C. DASAR TEORI :
Reaksi yang terjadi dalam penentuan glukosa cara Luff Schrool dapat
dituliskan sebagai berikut:
R –COH + CuO => Cu2O (endapan) + R - COOH
H2SO4 + CuO => CuSO4 + H2O
CuSO4 + 2KI => CuI2 + K2SO4
2CuI2 => Cu2I2 + I2
I2 + Na2S2O3 => Na2S4O6 + NaI
D. ALAT DAN BAHAN
a. Alat :
b. Bahan :
E. PROSEDUR KERJA
Pembuatan larutan KIO3 0,1N 50 ml
1. Menimbang padatan KIO3 sebanyak 0,1801 gr
2. Dimasukkan dan diencerkan ke dalam labu ukur 50 ml
Standarisasi :
1. Pipet 10 ml KIO3, dimasukkan ke erlenmeyer
2. Tambahkan 5 ml KI 10% dan 4-5 ml H2SO4 2N
3. Titrasi dengan Na2S2O4 sampai larutan kuning muda, kemudian
tambah 1 ml indikator amilum 1%. Titrasi dilanjutkan hingga tidak
berwarna.
Pembuatan sampel :
1. Timbang 5 gr sampel, dimasukkan ke labu destilasi.
2. Menambahkan 200 ml larutan HCl 3%. Didihkan selama 1 jam
dengan pendingin tegak.
3. Mendinginkan dan menetralkan dengan larutan NaOH 30% dan
menambahkan sedikit larutan CH3COOH 3% suasana larutan sedikit
asam.
4. Memindahkan larutan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 500 ml,
encerkan dengan aquadest dan tepatkan volumenya sampai tanda
batas, kocok dan saring melalui kertas saring kasar.
Titrasi blanko:
1. 25 ml aquades dimasukkan erlenmeyer
2. Tambah 25 ml reagen luff schrool, dipanaskan sampai mendidih
selama 10 menit
3. Tambah 15 ml KI 20%
4. Tambah 25 ml H2SO4 25%
5. Titrasi dengan Na2S2O3 0,1N
6. Apabila sudah kuning muda, tambah kanji 1%, lanjutkan titrasi
sampai warna biru hilang atau putih susu.
Titrasi sampel :
1. Pipet 10 ml sampel ke dalam erlenmeyer
2. Tambah 25 ml reagen luff schrool, batu didih dan 15 ml aquades
3. Panaskan campuran tsb dengan panas yang konstan sampai mendidih
selama 10 menit kemudian dengan cepat didinginkan didalam wadah
yang berisi es
4. Setelah dingin tambahkan perlahan 15 ml larutan KI 20% dan 25 ml
H2SO4 25 %
5. Titrasi secepatnya dengan larutan Na2S2O3 0,1N yang sudah
distandarisasi, sampai warna kuning muda. Tambahkan sedikit
indikator kanji 1%, lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang atau
putih susu.
F. HASIL PENGAMATAN
PERLAKUAN
PENGAMATAN
SEBELUM SESUDAH
PEMBUATAN LARUTAN Padatan KIO3
KIO3 0,1 N 50 ml 0,1801 gr
a. Menimbang KIO3 0,1801 gr
b. Dimasukkan dan dilarukan ke labu ukur Padatan kanji/ amilum Larutan kanji 1 %
100 ml
STANDARISASI 10 ml larutan KIO3
1. Pipet 10 ml KIO3, dimasukkan ke
erlenmeyer
2. Tambahkan 5 ml KI 10% dan 4-5 ml Larutan berwarna
H2SO4 2N orange gelap
G. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini yaitu uji kuantitatif karbohidrat yang bertujuan untuk
menentukan kadar karbohidrat yang terkandung di dalam sampel dengan
menggunakan metode Luff Schrool dan sampel yang digunakan yaitu tepung
beras.
Setelah titrasi blanko, dilakukan titrasi dengan sampel untuk menentukan kadar
glukosa dalam sampel, yaitu dengan memipet 10 ml filtrat sampel ke dalam
erlenmeyer serta ditambah beberapa batu didih. Kemudian ditambah 25 ml
reagen luff schrool sehingga larutan berwarna biru, kemudian dipanaskan hingga
mendidih 10 menit. Setelah mendidih, larutan berubah menjadi berwarna
kehitaman dan kemudian ditambah 15 ml KI 10% dan 25 ml H 2SO4 25% secara
perlahan. Saat penambahan H2SO4 25%, larutan berubah menjadi kecoklatan.
Kemudian, dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N sehingga larutan menjadi coklat
muda. Setelah itu ditambah 1 ml kanji 1% dan dilanjut titrasi, sehingga larutan
menjadi putih susu. Volume titrasi yang didapat yaitu 16,8 ml dan 16,9 ml,
sehingga kadar glukosa yang diperoleh setelah dilakukan perhitungan yaitu
sebesar 20,9095 %
H. KESIMPULAN
1. Kadar Glukosa pada sampel tepung beras yang didapat yaitu 20,9095%
DAFTAR PUSTAKA
http: // www.academia.edu/15786575/Glukosa_metode_loof_schroorl
PERHITUNGAN
gr 1000
0,1=6 ×
214 50
120 gr
0,1=
214
129 g r = 21,4
21,4
gr=
120
gr=0,1783
100 %
gr timbang= ×0,1783 = 0,1801 gr
99 %
Pembuatan kanji 1%
gr
1 %= x 100 %
100
1 = gr
Pembuatan H2SO4 25 %
% × V1 = % × V2
98 × V1 = 25 × 250
6250
V1 =
98
V1 = 63,7755 ml
Standarisasi I Standarisasi II
N1 . V1 = M2 . V2 N1 . V1 = M2 . V2
N1. 10 = 0,1 . 10 N1. 10 = 0,1 . 10
1 1
N1 = N1 =
10 10
N1 = 0,1 N1 = 0,1
Sampel I
( b−a ) × N .Tio
Z ml=
0,1
( 25,7−16,8 ) × 0,1
¿
0,1
¿ 8,9
Tabel Equivalensi
8→ 19,8
22,14 → mg pereduksi
mg glukosa× fp ×0,95
% pati = ×100 %
berat contoh
= 21,033 %
Sampel II
( b−a ) × N .Tio
Z ml=
0,1
( 25,7−16,9 ) ×0,1
¿ = 8,0
0,1
Tabel Equivalensi
8→ 19,8
21,88 → mg pereduksi
mg glukosa× fp ×0,95
% pati = ×100 %
berat contoh
= 0,20786 x 100%
= 20,786%
21,033+20,786
Total =
2
= 20,9095 %
1. Setelah ditambah H2SO4 2N
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI KUANTITATIF KARBOHIDRAT
“PENENTUAN KADAR GLUKOSA DENGAN METODE LUFF
SCHROOL”
PEMBIMBING :
NUR KUMALA SARI