga dihasilkan kisaran
jumlah mikroorganisme dalam jumlah perkiraan terdekat.
Bakteri coliform dalam sumber air merupakan indikasi pencemaran air.
Dalam penentuan kualitas air secara mikrobiologi kehadiran bakteri tersebut
ditentukan berdasarkan tes tertentu yang umumnya menggunakan tabel MPN.
Tabel Ketentuan Most Probably Number

Jumlah Tabung Jumlah Tabung


Positif MPN per Positif MPN per
10 1 0,1 100 ml 10 0,1 100 ml
1 mL
mL mL mL mL mL
0 0 0 0 2 0 0 9.1
0 0 1 3 2 0 1 14
0 0 2 6 2 0 2 20
0 0 3 9 2 0 3 26
0 1 0 3 2 1 0 15
0 1 1 6.1 2 1 1 20
0 1 2 9.2 2 1 2 27
0 1 3 12 2 1 3 34
0 2 0 6.2 2 2 0 21
0 2 1 9.3 2 2 1 28
0 2 2 12 2 2 2 35
0 2 3 16 2 2 3 12
0 3 0 9.4 2 3 0 29
0 3 1 13 2 3 1 36
0 3 2 16 2 3 2 44
0 3 3 19 2 3 3 53
1 0 0 5.6 3 0 0 23
1 0 1 7.2 3 0 1 39
1 0 2 11 3 0 2 64
1 0 3 15 3 0 3 95
1 1 0 7.3 3 1 0 43
1 1 1 11 3 1 1 75
1 1 2 15 3 1 2 120
1 1 3 19 3 1 3 160
1 2 0 11 3 2 0 93
1 2 1 15 3 2 1 150
1 2 2 20 3 2 2 210
1 2 3 24 3 2 3 290
1 3 0 16 3 3 0 240
1 3 1 20 3 3 1 460
1 3 2 24 3 3 2 1100
1 3 3 29 3 3 3 > 2400

Dalam estimasi ini adalah estimasi jumlah paling memungkinkan organisme


coliform dalam 100 mL air. Prosedur pengujiannya meliputi :
a) Uji penduga (Presumtive test)
Pada uji penduga, sampel ditanam pada 10 mL media LB (Lactose Broth)
yang berisi tabung durham terbalik. Lactose broth mengandung pepton dan
ekstrak beef menyediakan nutrisi penting untuk metabolisme bakteri. Laktosa
menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme
coliform yang mana laktosa dapat difermentasi menjadi asam organik (Gula
(glukosa & galaktosa)) dan CO2 (karbon dioksida).
Hasil dibandingkan dengan kontrol positif dan kontrol negatif. Hasil positif
dilihat dari adanya gelembung pada tabung durham dan kekeruhan pada
media. Jika hanya ada kekeruhan tanpa adanya gelembung pada tabung
durham maka tabung tersebut dinyatakan negatif.
Berikut prosedur uji penduga :
(1) Siapkan 9 tabung reaksi yang berisi 10 mL media LB dan tabung durham
(keadaan terbalik & tdk bergelembung) yang sudah disterilkan.
(2) Pipet 10 mL sampel kedalam masing - masing 3 tabung pertama secara
aseptik.
(3) Pipet 1 mL sampel kedalam masing - masing 3 tabung kedua secara
aseptik.
(4) Pipet 0,1 mL kedalam masing - masing 3 tabung terakhir secara aseptik.
(5) Inkubasi selama 2 hari dengan suhu 30-35°C.
(6) Setelah diinkubasi, amati dan hitung jumlah tabung positif dan lihat
interpretasi hasilnya pada tabel MPN.

b) Uji penetapan (Confirmed test)


Jika pada saat uji penduga didapat tabung yang diduga positif (adanya
gelembung dan kekeruhan), maka dilakukan uji penetapan (confirmed test)
yaitu dengan cara menginokulasi tiap tabung positif pada media EMBA (Eosin
Methylen Blue Agar) dan dilakukan secara duplo. Dilakukan juga kontrol positif
dengan menginokulasi bakteri e.coli pada media EMBA. Balik cawan petri dan
inkubasi di suhu 30 - 35°C selama 24 - 48 jam. Setelah itu bandingkan koloni
pada sampel dengan kontrol positif (koloni warna biru dengan kilau logam yang
khas).
2. Limbah

2.1. Pengertian
Limbah menurut Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan. Salah satu jenis
limbah berdasarkan karakteristiknya adalah limbah cair yaitu limbah yang berupa
cairan yang dihasilkan oleh suatu kegiatan industri, yang diduga dapat
menurunkan kualitas lingkungan sekitarnya.

