Anda di halaman 1dari 7

PENENTUAN KADAR KLOR AKTIF

DALAM KAPORIT METODE TITRIMETRI

I Metode : Titrasi dengan prinsip Iodometri

II Alat yang dibutuhkan :


(1) Neraca Analitis dan Teknis
(2) Labu ukur : 1000, 250, 100 ml
(3) Labu erlenmeyer, 250 atau 300 ml
(4) Beaker glass : 1000, 500 ml
(5) Gelas ukur, 100 ml
(6) Pipet ukur atau Komagome : 5, 10 ml
(7) Pipet Gondok : 25, 10 ml
(8) Batang pengaduk
(9) Corong gelas : diameter 6 atau 8 cm
(10) Botol reagen: 1000, 250, 100 ml
(11) Botol semprot : 500 ml
(12) Buret, 50 atau 25 ml
(13) S t a t i p
(14) Double clamp buret

III Zat Kimia / Bahan yang dibutuhkan :


(1) Kaporit, Ca(OCl)2 → yang akan ditentukan kadar klor aktif.
(2) Sodium tio sulfat, Na2S2O3.5H2O
(3) Potassium dikhromat, K2Cr2O7
(4) Potassium Iodida, KI
(5) Asam Asetat, CH3COOH
(6) Asam Sulfat, H2SO4
(7) Amylum ( Strach Potato )
(8) Kloroform
(9) Aquadest

IV Cara Kerja :

a. Pembuatan Reagen :

(1) Larutan Kaporit 0,1 % :


 Timbang dengan teliti 0,25 gram kaporit
 Larutkan dengan aquadest dalam beaker glass 100 ml sampai larut
 Pindahkan secara kuantitatif kedalam labu ukur 250 ml, dengan cara
membilas beaker glass dengan aquadest berkali-kali, air bilasan dimasukkan
kedalam labu ukur.
 Tepatkan volumenya menjadi 250 ml, bolak-balik labu.
 Pindahkan larutan kedalam botol plastik atau beaker glass.
 Simpan ditempat yang tidak terkena cahaya dan panas.
Catatan : Sebaiknya pembuatan larutan kaporit ini sehari sebelum analisa
dilakukan.
(2) Larutan Na tio sulfat 0,025 N ( untuk 1 liter larutan ) :
 Panaskan aquadest sebanyak + 1 liter sampai mendidih, dinginkan
 Timbang Na tio sulfat sebanyak 6,2045 gram
 Larutkan dengan aquadest (yang telah dididihkan) didalam labu ukur 1000
ml, tepatkan volumenya menjadi 1000 ml dengan penambahan aquadest.
 Tambahkan 0,5 ml Kloroform ( sebagai pengawet ).

(3) Larutan Standar Induk K2Cr2O7 0,25 N ( untuk 250 ml larutan ) :


o
 Keringkan K2Cr2O7 dalam oven pada 120 C, selama 2 jam, dinginkan
dalam desikator.
 Timbang sebesar 3,0645 gram.
 Larutkan dengan aquadest dalam labu ukur 250 ml
 Tepatkan volumenya sampai tanda batas

(4) Larutan Standar K2Cr2O7 0,025 N ( untuk 100 ml larutan ) :


 Pipet ( dengan pipet gondok ) 10 ml larutan standar induk K2Cr2O7
0,25 N, masukkan kedalam labu ukur 100 ml.
 Tepatkan volumenya menjadi 100 ml, dengan aquadest.

(5) Asam Sulfat 1 : 8 ( untuk 100 ml larutan ) :


 Masukkan 80 ml aquadest kedalam botol reagen
 Tambahkan secara hati-hati 10 ml asam sulfat pekat.

