Anda di halaman 1dari 12

PEMERIKSAAN KADAR LAKTOSA DALAM ASI (METODE LUFF

SCHOORL)
METABOLISME ZAT GIZI MAKRO
Dosen Pengampu : dr. Arisanty Nur Setia R, M.Gizi

Kelompok /Golongan :
3/D
1.Mohammad Hotibul Umam (G42182141)
2.Imroatus Sholichah (G42182142)
3.Triska Nada Anisa (G42182148)
4.Raodatul Hasanah (G42182161)
5.Rilis Yulianti (G42182189)
6.Muhimmah Annadiyah (G42182198)
7.Riza Kurnia Damayanti (G42182215)
8.Luluk Illiya (G42182223)

PROGRAM STUDI GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Susu merupakan sumber nutrisi yang penting untuk pertumbuhan bayi yang mengandung
karbohidrat ( laktosa ) , protein, lemak, mineral, dan juga vitamin . Laktosa yang merupakan
satu-satunya karbohidrat yang ada didalam susu ( Heyman,2006). Laktosa merupakan sumber
energi yang memasok hampir setengah dari keseluruhan kalori susu (35-45%) .Di samping itu
laktosa juga penting untuk absorbsi kalsium . namun studi klinis menunjukkan , mineralisasi
tulang pada bayi yang mendapatformula susu sapi (yang mengandung laktosa) maupun formula
kedelai (karbohidratnya terdiri dari polimer glukosa) , tidak ada perbedaan ( Steichen,1987)
Laktosa hanya dibuat pada sel-sel ibu pada masa menyusui melalui reaksi antara
glukosa dan galaktosa uridin difosfat dengan bantuan lactose aynthetase .kadar laktosa dalam
susu sangat bervariasi antara satu ibu dan yang lain.ASI mengandung 7% laktosa,sedangkan
susu sapi mengandung 4% laktosa (sinuhaji,2006).ASI memiliki kandungan zat gizi yang
lengkap dan sempurna serta mengndung zat gizi anti infeksi .taurin adalah sejenis asam amino
terbanyak kedua didalam ASI. Kandungan Taurin pada ASI diketahui lebih tinggi dibandingkan
pada susu sapi . Taurin berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting untuk proses
untuk maturasi sel otak . kemampuan perkembangan mental dan motorik seorang anak
berkorelasi dengan konsentrasi taurin plasma pada masa bayi.penelitian pada hewan coba
menunjukkan bahwa kekurangan taurin akan mengakibatkanterjadinya gangguan pada retina
mata.hal ini disebabkan oleh taurin pada tahap perkembangan juga berperan penting dalam
promosi diferensiasi fotoreseptor dan mungkin terlibat dalam pematangan retina sebagai organ
.pemberian ASI dapat menurunkan resiko defisiensi taurin .

1.2 Tujuan

1. Memahami metabolisme karbohidrat /laktosa dalam tubuh sampai dikeluarkan melalui


ASI
2. Memahami cara menguji /mengidentifikasi laktosa dalam ASI menggunakan metode
luff Schoorl .
BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1Waktu dan Tempat

Kegiatan pratikum di laksanakan di Laboratorium Analisis Gizi pada hari rabu


tanggal 13 November 2019 pada pukul 09.00-11.00.
2.2Alat dan Bahan
Alat :
 Botol penampung ASI
 batang pengaduk
 Buret 50 ml
 enlenmeyer 250 ml
 klem
 pipet volume 10 ml
 Statif
 pipet tetes
 Corong
 Bunsen
 labu taker 100 ml
 kaki tiga

Bahan :
 ASI 20 ml  Indikator amilum 1% 1,5 ml
 KIO3 0,100 N 10  Aquades
ml
 K4Fe(CN)6 3ml
 H2SO4 4N 52,5 ml
 Zn Asetat 9ml
 KI 15% 32,5 ml
 Reagen Luff Scrool 50 ml
 Na2S2O3
2.3 Prosedur Kerja

1. Standarisasi Na2S2O3 dengan KIO3


Masukan 10 ml KIO3 0,100 N ke dalam tabung enlenmeyer

Tambahkan 2,5 ml H2SO4 4N

Tambahkan 2,5 KI 15%

Titrasi dengan Na2S2O3 sampai warna kuning muda

Tambahkan indikator amilum 1%

Titrasi lagi dengan Na2S2O3 sapai warna biru tepat hilang

2. Penetapan Kadar Laktosa

seksama +- 5 mlbahan, larutkan dalam 50 ml aquadest pana. Setelah dingin masukan ke dalam labu ukur 100 ml dan ad-kan dengan a

Tambahkan larutan K4Fe(CN)6 3ml dan Zn Asetat 9ml


sebelum di encerkan sampai tanda garis

Pipet filtrat 0,1 ml dan masukan dala enlemeyer, tambahkan 25,0 ml reagen luff schoorl

Panaskan menggunakan kondensor hingga terbentuk endapan


merah bata, dari mendidih tunggu selama 15 mnt (jangan
sampai birunya hilang). Angkat dan dinginkan
3. Penetapan Blanko

Ambil 25,0 ml reagen luff school dengan buret kemudian


masukan dalam enlenmeyer

Panaskan menggunakan kondensor hingga terbentuk endapan


merah bata, dari mendidih tunggu selama 15 mnt, angkat dan
dinginkan

Setelah dingin tambahkan 15 ml KI 15% dan 25 ml H2SO4 4 N

Titrasi dengan larutan baku Na2S2O3 hingga kuning muda,


lalu tambahkan 0,5 ml indikator amilum, titrasi di lanjutkan
sampai warna biru tepat hilang.
BAB III
HASIL
Hasil Pengamatan
Standarisasi Na2S2O3 dengan KIO3
Titrasi menggunakan Volume
Na2S2O3
1 23,2 ml
2 5,7 ml

