Anda di halaman 1dari 18

A.

JUDUL : Uji Kuantitatif Karbohidrat Penentuan Kadar Glukosa


dengan Metode Luff Schroorl

B. TUJUAN : Menentukan besar kadar glukosa yang terkandung pada


sampel tepung beras

C. DASAR TEORI :

Karbohidrat adalah senyawa polihidroksialdehid atau polihidroksiketon


atau suatu senyawa yang terdiri atas karbon (C) dan hidrat (H 2O) yang berfungsi
sebagai sumber tenaga. Oleh karena itu karbohidrat mempunyai dua gugus
fungsional yang penting yaitu gugus hidroksil dan gugus keton atau aldehid.

Berdasarkan jumlah monomer , pembentuk suatu karbohidrat dibagi


menjadi tiga, yakni monosakarida,disakarida,polisakarida. Monosakarida adalah
karbohidrat yang tidak dapat dihidrolis lagi.

Monosakarida merupakan karbohidrat sederhana, dalam arti molekulnya


hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak diuraikan dengan cara
hidrolis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat yang lain. Adapun beberapa
monosakarida yakni glukosa,fruktosa,galaktosa.

Pada penentuan karbohidrat, dalam percobaan ini karbohidrat yang


ditetapkan adalah glukosa. Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut
dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah
kanan. Glukosa adalah gula yang mempunyai enam atom karbon dan dengan
demikian disebut heksosa. Kenyataan bahwa gugus karbonil adalah sebuah
aldehida yang ditunjukkan dengan menggolongkan glukosa sebagai aldoheksosa.

Analisa kuantitatif karbohidrat dengan metode luff schrool yaitu gula


dalam contoh direaksikan dengan pereaksi luff schrool berlebih, kelebihan luff
schrool dititrasi dengan natrium tiosulfat. Yang ditentukan bukan kupro oksida
(Cu2+) yang mengendap tetapi dengan menentukan kupri oksida (Cu+) dalam
larutan sebelum direaksikan dengan glukosa (titrasi blanko) dan sesudah
direaksikan dengan sampel yang mengandung glukosa (titrasi sampel).
Larutan blanko adalah larutan blanko merupakan larutan yang tidak
mengandung analit yang akan dianalisis. Selisih titrasi blanko dengan titrasi
sampel ekuivalen dengan kupro oksida (Cu2+) yang terbentuk dan juga ekuivalen
dengan jumlah glukosa yang ada dalam bahan atau larutan.

Reaksi yang terjadi selama penentuan karbohidrat adalah mula-mula


kupri oksida yang ada dalam reagen akan membebaskan iod dari garam kalium
iodida. Banyaknya iod yang dibebaskan ekuivalen dengan banyaknya kupri
oksida. Banyaknya iod dapat diketahui dengan titrasi Natrium tiosulfat. Untuk
mengetahui bahwa titrasi sudah cukup maka diperlukan indikator amilum.
Apabila larutan berubah warna dari biru menjadi putih berarti titrasi sudah
selesai. Agar perubahan warna biru menjadi putih dapat tepat maka penambahan
amilum diberikan pada saat titrasi hampir selesai

Reaksi yang terjadi dalam penentuan glukosa cara Luff Schrool dapat
dituliskan sebagai berikut:
R –COH + CuO => Cu2O (endapan) + R - COOH
H2SO4 + CuO => CuSO4 + H2O
CuSO4 + 2KI => CuI2 + K2SO4
2CuI2 => Cu2I2 + I2
I2 + Na2S2O3 => Na2S4O6 + NaI
D. ALAT DAN BAHAN
a. Alat :

1. Erlenmeyer 7. Kaki tiga dan


2. Kaca arloji pembakar spirtus
3. Spatula 8. Pipet ukur 10 ml
4. Klem statif 9. Pipet tetes, ball filler
5. Gelas kimia 10. Buret
6. Labu ukur 100 ml, 11. Corong
250 ml, 50 ml 12. Pipet gondok

b. Bahan :

