Oleh :
NAMA : NORHAYATI
NIM : AK1018041
KELOMPOK/SHIFT : 2/2
BANJARBARU
2019
Judul praktikum : Uji Klorida
Prinsip :
Dalam keadaan netral atau sedikit alkali ion Cl- akan membentuk
endapan putih, AgCl. Pada titik akhir titrasi ditandai terbentuknya larutan kuning
kemerahan.
Dasar Teori
Klorida adalah salah satu senyawa umum yang terdapat pada perairan alam.
Senyawa-senyawa Klorida tersebut mengalami proses Disosiasi dalam air
membentuk ion. Ion Klorida pada dasarnya mempunyai pengaruh kecil terhadap sifat-
sifat kimia dan biologi perairan.
Kation dari garam-garam Klorida dalam air terdapat dalam keadaan mudah
larut. Ion Klorida secara umum tidak membentuk senyawa kompleks yang kuat
dengan ion ion logam. Ion ini juga tidak dapat di oksidasi dalam keadaan normal dan
tidak bersifat toksik. Tetapi, kelebihan garam Klorida dapat menyebabkan penurunan
kualitas air, oleh karena itu sangat penting dilakukan analisa terhadap Klorida, karena
kelebihan Klorida dalam air menyebabkan pembentukan noda berwarna putih
dipinggiran badan air.
Penentuan klorida dilakukan dengan beberapa metode diantaranya
adalah metode argentometri and metode spketrofotometer. Pengunaan metode
titrasi argentometri nerupakan metode yang klaisk untuk menganalisis kadar
klorida yang dilakukan dengan mempergunakan AgNO3 dan indicator K2Cr2O4,
kelebihan dari analisis klorida dengan cara ini yaitu pelaksanaan yang mudah
dan cepat, memiliki ketelitian dan keakuratan yang tingga dan dapat digunakan
untung menetukan kadar yang memiliki sifat yang berbeda beda (Titis, U A.
2009).
Pembentukan dari sebuah endapan berwarna menggunakan metoda
Mohr. Persis seperti sistem asam-basa, pembentukan satu endapan lain dapat
dipergunakan untuk mengindikasikan selesainya sebuah titrasi pengendapan.
Contoh yang paling terkenal dari kasus semacam ini adalah yang disebut titrasi
Mohr klorida dengan ion perak, dimana ion kromat dipergunakan sebagai
indikator. Kemunculan awal endapan perak kromat berwarna kemerah-merahan
diambil sebagai titik akhir dari titrasi.
Larutan blanko
Kel 2 Kel 4
V1 = 0,3 ml V1 = 0 ml
V2 = 0,8 ml V2 = 0,3 ml
Vtitrasi = V 2−V 1=0,8−0,3=0,5 ml Vtitrasi = V 2−V 1=0,3−0=0,3 ml
Larutan Sampel
Kel 2
V1 = 5,8 ml
V2 = 6,3 ml
Vtitrasi = V 2−V 1=6,3−5,8=0,5ml
SEBELUM TITRASI SESUDAH TITRASI
Standarisasi AgNO3
NVAgNO3 = NVNaCl
N × VNaCl 0,1 N ×5 ml
NAgNO3 = = =0,285=0,29 N
VAgNO 3 1,75ml
Vtotal 10+ 40 50
Fk = = = =5 ml
Vs .dipipet 10 10
(Vtitrasi sampel−Vtitrasi blanko) × NAgNO 3× 35,45 ×1000 × fk
mg/lCl=
ml sampel
5140,25
mg/lCl= =102,805 mg/l
50
Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu uji klorida pada air sumur di daerah martapura
dengan menggunakan titrasi argentometri metode mohr. Dalam metode ini sampel
air diambil sebanyak 10 ml kemudian di tambahkan aquades sebanyak 40 ml ,dan
menambahkan indicator kromat 5% sebanyak 1 ml sehingga menghasilkan larutan
berwarna kuning bening. Penambahan indikator ini sudah menjadi ketentuan dalam
titrasi pengendapan metode mohr. Lalu dititrasi dengan larutan Baku AgNO3. Alasan
dititrasi dengan AgNO3 adalah berdasarkan namanya, titrasi argentometri
menggunakan larutan AgNO3 sebagai titrannya karena AgNO3 adalah satu – satunya
garam perak yang terlarutkan air sehingga pereaksi perak nitrat dengan garam lain
akan menghasilkan endapan.
Setelah dititrasi pada larutan sampel terbentuk endapan kemerah – merahan,
hal inilah yang membuktikan bahwa metode titrasi pengendapan yang dilakukan
adalah cara mohr. Munculnya endapan yang berwarna kemerah-merahan pada titik
akhir titrasi dikarenakan kromat terikat oleh ion perak membentuk senyawa yang
sukar larut berwarna merah bata. Perubahan warnna tersebut karena adanya
pertukaran ion-ion antara ion-ion pereaksi sehingga membentuk senyawa baru yang
berbentuk endapan dan berwarna merah-kemerahan.
Kadar klorida menurut PERMENKES RI yaitu :
Kadar maksimum
Parameter Air Minum Air Bersih Teknik Pengujian