(6) Larutan Amylum ( untuk 200 ml larutan ) :


 Timbang 5 gram amylum, masukkan dalam beaker glass 100 ml
 Buat suspensi amylum dengan cara menambahkan aquadest
sehingga volume suspensi menjadi + 50 ml, aduk dengan batang pengaduk.
 Didihkan aquadest kira-kira 150 ml.
 Masukkan suspensi amylum kedalam aquadest mendidih, panaskan
terus sampai amylum larut ( larutan menjadi bening ).
Catatan : Larutan ini tidak tahan lama, jadi harus disimpan di kulkas (medicool)
atau diberi pengawet (kloroform atau HgI2)

b. Penentuan Normalitas Larutan Na tio sulfat 0,025 N :

(1) Siapkan alat titrasi


(2) Bilas buret dengan aquadest dan terakhir dengan larutan Na tio sulfat
(3) Isi buret dengan larutan Na tio sulfat, tetapkan miniskus pada “0” ml.
(4) Pipet ( dengan pipet gondok ) 10 ml larutan K2Cr2O7 0,025 N, masukkan
kedalam labu Erlenmeyer.
(5) Tambahkan 40 ml aquadest
(6) Tambahkan 10 ml larutan asam sulfat ( H2SO4 ) 1 : 8
(7) Tambahkan 2 gram KI, aduk sampai KI larut dengan cara menggerak-gerakkan
labu (setelah penambahan KI, titrasi harus segera dilakukan).
(8) Titrasi dengan larutan Na tio sulfat sampai warna kuning muda
(9) Tambahkan larutan amylum 2 ml (larutan menjadi warna biru tua)
(10) Lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang ! Catat pemakaian larutan Na tio
sulfat ( peniter ), masukkan kedalam perhitungan.
Catatan : Lakukan cara kerja ini minimal 2 x (duplo), jika terdapat perbedaan hasil
titrasi > 0,2 ml, lakukan 3 x (triplo), ambil nilai rata-rata dari angka
terdekat.

c. Penentuan kadar klor aktif :

(1) Tepatkan miniskus larutan Na tio sulfat pada “0” skala buret (siap untuk
dilakukan titrasi).
(2) Pipet (dengan pipet gondok) 10 ml larutan kaporit 0,1 %, masukkan kedalam
labu ukur 100 ml, tepatkan volumenya dengan aquadest sampai tanda batas →
volume sampel : 100 ml ; konsentrasi larutan kaporit (sampel ) = 100 mg/l.
(3) Pindahkan larutan kedalam labu Erlenmeyer.
(4) Tambahkan 3 ml asam asetat glacial.
(5) Tambahkan 1 gram KI, aduk sampai KI larut.
(6) Titrasi sampai warna kuning muda.
(7) Tambahkan 2 ml amylum, lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang, catat
ml titran ( ml Na tio sulfat ), masukkan kedalam perhitungan.
(8) Lakukan cara kerja ini minimal 2 x, jika hasil meragukan (perbedaan > 0,2 ml )
lakukan kembali dari langkah awal. Ambil nilai rata-rata dari hasil yang
mendekati satu sama lain, masukkan nilai rata-rata kedalam perhitungan.

Catatan : Jika pada langkah (5) setelah penambahan KI, warna larutan sudah kuning
muda, lakukan penambahan amylum sebelum titrasi → langkah (6) dilakukan, hal ini
terjadi bila konsentrasi klor aktif rendah.

V Perhitungan :

a. Penentuan Normalitas Na tio sulfat :

Rumus : V1 x N1 = V2 x N2

dimana :
V1 = volume larutan standar K2Cr2O7 yang dipipet/dititrasi, ( ml )
N1 = normalitas larutan K2Cr2O7 yang dipipet/dititrasi ( grek/l )
V2 = volume larutan Natio sulfat peniter, ( ml )
N2 = normalitas larutan Na tio sulfat yang ditentukan ( grek/l )

b. Konsentrasi Klor Aktif dalam Kaporit :

Rumus :
1000 x ( A – B ) x NNa tio sulfat x 35,453
---------------------------------------------------- = mg/l
ml sampel
dimana :
A = ml Na tio sulfat untuk titrasi sampel
B = ml Na tio sulfat untuk titrasi blanko
Keterangan :