1. KIO3 0,1N 7. Kanji 1%


2. Na2SO4 0,1N 8. H2SO4 25%
3. KI 20% 9. Reagen Luff Schrool
4. NaOH 3N 10. Batu didih
5. CH3COOH 3%
6. HCl 3%

E. PROSEDUR KERJA
 Pembuatan larutan KIO3 0,1N 50 ml
1. Menimbang padatan KIO3 sebanyak 0,1801 gr
2. Dimasukkan dan diencerkan ke dalam labu ukur 50 ml

 Pembuatan larutan Na2S2O3 0,1 N 250 ml


1. Menimbang padatan Na2S2O3 6,2744 gr
2. Dimasukkan dan diencerkan ke dalam labu ukur 250 ml

 Pembuatan larutan H2SO4 25%


1. Pipet H2SO4 pekat sebanyak 63,7755 ml
2. Diencerkan ke labu ukur 250 ml

 Pembuatan larutan H2SO4 2N 100 ml


1. Pipet H2SO4 pekat sebanyak 5,4392 ml
2. Diencerkan ke labu ukur 100 ml

 Pembuatan larutan kanji 1%


1. Menimbang 1 gr kanji/amilum
2. Dimasukkan dan dilarukan ke labu ukur 100 ml

 Standarisasi :
1. Pipet 10 ml KIO3, dimasukkan ke erlenmeyer
2. Tambahkan 5 ml KI 10% dan 4-5 ml H2SO4 2N
3. Titrasi dengan Na2S2O4 sampai larutan kuning muda, kemudian
tambah 1 ml indikator amilum 1%. Titrasi dilanjutkan hingga tidak
berwarna.

 Pembuatan sampel :
1. Timbang 5 gr sampel, dimasukkan ke labu destilasi.
2. Menambahkan 200 ml larutan HCl 3%. Didihkan selama 1 jam
dengan pendingin tegak.
3. Mendinginkan dan menetralkan dengan larutan NaOH 30% dan
menambahkan sedikit larutan CH3COOH 3% suasana larutan sedikit
asam.
4. Memindahkan larutan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 500 ml,
encerkan dengan aquadest dan tepatkan volumenya sampai tanda
batas, kocok dan saring melalui kertas saring kasar.

 Titrasi blanko:
1. 25 ml aquades dimasukkan erlenmeyer
2. Tambah 25 ml reagen luff schrool, dipanaskan sampai mendidih
selama 10 menit
3. Tambah 15 ml KI 20%
4. Tambah 25 ml H2SO4 25%
5. Titrasi dengan Na2S2O3 0,1N
6. Apabila sudah kuning muda, tambah kanji 1%, lanjutkan titrasi
sampai warna biru hilang atau putih susu.

 Titrasi sampel :
1. Pipet 10 ml sampel ke dalam erlenmeyer
2. Tambah 25 ml reagen luff schrool, batu didih dan 15 ml aquades
3. Panaskan campuran tsb dengan panas yang konstan sampai mendidih
selama 10 menit kemudian dengan cepat didinginkan didalam wadah
yang berisi es
4. Setelah dingin tambahkan perlahan 15 ml larutan KI 20% dan 25 ml
H2SO4 25 %
5. Titrasi secepatnya dengan larutan Na2S2O3 0,1N yang sudah
distandarisasi, sampai warna kuning muda. Tambahkan sedikit
indikator kanji 1%, lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang atau
putih susu.

F. HASIL PENGAMATAN

PERLAKUAN
PENGAMATAN

SEBELUM SESUDAH
PEMBUATAN LARUTAN Padatan KIO3
 KIO3 0,1 N 50 ml 0,1801 gr
a. Menimbang KIO3 0,1801 gr

b. Dimasukkan dan dilarutkan ke labu Padatan KIO3 Larutan KIO3 0,1 N 50


ukur 50 ml ml

 Na2S2O3 0,1 N 250 ml Padatan Na2S2O3 6,2277


a. Menimbang Na2S2O3 sebanyak 6,2277 gr
gr
b. Dimasukkan dan dilarutkan ke labu Padatan Na2S2O3 Larutan Na2S2O3 0,1 N
ukur 250 ml 250 ml
 H2SO4 25% H2SO4 pekat sebanyak
a. Pipet H2SO4 pekat sebanyak 63,7755 ml 63,7755 ml
b. Diencerkan ke labu ukur 250 ml Larutan H2SO4 25 %

