Anda di halaman 1dari 24

MIKROBIOLOGI

Dasar PJKK

Perhitungan jumlah bakteri cara tuang ini dilakukan


dengan pengenceran contoh 10-1 s/d 10-3 dan blanko
kemudian dari masing-masing pengenceran dipipet
sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri dan dihitung media
PCA (Plate Count Agar) sebanyak 15 ml lalu diinkubasi
pada suhu 37 oC selama 24 jam . Hitung jumlah koloni
pada setiap cawan petri dengan alat instrument colony
counter yang dilengkapi dengan kaca pembesar
kemudian dihitung rata-rata dari 2 cawan
dengan pengenceran yang setingkat sesuai dengan kaidah
yang berlaku.
Dasar ALT
Perhitungan jumlah coliform cara APM dilakukan dengan
pengenceran contoh 10-1 s/d 10-3 dan blanko kemudian
dari masing-masing pengenceran dipipet sebanyak 1 ml ke
dalam tabung ulir berdurham yang berisi media BGLB steril
lalu diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam . Adanya
tabung durham terbalik pada tabung ulir bertujuan untuk
memudahkan pengamatan gas yang terbentuk. Hitung
jumlah tabung yang bergas pada masing – masing 20
pengenceran kemudian dihitung dengan menggunkan
bantuan indeks tabel APM.
Dasar PJKK

Perhitungan jumlah jumlah kapang kamir cara tuang


ini dilakukan dengan pengenceran contoh 10-1 s/d
10-3 dan blanko kemudian dari masing-masing
pengenceran dipipet sebanyak 1 ml ke dalam cawan
petri dan dihitung media PDA sebanyak 15 ml lalu
diinkubasi pada suhu 28 oC selama 3-5 hari . Hitung
jumlah koloni kapang dan khamir pada setiap cawan
petri dengan alat instrument colony counter yang
dilengkapi dengan kaca pembesar kemudian dihitung
rate-rate dari 2 cawan dengan pengenceran yang
setingkat sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Dasar Bakteri Patogen

Pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada


perbenihan khusus setelah diinkubasi pada suhu 35 °C
selama 45 jam sampai 48 jam.
BPW
80 ml 9 ml 9 ml 9 ml

8 gram 1 ml 1 ml
sampel

10-1 10-2 10-3


Blanko
@ 1 ml @ 1 ml @ 1 ml

BGBB BGBB BGBB PCA PCA PDA PDA MSA BGBB BGBB BGBB PCA PCA PDA PDA BGBB BGBB BGBB PCA PCA PDA PDA BGBB PCA PDA

Semua tabung ulir yang telah dihomogenkan,


dimasukkan ke dalam piala gelas beralas koran

@ 1 ml @ 1 ml
Inkubasikan pada suhu 35oC selama 24 jam. Untuk
Uji Kapang Khamir, inkubasikan pada suhu 28oC
selama 3-5 hari

BGBB PCA PDA Amati jumlah tabung bergas pada tiap pengenceran BGBB PCA PDA
dan hitung jumlah bakteri, kapang dan khamir
dengan koloni counter
Kadar Gula Total
Dasar
• Sukrosa dalam sampel dihidrolisis dengan
penambahan HCl 25% dalam suhu 60o – 70oC menjadi
monosakarida pereduksi yang akan mereduksi CuO
dan larutan Luff yang ditambahkan berlebiih terukur
menjadi endapan Cu2O berwarna merah bata dan
asam glukonat. Sisa CuO direduksi oleh KI
menghasilkan I2 bebas yang akan dititar dengan Tio
(Na2S2O3) menggunakan indikator kanji hingga
didapat Titik Akhir berupa larutan tidak berwarna dan
endapan putih susu.
Reaksi
CuO + 2 KI→CuI2 + K2O
2CuI2 → Cu2I2 + I2
I2 + Na2S2O3 → NaI + Na2S4O6
LU 250 ml ,
5 gram sampel dihimpitkan, k.s. berabu Dipipet 50 ml LU 250 ml
homogenkan

+(NH4)2HPO4 Uji endapan Dihimpitkan &


s/d end. putih sempurna dihomogenkan

+ 10 ml Pb-
asetat ½ basa

Didiamkan +5 ml HCl 25%


½ jam

k.s. berabu Dipipet 25 ml LU 100 ml


Angkat, dinginkan,
Dipanaskan
dinetralkan
70 -80 oC
(+PP, +NaOH s/d
mms) Dihimpitkan & 25 ml
dihomogenkan

3’ mendidih, 10’
dipertahankan
25 ml Luff

+10 ml KI 10% Tio 0,1 N


didinginkan +25 ml H2SO4 25% Kuning seulas

Tio 0,1 N
+1 ml kanji
TA : tak berwarna
Kadar Pengawet
Dasar

Larutan asam benzoat dapat larut dalam eter.


Pada pH 4, Na- benzoat akan berubah menjadi
asam benzoat. Kristal asam benzoat dapat larut
dalam aseton sehingga dapat dititar dengan Naoh
0,1 N sampai titik akhir merah muda seulas
dengan indikator PP.
Reaksi
+NaOH 1N s/d netral Diekstrak 3x 25 ml
+ H2SO4 4N (pH 4) Dengan ether
+buffer pH 4 10 ml
+5 gram sampel

+25 ml H2O
Dicuci dengan air Sisa ether diuapkan +PP
hangat s/d bebas H+ di hotplate + 25 ml aseton

NaOH 0,02 N
TA : MMS
Kadar Logam As Secara AAS
Dasar
• Contoh di destruksi dengan asam menjadi
larutan arsen. Larutan As5+ direduksi dengan KI
menjadi As3+ dan direaksikan dengan NaBH4
atau SnCl2 sehingga terbentuk AsH3 yang
kemudian dibaca dengan SSA pada panjang
gelombang 193,7 nm.
 
Reaksi
Preparasi sampel

+ HNO3 65% sedikit


demi sedikit s/d
hitam cokelat
0,5 gram sampel + 10 ml HNO3 65% LU 50 ml
+8 ml H2SO4 98% Didestruksi

+2 ml HClO4 70% s/d lar. Jernih/


Didinginkan
Sedikit demi sedikit kuning

LU 100 ml
+ 4 ml HCl 4M
Larutkan d/ ar
suling
Standar induk 1000 ppm

5 ml LU 250 ml (20 ppm)

5 ml LU 50 ml (2 ppm/ 2000 ppb)

Std induk 2000 ppb

Ppm 0 20 50 80 110 150


LU 100 ml
ml 0 1 2,5 4 5,5 7,5 + HCl 1,2 M

sampel

10 ml LU 100 ml
Padatan Terlarut
Dasar
Indeks bias larutan contoh diukur pada suhu
20 °C ± 0,5 °C menggunakan refraktometer.
Nilai indeks bias setara dengan jumlah
padatan terlarut (dihitung sebagai konsentrasi
sukrosa) menggunakan Tabel B.2 (Hubungan
antara indeks bias dan % padatan terlarut),
atau langsung dibaca pada refraktometer yang
mempunyai skala nilai padatan terlarut.
+ 200 ml air
suling
20-30 oC
40 gram contoh

Bersihkan prisma Bilas dengan


Disaring Nyalakan alat dengan alkohol air sulig 3x
pembilas

Baca indeks Baca indeks


Bilas dengan
bias air bias sampel
sampel
(min. 10x)

Anda mungkin juga menyukai