Penetapan Kadar Laktosa


Titrasi menggunakan Volume
Na2S2O3
1 11,1 ml
2 8,8 ml

Penetapan blanko
Titrasi menggunakan Volume
Na2S2O3
1 20 ml
2 5 ml

Standarisasi Na2S2O3 dengan KIO3


(V x N) Na2S2O3 = (V x N) KIO3
(5,7 x N) = 10 x 0,1
5,7 x N =1
N =1 = 0,17
5,7
Penetapan Kadar Laktosa
(ml blanko – ml tetes) x N thi = a ml
= 5 ml – 8,8 ml x 0,17 = 0,646 = 6,46 ml
0,1 0,1
Kadar Laktosa
Mg laktosa x pengenceran x 100 % = 6,46 x 50 x 100% = 129,2 %
Mg bahan 2,5 ml
BAB IV
PEMBAHASAN
Semua wanita/setiap mamalia secara alami sudah mempunyai sepasang kelenjar susu
yang digunakan untuk sumber makanan dari sang bayi. Air susu ibu itu banyak sekali
komposisi yang terkandung didalamnya dan banyak sekali manfaat untuk sibayi.
Kandungan gizi dari susu ibu bergantung pula dari pola konsumsi dari ibu itu sendiri.
Asi pertama kali keluar pada saat seorang ibu telah melahirkan dan asi pertama yang
keluar sekitar pada hari ke 1 sampai hari ke 4 itu disebut kolostrum , dimana kolostrum
ini sangat banyak terkandung antibody didalamnya. Asi yang keluar pada menit-menit
pertama saat menyusui biasa disebut dengan Foremilk dan Asi yang keluar pada akhir
disebut Hindmilk. Didalam asi terdapat banyak sekali zat gizi seperti halnya laktosa
pada asi dan protein serta lemak yang terkandung di dalamnya.

Untuk itu kami melakukan praktikum menguji kadar laktosa pada asi menggunakan
metode luff schoolr. Yang prinsip dari metode ini dengan titrasi dengan Na2S2O3.
Sebelum penetapan kadar laktosa dilakukan standarisasi terlebih dahulu menggunakan
Na2S2O3 dan KIO3. Dan didaptkan hasil pada titrasi ke 1 voumenya sebesar 23,2 ml
dan pada titrasi ke 2setelah ditambahkan amilum 1% didapatkan hasil volumenya
sebesar 5,7 ml. dan setelah masuk pada perhitungan standarisasi lalu didaptkan hasil N
sebesar 0,17 . Tahap yang kedua adalah penetapan kadar laktosa. dengan mengambil
sampel asi sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke Erlenmeyer lalu ditambahkan larutan
K4Fe(CN)3 3ml dan Zn sebanyak 9 ml lalu dipanaskan hingga terbentuk endapan
merah bata lalu dinginkan. Dan dititrasi dengan Na2S2O3 sampai kuning muda setelah
berubah kuning muda di tambahkan amilum 0,5 ml lalu dititrasi kembali. Pada titrasi
awal sebelum diberi amilum didaptkan volume sebesar 11,1 ml dan volume titrasi
setelah diberi amilum sebesar 8,8 ml . lalu dihitung prosentase kadar laktosa pada
kandungan asi yang dibawa oleh kelompok kami sebesar 51,68% . dan tahap yang ke 3
adalah penetapan blanko dengan menggunakan media luff schoorl lalu ditambahkan KI
15% dan 25 ml H2SO4 lalu dititrasi dengan Na2S2O3 sampai kuning muda dan
didaptkan hasil volumenya sebesar 20 ml dan setelah ditambahkan indicator amilum 0,5
ml lalu didapatkan hasil volumenya sebesar 5 ml .
besar kecilnya kadar laktosa ini bisa disebabkan karena pola konsumsi dari sang ibu.
Jika dilihat dari hasil SQFFQ sang ibu pendonor asi ini selama 3 bulan terakhir . ia
cenderung memakan semua makanan namun menghindari bahan nabati hewani
terutama daging-dagingan, da ia tidak suka mengkonsumsi susu dan produk susu
kecuali es krim yang hamper setiap hari ia mengkonsumsinya. Dan untuk konsumsi zat
gizi mikronya sang ibu ini juga mengkonsumsi sayuran rutin dan selalu makan-makanan
yang bergizi.
BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didalam penentuan laktosa dalam ASI
dimana metode yang digunakan adalah metode Luff Schoorl. Dimana pengujian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengamati kadar laktosa didalam ASI tersebut. Dari
hasil pengujian, didapatkan kadar laktosa dari ASI yaitu 51,68 %.

4.2 Saran

Dalam menentukan penetapan kadar laktosa ini, sebaiknya lebih cermat dalam
melakukan langkah-lagkah percobaan seperti pengambilan sampel agar tidak terjadi
kesalahan yang akan berpengaruh pada perhitungan kadar laktosa.

DAFTAR PUSTAKA

Ruhana, A., Novenda, N.I., Bambang, p. 2016. Pengaruh Waktu dan Suhu
Penyimpanan Terhadap Kadar Asam Amino Taurin pada ASI. Indonesian Jurnal of
Human Nutrition. Vol. 3 No.2

Susanti, N. 2011. Peran Ibu Menyusui yang Bekerja dalam Pemberian ASI Eksklusif
Bagi Bayinya. Jurnal Kesetaraan dan Keadilan Gender. Vol. IV No. 2
LAMPIRAN

 Standarisasi Na2S2O3 dengan KIO3

 Penetapan Kadar Laktosa


 Penetapan Blanko

Anda mungkin juga menyukai