 H2SO4 2 N 100 ml H2SO4 pekat sebanyak


a. Pipet H2SO4 pekat sebanyak 5,4392 ml 5,4392 ml

b. Diencerkan ke labu ukur 100 ml Larutan H2SO4 2 N 100


ml

 kanji 1% Padatan kanji/amilum 1


a. Menimbang 1 gr kanji/amilum gr

b. Dimasukkan dan dilarukan ke labu ukur Padatan kanji/ amilum Larutan kanji 1 %
100 ml
 STANDARISASI 10 ml larutan KIO3
1. Pipet 10 ml KIO3, dimasukkan ke
erlenmeyer
2. Tambahkan 5 ml KI 10% dan 4-5 ml Larutan berwarna
H2SO4 2N orange gelap

3. Titrasi dengan Na2S2O4 0,1 N Larutan berwarna orange Larutan berwarna


gelap kuning muda
4. Tambah 1 ml indikator kanji 1% Larutan berwarna kuning Larutan menjadi jernih
muda
V. standarisai I = 10 ml
V. standarisasi II = 10
ml
 PEMBUATAN SAMPEL 5 gr sampel tepung
1. Menimbang 5 gr sampel masukkan ke beras
labu destilasi
2. Tambahkan 200 ml HCl 3%, didihkan
selama 1 jam dengan pendingin tegak
3. Netralkan dengan larutan NaOH 30% Larutan ber pH 7
4. Tambahkan CH3COOH 3% sampai Larutan ber pH 7 Larutan ber pH 5
sedikit asam
5. Larutan dipindahkan ke labu ukur 500
ml dan ditambahkan aquades sampai
tanda batas, kocok
6. Disaring dengan kertas saring kasar.
 TITRASI BLANKO
1. 25 ml aquades dimasukkan ke
erlenmeyer
2. Tambah 25 ml reagen Luff Schrool Larutan jernih Larutan berwarna biru
3. Dipanaskan sampai mendidih 10 Larutan menjadi
menit. Kemudian didinginkan di dalam mendidih dan berwarna
wadah berisi es kuning gelap
4. Ditambah 15 ml KI 20% dan 25 ml Larutan berwarna
H2SO4 25% secara perlahan kecoklatan
5. Dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N yang Warna kuning gelap Warna coklat muda
telah distandarisasi
6. Tambah amilum 1% 1 ml dan Warna coklat muda Warna putih susu
lanjutkan titrasi
V. titrasi blanko = 25,7
ml
 TITRASI SAMPEL
1. Pipet 10 ml sampel, masukkan ke
erlenmeyer
2. Ditambah 25 ml reagen luff schrool, Larutan jernih Larutan berwarna biru
beberapa batu didih dan 15 ml aquades
3. Panaskan hingga mendidih 10 menit, Larutan berwarna biru Larutan berwarna
kemudian di dinginkan didalam wadah kehitaman
berisi es
4. Tambah 15 ml KI 20% dan 25 ml Larutan berwarna Larutan berwarna
H2SO4 25 % secara perlahan kehitaman kecoklatan
5. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N Larutan berwarna Larutan berwarna
yang sebelumnya telah distandarisasi kecoklatan coklat muda
6. Tambah amilum 1 ml dan lanjutkan Larutan berwarna coklat Larutan berwarna putih
titrasi muda
V. titrasi sampel I =
16,8 ml
V. titrasi sampel II =
16,9 ml

G. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini yaitu uji kuantitatif karbohidrat yang bertujuan untuk
menentukan kadar karbohidrat yang terkandung di dalam sampel dengan
menggunakan metode Luff Schrool dan sampel yang digunakan yaitu tepung
beras.

Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu membuat larutan yang


digunakan. Natrium Tiosulfat 0,1 N yang distandarisasi dengan larutan KIO 3 0,1
N. Larutan H2SO4 25% , H2SO4 2N dan kanji 1%. Untuk membuat Natrium
Tiosulfat yaitu dengan menimbang 6,2744 gr Natrium Tiosulfat dan kemudian
dilarutkan ke labu ukur 250 ml. untuk KIO3 yaitu dengan menimbang 0,1801 gr
KIO3 kemudian dilarutkan di labu ukur 50 ml. untuk Kanji 1% yaitu dengan
menimbang kanji sebanyak 1 gr kemudian dilarutkan di labu ukur 100 ml.
Sedangkan, untuk H2SO4 25% yaitu dengan memipet H2SO4 sebanyak 63,7755
ml, yang kemudian dilarutkan di labu ukur 250 ml. Untuk H 2SO4 2N yaitu
dengan memipet H2SO4 pekat sebanyak 5,4392 ml kemudian dilarutkan di labu
ukur 100 ml.Sedangkan, untuk pembuatan sampel yaitu sampel ditimbang 5 gr
kemudian dimasukkan ke labu destilasi. Menambahkan 200 ml larutan HCl 3%.
Didihkan selama 1 jam dengan pendingin tegak. Mendinginkan dan menetralkan
dengan larutan NaOH 30%. Pada saat pemberian NaOH 30% sampel ber pH 7,
kemudian menambahkan sedikit larutan CH3COOH 3% suasana larutan sedikit
asam sehingga sampel berpH 5. Memindahkan larutan secara kuantitatif ke
dalam labu ukur 500 ml, encerkan dengan aquadest dan tepatkan volumenya
sampai tanda batas, kocok dan saring melalui kertas saring kasar.
Sebelum dilakukan analisa, larutan Na2S2O3 0,1 N harus distandarisasi dengan
KIO3 0,1 N yaitu dengan memipet KIO3 sebayak 10 ml dimasukkan ke
erlenmeyer. Ditambah 5 ml KI 10% dan 5 ml H 2SO4 2N. Pada saat pemberian
H2SO4 2N, larutan berwarna orange gelap. Kemudian dititrasi dengan Na 2S2O3
0,1 N hingga berwarna kuning muda. Ketika kuning muda, tambahkan dengan
amilum 1%. Setelah itu dilanjut titrasi hingga larutan tidak berwarna. Setelah
dilakukan perhitungan, hasil standarisasi yang didapat yaitu 0,1N.

Setelah dilakukan standarisasi, dilakukan titrasi blanko. Yaitu dengan memipet


25 ml aquades dimasukkan ke erlenmeyer. Ditambah 25 ml reagen Luff Schrool
sehinggan larutan menjadi biru. Kemudian, larutan dipanaskan hingga mendidih
10 menit. Setelah mendidih, ditambah 15 ml KI 20% dan 25 ml H 2SO4 25%
secara perlahan dan larutan berubah warna menjadi kecoklatan. Setelah itu,
dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N yang sudah distandarisasi dan larutan menjadi
coklat muda. Setelah itu ditambah 1 ml amilum 1% dan dilanjut titrasi. Larutan
menjadi putih susu. Volume titrasi yang didapat yaitu 25,7 ml dan volume
tersebut harus lebih besar dari volume titrasi sampel.

Setelah titrasi blanko, dilakukan titrasi dengan sampel untuk menentukan kadar
glukosa dalam sampel, yaitu dengan memipet 10 ml filtrat sampel ke dalam
erlenmeyer serta ditambah beberapa batu didih. Kemudian ditambah 25 ml
reagen luff schrool sehingga larutan berwarna biru, kemudian dipanaskan hingga
mendidih 10 menit. Setelah mendidih, larutan berubah menjadi berwarna
kehitaman dan kemudian ditambah 15 ml KI 10% dan 25 ml H 2SO4 25% secara
perlahan. Saat penambahan H2SO4 25%, larutan berubah menjadi kecoklatan.
Kemudian, dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N sehingga larutan menjadi coklat
muda. Setelah itu ditambah 1 ml kanji 1% dan dilanjut titrasi, sehingga larutan
menjadi putih susu. Volume titrasi yang didapat yaitu 16,8 ml dan 16,9 ml,
sehingga kadar glukosa yang diperoleh setelah dilakukan perhitungan yaitu
sebesar 20,9095 %

H. KESIMPULAN
1. Kadar Glukosa pada sampel tepung beras yang didapat yaitu 20,9095%

DAFTAR PUSTAKA
http: // www.academia.edu/15786575/Glukosa_metode_loof_schroorl
PERHITUNGAN

