IV Cara Kerja :
a. Pembuatan Reagen :
(1) Tepatkan miniskus larutan Na tio sulfat pada “0” skala buret (siap untuk
dilakukan titrasi).
(2) Pipet (dengan pipet gondok) 10 ml larutan kaporit 0,1 %, masukkan kedalam
labu ukur 100 ml, tepatkan volumenya dengan aquadest sampai tanda batas →
volume sampel : 100 ml ; konsentrasi larutan kaporit (sampel ) = 100 mg/l.
(3) Pindahkan larutan kedalam labu Erlenmeyer.
(4) Tambahkan 3 ml asam asetat glacial.
(5) Tambahkan 1 gram KI, aduk sampai KI larut.
(6) Titrasi sampai warna kuning muda.
(7) Tambahkan 2 ml amylum, lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang, catat
ml titran ( ml Na tio sulfat ), masukkan kedalam perhitungan.
(8) Lakukan cara kerja ini minimal 2 x, jika hasil meragukan (perbedaan > 0,2 ml )
lakukan kembali dari langkah awal. Ambil nilai rata-rata dari hasil yang
mendekati satu sama lain, masukkan nilai rata-rata kedalam perhitungan.
Catatan : Jika pada langkah (5) setelah penambahan KI, warna larutan sudah kuning
muda, lakukan penambahan amylum sebelum titrasi → langkah (6) dilakukan, hal ini
terjadi bila konsentrasi klor aktif rendah.
V Perhitungan :
Rumus : V1 x N1 = V2 x N2
dimana :
V1 = volume larutan standar K2Cr2O7 yang dipipet/dititrasi, ( ml )
N1 = normalitas larutan K2Cr2O7 yang dipipet/dititrasi ( grek/l )
V2 = volume larutan Natio sulfat peniter, ( ml )
N2 = normalitas larutan Na tio sulfat yang ditentukan ( grek/l )
Rumus :
1000 x ( A – B ) x NNa tio sulfat x 35,453
---------------------------------------------------- = mg/l
ml sampel
dimana :
A = ml Na tio sulfat untuk titrasi sampel
B = ml Na tio sulfat untuk titrasi blanko
Keterangan :
Nilai B ada, jika sampel Kaporit dilarutkan dengan air yang mengandung Klor
(misalnya air yang diproduksi oleh PDAM, dll ), dibuktikan dengan cara :
Ambil 100 ml air pelarut, masuikkan kedalam labu Erlenmeyer.
Tambahkan 3 ml asam asetat glacial
Tambahkan 1 gram KI.
Tambahkan 2 ml larutan amylum → jika terjadi warna biru, lakukan titrasi sampai
warna biru tepat hilang, hasil titrasi merupakan nilai B.
Jika setelah penambahan amylum tidak terjadi warna biru → maka air pelarut
tidak mengandung klor, tidak perlu dilakukan titrasi, nilai B = 0, nilai ini sama jika
aquadest digunakan sebagai pelarut.
Rumus :
Tambahkan 2 gr KI
Titrasi dengan
Lar. Natrium Thiosulfat 0,025 N
Tambahkan 2 – 3 ml
Lar. Indikator Amylum
Rumus :
1000 x ( A – B ) x NNa tio sulfat x 35,453
--------------------------------------------------- = mg/l
ml sampel
dimana :
1
+ Lar. Kaporit 0,1% sebanyak
Masukkan Air 2 – 3 ml ( 3 mg/l )
Setelah Filter
Sebanyak 1 liter
3
Aduk
Periksa sisa khlor
didapat = 1,5 mg/l
Perhitungan :
Pembubuhan kaporit 3 mg/l Ca (OCl2)
Kadar Kaporit dipasaran 60% x 3 mg/l = 1,8 mg/l
60
3 mg/l x ------- = 1,8 mg/l Cl2
100
1,5 60
----- x ---- x 100% = 50 %
1,8 100
PENENTUAN DAYA PENGIKAT CHLOR (DPC/DPK)
1
+ Lar. Kaporit 0,1% sebanyak
Masukkan Air 2 – 3 ml ( 3 ml = 3 mg/l )
Setelah Filter
Sebanyak 1 liter
3
Aduk
Dan diamkan ditempat terlindung cahaya
selama 30 menit
Selama 30 menit
Perhitungan :
Pembubuhan kaporit 3 mg/l Ca (OCl2)
55,6
3 mg/l x ------- = 1,67 mg/l - Cl2
100
Sisa Khlor setelah 30 menit = 1,1 mg/l Cl2
Maka Daya Pengikat Khlor (DPC) setelah 30 menit = 1,67 mg/l – 1,1 mg/l
= 0,57 mg/l Cl2
*Dimisalkan Jika direservoir sisa khlornya = 0,6 mg/l Cl2
Maka pembubuhan sebagai khlor = DPC + sisa khlor yang diinginkan
0,57 mg/l + 0,6 mg/l = 1,17 mg/l – Cl2
100
Pembubuhan Kaporit = 1,17 x ---- = 2,1 mg/l (Dosis Kaporit)
55,6