2.2. Parameter Pemeriksaan

Tabel Parameter Pemeriksaan Limbah Cair

Periode
No Parameter Persyaratan
Pemeriksaan

Biology Oxygen Tidak lebih dari


1 Setiap minggu
Demand (BOD5) 100 mg/L

Chemical Oxygen Tidak lebih dari


2 Setiap hari
Demand (COD) 300 mg/L

Tidak kurang dari


3 Dissolve Oxygen (DO) Setiap hari
1 mg/L
Tidak lebih dari 30
4 N-Total Setiap 2 minggu
mg/L
Tidak lebih dari 1
5 Phenol Setiap 2 minggu
mg/L

6 Power of Hydrogen (pH) Setiap hari 6,0 – 9,0

Total Suspended Solid Tidak lebih dari


7 Setiap hari
(TSS) 100 mg/L
2.3 . Alur Limbah Cair dan Parameter Pemeriksaannya

Bak penampungan
pH dan COD
awal

Bak transisi pH dan COD

Bak aerob 1 pH, COD dan DO

Bak aerob 2 pH, COD dan DO

Bak kontrol 1

Bak kontrol 2 pH, COD dan DO

Bak pengendapan

Biokontrol pH, COD, DO, BOD5, TSS,


N-Total, dan Phenol

Sungai
2.4. Metode Pemeriksaan Limbah Cair
1) Biology Oxygen Demand (BOD)
a) Pengertian
BOD adalah jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme
untuk menguraikan zat organik secara biokimia dalam air setelah
diinkubasi selama 5 x 24 jam pada suhu 20°C yang dinyatakan sebagai
mg
⁄L.
b) Cara Kerja
(1) Aerasi 2 L air ledeng selama 2 jam sebagai larutan pengencer.
(2) Saring dan atur pH antara 6,5 - 7,5 dengan menambahkan NaOH 0,1
N atau H2SO4 0,1 N.
(3) Buat pengenceran sampel diambil dari 1/5 x COD.
(4) Masukkan ke dalam labu ukur 2 L dengan menambahkan MgSO 4,
FeCl3, CaCl2 dan Buffer Phospat masing masing 2 mL, lalu tepatkan
sampai volume 2 L.
(5) Kocok sampel tersebut dan masukka ke dalam 4 buah botol BOD
untuk menentukan DO0 dan DO5 dengan identitas A, B, C dan D.
(6) Tambahkan MnSO4.H2O dan alkali iodida azida masing-masing 1 mL
ke dalam botol A dan botol B.
(7) Homogenkan dan diamkan selama 30 menit hingga endapan turun.
(8) Tuangkan bagian atas larutan ke dalam labu bulat 500 mL.
(9) Tambahkan 2 mL H2SO4 pekat ke dalam botol BOD yang berisi
endapan, kocok hingga endapan larut.
(10) Satukan larutan tersebut dengan larutan pada nomor 8, kocok hingga
homogen.
(11) Titrasi dengan Na2S2O3 0,025 N sampai warna kuning muda.
(12) Tambahkan 5 tetes indikator amylum, titrasi sampai TA warna biru
tepat menghilang. Catat untuk perhitungan DO0 .
(13) Simpan botol BOD (c dan d) di dalam inkubator selama 5 hari pada
suhu 20°C.
(14) Lakukan pengerjaan sama seperti nomer 6 s.d. 11.
c) Persamaan Reaksi
MnSO4(aq) + KOH(aq)  Mn(OH)2(s) + K2SO4(aq)
2Mn(OH)2(s) + O2(aq)  2MnO2(s) + 2H2O(l)
MnO2(s) + 2I-(aq) + 4H+(aq)  Mn2+(aq) + I2(aq) + 2H2O(l)
I2(aq) + Amylum(aq)  I2-Amylum(aq)
I2Amylum(aq) + 2Na2S2O3(aq)  Na2S4O6(aq) + 2NaI(aq) + Amylum(aq)