 Pembuatan Na2S2O3 0,1N 250 ml:


gr 1000
N=n ×
mr v
gr 1000
0,1=1 ×
248,47 250
4. gr
0,1=
248,47
4 g r = 248,47 × 0,1
24,847
gr=
4
gr=6,2117
100 %
gr timbang= ×6,2117 = 6,2744 gr
99 %

 Pembuatan KIO3 0,1 N 50 ml


gr 1000
N=n ×
mr v

gr 1000
0,1=6 ×
214 50

120 gr
0,1=
214

129 g r = 21,4
21,4
gr=
120
gr=0,1783

100 %
gr timbang= ×0,1783 = 0,1801 gr
99 %

 Pembuatan kanji 1%
gr
1 %= x 100 %
100
1 = gr

 Pembuatan H2SO4 25 %
% × V1 = % × V2
98 × V1 = 25 × 250
6250
V1 =
98
V1 = 63,7755 ml

 Standarisasi I  Standarisasi II
N1 . V1 = M2 . V2 N1 . V1 = M2 . V2
N1. 10 = 0,1 . 10 N1. 10 = 0,1 . 10
1 1
N1 = N1 =
10 10
N1 = 0,1 N1 = 0,1

 Sampel I
( b−a ) × N .Tio
Z ml=
0,1
( 25,7−16,8 ) × 0,1
¿
0,1
¿ 8,9

Tabel Equivalensi

8→ 19,8

0,9 × 2,6→ 2,34 +

22,14 → mg pereduksi

mg glukosa× fp ×0,95
% pati = ×100 %
berat contoh

= (22,14 x (500/10) x 0,95/5000) x 100%

= (22,14 x 50 x 0,95/5000) x 100%

= (1051,65/ 5000) x 100%


= 0,21033 x 100%

= 21,033 %

 Sampel II
( b−a ) × N .Tio
Z ml=
0,1
( 25,7−16,9 ) ×0,1
¿ = 8,0
0,1

Tabel Equivalensi

8→ 19,8

0,8 × 2,6→ 2,08 +

21,88 → mg pereduksi

mg glukosa× fp ×0,95
% pati = ×100 %
berat contoh

= (21,88 x (500/10) x 0,95/5000) x 100%

= (21,88 x 50 x 0,95/5000) x 100%

= (1039,3/ 5000) x 100%

= 0,20786 x 100%

= 20,786%

21,033+20,786
Total =
2

= 20,9095 %
1. Setelah ditambah H2SO4 2N

2. Setelah dititrasi dengan Natrium Tiosulfat

3. Ditambah amilum 1%, dilanjut titrasi


4. Penambahan luff schrool dan dipanaskan

5. Setelah penambahan KI 20% dan H2SO4 25%


6. Setelah dititrasi dengan Natrium Tiosulfat 0,1N

7. Ditambah amilum 1% dan dititrasi lagi

8. Larutan sampel yang telah dididihkan


9. Pembuatan sampel

LAPORAN PRAKTIKUM
UJI KUANTITATIF KARBOHIDRAT
“PENENTUAN KADAR GLUKOSA DENGAN METODE LUFF
SCHROOL”
PEMBIMBING :
NUR KUMALA SARI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6:

1. ADE ILHAM KUSHARIADI (XI KA / 02)


2. BANGKIT IBNU MUADZIN (XI KA / 08)
3. M. FIKRI PRATAMA (XI KA / 23)
4. SYAH RIZAL ADJI LAKSONO (XI KA / 36)

YAYASAN PEMBINA LEMBAGA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


SMK PGRI 1 GRESIK (TERAKREDITASI A)
2016-2017
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT
PEMBIMBING :
NUR KUMALA SARI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6:

1. ADE ILHAM KUSHARIADI (XI KA / 02)


2. BANGKIT IBNU MUADZIN (XI KA / 08)
3. M. FIKRI PRATAMA (XI KA / 23)
4. SYAH RIZAL ADJI LAKSONO (XI KA / 36)

YAYASAN PEMBINA LEMBAGA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


SMK PGRI 1 GRESIK (TERAKREDITASI A)
2016-2017

Anda mungkin juga menyukai