Nilai B ada, jika sampel Kaporit dilarutkan dengan air yang mengandung Klor
(misalnya air yang diproduksi oleh PDAM, dll ), dibuktikan dengan cara :
 Ambil 100 ml air pelarut, masuikkan kedalam labu Erlenmeyer.
 Tambahkan 3 ml asam asetat glacial
 Tambahkan 1 gram KI.
 Tambahkan 2 ml larutan amylum → jika terjadi warna biru, lakukan titrasi sampai
warna biru tepat hilang, hasil titrasi merupakan nilai B.
 Jika setelah penambahan amylum tidak terjadi warna biru → maka air pelarut
tidak mengandung klor, tidak perlu dilakukan titrasi, nilai B = 0, nilai ini sama jika
aquadest digunakan sebagai pelarut.

c. Kadar Klor Aktif dalam Kaporit :

Rumus :

Konsentrasi Klor Aktif, mg/l *)


--------------------------------------------------- x 100 % = %
Konsentrasi Kaporit (sampel), mg/l **)
FLOWCHART
PENENTUAN KADAR KLOR AKTIF
DALAM KAPORIT

Pipet 10 ml. lar. Kaporit 0,1 %


Masukkan dalam labu ukur 100 ml.
+ 90 ml Aquadest
Tambahkan 4 – 5 ml Asam Acetat

Tambahkan 2 gr KI

Warna yang terjadi kuning tua

Titrasi dengan
Lar. Natrium Thiosulfat 0,025 N

Warna yang terjadi kuning muda

Tambahkan 2 – 3 ml
Lar. Indikator Amylum

Lanjutkan Titrasi dengan


Lar. Natrium Thiosulfat 0,025 N

Titik akhir titrasi


warna tepat hilang

Kadar Klor Aktif dalam Kaporit :

Rumus :
1000 x ( A – B ) x NNa tio sulfat x 35,453
--------------------------------------------------- = mg/l
ml sampel
dimana :

A = ml Na tio sulfat untuk titrasi sampel


B = ml Na tio sulfat untuk titrasi blanko

Konsentrasi Klor Aktif mg/l - Cl2


---------------------------------------------------- x 100 % =
Konsentrasi Kaporit (sampel) mg/l – Cl2
PENENTUA
N KADAR CHLOR AKTIF
CARA PRAKTIS DI LAPANGAN

1
+ Lar. Kaporit 0,1% sebanyak
Masukkan Air 2 – 3 ml ( 3 mg/l )
Setelah Filter
Sebanyak 1 liter
3

Aduk
Periksa sisa khlor
didapat = 1,5 mg/l

Perhitungan :
Pembubuhan kaporit 3 mg/l Ca (OCl2)
Kadar Kaporit dipasaran 60% x 3 mg/l = 1,8 mg/l

60
3 mg/l x ------- = 1,8 mg/l Cl2
100

1,5 60
----- x ---- x 100% = 50 %
1,8 100
PENENTUAN DAYA PENGIKAT CHLOR (DPC/DPK)

1
+ Lar. Kaporit 0,1% sebanyak
Masukkan Air 2 – 3 ml ( 3 ml = 3 mg/l )
Setelah Filter
Sebanyak 1 liter
3

Aduk
Dan diamkan ditempat terlindung cahaya
selama 30 menit
Selama 30 menit

Periksa sisa khlor setelah 30 menit


didapat = 1,1 mg/l

Perhitungan :
Pembubuhan kaporit 3 mg/l Ca (OCl2)

55,6
3 mg/l x ------- = 1,67 mg/l - Cl2
100
Sisa Khlor setelah 30 menit = 1,1 mg/l Cl2

Maka Daya Pengikat Khlor (DPC) setelah 30 menit = 1,67 mg/l – 1,1 mg/l
= 0,57 mg/l Cl2
*Dimisalkan Jika direservoir sisa khlornya = 0,6 mg/l Cl2
Maka pembubuhan sebagai khlor = DPC + sisa khlor yang diinginkan
0,57 mg/l + 0,6 mg/l = 1,17 mg/l – Cl2

100
Pembubuhan Kaporit = 1,17 x ---- = 2,1 mg/l (Dosis Kaporit)
55,6

Anda mungkin juga menyukai