d) Perhitungan
V. penitar x [penitar]x 8x1000
DO =
V. sampel – 2 mL

BOD5 = (DO0 – DO5 ) x Faktor pengenceran

2) Chemical Oxygen Demand (COD)


a) Pengertian
COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-
zat organik yang terdapat dalam sampel air dengan menggunakan
mg
oksidator kalium dikromat yang dinyatakan sebagai ⁄L.
b) Cara Kerja
(1) Pipet 2,5 mL contoh ke dalam tabung COD.
(2) Tambahkan 1,5 mL larutan K2Cr2O7 0,1 N.
(3) Tambahkan 3,5 mL larutan pereaksi Ag2SO4.
(4) Tutup tabung dan homogenkan. Letakkan pada thermoreaktor yang
telah dipanaskan pada suhu 150°C selama 2 jam.
(5) Dinginkan tabung, pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu
erlenmeyer.
(6) Tambahkan indikator Ferroin 1-2 tetes dan titrasi dengan larutan
Ferro Ammonium Sulfat 0,05 M sampai terjadi perubahan warna yang
jelas dari hijau-biru menjadi coklat kemerahan.
(7) Lakukan langkah 1 sampai 9 terhadap air murni sebagai blanko.
(8) Hitung nilai COD dengan blanko.

c) Persamaan Reaksi
CxHyOz(aq) + Cr2O72-berlebih(aq)  Cr3+(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Cr2O72-(aq) + 6Fe2+(aq) + 14H+(aq)  6Fe3+(aq) + 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)

Fe2+(aq) + 3Ph(aq)  [Fe(Ph)3]2+(aq)


d) Perhitungan
mg O2⁄ ( V.blanko – V.titrasi) x [penitar] x 8x1000
COD ( L) = Vsampel

3) Dissolve Oxygen (DO)


a) Pengertian
DO adalah jumlah oksigen terlarut di dalam air yang dinyatakan sebagai
mg
⁄L.
b) Cara Kerja
(1) Ukur sebanyak 300 mL sampel, masukkan ke dalam botol Winkler.
(2) Tambahkan MnSO4.H2O dan alkali iodida azida masing-masing 1 mL
ke dalam botol Winkler.
(3) Homogenkan dan diamkan selama 30 menit hingga endapan turun.
(4) Tuangkan bagian atas larutan ke dalam labu bulat 500 mL.
(5) Tambahkan 2 mL H2SO4 pekat ke dalam botol Winkler yang berisi
endapan, kocok hingga endapan larut.
(6) Satukan larutan tersebut dengan larutan pada nomor d, kocok hingga
homgen.
(7) Titrasi dengan Na2S2O3 0,025 N sampai warna kuning muda.
(8) Tambahkan 5 tetes indikator amylum, titrasi sampai TA warna biru
tepat menghilang.
(9) Hitung nilai DO dengan blanko.

c) Persamaan Reaksi
MnSO4(aq) + KOH(aq)  Mn(OH)2(s) + K2SO4(aq)
2Mn(OH)2(s) + O2(aq)  2MnO2(s) + 2H2O(l)
MnO2(s) + 2I-(aq) + 4H+(aq)  Mn2+(aq) + I2(aq) + 2H2O(l)
I2(aq) + Amylum(aq)  I2-Amylum(aq)
I2-Amylum(aq) + 2Na2S2O3(aq)  Na2S4O6(aq)+ 2NaI(aq )+ Amylum(aq)

d) Perhitungan
V. titrasi x [penitar] x 8x1000
DO =
V. sampel − 2 mL
4) N-Total
a) Pengertian
N-Total (Nitrogen Total) adalah jumlah nitrogen yang terdapat pada
limbah cair meliputi amoniak, nitrit dan nitrat.
b) Cara Kerja
(1) Pipet 1,0 mL contoh ke dalam tabung cell test.
(2) Tambahkan 9,0 mL air murni ke dalam tabung cell test.
(3) Tambahkan 1 sendok N-1K.
(4) Tambahkan 6 tetes N-2K, homogenkan.
(5) Panaskan dalam thermoreaktor pada suhu 120°C selama 1 jam.
(6) Angkat dan dinginkan (jangan dikocok).
(7) Pipet 1,0 mL larutan sampel dan masukkan ke dalam tabung cell test.
(8) Tambahkan 1,0 mL N-3K, kemudian kocok.
(9) Biarkan selama 10 menit.
(10) Ukur menggunakan Spectroquant sesuai protap pemakaian alat
spectroquant.

5) Phenol
a) Cara Kerja
(1) Pipet 10 mL contoh ke dalam tabung reaksi.
(2) Tambahkan 0,5 mL Ph-1, kemudian kocok.
(3) Tambahkan 1 sendok Ph-2, kocok sampai larut.
(4) Tambahkan 1 sendok Ph-3, kocok sampai larut.
(5) Biarkan selama 10 menit.
(6) Pindahkan ke dalam kuvet.
(7) Ukur menggunakan Spectroquant.

6) Power of Hydrogen (pH)


a) Pengertian
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan dengan
skala 0 – 14.
b) Cara Kerja
(1) Ambil 80 mL contoh.
(2) Masukkan ke dalam gelas kimia 100 mL.
(3) Ukur menggunakan pH meter sesuai protap penggunaan pH meter.
7) Total Suspended Solid (TSS)
a) Pengertian
TSS adalah semua zat padat pada air limbah yang tertahan pada
penyaring dengan kertas saring yang berpori sebesar 0,45 µm dan
keringkan pada suhu tertentu secara merata yang dinyatakan dalam satuan
mg
⁄L.
b) Cara Kerja
(1) Bilas kertas saring terlebih dahulu dengan aqua DM sebanyak 20 mL
hingga bersih dari partikel-partikel halus.
(2) Simpan pada cawan petri dan keringkan dalam oven pengering pada
suhu 103-105°C selama 1 jam.
(3) Dinginkan dalam desikator selama 10 menit.
(4) Timbang kertas saring hingga mendapat berat tetap.
(5) Simpan kertas saring yang telah diketahui beratnya pada alat
penyaring.
(6) Saring sampel sebanyak 100 mL.
(7) Bilas residu tersuspensi dengan 10 mL air murni dengan 3x
pembilasan.
(8) Simpan kertas saring pada cawan petri.
(9) Keringkan dalam oven pengering pada suhu 103-105°C selama 1
jam.
(10) Dinginkan kembali dalam desikator selama 10 menit.
(11) Timbang hingga mendapatkan berat tetap.
(12) Hitung TSS.

c) Perhitungan
(A−B)x 1000
TSS =
Volume sampel

Keterangan :
A : Berat kertas saring berisi residu.
B : Berat kertas saring kosong
Kegiatan Selama Prakerin

a) Pembuatan media
 Media Lactose Broth
 Media Triptic Soya Broth
 Media Triptic Soya Agar
 Media Sabouraud Dextrose Agar
 Media Mannitol Salt Agar
 Media MacConkey Agar
 Media Xylose Lysine Desoxycholate Agar
 Media Rappaport Vasiliadis Soy Broth
 Dapar Phospat

b) Melakukan Pemeriksaan ALT dan AKK


 Air Murni (MPN)
 Asifit Inti (ALT dan AKK)
 Asifit Salut (ALT dan AKK)
 Ekstrak Pekat Daun Katuk (ALT dan AKK)
 Ekstrak Encer Daun Saga
 Batugin Elixir (ALT dan AKK)
 Fituno (ALT dan AKK)
 Enkasari
 Botol PET 120 mL

c) Melakukan Uji Identifikasi Bakteri Patogen


 Asifit Inti
 Asifit Salut
 Batugin Elixir
 Ekstrak Pekat Daun Katuk
 Ekstrak Encer Daun Saga
 Fituno
 Enkasari

d) Melaksanakan Pengamatan Hasil Inkubasi


 Asifit Salut
 Asifit inti
 Batugin Elixir
 Enkasari
 Fituno
e) Melaksanakan Pemeriksaan Air Limbah dengan Parameter
pH, COD, BOD

Anda mungkin juga menyukai